Professional Documents
Culture Documents
Hormon Insulin
Hormon Insulin
HORMON INSULIN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Pangan
Disusun Oleh :
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masin banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
2.1 HORMON INSULIN .................................................................................................................... 5
2.2 FUNGSI HORMON INSULIN .................................................................................................... 6
2.3 LETAK HORMON INSULIN DALAM TUBUH ....................................................................... 6
2.4 MEKANISME KERJA HORMON INSULIN ............................................................................. 6
2.5 EFEK KETIKA KELEBIHAN ATAU KEKURANGAN HORMON INSULIN ........................ 7
2.6 SUMBER PANGAN .................................................................................................................... 8
BAB III ......................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................................................... 9
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hormon adalah zat kimia yang terbentuk dalam satu organ atau bagian tubuh dan dibawa
dalam darah ke organ atau bagian di mana mereka menghasilkan efek fungsional. Hormon
membawa pesan dari kelenjar kepada sel-sel untuk mempertahankan tingkat bahan kimia dalam
aliran darah yang mencapai homeostasis. Tergantung pada efeknya masing-masing, hormon
dapat mengubah aktivitas fungsional, dan kadang-kadang struktural satu atau beberapa organ
atau jaringan.
Istilah Hormon berasal dari kata Yunani “hormao” yang berarti menggairahkan atau
membangkitkan. Hal ini mencerminkan peran hormon yang bertindak sebagai katalis untuk
perubahan kimia lainnya pada tingkat sel yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan,
dan energi. Hormon beredar bebas dalam aliran darah, menunggu untuk dikenali oleh sel target
yang menjadi tujuan mereka. Sel target memiliki reseptor yang hanya dapat diaktifkan dengan
jenis hormon tertentu. Setelah diaktifkan, sel tahu untuk memulai fungsi tertentu, misalnya
mengaktifkan gen atau memproduksi energi kembali.
Hormon dapat diklasifikasikan menurut situs mereka bertindak dengan situs mereka
diproduksi, menjadi hormon endokrin, hormon parakrin dan hormon otokrin. hormon
endokrin: hormon disekresikan oleh kelenjar endokrin. hormon parakrin: hormon yang
bertindak pada sel-sel tetangga lokal. hormon autokrin: hormon yang bertindak pada sel
memproduksinya. Terdapat tiga kelas hormon yaitu peptida, amina dan steroid. Hormon
peptida memiliki tiga sampai lebih dari 200 residu asam amino, termasuk hipotalamus dan
pituitari, denikian juga insulin dan glokagon dari pankreas. Hormon-hormon amina yaitu
senyawa-senyawa kecil yang larut di dalam air, terdiri dari kelompok amino, termasuk
adrenalin dari medulla adrenal dan hormon-hormon tiroid. Hormon-hormon steroid, yang larut
dalam lemak, termasuk hormon-hormon korteks adrenal androgen (hormon seks pria) dan
estrogen (hormon seks wanita) (Lehninger, 1982).
4
BAB II
PEMBAHASAN
Glukagon merupakan hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans sewaktu
kadar glukosa di dalam darah turun. Dimana fungsinya saling bertentangan dengan insulin. Jadi
apabila konsentrasi glukosa di dalam darah meningkat, keadaan ini merupakan stimulus bagi sel-
sel beta pulau Langerhans untuk mensekresikan hormon insulin. Peranan hormon insulin yaitu
untuk memacu pengambilan glukosa ke hati dan memacu sel-sel hati untuk mengubah glukosa
menjadi glikogen sehingga kadar glukosa darah turun, sebaliknya jika kadar glukosa darah naik,
maka sel-sel alfa pulau langerhans akan mensekresi hormon glukagon yang memacu perombakan
glikogen dihati menjadi glukosa sehingga glukosa di dalam darah akan meningkat.
5
2.2 FUNGSI HORMON INSULIN
Insulin telah lama digunakan untuk mengobati diabetes. Zaman dahulu, insulin diekstraksi
dari hewan, tetapi saat ini insulin telah dapat diproduksi secara massal melalui rekayasa genetik.
Teknik mutakhir, bakteri tertentu disisipi gennya sehingga dapat memproduksi insulin manusia.
