Professional Documents
Culture Documents
Tatalaksana Diare Akut PDF
Tatalaksana Diare Akut PDF
ABSTRAK
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi pada dewasa. Setiap tahun diperkirakan sebanyak 2 milyar kasus diare terjadi di seluruh
dunia. Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab diare cair ataupun diare berdarah. Etiologi diare akut yaitu bakteri, virus, protozoa, dan
helmitnhs. Diagnosis dan memperhitungkan kebutuhan cairan pengganti, serta pemilihan antibiotik yang tepat menjadi elemen penting
dalam tatalaksana diare akut.
ABSTRACT
Acute diarrhea is a common problem among adults. There are approximately 2 billion diarrhea cases in the world every year. Bacterial infection
was one of main cause for watery diarrhea or bloody diarrhea. Multiple etiologies of acute diarrhea were bacteria, virus, protozoa, and
helminths. Prompt diagnosis, management with rehydration, and appropriate antibiotic is important. Lukman Zulkifli Amin. Managemant
of Acute Diarrhea.
klinis berupa mulas sampai nyeri seperti kolik, bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa frekuensi, progresivitas, volume diare,
mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan adanya buang air besar (BAB) disertai darah,
dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu dan muntah. Selain itu, perlu diketahui
rutin makroskopis ditemukan lendir dan/ jenis bakteri dapat menggunakan satu atau riwayat penggunaan obat, riwayat penyakit
atau darah, mikroskopis didapati sel leukosit lebih mekanisme tersebut untuk dapat dahulu, penyakit komorbid, dan petunjuk
polimorfonuklear. 2-4 mengatasi pertahanan mukosa usus.2-4 epidemiologis.
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu DIAGNOSIS Pemeriksaan fisik meliputi berat badan,
mekanisme. Pada infeksi bakteri setidaknya Pendekatan Umum Diare Akut Infeksi suhu tubuh, denyut nadi dan frekuensi
ada dua mekanisme, yaitu peningkatan Bakteri napas, tekanan darah, dan pemeriksaan fisik
sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus. Diagnosis pasien diare akut infeksi bakteri lengkap.2-4
Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan memerlukan pemeriksaan sistematik dan
mengeluarkan toksin yang menyebabkan cermat. Perlu ditanyakan riwayat penyakit, Pendekatan umum diare akut infeksi bakteri,
terjadinya diare. Infeksi bakteri yang invasif latar belakang dan lingkungan pasien, baik diagnosis maupun terapeutik, dapat
mengakibatkan perdarahan atau adanya riwayat pemakaian obat terutama antibiotik, dilihat pada gambar 1.2-4
leukosit dalam feses.2-4 riwayat perjalanan, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.2-4 Tanda Gejala yang Memerlukan Evaluasi
Pada dasarnya, mekanisme diare akibat Lanjutan
kuman enteropatogen meliputi penempelan Riwayat pasien meliputi onset, durasi, Temuan riwayat dan pemeriksaan fisik:2-4
• Demam > 38° C
• Nyeri abdomen berat, terutama pada
pasien usia di atas 50 tahun
Diare, nausea, vomitus
• Riwayat perawatan rumah sakit
• Berada di panti jompo
• Riwayat penggunaan antibiotik
Terapi oral simptomatik
• Disentri (darah dan mukus di tinja)
Terapi rehidrasi
• > 6 kali buang air besar dalam waktu 24
jam
Pengkajian Resolusi • Gejala memburuk setelah 48 jam
- Durasi (>1 hari) • Gejala dehidrasi berat (pusing, haus berat,
- Derajat penyakit (dehidrasi, demam, Tidak penurunan jumlah urin).
darah, penurunan berat badan) Berlanjut atau kambuh
Populasi risiko tinggi yang membutuhkan
evaluasi lanjutan:
Ya
• Pasien lanjut usia (> 70 tahun)
• Pasien immunocompromised
- Riwayat penyakit: Demam, tenesmus, darah, makanan laut, penggunaan antibiotik, penurunan • Wisatawan asing2-4
berat badan, perjalanan wisata, wabah, hubungan seksual, nyeri abdomen, imunosupresi.
