Professional Documents
Culture Documents
TA Bab 1-4 Ikshan
TA Bab 1-4 Ikshan
TA Bab 1-4 Ikshan
PENDAHULUAN
yang berada di pasaran mudah dicari, beragam tipe sesuai keinginan dan
sampah elektronik memiliki pertumbuhan yang sangat pesat tiga kali lebih
memiliki masa pakai yang lebih pendek. Masyarakat lebih memilih membeli
kandungan bahan yang berbahaya seperti logam mulia dan juga plastik
komponen yang baru (Hischier dkk., 2005). Sistem daur ulang yang tepat
di Kota Makassar?
Kota Makassar
4. Parameter yang diteliti adalah jumlah timbulan dari rumah tangga dan
lapangan. Sedangkan data sekunder melalui studi literatur dan data dari
Akhir.
Bab ini berisi tinjauan umum, cara atau metode ang dipakai dapat berupa
Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
kerangka pikir.
Bab ini merupakan inti dari pembahasan masalah yang akan menyajikan
masalah yang diangkat dan memberi saran bagi penelitian selanjutnya untuk
TINJAUAN PUSTAKA
elektronik. Tidak ada standar khusus terkait definisi e-waste untuk seluruh
diantaranya:
Dari European Union pada tahun 2001, yakni semua komponen peralatan
listrik atau elektronik setelah masa pakai, bagian dari produk elektronik
tersebut setelah dibuang. Waste merupakan zat atau benda yang dibuang
atau yang perlu dibuang sesuai dengan ketentuan hukum nasional yang
Dari Eric Williams seorang Professor dari Arizona State University pada
dan komponen yang telah rusak untuk dibuang atau peralatan elektornik
lemari es
freezer
mesin cuci
pengering pakaian
kompor listrik
penanak nasi
makanan
radiator listrik
pemanggang
mainframe
minicomputer
printer
komputer notebook
notepad
elektronik
elektronik
terminal sistem
faksimili
teleks
telepon
telepon seluler
bel
4 Peralatan konsumsi
radio
televisi
kamera video
video recorder
perekam
audio amplifier
alat-alat music
produk lain atau peralatan untuk tujuan rekaman atau reproduksi suara
atau gambar, termasuk sinyal atau teknologi lain untuk distribusi suara
5. Peralatan pencahayaan
lampu logam
gergaji
mesin jahit
sekrup
video game
dll
peralatan radioterapi
kardiologi
dialisis
ventilator paru
pengobatan sel
mesin penganalisis
freezer
fertilization tests
detektor asap
pemanasan regulator
thermostat
peralatan laboratorium
produk.
unsur, yakni :
1. Aliran material.
2. Daur hidup.
3. Batas geografis.
Aliran material dalam daur hidup peralatan listrik dan elektronik pada
kondisi lama dengan kaitannya dalam batas geografis menjadi dasar generasi
dan elektronik, yakni konversi dari peralatan yang sudah lama diikuti oleh
transformasi menjadi materi baru. Konseptual aliran material, daur hidup dari
dari daur hidup peralatan listrik dan elektronik dan pihak yang memiliki
Model ini didasarkan pada pendekatan proses unit, dimana proses unit
dalam suatu batas. Panah menunjukkan hubungan aliran dari material pada
proses unit.
Ada dua jenis yang berbeda dalam proses unit. Tipe 1 menerima setiap
materi tanpa perubahan, dimana tidak ada konversi. Sehingga, unit yang
Batas adalah bidang pemisah antara sistem yang ada dengan lingkungan
peralatan elektrik dan elektronik yang telah dibeli kepada pengecer yang
produsen.
Hal ini biasanya berlaku untuk peralatan komersial besar dan beroperasi
perusahaan komersial.
sampah elektronik pada tempat yang telah disediakan. Tempat ini khusus
dikenai biaya.
magnetik.
dari bahan besi logam dan besi non logam yang kemudian dioleh lebih
lanjut. Bahan jenis logam besi dilebur dalam tungku listrik sedangkan
logam dan besi non logam atau logam mulia dilebur di pabrik peleburan
lokasi landfill.
