Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Kartika Oktasari , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.

1 (2015) : 38-45 38

REKAYASA MEDIA TANAM MENGGUNAKAN TONGKOL JAGUNG DAN DEDAK


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

Kartika Oktasari 1), Husain Syam2), Jamaluddin 2)


1Alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian
2 dan 3 Dosen PTP FT UNM

ABSTRACT

The cultivation of oyster mushroom (Pleorotus ostreatus) is not many expanded yet
in Indonesia, either the exertion chance or the consumtion fulfillment of society. The
objective research is to know the growt, production, storability, and the protein content
degree of oyster mushroom on the basic media of sawdust were mixed with some
compositions of corn cob flour brand. The research was arranged on completely random
design with treatments mixture of sawdust from jati wood with corn cob (15%,25%,35%)
and brand (15%,25%,35%). Oyster mushroom growth were observed at seven days after
inoculation. The data were analyzed by of Varian Analysis (ANOVA) and continued with
Duncant Multiple Range Test (DMRT) on 5% level.Result showed that corn cob and brand
were effective admixture to enhance oyster mushroom production. The optimal growth,
production, and protein content is found in the mixture of brand media with concentration
35% , while for corn cob media with concentration 25% But for the storability of oyster
mushroom the result showed that the corn cob and brand has not a significant influence.
Keywords: Engineering, Growing Media, growth, production, and Oyster Mushroom.

PENDAHULUAN Jamur tiram dalam bahasa Yunani


disebut Pleurotus, artinya bentuk
Jamur tiram adalah jenis jamur samping atau posisi menyamping antara
kayu yang memiliki kandungan nutrisi tangkai dengan tudung. Sedangkan
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis sebutan nama tiram, karena bentuk atau
jamur kayu lainnya. Komposisi dan tubuh buahnya menyerupai kulit tiram
kandungan nutrisi jamur tiram setiap 100 atau cangkang tiram. Jamur tiram
gram yaitu kalori 367 kal; protein 20,4%; (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis
karbohidrat 56,6%; lemak 2,2%; thiamin jamur kayu karena jamur ini banyak
0,20 mg; riboflavin 4,9 mg; niacin 77,2 tumbuh pada media kayu yang sudah
mg; kalsium 314 mg; kalium 3.793 mg; lapuk. Jamur tiram tidak mempunyai
fosfor 717 mg; natrium 837 mg; besi 18,2 klorofil, sehingga jamur tidak dapat
mg. Jamur tiram juga mengandung 18 menyediakan makanan sendiri dengan
asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh cara fotosintesis seperti pada tanaman
manusia dan tidak mengandung yang berklorofil, oleh karena itu jamur
kolesterol (Djarijah, 2010). Seiring tiram mengambil zat-zat makanan yang
dengan popularitas serta sudah jadi yang dibuat atau dihasilkan
memasyarakatnya jamur tiram sebagai oleh organisme lain untuk kebutuhan
obat dan bahan makanan lezat dan hidupnya. Karena ketergantungannya
bergizi, maka permintaan konsumen dan terhadap organism lainnya inilah maka
pasar jamur tiram di berbagai daerah
terus meningkat.
Kartika Oktasari , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 1 (2015) : 38-45 39

