Professional Documents
Culture Documents
Kolorimetri
Kolorimetri
KOLORIMETRI
I. TUJUAN
1. Mempelajari beberapa metoda pembuatan kolorimetri
2. Menerapkan metoda sistem Silinder Hehner dan Komparator Bajerum
dalam penentuan konsentrasi Cu2+
3. Menentukan konsentrasi Cu2+ dalam larutan tugas
1 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
2 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
3. Metode pengenceran
Larutan contoh dan standar ditaruh dalam dua tabung kaca yang sama
diameternya, dan diamati secara horizontal menembus tabung-tabung itu. Larutan
yang lebih pekat diencerkan terus sampai warna-warna menjadi sama
intensitasnya bila diamati secara horizontal lewat larutan yang sama tebalnya.
Maka konsentrasi relatif larutan-larutan semula akan berbanding lurus dengan
tinggi larutan yang telah sebanding dalam tabung-tabung itu. metode ini paling
tidak tepat dan tidak akan dibahas lebih jauh.
4. Metode perimbangan
Metode ini membentuk dasar semua kolorimetri bertipe pengisap, misalnya
dalam kolorimeter Duboscq. Pembandingan dilakukan dalam dua tabung, dan
tinggi cairan dalam tabung disesuaikan sedemikian sehingga bila kedua tabung itu
diamati secara vertikal intensitas warna dalam kedua tabung itu sama. Dengan
diketahuinya konsentrasi larutan dalam satu tabung, maka konsentrasi larutan
yang lain dapat dihitung dari panjang masing-masing kolom cairan itu, dan
berlaku:
c1 l1 = c2 l2 (1)
5. Metode fotometer fotolistrik
Dalam metode ini mata manusia diganti oleh suatu sel fotolistrik yang
sesuai untuk mengukur langsung intensitas cahaya, dan dengan demikian
absorpsi. Instrumen yang menggunakan fotolistrik mengukur penyerapan cahaya
dan bukan mengukur warna zat, inilah alasan mengapa istilah kolorimeter
fotolistrik itu salah, nama yang lebih tepat adalah komparator fotolistrik, atau
yang lebih baik, absopsiometer.
6. Metode spektrofotometer
Metode ini merupakan metode yang paling tepat untuk menentukan
konsentrasi zat, tetapi instrumen ini mahal. Sebuah spektrofotometer dapat
dianggap sebagai sebuah fotometer fotolistrik yang diperhalus dengan
menggunakan pita-pita cahaya yang sinambung variabelnya dan lebih mendekati
monokromatis[3].
Pada kolorimetri, suatu pengulangan (duplikasi) warna dilakukan dalam dua
larutan yang mengandung sejumlah zat warna yang sama pada kolom dengan
3 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
diameter penampang yang sama serta tegak lurus dengan arah sinar. Biasanya
sinar putih digunakan dan kondisi keasaman transmisi antara larutan standar dan
larutan sampel diperoleh dengan pengamatan visual. Kita telah mengenal hukum
Lambert Beer, yaitu A = abc. Untuk dua larutan di atas maka Ax = a bx cx dan A
= a by cy = Ay jika larutan mempunyai kesetimbangan optik, sehingga persamaan
di atas menjadi:
bx cy
= (2)
by cx
Asalkan nilai a tetap. Dapat menguji persamaan tersebut secara eksperimen
dengan keadaan berikut:
1. cx bx tetap, sedangkan cy by bervariasi
2. cx bx tetap, sedangkan by bervariasi
3. cx bx tetap, sedangkan cy bervariasi
Hal tersebut dapat dilakukan dengan:
1. Metode deret standar (misal: tabung Nessler)
2. Metode pengenceran (misal: silinder Hehner)
3. Metode kesetimbangan (misal: kolorimeter Dubosque)[4]
Hukum yang mendasari pada metode ini adalah:
1. Hukum Bouguer (Lambert)
Hubungan antara absorpsi radiasi dan panjang jalan melalui yang menyerap
pertama kali dirumuskan oleh Bouguer (1729), meskipun kadang-kadang