Wastes pada tahun 1989 dan Indonesia meratifikasi keputusan ini pada
Convention, 2007).
dan beracun atau sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3).
kepada pihak lain yang telah mendapat izin dari menteri, gubernur, atau
18 Tahun 1999 limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3,
manusia serta makhluk hidup lain. Bila limbah B3 yang dihasilkan kurang
Mengacu kepada peraturan yang ada saat ini yakni PP Nomor 18 Tahun
berbahaya dan beracun dalam logam berat antara lain barium, kadmium,
METODE PENELITIAN
Perumusan Masalah
Studi Awal
Sampling Wawancara
1. Letak Geografis
Luas wilayah Kota Makassar adalah 17.577 Ha, secara administrasi dibagi
Persentase
No Kecamatan Luas (Ha) Terhadap
Luas Kota
Makassar
1. Mariso 182 1,04
2. Mamajang 225 1,28
3. Tamalate 2021 11,50
4. Rappocini 923 5,25
5. Makassar 252 1,43
6. Ujung pandang 263 1,50
7. Wajo 199 1,13
8. Bontoala 210 1,19
9. Ujung tanah 594 3,38
10. Tallo 583 3,32
11. Panakukkang 1705 9,70
12. Manggala 2414 13,73
13. Biringkanaya 4822 27,43
14. Tamalanrea 3184 18,12
Makassar 17.577 100.00
Sumber: BPS Kota Makassar Tahun 2016
2. Lingkungan Fisik
A. Keadaan Iklim
Kota Makassar termasuk daerah yang beriklim sedang hingga tropis. Suhu
udara rata-rata kota Makassar dalam 10 tahun terakhir berkisar antara 24,50C
sampai 28,90C dengan intensitas curah hujan yang bevariasi. Intensitas curah
B. Topografi
tanah relatif datar, bergelombang, berbukit, dan berada pada ketinggian 0-25 m
diatas permukaan laut degan tingkat kemiringan lereng berada pada kemiringan 0-
C. Hidrologi
Kondisi Hidrologi Kota Makassar dipengaruhi oleh dua sungai besar yang
disebelah selatan dan Sungai Tallo yang bermuara di Sebelah Utara. Sungai
Je’neberang misalnya, mengalir melintasi wilayah Kabupaten Gowa dan bemuara
(debit air 1-2 m3/detik). Sedangkan sungai Tello dan pampang yag bermuara di
bagian Utara Kota Makassar adalah sungai dengan kapasitas rendah berdebit kira-
kira hanya mencapai 0-5 m3/detik di musim kemarau. Selain itu dipengaruhi juga
oleh sistem hidrologi saluran perkotaan, yakni kanal-kanal yang hulunya didalam
3. Jumlah Penduduk
Jiwa yang terdiri dari 717.047 Laki-laki dan 732.354 perempuan. Sementara itu
jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2014 tercatat sebanyak 1.429.242 Jiwa.
sebanyak 190.829 atau sekitar 13,35 % dari total penduduk disusul kecamatan
160.499 Jiwa (11,23%) dan yang terendah adalah kecamatan Ujung Pandang
yaitu 33.339 jiwa per Km2, disusul Kecamatan Mariso 32.048 jiwa per Km2.
kepadatan penduduk terendah yaitu sekitar 3.438 jiwa per Km2 . Kecamatan
Biringkanaya 3.957 jiwa per Km2. Kecamatan Manggala 5.447 jiwa per Km2,
Kecamatan Ujung Tanah 8.170 jiwa per Km2, dan kecamatan Panakukkang 8.570
km². Dari luas wilayah tersebut kelurahan Gunung Sari memiliki wilayah terluas
yaitu 2,31 km², terluas kedua adalah kelurahan Karunrung dengan luas wilayah
1,52 km², sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya adalah kelurahan
162.539 jiwa.
Kecamatan Rappocini merupakan daerah bukan pantai dengan topografi
Makassar pada umumnya, dan memiliki suhu udara berkisar atara 220 C – 32O C.
sampel dilaksanakan pada rumah tangga yang ada di setiap kelurahan yang
1. Populasi
2. Sampel
N
n=
N.d2+1
Dimana:
n = jumlah Sampel
N= Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Sampel pada Kecamatan Rappocini
38.444
n= = 99,74= 100 Rumah
38.444. 0,12 +1
Hasil Kuesioner
berikut.
𝑤.𝑁
𝐸=
𝐿
Dimana,
𝐸 (𝑘𝑔/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝐸. 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔(𝑘𝑔/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎
3.5.3 Menghitung Potensi Timbulan E-waste tiap Kelurahan
orang/tahun.