jamur tiram digolongkan sebagai budidaya jamur tiram akan membantu


tanaman heterotrofik. memecahkan masalah penumpukan
Saat ini jamur tiram putih limbah, menciptakan lapangan kerja baru
(Pleurotus ostreatus) sudah mulai serta meningkatkan sumber pendapatan
dibudidayakan,yaitu dengan petani dan pengusaha. Tongkol jagung
menggunakan limbah pertanian sebagai dapat dimanfaatkan sebagai media
media tumbuhnya. Dalam pembuatan tanam jamur tiram karena kandungan
media tanam jamur tiram putih (Pleurotus karbohidrat dan proteinnya yang tinggi.
ostreatus) terdiri dari bahan baku dan Penelitian ini bertujuan untuk
bahan tambahan. Bahan baku berupa mengetahui pengaruh pemberian
limbah serbuk kayu gergaji, sebagai campuran tepung tongkol jagung dan
bahan tambahan pada umumnya berupa dedak terhadap pertumbuhan, produksi,
dedak dan kapur (CaCO3). daya simpan, dan kadar protein jamur
Penambahan dedak pada media tanam tiram.
berperan dalam perkembangan miselium
dan pertumbuhan tubuh buah jamur METODE PENELITIAN
(Abdul, 2013), karena mengandung
vitamin, karbohidrat, lemak dan protein. Jenis penelitian ini merupakan
Jamur tiram termasuk jenis jamur penelitian eksperimen. Alat yang
perombak kayu yang dapat tumbuh pada digunakan dalam penelitian ini adalah,
berbagai media seperti serbuk gergaji, plastik PP (polypropilen), cincin paralon,
jerami, sekam, limbah kapas, limbah oven, Bahan yang digunakan dalam
daun teh, klobot jagung, ampas tebu, penelitian ini ialah bibit jamur tiram putih
limbah kertas, dan limbah pertanian (Pleurotus ostreatus), serbuk gergaji
maupun industri lain yang mengandung kayu jati, dedak, tongkol jagung, gypsum
bahan lignoselulosa (Sumarsih, 2010). dan kapur.
Seiring dengan pertambahan Perlakuan dalam penelitian ini
populasi dan aktivitas manusia serta terdiri dari media serbuk kayu 100%
produksi limbah yang semakin (kontrol), campuran serbuk kayu dan
meningkat oleh adanya home industri, dedak dengan perbandingan masing-
menyebabkan diperlukannya masing 85%:15%, 75%:25%, dan
penanganan limbah secara khusus agar 65%:35%, campuran serbuk kayu dan
tidak terjadi timbunan sampah yang tepung tongkol jagung dengan
meninggi. Penanganan masalah limbah perbandingan masing-masing 85%:15%,
terutama pada limbah tongkol jagung 75%:25%, dan 65%:35%. Penelitian ini
yang di hasilkan oleh para pengusaha setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga
pakan ternak salah satunya, yaitu didapatkan 21 unit eksperimen.
dengan memanfaatkan limbah tersebut Langkah persiapan meliputi
sebagai media pertumbuhan jamur tiram pembuatan mediabaglog, yaitu media
putih (Pleurotus ostreatus). Bahan-bahan tanam berupa serbuk kayu dicampur
tersebut ketersediaannya sangat dengan media tambahan berupa dedak,
melimpah dan belum banyak tepung tongkol jagung, kapur, dan
dimanfaatkan di Indonesia sehingga gypsum. Media ini di masukkan ke dalam
dapat dijadikan sebagai media tanam plastik Polypropilene hingga 1,2 kg,
dalam budidaya jamur tiram. kemudian mulut baglog diberi cincin
Pemanfaatan jenis-jenis limbah untuk plastik dan disumbat dengan kapas.
Kartika Oktasari , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 1 (2015) : 38-45 40

