Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kasus Vitiligo
Laporan Kasus Vitiligo
Laporan Kasus Vitiligo
VITILIGO
Disusun oleh:
Gabriella Patricia Angkow
01073170090
Pembimbing:
dr. Nana Novia Jayadi, SpKK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 28 Januari 2002
Usia : 16 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
NO.Rekam Medis : RSUS-0013xxxx
Admisi : 28 Maret 2018
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada pasien di Poliklinik Kulit
dan Kelamin di Rumah Sakit Umum Siloam pada hari rabu, 28 maret 2018
pada pukul 16.00
Keluhan Utama
Bercak-bercak putih pada pergelangan kaki kanan sejak 10 tahun lalu
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi, baik terhadap makanan, cuaca, obat-
obatan, debu dan lainnya.
Riwayat Pengobatan
Pasien telah mendapat pengobatan yaitu Betamethasone dipropionate 1%
dan tacrolimus 0,01% selama 10 tahun. Obat digunakan 2x sehari pada pagi
dan sore. Pasien mengatakan bahwa bercak putih mengalami perbaikan.
Thorax:
Jantung:
o Inspeksi:
- Iktus kordis tidak terlihat
o Palpasi:
- Iktus kordis tidak teraba
o Perkusi
- Batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi:
- S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru:
o Inspeksi:
- Bentuk dada normal
- Pergerakan dada statis dan dinamis simetris
- Tidak ada paru tertinggal
- Tidak ada retraksi paru
- Tidak ada barrel chest
- Tidak tampak pink puffer atau blue bloaters
o Palpasi:
- Tactile fremitus kedua lapang paru simetris
o Perkusi:
- Batas paru hati normal
- Sonor pada kedua paru
o Auskultasi:
- Suara napas vesikular
- Tidak ada ronki dan wheezing
Abdomen
o Inspeksi:
- Perut datar
- Tidak ada massa, deformitas, bekas operasi, scar, jejas,
distensi striae
o Auskultasi:
- Bising usus normal
- Tidak terdengar metallic sound
o Perkusi:
- Perkusi 4 regio abdomen normal (timpani)
- Tidak ada shifting dullness
- Batas hepar normal, tidak ada hepatomegali
o Palpasi:
- Tidak ada nyeri tekan atau massa
- Tidak ada pembesaran hati, limpa dan ginjal
Ekstremitas :
- Ekstremitas simetris
- Akral hangat
- CRT normal <2 detik
- Tampak depigmentasi pada patella, maleolus medialis dan
maleolus lateralis dextra
Status Dermatologis
(Gambar 1)
Ad regio : Regio maleolus medialis dextra
Deskripsi Lesi : Makula hipopigmentasi, batas tidak tegas, skuama (-)
(Gambar 2)
Ad regio : Regio maleolus lateralis dextra
Deskripsi Lesi :Makula depigmentasi berbatas tegas, tepi irregular,
ukuran numular, skuama (-)
(Gambar 3)
Ad regio : Regio patella dextra
Deskripsi Lesi : Makula depigmentasi berbatas tegas, tepi irregular,
skuama (-)
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja : Vitiligo
Diagnosis Banding : Pitiriasis alba, Pitiriasis versikolor, Nevus
depigmentosus
VII. TATALAKSANA
Non-medikamentosa
- Menggunakan tabir surya sebelum keluar rumah
- Menghindari terjadinya trauma
- Menjalankan terapi sesuai anjuran dokter
Medikamentosa
- Betamethasone 0,05% dioleskan dua kali sehari selama ± 1 bulan
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad Bonam
Quo ad Cosmeticum : Dubia ad Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Vitiligo adalah gangguan kulit di mana hilangnya sebagian atau seluruh
melanosit dari kulit sehingga menghasilkan depigmentasi pada kulit.1
Penyebab vitiligo tidak diketahui secara pasti namun diduga disebabkan oleh
faktor genetik dan non genetik yang berinteraksi dengan kehilangan atau
ketahanan fungsi melanosit dan merupakan suatu proses autoimun.2
II. EPIDEMIOLOGI
Vitiligo umumnya mempengaruhi sekitar 1% dari populasi dunia.
Vitiligo dapat terjadi pada semua ras, umur dan jenis kelamin. Vitiligo
dilaporkan lebih sering pada pasien perempuan dibandingkan laki-laki.
Onset Vitiligo biasanya lebih sering pada orang dengan usia 20–30 tahun
dan sekitar 30% ada memiliki riwayat vitiligo dalam keluarga.1-4
Hipotesis Neural
Hipotesis ini menunjukkan adanya mediator neurokimia yang bersifat
sitotoksik terhadap sel pigmen dan dikeluarkan oleh ujung saraf didekatnya.
Teori ini didukung oleh kenyataan:
1. Vitiligo lokalisata yang terbatas secara segmental tidak dermatomal
melainkan menyerang beberapa dermatom
2. Vitiligo segmental tidak berefek dengan obat-obat vitiligo konvensional
tetapi membaik terhadap obat-obat yang memodulasi fungsi saraf.
