Kajian Macam Limbah Dan Penambahan Tepung Tongkol

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Kajian Macam Limbah dan Penambahan Tepung Tongkol Jagung Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram (Agung Setyorini)

Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana


Jl. Diponegoro 52-60 SALATIGA 50711 - Telp. 0298-321212 ext 354
email: agric_fpb@yahoo.co.id, website: ejournal.uksw.edu/agric

KAJIAN MACAM LIMBAH DAN PENAMBAHAN TEPUNG TONGKOL JAGUNG


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

STUDIES OF VARIOUS WASTE AND CORN COB FLOUR ADDITIONS


TO THE GROWTH AND YIELD OF OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus)

Agung Setyarini
Fakultas Pertanian, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
agung.setyarini@yahoo.co.id

Nugraheni Retnaningsih
Fakultas Pertanian,Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
nretna@gmail.com

Diterima 3 November 2015, disetujui 21 Maret 2016

ABSTRACT

One limiting for factor the production of oyster mushrooms was difficult to obtain the raw
material of sengon wood sawdust, meanwhile, the production of oyster mushroom necessary
need the nutrients in the form of bran or cornmeal. The purpose of this study was to study
planting medium, the concentration of corn cob flour, and to find the effective interaction of
these two factors on growth and yield of oyster mushroom. This study used a completely
randomized design (CRD) with two factors, concentration of media and corn cob flour. The
media used in this study are sengon sawdust, glugu sawdust, acacia wood sawdust, rice straw
and bagasse, while the concentration of corn cob flour was 0% per baglog, 1% per baglog, 2%
per baglog, 3% per baglog and 4% per baglog. Data analysis was using F test level 5% and
continued with Duncan test. The results of this study showed that sawdvst sengon media generally
give better effect to the growth and yield of oyster mushroom, while corn cob flour treatment
concentration was not known exactly in enhancing the growth and yield of oyster mushroom.
Treatment of media accelerate the deployment of mycelium old, when appearing pin head,
increasing the number of fruiting bodies in a single clump and increasing the mushroom fruit
body weight. Extra flour treatment corncob accelerate as emerging pin head, increasing the
number of fruiting bodies in a clump and increase total body weight of mushrooms.

Keywords: Pleurotus ostreatus, Albasia falcata, Cocos nucifera, Acacia confusa, rice straw,
bagasse.