Media disterilkan dengan menggunakan data tersebut di analisis dengan


oven selama 6 jam. Inokulasijamur menggunakan analisis varian (ANOVA)
Pleurotusostreatus dilakukan dengan satu arah dan dilanjutkan dengan uji
menggunakan bibit jamur F2. Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Pengamatan dilakukan dengan
mengukur panjang miselium jamur Tiram HASIL DAN PEMBAHASAN
Putih (Pleurotus ostreatus) dengan
menggunakan kertas grafik yang A. Pertumbuhan
ditempelkan pada media tanam dan
dilakukan pengamatan tiap tiga hari Panjang Miselium
sekali sampai miselium memenuhi
baglog. Baglog yang sudah dipenuhi Jamur tiram putih merupakan
miselium dipindahkan ke ruang tanaman yang tidak memiliki klorofil
perawatan lalu dibuka mulut baglog tetapi memiliki spora yang merupakan
sebagai tempat munculnya tubuh buah sel yang saling bersambung membentuk
jamur. Tubuh buah jamur yang siap benang bersekat yang disebut hifa. Hifa
panen dicabut dan dibersihkan dari yang menyatu akan membentuk suatu
media tanam dan kemudian ditimbang jaringan yang disebut miselium. Fungsi
berat basahnya dengan menggunakan dari miselium adalah menyerap air,
timbangan digital. Selanjutnya dihitung nutrisi dan bahan organik dari media
jumlah badan buah jamur pada tiap tanam untuk digunakan dalam
rumpun media tanam. Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan jamur
terhadap daya simpan jamur dilakukan di tiram putih. Pengamatan terhadap
ruang terbuka dengan suhu kamar tanpa panjang miselium dilakukan pada 7-31
pengemasan. Tahap pengamatan hari setelah inokulasi (HSI) dengan
terakhir adalah pengujian analisis kadar interval 3 hari. Pengamatan terhadap
protein jamur yang dilakukan di Balai panjang miselium dilakukan dengan
Besar Perindustrian Hasil Perkebunan. mengukur panjang miselium mulai dari
Data yang diperoleh dari penelitian media tanam yang paling atas atau tepat
ini berupa kecepatan pertumbuhan di bagian bawah cincin hingga
miselium, tubuh buah jamur, produksi, memenuhi keseluruhan media tanam
daya simpan, dan kadar protein Tiram yang mempunyai rata-rata ketinggian
Putih (Pleurotus ostreatus), selanjutnya sebesar 19-20 cm
Kartika Oktasari , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 1 (2015) : 38-45 41

Tabel 1
Rerata Panjang Miselium 7-31 Hari Setelah Inokuasi

Hari Setelah Inokulasi (HSI)


Perlakuan 7 10 13 16 19 22 25 28 31
HSI HSI HIS HSI HSI HSI HSI HSI HSI
100% serbuk kayu 1,4a 3,3a 5,4a 7,2a 9,3a 11,2a 13,3a 15,4a 17,5a
Serbuk kayu 85% : dedak 1,5ab 3,5ab 5,8b 7,5b 9,6b 11,5ab 13,7b 16,1b 18,0b
15%
Serbuk kayu 75% : dedak 2,0c 3,7ab 6,3c 7,8b 10,0c 11,7b 14,1c 16,3bc 18,3bc
25%
Serbuk kayu 65% : dedak 2,3cd 3,8bc 6,5c 8,2c 10,5d 12,2c 14,6d 16,7cd 18,5c
35%
Serbuk kayu 85% : tepung 2,5d 4,2cd 7,0d 8,5cd 10,7de 12,6c 15,0e 17,0de 19,0d
tongkol jagung 15%
Serbuk kayu 75% : tepung 2,7d 4,6d 7,3d 9,0d 11,4ef 13,2de 15,3ef 17,4ef 19,5de
tongkol jagung 25%
Serbuk kayu 65% : tepung 2,6d 4,4d 7,3e 8,6e 11,0f 13,0e 15,3f 17,2f 19,3e
tongkol jagung 15%

Secara umum, penambahan sepertimonosakarida, polisakarida, asam


media campuran dedak dan tepung organik, asam amino, alkohol, lemak,
tongkol jagung memberikan respon yang selulosa dan lignin dapat digunakan oleh
sangat nyata terhadap pertumbuhan dan jamur untuk memenuhi kebutuhan energi
hasil produksi jamur tiram putih. dalam pertumbuhan dan perkembangan
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam jamur. Fungsi karbohidrat bagi jamur
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 yaitu dioksidasi sebagai sumber utama
diketahui bahwa penambahan beberapa energi kimia yang tersedia untuk sel
konsentrasi dedak dan tepung tongkol dalam bentuk ATP 26 dan menyediakan
jagung memiliki hasil yang berbeda karbon yang dibutuhkan untuk asimilasi
terhadap panjang miselium jamur. karbohidrat, lipid, asam amino, serta
Perlakuan pemberian dedak yang unsur organik lainnya (Tampubolon,
memiliki rata-rata panjang miselium 2010:11). Selain itu, lebih lambatnya
jamur tertinggi adalah pada kosentrasi umur miselium terbentuk pada
35% yaitu 18,56 cm sementara untuk konsentrasi 35% disebabkan tongkol
pemberian tepung tongkol jagung yang jagung mengandung zat ekstraktif. Zat
memiliki rata-rata panjang miselium ekstraktif merupakan komponen non
jamur tertinggi adalah pada kosentrasi struktural yang banyak terdapat pada
25% yaitu 19,53 cm, hal ini disebabkan kayu sehingga jika komposisi tongkol
karena kandungan gizi pada tepung jagung lebih dari 25% zat ekstraktif yang
tongkol jagung yang lebih tinggi berupa lignin ini akan menghambat
dibandingkan dengan kandungan gizi pertumbuhan miselium jamur.
dari dedak salah satunya adalah Faktor utama dalam budidaya
karbohidrat. Gunawan (2005) jamur tiram adalah ketersediaan nutrisi
menjelaskan bahwa semua unsur yang pada media yang cukup. Komposisi
terdapat dalam karbon dalam media tumbuh ikut menentukan
Kartika Oktasari , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 1 (2015) : 38-45 42