3. Terjadinya vitiligo dilaporkan setelah mengalami tekanan emosional
berat atau setelah kejadian neurological, misalnya ensefalitis, multiple
sklerosis, dan jejas saraf primer.2,5,6
Hipotesis Biokimia
Kerusakan mitokondria mempengaruhi terbentuknya melanocyte growth
factors dan sitokin perugalsi ketahanan melanosit. Kadar antioksidan
biologik pada vitiligo: katalase dan glutation peroksidase berkurang.
Disebabkan kadar H2O2 epidermis yang meningkat. Bukti histopatologis
menunjukkan adanya kerusakan yang diperantarai stress oxidative berupa
degenerasi vakuol.2,5,6
Beberapa penulis menekankan adanya sensitivitas melanosit terhadap
agen peroksidatif, walaupun melemahnya sifat scavenging radikal bebas
pada masa biosintesis melanin belum jelas, namun dua teori yang paling
menjanjikan adalah akumulasi H2O2 di epidermis dan ekspresi abnormal
tyrosin related protein (TRP-1).2,5,6
IV. GEJALA KLINIS
Lesi klinis biasanya tidak bergejala dan ukurannya bervariasi. Vitiligo
biasanya melibatkan bercak putih di tangan dan pergelangan tangan, kaki,
lengan, wajah, bibir, aksila dan perioral, periorbital dan kulit anogenital.
Vitiligo juga dapat mempengaruhi selaput mukosa seperti jaringan di dalam
mulut dan hidung. Secara umum, bercak putih pada vitiligo tidak menyebar.
Namun dalam beberapa kasus, bercak putih dapat menyebar ke area lain di
tubuh. Pada beberapa orang bercak putih menyebar perlahan-lahan
sementara pada beberapa orang dapat menyebar dengan cepat. Pada keadaan
dimana seseorang mengalami stress fisikal atau emosional maka bercak
putih dapat menyebar lebih cepat. Selain itu reaksi sunburn juga dapat
menjadi pencetus.1,5.
Vitiligo non-segmental atau generalisata sering juga disebut dengan
vitiligo vulgaris, merupakan depigmentasi kronis yang dapat ditandai dengan
makula putih susu homogen berbatas tegas. Berdasarkan penyebaran dari
jumlahnya vitiligo dibagi atas generalisata dan lokalisata (fokal, segmental
dan mucosal). Jenis generalisata merupakan jenis yang sering kali dijumpai,
distribusi lesi simetris dan ukuran bertambah luas deiring waktu. Lesi dapat
muncul dimana saja , namun umumnya terdapat pada lutut, siku, punggung
tangan dan jari-jari. Vitiligo segmental merupakan varian yang hanya
terdapat pada satu sisi segmen, dan jenis ini jarang dijumpai. Kebanyakan
pasien memiliki gambaran segmental berupa lesi tunggal yang khas, namun
dapat juga menempati dua atau lebih segmen satu sisi, berlawanan atau
mengikuti distribusi dermatomal (garis Blaschko). Daerah yang paling sering
terkena yaitu wajah, aksila, umbilicus, puting susu, sakrum dan inguinal.2,5
Vitiligo simetris sering dijumpai bila menyerang jari-jari, pergelangan
tangan, aksila, lipatan-lipatan lain dan daerah sekitar orifisium, misalnya:
mulut, hidung dan genitalia. Pada saat pigmen rusak tampak gambaran
trikrom berupa daerah sentral yang putih dikelilingi area yang pucat. Sangat
jarang lesi vitiligo disertai peradangan pada sisi lesi yang sedang
berkembang dan disebut dengan vitiligo inflamatorik.2,5
Vitiligo dapat menyerang folikel rambut, dengan demikian dapat ditemui
rambut-rambut menjadi putih. Pada pasien berkulit gelap depigmentasi dapat
dilihat pula pada mukosa, misalnya mulut. Perjalanan penyakit tidak dapat
diperkirakan, tetapi sering progresif, setelah setahun dalam keadaan stabil
pun dapat mengalami eksaserbasi. Progresivitas yang sangat cepat
mengakibatkan depigmentasi sempurna dalam 6-12 bulan.2,5
Sedangkan repigmentasi spontan pernah dijumpai pada 6-44% pasien.
Bahkan walaupun sangat jarang, pasien yang telah mengalami depigmentasi
sempurna dapat secara spontan warna kulitnya kembali seperti sedia kala.
Penyembuhan atau repigmentasi spontan dapat telihat dengan munculnya
beberapa makula pigmentasi, perifolikuler atau berasal dari pinggir lesi.
