Professional Documents
Culture Documents
VULVITIS
VULVITIS
1. Definisi
perempuan dan merupakan keluhan ginekologi yang paling umum dijumpai di klinik.
nyaman pada vagina, atau keduanya. Cervicitis juga dapat menyebabkan keluarnya
alami tubuh untuk mempertahankan lingkungan normal dalam vagina. Sekret normal
biasanya jernih atau berwarna seperti susu tanpa bau busuk. Perubahan dalam jumlah,
warna, atau bau; iritasi; atau rasa gatal atau terbakar bisa disebabkan oleh
vagina (20-25%), dan trikomoniasis (15-20%); namun 7-72% wanita dengan vaginitis
2. Etiologi
noninfeksi biasanya disebabkan oleh reaksi alergi atau iritasi. Penyebab umum
lainnya adalah vaginitis atrofi karena defisiensi estrogen. 1 Penyebab Vulvitis lainnya
adalah akibat parasit, misalnya pitiriasis pubis, scabies, cacing tambang. Virus dan
bakteri juga dapat menyebabkan vulvitis, diantaranya infeksi herpes simplex, infeksi
menyebabkan vulvitis. Pada kasus akut, gejala klinis berupa nyeri dan kemerahan
pada vulva dan vagina yang membengkak dengan lendir tipis. Pada kasus subakut
biasanya muncul gejala bercak dan plak eritematosa yang gatal di daerah vulva dan
bacterial vaginosis, yaitu pakaian dalam yang basah atau ketat, deterjen dan sabun
a. Bacterial Vaginosis
b. Kandidiasis vagina
flora vagina. Dalam 85-90% kasus, disebabkan oleh C albicans, 5-10%, disebabkan
oral, penggunaan IUD, usia muda saat hubungan seksual pertama, peningkatan
c. Trikomoniasis
ini terutama menginfeksi epitel vagina, dan jarang menginfeksi kelenjar endoserviks,
uretra, dan kelenjar Bartholin serta Skene. Trichomoniasis ditularkan secara seksual.
3. Patofisiologi
merupakan flora normal vagina dengan bakteri patogen. PH vagina postmenarch dan
biasanya dihambat. Gangguan pH vagina normal dapat mengubah flora vagina, yang
Pertumbuhan berlebih dari bakteri flora normal, bakteri oportunistik atau virus
dapat menyebabkan gejala vaginitis. Iritasi kimia juga bisa menjadi faktor yang
4. Diagnosis 5
a. Anamnesis
- Keluarnya cairan kental dari kemaluan yang abnormal, ditandai dengan
- Gatal
- Keputihan
b. Pemeriksaan Fisik
- Kulit vulva yang menebal dan kemerahan, dapat ditemukan juga lesi di sekita
vulva.
c. Pemeriksaan Penunjang :
- Pengukuran pH
10% dan garam fisiologis (NaCl 0.9%). Cairan dapat diperiksa dengan
melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan NaCl 0,9% diatas objek glass dan
sampel kedua di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan
Candida albicans akan terlihat jelas dengan KOH 10% tampak sel ragi
- Perwarnaan Gram
gram negative yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan banyak sel epitel
- Kultur
- Pemeriksaan serologis
5. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa7
Sistemik:
Topikal:
tidur (7 hari)
darah.
- Ceftriaxone injeksi 250 mg IM dosis tunggal DITAMBAHKAN
- Azithromycin 1g per oral dosis tunggal
Bila tidak ada ceftriaxone, maka
- Cefixime 400 mg per oral dosis tunggal DITAMBAHKAN
- Azithromycin 1g per oral dosis tunggal
Trikomonasis Untuk infeksi trikomoniasis dan chlamidiasis dapat diberikan:
- Metronidazole tablet 2x500 mg (7 hari) atau
dan - Clindamycin tablet 2x 300 mg (7 hari) atau
- Clindamycin cream 2%, one full applicator (5 g) intravagina sebelum
Chlamidiasis
tidur (7 hari)
HPV Aplikasi Asam triklor asetat (TCA) dioleskan ke kutil,
untuk infeksi yg berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil
dioleskan ke kutil
Virus herpes Acyclovir tablet 5x200mg (7 Hari)
simplex
b. Non Medikamentosa
Semua wanita harus disarankan untuk menghindari kontak kulit vulva dengan
sabun, busa mandi, sampo, parfum, deodoran pribadi, lap basah, deterjen,
a. Servisitis
b. Endometrititis
menyebabkan endometritis.
c. Salpingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba
uterine.
7. Prognosis
Vaginosis bakteri, jamur dan parasite dapat diatasi secara tuntas. Sebagian besar kasus
overview#a4
2. Newson.2015.Vulvitis. https://patient.info/doctor/vulvitis-pro
unrecognized cause of vaginal symptoms in adult women. Arch Gynecol Obstet. 2011
5. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.
Guidelines. https://www.cdc.gov/std/tg2015/candidiasis.htm