- Periksa feses lengkap leukosit (atau laktoferin fekal) Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai
muntah-muntah dan/atau demam, tenesmus,
Non-inflamasi (tidak ada leukosit). Contoh: Inflamasi (leukosit atau laktoferin atau penyakit hematochezia, nyeri perut atau kejang
Vibrio, E. coli, C. perfringens, S. aureus, B. cereus berlanjut). Contoh: Shigella, Salmonella, perut.2-4
C. jejuni, E. coli (EIEC), Cytotoxic C. difficile
Diare yang berlangsung beberapa saat tanpa
Melanjutkan terapi simptomatik: penanggulangan medis adekuat dapat
Pertimbangan: Evaluasi lanjutan Kultur: Shigella, Salmonella, C. jejuni menyebabkan kematian karena kekurangan
cairan tubuh yang mengakibatkan renjatan
hipovolemik atau karena gangguan bio-
Pertimbangan: Sitotoksin C. difficile
kimiawi berupa asidosis metabolik lanjut.
Kehilangan bikarbonat akan menurunkan pH Biakan feses harus dilakukan pada setiap PENATALAKSANAAN
darah. Penurunan ini akan merangsang pusat pasien tersangka atau menderita diare A. PENGGANTIAN CAIRAN DAN
pernapasan, sehingga frekuensi napas lebih inflamasi berdasarkan klinis dan epidemio- ELEKTROLIT
cepat dan lebih dalam (Kussmaul). Reaksi ini logis, pemeriksaan leukosit feses atau Aspek paling penting adalah menjaga
adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan laktoferin positif, atau keduanya. Pada diare hidrasi yang adekuat dan keseimbangan
asam karbonat agar pH dapat naik kembali berdarah harus dilakukan kultur feses untuk elektrolit selama episode akut. Ini dilakukan
normal. Pada keadaan asidosis metabolik EHEC O157: H7.2-4 dengan rehidrasi oral, yang harus dilakukan
yang tidak dikompensasi, bikarbonat standar pada semua pasien, kecuali jika tidak dapat
juga rendah, pCO2 normal, dan base excess Pada pasien diare berat dengan demam, minum atau diare hebat membahayakan jiwa
sangat negatif.2-4 nyeri abdomen, atau kehilangan cairan yang memerlukan hidrasi intavena. Ideal-
harus diperiksa kimia darah, natrium, kalium, nya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari
Gangguan kardiovaskuler pada hipovolemia klorida, ureum, kreatinin, analisis gas darah, 3,5 gram natrium klorida, 2,5 gram natrium
berat dapat berupa renjatan dengan tanda- dan pemeriksaan darah lengkap.2-4 bikarbonat, 1,5 gram kalium klorida, dan
tanda denyut nadi cepat, tekanan darah 20 gram glukosa per liter air. Cairan seperti
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai Pemeriksaan radiologis, seperti sigmoidos- itu tersedia secara komersial dalam paket
gelisah, wajah pucat, ujung-ujung ekstremitas kopi, kolonoskopi dan lainnya, biasanya tidak yang mudah disiapkan dengan dicampur
dingin, dan kadang sianosis. Kehilangan membantu evaluasi diare akut infeksi.2-4 air. Jika sediaan secara komersial tidak ada,
kalium juga dapat menimbulkan aritmia cairan rehidrasi oral pengganti dapat di-
jantung.2-4 Beberapa Penyebab Diare Akut Infeksi buat dengan menambahkan ½ sendok teh
Bakteri garam, ½ sendok teh baking soda, dan 2-4
Penurunan tekanan darah akan menyebab- a. Infeksi non-invasif: Staphylococcus aureus, sendok makan gula per liter air. Dua pisang
kan perfusi ginjal menurun dan akan timbul Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Vibrio atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk
anuria; bila tidak segera diatasi akan timbul cholerae, Escherichia coli patogen. mengganti kalium. Pasien harus minum
penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut, b. Infeksi invasif: Shigella, Salmonella cairan tersebut sebanyak mungkin sejak
yang berarti gagal ginjal akut. Bila keadaan nontyphoid, Salmonella typhi, Campylobacter, merasa haus pertama kalinya. Jika terapi
asidosis metabolik menjadi lebih berat, akan Vibrio non-cholera, Yersinia, Entero- intravena diperlukan, dapat diberikan
terjadi pemusatan sirkulasi paru-paru dan hemorrhagic E. coli (subtipe 0157), Aeromonas, cairan normotonik, seperti cairan salin
dapat menyebabkan edema paru pada Plesiomonas. normal atau ringer laktat, suplemen kalium
pasien yang menerima rehidrasi cairan diberikan sesuai panduan kimia darah.