BAB IV
besar seperti televisi, lemari es, mesin cuci hingga berang elektronik skala kecil
seperti handphone, blender, setrika, dan lain sebagainya. Data kepemilikan barang
yang disebar di wilayah studi, didapatkan persentase untuk setiap jenis dan jumlah
penelitian yang dilakukan, jenis dan jumlah barang elektronik yang paling banyak
dimiliki oleh masyarakat dan presentasenya lebih dari 50% adalah barang-barang
Barang Elektronik
(96%), lampu hemat energi (93%), kipas angin (91%), blender (86%), mesin cuci
(74%), rice cooker (73%), dispenser (70%), laptop (68%), mixer (67%) dan AC
(51%) serta lain-lain (20%). Jumlah total barang elektronik yang yang lebih dari
Responden
kelurahan dari responden dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Potensi Timbulan e-waste tiap kelurahan
Kelurahan E (kg/tahun)
Ballaparang 134.971
Banta-bantaeng 259.58
Buakana 160.741
Karunrung 155.531
Kassi-kassi 183.636
Mappala 125.579
Rappocini 94.93
Tidung 241.024
Rata-rata potensi timbulan e-waste tiap orang di wilayah studi dapat dilihat
timbulan e-waste yang dihasilkan tiap orang untuk wilayah Kecamatan Rappocini.
Rata-rata timbulan E-waste yang dihasilkan tiap orang per tahunnya di Kecamatan
Rapoocini pada tahun 2015 adalah 585.022,98 kg/tahun atau 585,023 ton/tahun.
pengolahan sampah hingga jangka waktu tertentu. Pada penelitian ini hasil akhir
berupa desain yang diharapkan mampu mengolah sampah hingga tahun 2025.
Dengan kata lain umur unit pengolahan sampah adalah 10 tahun terhitung dari
tahun 2015.
Geometri yang memiliki nilai koefisien korelasi (r) mendekati satu yaitu sebesar
0,992.
Pada tahun 2015, jumlah penduduk area penelitian adalah sebesar 162.539
orang. Laju pertumbuhan penduduk untuk Kota Makassar adalah 1,46% (BPS
Jumlah penduduk
Tahun
Pn = P0 x (1+r)n
2016 164.815
2017 167.122
2018 169.462
2019 171.834
2020 174.240
2021 176.679
2022 179.153
2023 181.661
2024 184.204
2025 186.783
(Pengolahan Penulis, 2017)
timbulan E-waste yang dihasilkan tiap orang dengan jumlah penduduk wilayah
studi. Rata-rata timbulan e-waste tiap orang pada wilayah studi adalah 3,52
mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan tiap tahun jumlah
Kecamtan Rappocini pada tahun 2025 adalah sebesar 661.376,60 kg/tahun atau
661,38 ton/tahun. Dan untuk timbulan hariannya adalah sebesar 1.811,99 kg/hari
untuk setiap kelurahan, dapat dilihat pada tabel 4.7 dan gambar 4.2 sebagai
berikut.
Tabel 4.7 Pengolahan E-waste di Kecamatan Rappocini.
Pengolahan E-waste
Dibuang di TPS
beranggapan bahwa E-waste ini sama saja dengan sampah padat pada umumnya.
Sehingga perlakuannya sama saja yaitu dibuang di TPS yang nantinya akan
Fakta bahwa metode ini lebih dipilih oleh masyarakat dibandingkan dengan
didaur-ulang maupun metode perlakuan lain menjadi masalah tersendiri. Hal ini
dikemanakan barang elektroniknya yang telah usang dan juga factor psikologis
mereka yang menganggap bahwa beberapa jenis E-waste masih memiliki nilai. Di
maupun yang telah rusak selama beberapa tahun sebelum menjualnya ataupun
membuangnya. (…,)
Ada juga perlakuan lain seperti diperbaiki (18%) dan juga dialihfungsikan
(13%). Kedua metode ini dianggap mampu memperpanjang masa hidup suatu
barang elektronik. Pada contoh kasus diperbaiki, barang elektronik yang sudah
rusak hanya dengan mengganti spare partnya dengan yang baru atau sejenis
dengan yang lama barang elektronik ini nantinya bisa digunakan lagi sebagaimana
elektronik yang telah tidak bisa digunakan sesuai fungsinya, menjadi fungsi lain,
misalnya….
(0%) tidak menjadi pilihan oleh masyarakat. Ini bisa saja terjadi mengingat tidak
4.3 Desain dan Estimasi Biaya dari Material Recovery Facility untuk E-
``