dianggap berasal dari Lambert (1768). Penemuan Bouguer dapat dirumuskan
secara matematika sebagai berikut, dengan ketentuan P0 adalah tenaga radiasi
yang jatuh dan P adalah tenaga yang keluar dari suatu lapisan medium setebal b
satuan:
dP
- = k1 P (3)
db
Biasanya persamaan dituliskan dengan logaritma dasar yang hanya berubah
tetapannya:
P0
log = k2 b (4)
P
4 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
2. Hukum Beer
Hubungan antara konsentrasi macam zat penyerap dan besarnya absorpsi
dirumuskan oleh Beer pada tahun 1859. Hukum Beer analog dengan hukum
Bouguer dalam menguraikan pengurangan eksponensial dalam tenaga transmisi
dengan suatu peningkatan aritmatika dalam konsentrasi. Maka:
dP
- = k3 P (5)
dc
Yang setelah integrasi dan pengubahan menjadi logaritma bisa menjadi:
P0
log = k4 C (6)
P
Hukum Beer dapat digunakan dengan tepat hanya untuk radiasi monokromatis
dan sifat macam zat yang menyerap ditetapkan di atas jangkau konsentrasi yang
bersangkutan. Kita akan memberi ulasan selanjutnya atas pokok persoalan ini
sehubungan dengan yang disebut “penyimpangan” dari hukum Beer.
3. Hukum gabungan Bouguer-Beer
Hukum-hukum Bouguer dan Beer dengan mudah digabung menjadi
pernyataan yang sesuai. Dengan kata lain, dalam hukum Beer tertulis k4 = f(b)
demikian pula dalam hukum Bouguer k2 = f(c). Substitusi hubungan-hubungan
dasar ini ke dalam hukum-hukum Bouguer dan Beer menghasilkan[5]
P0 P0
log = f(c)b dan log = f(b)c (7)
P P
Kedua hukum harus diberlakukan bersamaan pada setiap titik, sehingga:
f(c)b = f(b)c (8)
atau kalau dipisahkan variabelnya,
f(c) f(b)
= (9)
c b
Sekarang persyaratan satu-satunya agar dua fungsi variabel tak bergantung dapat
menjadi sama, adalah bahwa keduanya sama dengan suatu tetapan:
f(c) f(b)
= =K (10)
c b
Atau
f(c) = Kc dan f(b) = Kb (11)
5 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
6 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
7 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
8 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
9 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
- Dipipet sebanyak 25 mL
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL
- Ditambahkan 25 mL NH4OH 1:1
- Diencerkan dengan aquades sampai tanda batas
Larutan standar Cu2+ 100 mg/L
10 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
Keterangan :
1. Pipa U
2. Labu ukur
3. Slang karet
4. Gelas ukur
3.4.2 Komparator Bajerum
Keterangan :
1. Wadah sampel
2. Sisi bagian depan
3. Sisi bagian belakang
11 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
3
4
Keterangan :
1. Pipa U
2. Labu ukur
3. Slang karet
4. Gelas ukur
1
3
2
Keterangan :
1. Wadah sampel
2. Sisi bagian depan (larutan standar)
3. Sisi bagian belakang (blanko)
12 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
13 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
14 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan mengenai metode analisa
kolorimetri, yaitu suatu metode analisis kimia berdasarkan kesamaan warna antara
larutan standar dengan larutan sampel dengan menggunakan mata sebagai
detektornya. Adapun metode yang digunakan untuk percobaan ini adalah sistem
silinder hehner dan komparator bajerum. Prinsip percobaan silinder hehner adalah
pengamatan kesamaan warna antara larutan standar dengan larutan tugas secara
vertikal, prinsip pada komparator bajerum adalah pengamatan kesamaan warna
antara larutan standar dengan larutan tugas secara horizontal.