intravena tanpa alkali.2-4 Pendekatan pasien dewasa dengan diare Status hidrasi harus dipantau dengan baik
akut:3 dengan memperhatikan tanda-tanda vital,
Pemeriksaan Laboratorium 1. Melakukan penilaian awal. pernapasan, dan urin, serta penyesuaian
Evaluasi laboratorium pasien tersangka 2. Terapi dehidrasi. infus jika diperlukan. Pemberian harus
diare infeksi dimulai dari pemeriksaan 3. Mencegah dehidrasi pada pasien tanpa diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera
feses. Kotoran biasanya tidak mengandung tanda dehidrasi menggunakan cairan atau mungkin.2
leukosit, jika ada, dianggap sebagai larutan rehidrasi oral:
penanda inflamasi kolon baik infeksi a) Rehidrasi pasien dengan dehidrasi Jumlah cairan yang hendak diberikan
maupun non-infeksi. Sampel harus diperiksa sedang menggunakan larutan rehidrasi oral sesuai dengan jumlah cairan yang keluar.
sesegera mungkin karena neutrofil cepat dan koreksi dehidrasi berat dengan larutan Kehilangan cairan dari badan dapat di-
berubah. Sensitivitas leukosit feses terhadap intravena yang tepat, hitung dengan memakai rumus:2
inflamasi patogen (Salmonella, Shigella, dan b) Memberikan hidrasi menggunakan
Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur larutan rehidrasi oral,
feses bervariasi dari 45% - 95% tergantung c) Mengobati gejala. Kebutuhan cairan = BD plasma – 1,025 x Berat badan (kg) x 4 ml
Penilaian dehidrasi menggunakan metode Dhaka:3 berian antibiotik dapat secara empiris (tabel
2), tetapi terapi antibiotik spesifik diberikan
Penilaian Derajat A Derajat B Derajat C
berdasarkan kultur dan resistensi kuman. 2
1. Kondisi umum Normal Iritabel/kurang aktif* Letargi/koma*
2. Mata
3. Mukosa Normal Cekung - C. OBAT ANTI-DIARE
4. Haus Normal Kering - Kelompok Anti-sekresi Selektif
5. Nadi radialis Normal Haus Tidak bisa minum*
6. Turgor kulit Normal Volume rendah* Absen* Terobosan terbaru milenium ini adalah mulai
Normal Berkurang* - tersedianya secara luas racecadotril yang
Diagnosis Tanpa dehidrasi Dehidrasi setidaknya 2 Dehidrasi berat. Tanda bermanfaat sebagai penghambat enzim
tanda* termasuk satu tanda dehidrasi sedang disertai enkephalinase, sehingga enkephalin dapat
yang ada setidaknya satu tanda*
bekerja normal kembali. Perbaikan fungsi
Terapi Mencegah dehidrasi Rehidrasi dengan larutan Rehidrasi dengan larutan
rehidrasi oral, kecuali bila intravena dan larutan akan menormalkan sekresi elektrolit, sehingga
tidak bisa minum rehidrasi oral keseimbangan cairan dapat dikembalikan.
Penilaian kembali secara Penilaian kembali lebih rutin Penilaian kembali lebih rutin Hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat
periodik baru anti-diare dapat pula digunakan dan
*= tanda penting lebih aman pada anak.2,3
dengan berat badan 50 kg. Vibrio Cholera Tetracycline 500 mg oral 4 kali sehari, Resisten tetracycline
3 hari Ciprofloxacin 1 gram oral 1 kali
Doxycycline 300 mg oral, dosis tunggal Erythromycin 250 mg oral 4 kali sehari,
Cara II: 3 hari.
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari, Traveler’s diarrhea Ciprofloxacin 500 mg 2 kali sehari TMP-SMX DS oral 2 kali sehari, 3 hari.
maka kehilangan berat badan 4 kg pada fase Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg 4 kali sehari, 7-14
akut sama dengan defisit air sebanyak 4 liter. 4x sehari, 7-14 hari, oral atau IV hari.
Tabel 3. Pemberian antibiotik pada diare infeksi akut tidak dapat diatasi lagi, dapat timbul nekrosis
tubular akut ginjal dan selanjutnya terjadi
Indikasi Pemberian Antibiotik Pilihan Antibiotik
gagal multi organ. Komplikasi ini dapat juga
Demam (suhu oral > 38,5C), feses disertai darah, leukosit, Quinolone 3-5 hari, cotrimoksazole 3-5 hari
terjadi bila penanganan pemberian cairan
laktoferin, hemoccult, sindrom disentri
tidak adekuat, sehingga rehidrasi optimal
Traveler’s diarrhea Quinolone 1-5 hari
tidak tercapai.2
Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3 x 500 mg selama 7 hari
Shigellosis Cotrimoksazole selama 3 hari
Quinolone selama 3 hari Haemolityc Uremic Syndrome (HUS) adalah
Intestinal Salmonellosis Chloramphenicol/cotrimoksazole/quinolone selama 7 hari komplikasi terutama oleh EHEC. Pasien HUS
Campylobacteriosis Erythromycin selama 5 hari menderita gagal ginjal, anemia hemolisis,
EPEC Terapi sebagai febrile disentry dan trombositopeni 12-14 hari setelah diare.