1
AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 1 - 6

PENDAHULUAN jagung sebagai bahan untuk media tanam jamur


(baglog). Untuk bibit jamur menggunakan
Jamur tiram dapat tumbuh pada media dengan
bibit F3. Bahan lain yang digunakan yaitu
nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
alkohol dan gas elpiji.
dan produksinya yaitu berupa lignin,
karbohidrat (selulosa dan glukosa), protein, Alat yang digunakan adalah kantong plastik
nitrogen, serat, dan vitamin. Media tanam yang polyetilen, kapas, cincin/ring pralon, spatula,
biasa digunakan dalam budidaya jamur tiram pinset, handsprayer, lampu bunsen, laminar
adalah serbuk gergaji kayu, sekam, dan flow cabinet/tempat inokulasi,timbangan, ember,
bekatul (Shifriyah et al., 2012). Jamur tiram sekop, ayakan kawat, drum untuk sterilisasi,
ini juga dapat tumbuh pada berbagai macam selang air, dan rak/kumbung pemeliharaan
media yang merupakan limbah hasil pertanian, jamur.
sehingga limbah pertanian ini tidak terbuang
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
percuma dan mempunyai nilai tambah.
Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial
Sebelum limbah pertanian tersebut dijadikan
terdiri atas dua faktor perlakuan dengan tiga
alternatif sebagai media tanam jamur tiram,
ulangan.
perlu dikaji terlebih dahulu karakteristik
1. Faktor pertama: macam media dengan 5
pertumbuhan dan produksi jamur tiram yang
taraf, yaitu:
akan dihasilkan. Untuk meningkatkan produksi M1: Serbuk gergaji kayu sengon +bekatul
jamurtiram,maka dalam campuran bahan media + CaCO3
tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan M2: Serbuk gergaji kayu glugu + bekatul
utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul + CaCO3
dan tepung jagung (Tjokrokusumo et al., M3: Serbuk gergaji kayu akasia + bekatul
2008). Penambahan bekatul dalam media + CaCO3
tumbuh jamur tiram berfungsi untuk mening- M4: Jerami padi yang dipotong-potong +
katkan nutrisi media tanam yaitu sebagai bekatul + CaCO3
sumber karbohidrat, karbon (C), sumber M5: Bagas/Ampas tebu + bekatul +CaCO3
nitrogen dan thiamin (Vitamin B1) berfungsi 2. Faktor kedua: konsentrasi tepung tongkol
dalam pembentukan dan pengembangan tubuh jagung dengan 5 taraf yaitu:
buah jamur tiram putih (Suriawiria, 2006).
J0: 0% per baglog
METODE PENELITIAN J1 : 1% per baglog
J2 : 2% per baglog
Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yaitu
J3 : 3% per baglog
bulan April sampai dengan September 2015.
J4 : 4% per baglog
Bertempat di Kumbung Jamur “Jamur
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
Makmur” Desa Dagen, Kecamatan Jaten,
analisis ragam dengan Uji F taraf 5%, dan
Kabupaten Karanganyar.
dilanjutkan dengan Uji Duncan taraf 5%.
Bahan yang digunakan adalah serbuk gergaji
HASIL DAN PEMBAHASAN
kayu sengon (Albasia falcata), serbuk gergaji
kayu glugu (Cocos nucifera), serbuk gergaji Pengamatan meliputi lama penyebaran
kayu akasia (Acacia confusa), jerami padi miselium, saat muncul pin head, jumlah total
yang dipotong-potong, bagas/ampas tebu, air, tubuh buah pada satu rumpun, berat total tubuh
kapur (CaCO3), bekatul dan tepung tongkol buah jamur.

2
Kajian Macam Limbah dan Penambahan Tepung Tongkol Jagung Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram (Agung Setyorini)

