Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

LO 5.

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING


DIAGNOSIS DAN DDx TUMOR SINONASAL
Prinsip Diagnosis
1. Anamnesis
a. Manifestasi klinis
Gejala nasal.
Gejala nasal berupa obstruksi hidung unilateral dan rinorea. Jika ada Sekret,
sering sekret yang timbul bercampur darah atau terjadi epistaksis. Tumor yang
besar dapat mendesak tulang hidung sehingga terjadi deformitas hidung. Khas
pada tumor ganas ingusnya berbau karena mengandung jaringan nekrotik.
Gejala orbital.
Perluasan tumor kearah orbita menimbulkan gejala diplopia, proptosis atau
penonjolan bola mata, oftalmoplegia, gangguan visus dan epifora.
Gejala oral.
Perluasan tumor ke rongga mulut menyebabkan penonjolan atau ulkus di palatum
atau di prosesus alveolaris. Pasien mengeluh gigi palsunya tidak pas lagi atau
gigi geligi goyah. Seringkali pasien datang ke dokter gigi karena nyeri di gigi,
tetapi tidak sembuh meskipun gigi yang sakit telah dicabut.
Gejala fasial
Perluasan tumor akan menyebabkan penonjolan pipi, disertai nyeri, anesthesia
atau parestesia muka jika sudah mengenai nervus trigeminus.
Gejala intrakranial
Perluasan tumor ke intrakranial dapat menyebabkan sakit kepala hebat,
oftalmoplegia dan gangguan visus. Dapat disertai likuorea, yaitu cairan otak yang
keluar melalui hidung ini terjadi apabila tumor sudah menginvasi atau menembus
basis cranii. Jika perluasan sampai ke fossa kranii media maka saraf otak lainnya
bisa terkena. Jika tumor meluas ke belakang, terjadi trismus akibat terkenanya
muskulus pterigoideus disertai anestesia dan parestesia daerah yang dipersarafi
nervus maksilaris dan mandibularis.
b. Faktor resiko
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rinoskopi Anterior
b. Pemeriksaan KGB
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Nasoendoskopi
b. Biopsi jaringan
c. X-Ray
d. CT Scan
e. PET Scan
Untuk staging : surveillance
Sel ca → banyak menggunakan energy → banyak menyerap zat radioaktif

DIAGNOSIS DAN DDx TUMOR LARING


Prinsip Diagnosis
1. Anamnesis
a. Manifestasi klinis
 Suara serak
 Sesak nafas dan stridor
 Rasa nyeri di tenggorok
 Disfagia
 Batuk dan haemoptisis
 Pembengkakan pada leher
b. Faktor resiko
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan tenggorokan
b. Laryngoscopy direct/indirect
3. Pemerikaaan Penunjang
a. Pemeriksaan PA
 Biopsi jaringan
b. CXR
c. CT Scan
d. MRI
Diagnosis Banding
a. TB laring
b. Sifilis laring
c. Penyakit kronis laring

You might also like