ETEC Terapi sebagai traveler’s diarrhea Risiko HUS meningkat setelah infeksi EHEC
EIEC Terapi sebagai shigellosis dengan penggunaan obat anti-diare, tetapi
EHEC Peranan antibiotik belum jelas hubungannya dengan penggunaan anti-
Vibrio non-kolera Terapi sebagai febrile disentry biotik masih kontroversial.2
Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile disentry
Yersiniosis Umumnya dapat diterapi sebagai febrile disentry. Pada Sindrom Guillain – Barre, suatu polineuropati
kasus berat: Ceftriaxone IV 1 gram/6 jam selama 5 hari. demielinisasi akut, merupakan komplikasi
Intestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5-10 hari + pengobatan kista potensial lain, khususnya setelah infeksi
untuk mencegah relaps. C. jejuni; 20-40% pasien Guillain – Barre
Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau paromomycin 3
x 500 mg 10 hari atau diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari menderita infeksi C. jejuni beberapa minggu
Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised: Paromomycin sebelumnya. Pasien menderita kelemahan
3 x 500 mg selama 7 hari motorik dan mungkin memerlukan ventilasi
Isosporisosis Cotrimoksazole 2 x 160/800 selama 7 hari mekanis. Mekanisme penyebab sindrom
Guillain – Barre belum diketahui.2 Artritis
Zat Hidrofilik karena berkompetisi untuk nutrisi dan pasca-infeksi dapat terjadi beberapa minggu
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari reseptor saluran cerna. Untuk mengurangi/ setelah penyakit diare karena Campylobacter,
Plantago oveta, Psyllium, Karaya (Strerculia), menghilangkan diare harus diberikan Shigella, Salmonella, atau Yersinia spp.2
Ispraghulla, Coptidis, dan Catechu dapat dalam jumlah adekuat.2,3
membentuk koloid dengan cairan dalam PROGNOSIS
lumen usus dan akan mengurangi frekuensi KOMPLIKASI Dengan penggantian cairan yang adekuat,
dan konsistensi feses, tetapi tidak dapat Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit perawatan yang mendukung, dan terapi
mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit. merupakan komplikasi utama, terutama antimikrobial jika diindikasikan, prognosis
Pemakaiannya adalah 5-10 mL/2 kali sehari pada lanjut usia dan anak-anak. Pada diare diare infeksius sangat baik dengan
dilarutkan dalam air atau diberikan dalam akut karena kolera, kehilangan cairan terjadi morbiditas dan mortalitas minimal. Seperti
bentuk kapsul atau tablet. 2,3 secara mendadak sehingga cepat terjadi syok kebanyakan penyakit, morbiditas dan
hipovolemik. Kehilangan elektrolit melalui mortalitas terutama pada anak-anak dan
Probiotik feses dapat mengarah terjadinya hipo- pada lanjut usia. Di Amerika Serikat, mortalitas
Kelompok probiotik terdiri dari Lactobacillus kalemia dan asidosis metabolik.2 berhubungan dengan diare infeksius < 1,0%.
dan Bifidobacteria atau Saccharomyces Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan
boulardii, bila meningkat jumlahnya di Pada kasus-kasus yang terlambat mendapat mortalitas 1,2% yang berhubungan dengan
saluran cerna akan memiliki efek positif pertolongan medis, syok hipovolemik sudah sindrom uremik hemolitik.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Simadibrata M, Daldiyono. Diare akut. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2010. p.548-56.
2. Farthing M, Salam MA, Lindberg G, Dite P, Khalif I, Salazar-Lindo E, et al. Acute diarrhea in adults and children: A global perspective. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines.
J Clin Gastroenterol. 2013; 47(1): 12-20.
3. Zein U. Diare akut infeksius pada dewasa. e-USU Repository [Internet]. 2004. Available from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3388/1/penydalam-umar4.pdf
4. Farrar J, Hotez FJ, Junghanss T, Kang G, Lalloo D, White N. Acute diarrhea. Manson’s Tropical Diseases. Elsevier; 2013.