Lama penyebaran miselium diamati sejak Media sengon tidak mengandung getah yang
munculnya miselium sampai miselium tersebut dapat menghambat pertumbuhan miselium.
memenuhi baglog jamur. Apabila baglog tidak Media sengon juga mengandung nutrisi yang
ditumbuhi oleh miselium maka inokulasi bibit cukup untuk merangsang pertumbuhan
jamur dinyatakan gagal. miselium karena mengandung lignin, selulose
dan hemi-selulose, yang ditambah dengan
Lama penyebaran miselium dipengaruhi oleh
bekatul yang mengandung kalium yang
suhu, kelembaban tempat inkubasi, dan
berfungsi sebagai sebagai pembentuk protein
kualitas bibit jamur. Suhu yang dikehendaki
serta pati, sehingga mempercepat pertumbuhan
berkisar 25-28p C dan kelembaban udara
miselium. Kandungan vitamin B dalam bekatul
sekitar 80-90%. Lama proses inkubasi berkisar
akan mempercepat pertumbuhan miselium.
antara 4-5 minggu setelah inokulasi (Achmad
et al., 2013). Perlakuan yang memberikan pengaruh paling
lama dalam penyebaran miselium adalah
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan
kombinasi perlakuan media glugu dengan
yang memberikan pengaruh paling cepat dalam
penambahan tepung tongkol jagung 1% yaitu
merangsang penyebaran miselium adalah
rata-rata 49 hari setelah inokulasi.
kombinasi perlakuan media sengon dengan
penambahan tepung tongkol jagung 4% yaitu Hal ini disebabkan karenakayu glugumerupakan
dengan rata-rata 32 hari dan ini tidak berbeda kayu yang mempunyai tekstur keras. Sesuai
nyata dengan perlakuan kombinasi media dengan penelitian Kartika et al., (1995),
sengon dengan penambahan tepung tongkol menyatakan bahwa laju pertumbuhan miselium
jagung 0%, 2% dan 3%. pada media campuran kompos serbuk gergaji
Tabel 1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram
LamaPenyebaran Saat Muncul Pin Jumlah Total Berat Total Tubuh
Perlakuan
Head (hari) Tubuh Buah Buah Jamur (gram)
M1J0 33ab 25.33a 47,33ij 289,62e
M1J1 34,33bc 28b 44,33ghi 311,19 ef
M1J2 33,67abc 27,67b 46,00hij 294,87e
M1J3 32,67 ab 25a 34,33f 266,57 e
M1J4 32 a 25,33a 41,67ghi 311,39 ef
M2J0 47 k 48,67j 21,00ab 98,30abcd
M2J1 49 l 48,67j 23,67abc 81,14ab
M2J2 47,67kl 54,33k 30,33def 162,66d
M2J3 44,33 j 57,33l 22,33abc 78,89ab
M2J4 47 k 54,33k 25,67bcd 138,18bcd
M3J0 39,67 gh 44,33i 29,33def 164,30d
M3J1 42,33 i 44,33hi 25,67bcd 159,24d
M3J2 40,33h 42,67h 22,67abc 117,23 abcd
M3J3 44,33 j 41,33g 20,00a 72,31ab
M3J4 42,33 i 41g 27,33cde 123,93abcd
M4J0 40gh 31cd 32,33ef 132,94abcd
M4J1 35,33 cd 30,33cd 23,00abc 88,94abc
M4J2 38,33 efg 28,67b 19,33a 64,98a
M4J3 37,67 ef 28,33b 34,00f 154,19 cd
M4J4 39
fgh
32,33
e
26,67 cd 104,14abcd
M5J0 36,67de 30,67cd 41,00gh 248,71
M5J1 34bc 31,33de 40,00g 289,72e
M5J2 34,33bc 32,33e 33,67 f 157,46d
M5J3 34,33bc 33,67f 44,33 ghi 277,42 e
M5J4 37,67 ef 30 c 50,00 j 365,1f
Keterangan: angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata pada uji Duncan taraf 5%