Awalnya larutan induk Cu2+ 1000 mg/L dipipet sebanyak 25 mL
dimasukkan ke dalam labu 250 mL yang berwarna biru lembayung. Selanjutnya
ditambahkan NH4OH 1:1 sebanyak 25 mL sebagai reagen pengompleks sehingga
warna menjadi biru tua dengan kompleks yang terbentuk yaitu tetra amino
kuprat(II) [Cu(NH3)4]2+. Adapun tujuan penambahan NH4OH yaitu untuk
mempertajam warna yang terbentuk dari biru lembayung menjadi biru tua.
Kemudian sampai batas dengan akuades, yang bertujuan memperkecil
konsentrasi.
Pada sistem silinder hehner, digunakan dua gelas ukur yang identik yang
bertujuan agar tidak adanya perbedaan wadah antara larutan standar dengan
larutan tugas, baik itu perbedaan pada diameter maupun tinggi gelas ukur.
Pengamatan pada metode ini dilakukan secara vertikal, yaitu diamati dari mulut
gelas ukur dengan menggunakan latar yang berwarna putih, pengamatan ini harus
diamati dengan satu mata. karena pengamatan tiap orang berbeda-beda, sehingga
mengakibatkan hasil yang didapatkan kurang baik. Pada metode ini, kesamaan
warna terjadi pada volume larutan standar 27 mL dan didapatkan konsentrasi
larutan tugas 54 mg/L dengan persentase kesalahan pada percobaan ini adalah
10%.
Selanjutnya pada metode komparator bajerum, pada bagian depan diisikan
larutan standar dan pada bagian belakang diisikan larutan blanko sampai tanda
batas, pada komparator bajerum terdapat sekat antara larutan standar dengan
larutan blanko yang diletakan secara diagonal, adapun tujuan dari sekat tersebut
untuk memberikan variasi warna pada larutan standar. Larutan tugas dimasukkan
15 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
ke dalam wadah sampel, dengan meletakkan di atas komparator yang posisi nya
dapat digeser dari kiri ke kanan (horizontal) untuk mendapatkan kesamaan warna
pada larutan tugas dengan larutan standar. Skala yang menunjukkan kesamaan
warna adalah pada skala 13, sehingga didapat konsentrasi larutan tugas 65 mg/L
dengan persentase kesalahan percobaan yaitu 8,333%.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat konsentrasi sampel pada
metode silinder hehner adalah 54 mg/L dan pada metode komparator bajerum
adalah 65 mg/L. Persentase kesalahan pada silinder hehner 10%, dan pada
komparator bajerum ialah 8,333%. Adapun kesalahan yang terjadi dapat
disebabkan pada saat melakukan pengamatan tidak begitu teliti, dan juga dapat
dikarenakan warna dari latar pengamatan yang tidak putih sehingga warna yang
diperhatikan tidak sesuai dengan yang diharapkan, selain itu penilaian masing-
masing orang terhadap kesamaan warna juga berbeda-beda.
16 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
17 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
DAFTAR PUSTAKA
[1] Harvey, D., 2000. Modern Analytical Chemistry. 6th ed., McGraw – Hill
Companies, Inc, United States of America.
[3] Basset, J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
[6] Marco Gargano; Nicola Ludwig; Davide Pandini: Use of optical fibre in
spectrometry and colorimetry withremote probes 2012, 8, 36-43
18 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
I. Judul
Penerapan spektroskopi fotoakustik berbasis laser dan kolorimetri untuk
kuantifikasi antosianin pada permen rebus
II. Tujuan
Untuk menganalisis permen dengan menggunakan spektroskopi fotoakustik
berbasis laser (LPAS) dan metode kolorimetri untuk kuantifikasi antosianin
(E163) di beberapa produk permen rebus yang dibandingkan dengan
menggunakan spektrofotometri (SP)
III. Skema Kerja
Sampel Permen Rebus
Larutan Standar
19 Kolorimetri
Praktikum Analisis Spektrometri
Tahun Akademik 2017/2018
20 Kolorimetri