Repigmentasi juga sebagai tanda bahwa lesi responsive terhadap terapi.2
V. KLASIFIKASI
Terdapat beberapa klasifikasi yang tercatat dalam literature, pembagian
terbanyak berdasarkan distribusi dan lokasi, seperti klasifikasi menurut
Ortonne tahun 1983. Trikrom vitiligo ditetapkan oleh Fitzpatrick tahun 1964,
lesi memiliki daerah intermediate hypochromia, berlokasi di daerah antara
lesi akromia dan daerah kulit berwarna normal. Keadaan ini sering
dihubungkan dengan perluasan lesi.2,5
VI. DIAGNOSIS
Vitiligo mudah dikenali, sehingga diagnosis dapat ditegakkan cukup
secara klinis. Pemeriksaan menggunakan lampu Wood dapat membantu
melihat luas hipopigmentasi lebih jelas. Vitiligo memiliki hubungan dengan
tiroid oleh sebab itu diperlukan pemeriksaan kadar tiroid.1,2
Faktor pencetus :
1. Faktor endogen2 :
- Genetik : 18-36% pasien
- Tekanan emosional berat
- Penyakit-penyakit internal seperti gangguan autoimun, misalnya :
tiroid, anemia pemisiosa, diabetes mellitus.
2. Faktor eksogen2 :
- Trauma fisik (pada 40% pasien) : garukan, pembengkakan,
benturan, laserasi dan luka bakar
- Obat-obatan, misalnya : betadrenergik blocking agent
- Zat-zat melanositotoksik (pada 19% kasus) : film developers,
rubber, kuinon, dan agen pemutih
VIII. TATALAKSANA
Dalam langkah-langkah tatalaksana, penilaian penting untuk
mempertimbangkan usia, penyakit yang telah ada sebelumnya, khususnya
gangguan autoimun, obat-obatan sebelumnya, dan parameter obyektif dan
subyektif.3
Tabel 3. Evaluasi tatalaksana pasien dengan vitiligo non-segmental
Fitur Pasien Fitur Penyakit Keluarga Intervensi
Fototipe Durasi (pendapat Timbul rambut Tipe dan durasi
pasien: progresif, putih sejak dini pengobatan
regresif, stabil sebelumnya;
dalam 6 bulan termasuk
terakhir) pendapat pasien
(berguna/tidak)
Etnis Riwayat Riwayat vitiligo Terapi yang
repigmentasi dalam keluarga sedang dijalani
Usia Fenomena Terapi penyakit
Koebner lain
Profil psikologis Keterlibatan
genital
Nevus halo
Riwayat
Penyakit
Autoimun
Penilaian
kualitas hidup
global
2. Fisikal
Radiasi ultraviolet (UV), baik dalam spektrum UVA dan UVB, telah
digunakan dalam pengobatan vitiligo. Efeknya belum sepenuhnya
dipahami. Radiasi ini dapat menginduksi imunosupresi dengan
menghambat destruksi melanosit atau menstimulasi peningkatan jumlah
dan kapasitas migrasi.9
UVB
Narrowband UVB merupakan terapi lini kedua untuk vitiligo.
Gelombang UVB spectrum sempit (310-315) dan gelombang maksimal
adalah 311. Dosis awal yang dipakai untuk semua tipi kulit 250 mj dan
ditingkatkan 10-20% setiap kali pengobatan sampai lesi eritema minimal
pada lesi putih depigmentasi dalam 24 jam. Terapi dilakukan 2x
seminggu, jangan setiap hari berturut-turut. Efek samping jangka pendek
berupa sensasi hangat 4-6 jam setelah pengobatan, herpes labialis,
eksema herpetikum, pruritus dan kulit kering. Radiasi diperkirakan
selama kurang lebih 9 bulan untuk menghasilkan repigmentasi maksimal.
Lesi dinyatakan tidak responsif bila dalam tiga bulan tidak ditemukan
repigmentasi.2,9
3. Surgical
Terapi lini ketiga adalah terapi depigmentasi dan pengobatan
bedah. Bila vitiligo lebih dari 80% permukaan tubuh, maka terapi yang
dibutuhkan adalah membuat kulit menjadi seluruhnya putih. Agen
pemutih misalnya mono benzileter hidrokuinon sudah lama dipakai.
Diperlukan pengobatan setiap hari 1-3 bulan untuk memicu reaksi.2
Pengobatan bedah merupakan terapi alternative untuk vitiligo,
karena memakan waktu maka hanya ditujukan pada lesi segmental. Lima
dasar metode pembedahan repigmentasi2 :
- Suspensi epidermis non-kultur
- Dermoepidermal graft epidermis daerah depigmentasi
- Tandur isap epidermis (suction epidermal grafting)
- Punch minigrafting
- Epidermis dikultur terlebih dahulu sebelum ditandur pada
resepien.
IX. PROGNOSIS
Perjalanan penyakit vitiligo tidak dapat diduga, penyakit dapat stabil
selama beberapa tahun, namun dapat membesar, sementara lesi lain muncul
atau menghilang. Repigmentasi spontan dapat terjadi terutama pada anak-
anak, tetapi juga tidak menghilang secara sempurna. Pengobatan terhadap
penyakit yang berhubungan dengan vitiligo tidak mempengaruhi perjalanan
penyakit vitiligo.2
BAB III
ANALISA KASUS