ketersediaan nutrisi bagi jamur, semakin pembentukan protein, lemak dan


komplek bahan yang digunakan maka berbagai unsur lainnya. Nitrogen juga
semakin banyak nutrisi yang dihasilkan. berguna untuk
mempercepat pertumbuhan. (c) Vitamin.
Jumlah Badan Jamur Vitamin berfungsi sebagai bahan
tambahan atau suplemen sehingga
Hasil pengujian lanjut DMRT yang pertumbuhan jamur menjadi lebih baik.
ditunjukkan oleh Tabel 2 memperlihatkan Vitamin yang dibutuhkan oleh jamur yaitu
bahwa pemberian tepung tongkol jagung vitamin B1 dan B12.
pada konsentrasi 25% merupakan
perlakuan terbaik. Hal ini Tabel 2
memperlihatkan bahwa untuk pemberian Rerata Jumlah Badan Jamur
campuran tepung tongkol jagung pada Perlakuan Rata-
konsentrasi 25% sudah mampu Rata
menyediakan nutrisi yang dibutuhkan 100% serbuk kayu 7,0a
jamur tiram untuk proses Serbuk kayu 85% : dedak 15% 9,6b
pertumbuhannya dimana hasil Serbuk kayu 75% : dedak 25% 10,3b
pengamatan menunjukkan bahwa pada Serbuk kayu 65% : dedak 35% 12,0bc
konsentrasi 35% pertumbuhan dan Serbuk kayu 85% : tepung tongkol 13,6cd
produksi jamur tiram tidak jauh berbeda jagung 15%
pada konsentrasi 25%. Serbuk kayu 75% : tepung tongkol 15,6d
Hasil pengamatan tersebut jagung 15%
didukung oleh penelitian yang dilakukan Serbuk kayu 65% : tepung tongkol 14,3d
Suharnowo (2012) dengan jagung 35%
menggunakan limbah kulit ari biji kedelai Murbandono (2012:52)
yang menyatakan bahwa pemberian menyatakan bahwa semakin banyak
campuran media tanam yang nutrisi yang diperoleh maka
mengandung karbohidrat dalam jumlah pertumbuhan miselium akan semakin
yang besar yaitu di atas 80% maka cepat. Banyaknya miselium yang tumbuh
pemberian campuran media pada akan mempengaruhi banyaknya tubuh
komposisi 20% sudah mampu buah yang kemudian berpengaruh pada
meningkatkan produktivitas jamur tiram. berat segar total tubuh buah jamur tiram.
Berdasarkan hasil tersebut juga
menunjukkan bahwa semakin baik nutrisi B. Produksi
yang terkandung dalam media tanam
maka pertumbuhan jamur pun semakin Berdasarkan analisis ragam
baik. seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3
Adapun nutrisi atau hara yang diperoleh data bahwa terjadi beda nyata
dibutuhkan jamur tiram untuk menunjang antar perlakuan. Data saat munculnya
proses pertumbuhannya yaitu: pin head pertama ini sangat
(a)Karbon. Karbon (C) bersumber dari berhubungan dengan hasil pengamatan
karbohidrat sebagai unsur dasar panjang miselium. Perlakuan dengan
pembentukan sel. Sumber karbon panjang miselium yang lebih panjang
diperoleh dalam bentuk monosakarida, yaitu perlakuan pemberian tepung
polisakarida, selulosa dan lignin (kayu). tongkol jagung dengan komposisi 25%
(b) Nitrogen. Nitrogen diperlukan untuk yaitu 19,19 cm maka pin head akan
Kartika Oktasari , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 1 (2015) : 38-45 43