Peran insulin di dalam tubuh sangat penting, antara lain adalah mengatur kadar gula darah
agar tetap dalam rentang nilai normal. Saat dan setelah makan, karbohidrat yang kita konsumsi
akan segera dipecah menjadi gula dan masuk aliran darah dalam bentuk glukosa. Glukosa adalah
senyawa siap pakai untuk menghasilkan energi. Ketika keadaan normal, tingginya kadar glukosa
setelah makan akan direspon oleh kelenjar pankreas dengan memproduksi hormon insulin.
Adanya insulin, glukosa akan segera masuk ke dalam sel Selain itu, dengan bantuan insulin,
kadar glukosa yang lebih dari kebutuhan akan disimpan di dalam hati (liver) dalam bentuk
glikogen. Jika kadar glukosa darah turun, misalnya saat puasa atau di antara dua waktu makan,
glikogen akan dipecah kembali menjadi glukosa untuk memenuhi kebutuhan energi.
6
Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau Langerhans Pankreas yang akan
dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar.
Mekanisme kerja insulin dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor glikoprotein
yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
a. Subunit besar yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan molekul insulin.
b. Subunit lebih kecil yang dominan di dalam sitoplasma mengandung suatu kinase yang
akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit itu
sendiri (autofosforilasi).
Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat
reseptor insulin (IRS-1). IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada
sejumlah proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang berbeda.
Dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa, serangkaian proses
fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-protein
intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter untuk berpindah ke permukaan sel. Jika proses ini
berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport zat-zat gizi ke
dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut. Mekanisme kerja insulin dapat diperjelas
melalui gambar 4 di bawah ini.
Kelainan reseptor insulin dalam jumlah, afinitas ataupun keduanya akan berpengaruh
terhadap kerja insulin. Down Regulation adalah fenomena dimana jumlah ikatan reseptor insulin
jadi berkurang sebagai respon terhadap kadar insulin dalam sirkulasi yang meninggi kronik,
contohnya pada keadaan adanya korsitol dalam jumlah berlebihan. Sebaiknya jika kadar insulin
rendah, maka ikatan reseptor akan mengalami peningkatan. Kondisi ini terlihat pada keadaan
latihan fisik dan puasa.
7
Pada keadaan normal sel beta pankreas menghasilkan insulin secukupnya dan hanya
dihasilkan untuk menyeimbangkan kadar gula darah pada tingkatan normal. Akibatnya,
bayi yang mengalami hiperinsulinemia akan mengalami kadar gula darah yang terlalu
rendah. Kondisi tersebut dapat berdampak fatal karena gula darah sangat diperlukan
untuk menjaga fungsi fisiologis.
Efek kekurangan hormon insulin
Ada dua macam kelainan yang disebabkan oleh gangguan insulin diantarnya :
1. Kelainan pada pankreas sehingga insulin tidak dapat diproduksi. Keadaan ini
disebut penyakit diabetes tipe 1.
2. Pankreas tetap dapat menghasilkan insulin, tetapi jumlahnya tidak memadai,
atau jumlah produksi insulin masih normal, tetapi sel tubuh tidak dapat
menggunakannya (resisten). Keadaan terakhir ini disebut diabetes tipe 2
(Warta Medika, 2008).
Diabetes tipe 1 maupun tipe 2, sama-sama mengakibatkan meningkatnya kadar
glukosa dalam darah. Jika keadaan ini berlangsung lama dan tidak diobati, akan timbul
berbagai komplikasi seperti kebutaan, kerusakan saraf, kerusakan ginjal, dan luka yang
tidak kunjung sembuh. Penderita diabetes tipe 1 biasanya mutlak membutuhkan insulin.
Berbeda halnya dengan diabetes tipe 2. Insulin baru diberikan jika obat-obatan
antidiabetes sudah tidak mempan lagi (Warta Medika, 2008).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hormon insulin merupakan salah stau hormon yang memiliki peranan sangat penting di dalam
tubuh manusia. Hormon insulin berperan dalam proses pemecahan karbohidrat di dalam tubuh menjadi
gula sederhana yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi yang dibawa oleh darah di dalam tubuh
manusia.
9
DAFTAR PUSTAKA
Indah, M. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. http://www.usu.ac.id. Diakses tanggal 31 Mei 2010.
Banjarnahor, Wangko. 2012. Sel beta pankreas sintesis dan sekresi insulin. Jurnal Biomedik, Vol. 4, No.
3, November 2012. Hlm. 156-162.
10