3
AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 1 - 6

kayu sengon dan kompos tongkol jagung lebih dan pengap karena cuaca panas. Hal tersebut
cepat daripada media tunggal (sengon saja atau akan memicu munculnya bakteri termofilik dan
tongkol jagung saja). Media campuran tersebut jamur lain yang aktif bekerja pada suhu tinggi
menghasilkan tekstur yang lebih baik sehingga dan didukung dengan nutrisi tinggi pada baglog.
miselium lebih mudah masuk di antara partikel- Proses perombakan bahan-bahan organik itu
partikel substrat media dan menyerap nutrisi akan memunculkan organisme-organisme lain
dari hasil pengomposan campuran media seperti jamur-jamur liar. Kombinasi perlakuan
tersebut. media sengon dan pada variabel berat total
tubuh buah penambahan tepung tongkol jagung
Glugu dan akasia merupakan jenis kayu yang
3% berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
mempunyai tekstur keras. Kayu yang bertekstur
menunjukkan waktu paling cepat dengan rata-
keras dapat digunakan sebagai media tumbuh
rata 25 hari, dan tidak berbeda nyata dengan
jamur, namun harus melalui proses fermentasi
kombinasi perlakuan media sengon dengan
yang bertujuan agar media tersebut mudah
tanpa penambahan tepung tongkol jagung dan
lapuk (Djarijah, 2001).
kombinasi perlakuan media sengon dengan
Menurut penelitianSteviani (2011), menyatakan penambahan tepung tongkol jagung 4%.
bahwa media dari serbuk gergaji kayu sengon Serbuk gergaji kayu sengon mengandung
lebih banyak mengandung nutrisi dibandingkan selulosa 49,40%, hemiselulosa 24,59%; lignin
dengan media dari serbuk gergaji kayu glugu 26,8% per berat kering (Marta-wijaya et al.,
dan kayu akasia, karenakayusengonmempunyai 1989 dalam Hariadi, 2013). Kandungan
serat yang kasar, mudah lapuk dan mempunyai selulosadan lignin yangtinggi dengannutrisi yang
kandungan nutrisi yang tinggi sehingga baik cukup, baik untuk mendukung pertumbuhan
untuk pertumbuhan jamur tiram. Semakin jamur.
besar komposisi serbuk gergaji kayu sengon
Saat muncul pin head dengan waktu paling
yang diberikan maka kandungan selulosa,
lama terdapat pada perlakuan kombinasi media
hemiselulosa, dan lignin juga akan meningkat.
glugu dengan penambahan tepung tongkol
Kandungan selulosa dan lignin yang tinggi
jagung 3% dengan rata-rata 57,33 hari setelah
dengannutrisiyangcukup, baikuntukmendukung
pembukaaan kapas pada baglog.
pertumbuhan miselium jamur (Gramss, 1979;
Kaul et al., 1981; Gujral et al.,1989 dalam Pada variabel jumlah total tubuh buah ber-
Hariadi, 2013). Media serbuk gergaji kayu dasarkantabel 1menunjukkan bahwakombinasi
akasia selain mempunyai tekstur yang keras juga perlakuan macam media dan penambahan
mengandung allelopati seperti fenol, alkaloid tepung tongkol jagung yang paling banyak
tertentu, asam lemak yang dapat menghambat merangsang pertumbuhan jumlah total tubuh
pertumbuhan jamur tiram. buah yaitu perlakuan media bagas tebu dan
penambahan tepung tongkol jagung 4%
Pada variabel saat muncul pin head jerami
dengan rata-rata 50 dan tidak berbeda nyata
padi belum terdekomposisi dengan baik dan
dengan media sengon dan tanpa penambahan
muncul jamur lain pada media jerami. Hal ini
tepung tongkol jagung, media sengon dan
sesuai dengan pernyataan Widyastanto (2012)
penambahan tepung tongkol jagung 2%.
dalam Hariadi (2013), komposisi baglog
menggunakan konsentrasi nutrisi yang tinggi, Perlakuan yang paling sedikit dalam pembentukan
sedangkan suhu dalam ruangan inkubasi panas jumlahtotaltubuhbuahterdapat pada kombinasi

4
Kajian Macam Limbah dan Penambahan Tepung Tongkol Jagung Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram (Agung Setyorini)