muncul lebih cepat yaitu pada 44 HSI. C. Daya Simpan


Sebaliknya perlakuan dengan miselium
paling pendek pada akhir pengamatan Pemberian dedak dan tepung
yaitu perlakuan tanpa pemberian dedak tongkol jagung berdasarkan hasil analisis
dan tepung tongkol jagung sepanjang sidik ragam pada Tabel 4 menunjukkan
10,35 cm memiliki saat muncul pin head bahwa perlakuan tidak memberikan
pertama yang lebih lambat yaitu 47 HSI. pengaruh yang nyata. Lama
Hal ini disebabkan karena miselium yang penyimpanan jamur tiram rata-rata
telah memenuhi media tanam tersebut hanya bertahan antara 28-29 jam. Hal ini
akan mensuplai nutrisi lebih awal disebabkan karena kandungan dari
dibandingkan dengan media tanam dedak dan tongkol jagung hanya
lainnya yang miseliumnya belum penuh. dimanfaatkan jamur untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan
Tabel 3 miselium. Dugaan ini diperkuat dengan
Rerata Produksi Jamur permyataan Welem (2014) yang
Perlakuan Rata- mengatakan bahwa jamur tiram tidak
Rata memiliki daya tahan yang cukup lama
100% serbuk kayu 88,9a untuk disimpan dalam suhu ruangan
Serbuk kayu 85% : dedak 15% 95,2b maupun ditempatkan dalam lemari
Serbuk kayu 75% : dedak 25% 103,7c pendingin. Hal tersebut dikarenakan,
Serbuk kayu 65% : dedak 35% 110,8d jamur jenis ini memiliki kandungan air
Serbuk kayu 85% : tepung tongkol 116,0e yang banyak sehingga jamur tiram ini
jagung 15% sangat aktif melepaskan uap air dan
Serbuk kayu 75% : tepung tongkol 130,7f menyebabkan jamur menjadi kering dan
jagung 15% kantong penyimpanan menjadi basah
Serbuk kayu 65% : tepung tongkol 117,9e karena uap air. Basahnya kantong
jagung 35% penyimpanan, bisa menyebabkan jamur
menjadi lebih cepat busuk dan tidak bisa
Perlakuan pemberian tepung digunakan kembali.
tongkol jagung yang memiliki rerata
produksi tertinggi adalah pada komposisi Tabel 4
25% yaitu 130,7 g, sementara untuk Daya Simpan Jamur
perlakuan pemberian dedak yang
memiliki rerata produksi tertinggi adalah Perlakuan Rata-
pada komposisi 35% yaitu 110,8 g. Hal Rata
ini disebabkan karena jamur 100% serbuk kayu 28
membutuhkan sumber nutrisi dalam Serbuk kayu 85% : dedak 15% 28
bentuk unsur hara seperti nitrogen, Serbuk kayu 75% : dedak 25% 28
fosfor, belerang, karbon (Suriawiria, Serbuk kayu 65% : dedak 35% 29
2010:23). Nutrisi tambahan tersebut Serbuk kayu 85% : tepung tongkol 29
terdapat dalam tongkol jagung dengan jagung 15%
jumlah yang lebih banyak daripada Serbuk kayu 75% : tepung tongkol 29
dedak. jagung 15%
Serbuk kayu 65% : tepung tongkol 29
jagung 35%
Kartika Oktasari , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 1 (2015) : 38-45 44