perlakuan jerami padi dan penambahan tepung untuk digunakan sebagai media tumbuh jamur
tongkol jagung 2%. Hal ini disebabkan karena tiram (Suriawira, 2000 dalam Steviani,
jerami yang digunakan dalam penelitian ini jerami 2013).
setelah panen jadi belum terlalukering, sehingga
KESIMPULAN
kombinasi perlakuan macam media dan pe-
nambahan tepung tongkol jagung yang mem- Perlakuan macam media mempercepat lama
berikan pengaruh yang baik dalam merangsang penyebaran miselium,saat muncul pin head,
berat total tubuh buah jamur yaitu perlakuan meningkatkan jumlah tubuh buah pada satu
media bagas tebu dan penambahan tepung rumpun, meningkatkan berat tubuh buah jamur.
tongkol jagung 4% dengan rata-rata 365,1 Perlakuan penambahan tepung tongkol jagung
gram, tidak berbeda nyata dengan perlakuan mempercepat saat muncul pin head, mening-
media sengon dengan penambahan tepung katkan jumlah tubuh buah pada satu rumpun
tongkol jagung 4% dan media sengon dengan dan meningkatkan berat total tubuh jamur.
penambahan tepung tongkol jagung 1%. Baglog dari media sengon secara umum mem-
berikan pengaruh lebih baik bagi pertumbuhan
Media bagas tebu mempunyai kandungan serat
jamur tiram. Perlakuan konsentrasi tepung
kasar mengandung 82% dinding sel yangterdiri
tongkol jagung tidak diketahui secara pasti
atas : selulosa 40%, hemiselulosa 29%, lignin
dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil
13%, dan silika 2%.
jamur tiram.
Nutrisi ini sangat diperlukan untuk pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA
jamur tiram (Islami et al.,2013). Semakin
banyak nutrisi yang tersedia dalam media Achmad, Mugiono, Tias Arlianti, Chotimatul
tanam maka akan menghasilkan tubuh buah Azmi. 2013. Panduan Lengkap Jamur.
jamur yang lebih besar. Protein dalam tongkol Penebar Swadaya. Jakarta.
jagung dan bekatul membangun enzim dan Djarijah, N.M., A.S. Djarijah. 2001. Budidaya
asam amino sehingga jamur tiram putih Jamur Tiram: Pembibitan, Pemeliharaan
menjadi subur dan Pengendalian Hama Penyakit.
Kanisius. Yogyakarta.
Kombinasi perlakuan yang memberikan pe-
ngaruh kurang baik yaitu media jerami dan Hariadi. 2013. Studi Pertumbuhan dan Hasil
penambahan tepung tongkol jagung 2% dengan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus
rata-rata 64,98 gram. Hal ini disebabkan ostreatus) Pada Media Tumbuh
karena media jerami belum lapuk atau belum Jerami Padi dan Serbuk Gergaji.
Jurnal Produksi Tanaman 1(1) : 47-53.
terdekomposisi dengan baik, walaupun diberi
tambahan nutrisi tepung tongkol jagung tidak Islami, A., Adi Setyo Purnomo., Sukesi. 2013.
berpengaruh terhadap berat tubuh buah jamur. Pengaruh Komposisi Ampas tebu dan
Kayu Sengon Sebagai Media Per-
Berat tubuh buah jamur pada setiap panen tumbuhan Terhadap Nutrisi Jamur
menunjukkan perlakuan media sengon atau Tiram. Jurnal Sains dan Seni POMITS
media bagas tebu lebih baik jika dibandingkan 2 (1): 2337-3520.
dengan media glugu,akasia, dan jerami padi. Kartika, L., Yustina Pudyastuti dan Agustin
Hal ini disebabkan karena kayu sengon Wydia Gunawan. 1995. Campuran
mempunyai serat yang kasar, mudah lapuk dan Serbuk Gergaji Kayu Sengon dan
mempunyai nutrisi yang tinggi sehingga baik

5
AGRIC Vol. 28, No. 1 & No.2, Juli & Desember 2016: 1 - 6

Tongkol Jagung Sebagai Media tumbuh Steviani, S., 2011. Pengaruh Penambahan
jamur tiram (Suriawira, 2000 dalam Molase Dalam Berbagai Media Pada
Steviani, 2013). Untuk Budidaya Jamur Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).
Tiram Putih. Hayati 2(1): 23-27. Skripsi Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.
Shifriyah, A., Kaswan Badami, dan Sinar Suriawiria. 2006. Budidaya Jamur Tiram.
Suryawati. 2012. Pertumbuhan dan Kanisius. Yogyakarta.
Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus
Tjokrokusumo, D., Nety Widyastuti. 2008. Aspek
ostreatus) Pada Penambahan Dua
Lingkungan Sebagai Faktor Penentu
Sumber Nutrisi. Agrovigor 5(1): 8-13.
Keberhasilan Budidaya Jamur Tiram
(Pleurotus sp). Jurnal Tek. Ling 9 (3):
287-293.

***

You might also like