D. Kadar Protein P, K nantinya akan mempengaruhi tingi


rendahnya kandungan nutrien pada
Berdasarkan hasil analisis uji jamur salah satunya berupa protein.
protein yang dilakukan di Balai Besar Berbeda dengan penambahan tongkol
Perindustrian Hasil Perkebunan jagung dan dedak akan saling
menunjukkan kadar protein yang melengkapi satu sama lain dalam
berbeda- beda pada setiap perlakuan. memenuhi kebutuhan nutrisi jamur tiram
Perlakuan pemberian tepung tongkol putih.
jagung dengan komposisi 25%
merupakan perlakuan yang memiliki KESIMPULAN
kandungan protein tertinggi yaitu 20,9%
sedang untuk pemberian dedak dengan Berdasarkan hasil penelitian, maka
komposisi 35% yang memiliki kandungan dapat disimpulkan bahwa, tepung
protein yang tertinggi yaitu 15,5%. tongkol jagung dapat digunakan sebagai
campuran atau pengganti dedak sebagai
Tabel 5 media tambahan dalam budidaya jamur
Kadar Protein Jamur tiram dan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produksi jamur tiram.
Perlakuan Rata- Komposisi yang tepat pada penggunaan
Rata tepung tongkol jagung adalah 75%
100% serbuk kayu 13,1 serbuk kayu dan 25% tepung tongkol
Serbuk kayu 85% : dedak 15% 13,8 jagung.
Serbuk kayu 75% : dedak 25% 15,0
Serbuk kayu 65% : dedak 35% 15,5 DAFTAR PUSTAKA
Serbuk kayu 85% : tepung tongkol 20,4
Abdul, 2013. Karakteristik Pertumbuhan
jagung 15%
dan Produksi Jamur Tiram. Skripsi
Serbuk kayu 75% : tepung tongkol 20,9 tidak diterbitkan. Pekanbaru:
jagung 15% Fakultas Pertanian Universitas
Serbuk kayu 65% : tepung tongkol 17,4
Riau.
jagung 35%
Tingginya kadar protein pada Djarijah. 2010. Budidaya Jamur Tiram.
penambahan tepung tongkol jagung Yogyakarta : Kanisius.
dikarenakan didalam tongkol jagung Gunawan. 2005. Perkembanganbiakan
mempunyai unsur kalium, vitamin, fosfor, jamur tiram putih. On Line.
dan nitrogen yang dapat meningkatkan http://perkembang-biakan-jamur-
kandungan protein pada jamur tiram tiram-putih.com/2005. Diakses
putih. Rendahnya kadar protein pada tanggal 18 april 2015.
media kontrol dikarenakan, dalam serbuk
gergaji hanya memiliki selulosa 49%, Murbandono. 2012. Studi Kelayakan
lignin 26,8%, pentosan 15,6%, karbon Jamur Tiram Putih (Pleurotus
50%, hidrogen 6%, nitrogen 0,10%, abu ostreatus). EPP. Vol. 8. No.2.
0,2% (Narwanti, 2013), padahal pada 2012: 48 -56. jurnalonline.
pertumbuhan jamur tiram paling tidak itenas.ac.id/index.php /rekaintegra/
kebutuhan pokok berupa N, P, K harus article/view/391. Diakses tanggal 3
terpenuhi. Selain untuk memenuhi Maret 2015.
kebutuhan nutrisi pada jamur, unsur N,
Kartika Oktasari , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 1 (2015) : 38-45 45

Narwanti. 2013. Kandungan Protein


dalam Jamur Tiram. On Line.
http://www. Kandungan-protein-
jamur-tiram. html. Diakses tanggal
3 Maret 2015.
Sri Sumarsih. 2010. Untung Besar
Usaha Jamur. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Suriawiria, H. 2010. Sukses


Beragrobisnis Jamur Kayu,
Shittake, Kuping, Tiram. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Tampubolon, J. 2010. Inventarisasi
Jamur Makroskopis di Kawasan
Ekowisata Bukit Lawang
Kabupaten Langkat Sumatra
Utara. Tesistidak diterbitkan.
Medan: Universitas Sumatra
Utara.
Welem. 2014. Cara Praktis Penyimpanan
Jamur Tiram. On Line.
http://www.vemale.com/kuliner/tips
-dapur/8959-tips-menyimpan-
jamur-tiram. html. Diakses tanggal
3 Maret 2015.

You might also like