Professional Documents
Culture Documents
Diplomatik - Konvensi Wina 1975
Diplomatik - Konvensi Wina 1975
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Annindya Icchanaya Devi 11010115140235
2. M. Reynaldi G P 11010115140250
3. M. Ridho Ramadhenta 11010115140251
4. Bintang Adi Prakoso 11010115140265
5. Arkarezta Salsabila E 11010115140273
6. Luqman Hidayat 11010115140276
7. Indar Putri Della A 11010115140284
8. Sarah Marisi Ireney S 11010115140315
9. Radifan Rachmadian 11010115140329
10. Jagratara Akbar Rakarsa 11010115140335
11. Zaisal Bagus Prasetyo 11010115140344
BAB I
PENDAHULUAN
1. Hal-hal apa saja yang diatur dalam Vienna Convention On The Representation of State
In Their Relation With International Organizations of A Universal Character 1975?
2. Apakah pengusiran yang dilakukan AS terhadap perwakilan diplomatic Rusia di Markas
PBB melanggar ketentuan yang berlaku di dalam konvensi wina’75?
1
Zaqiah Darojad, dkk, AnaIisa Mengenai Vienna Convention on the Representation of States in their Relations with
International Organizations of a Universal Character 1975, Universitas Airlangga Surabaya, tanpa tahun, hlm. 5
2
Agnes Simbolon, Perwakilan Negara Pada Organisasi Internasional, (Artikel Lepas) Tahun 2015
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hal-hal yang diatur dalam Vienna Convention On The Representation of State In Their
Relation With International Organizations of A Universal Character 1975
Organisasi Internasional yang bersifat universal yang dimaksud didalam konvensi wina’75
adalah Organisasi Internasional PBB, badan-badan khusus yang berada di bawah PBB dan
organisasi lainnya yang keanggotaannya dan tingkat pertanggungjawabannya bersakala
internasional. Ruang lingkup yang diatur dalam konvensi ini berdasarkan Pasal 2 adalah
meliputi perwakilan suatu negara dalam hubungannya dengan setiap organisasi internasional
yang bersifat universal dan keberadaan perwakilannya dalam menghadiri konferensi-konferensi
yang diatur atau berada di bawah perlindungan dari organisasi tersebut.3 Kekebalan dan
keistimewaan pejabat Organisasi Internasional dalam Konvensi Wina 1975 dibagi menjadi
dua bagian, yaitu kekebalan dan keistimewaan yang diberikan kepada pejabat Organisasi
Internasional yang bersifat permanen serta kekebalan dan keistimewaan yang diberikan kepada
pejabat Organisasi Internasional yang bersifat sementara, yaitu delegasi suatu negara yang dikirim
oleh negaranya menghadiri suatu acara yang diadakan oleh organ-organ tertentu atau untuk
menghadiri konferensi. Beberapa kekebalan dan keistimewaan yang diatur dalam konvensi ini
antara lain seperti yang disebutkan dalam Pasal 28 bahwa pimpinan misi dan anggota-
anggota dari staf diplomatik misi adalah bersifat tidak dapat diganggu gugat. Mereka tidak dapat
ditangkap atau ditahan. Selain kekebalan pribadi, seorang pejabat Organisasi Internasional
juga mempunyai kebebasan bergerak (Pasal 26) dan kebebasan berkomunikasi (Pasal 27)
serta beberapa kekebalan dan keistimewaan lain seperti yang diatur dalam Pasal 32-35 untuk
seorang pejabat Organisasi Internasional yang bersifat permanen.
Dalam Konvensi Wina ini dijelaskan bahwa konferensi diadakan oleh atau dibawah naungan
suatu organisasi internasional seperti yang dituliskan pada pasal 1 dan 2. Ketentuan-ketentuan
yang ada dalam konvensi ini adalah peraturan yang relevan dan tidak mempengaruhi perjanjian
internasional yang sudah berlaku sebelumnya, antar negara atau antara negara dengan organisasi
3
Ibid., hlm. 3 dan 5
internasional yang bersifat universal, serta perjanjian mengenai perwakilan negara, sesuai dengan
isi dari pasal 3 dan 4. Seorang perwakilan dari negara anggota berhak membuat misi permanen
dengan seizin organisasi internasional, fungsi dari misi-misi (tercantum dalam pasal 6) tersebut
antara lain:4
a. menjamin perwakilan dari Negara pengirim kepada Organisasi;
b. menjaga hubungan antara negara pengirim dan Organisasi;
c. bernegosiasi dengan dan di dalam Organisasi;
d. memastikan aktivitas dan melaporkan pada Negara pengirim;
e. memastikan partisipasi dari Negara pengirim dalam kegiatan Organisasi;
f. melindungi kepentingan Negara pengirim dalam kaitannya dengan Organisasi;
g. mempromosikan realisasi tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip Organisasi dengan bekerja sama
dengan dan di dalam Organisasi.
Sedangkan untuk non-negara anggota berhak membuat pengamat misi permanen jika
mendapatkan izin dari organisasi dan sesuai dengan fungsi pada pasal 7, yakni:5
a. menjamin perwakilan dari Negara pengirim dan menjaga kepentingan dalam kaitannya
dengan Organisasi;
b. memastikan aktivitas dan melaporkannya pada negara pengirim;
c. mempromosikan kerjasama dengan Organisasi dan negosiasi.
Pada pasal 9 menjelaskan bahwa, sesuai dengan ketentuan pasal 14 dan pasal 73, negara
pengirim dapat dengan bebas menunjuk anggota misi, mandat dari kepala misi akan
dikeluarkan oleh kepala negara melalui menteri luar negeri. Isi dari pasal 14 menyebutkan
bahwa misi yang dibuat harus sewajarnya dan tidak berlebihan dengan memperhatikan fungsi
organisasi, kebutuhan misinya, serta kondisi suatu negara. Pada pasal 20 dan 21 juga dijelaskan
bahwa organisasi juga harus siap membantu seorang misi dalam memperoleh akomodasi yang
layak.
Salah satu bentuk implementasi dari konvensi tersebut ialah Konferensi Internasional
tentang Melawan Diskriminasi di tahun 2009 yang diadakan di Bandung yang diikuti sebanyak
115 delegasi dari 50 negara di dunia. Konferensi yang diselenggarakan UNESCO ini diadakan
selama dua hari di Gedung Merdeka yang menjadi tempat besejarah pelaksanaan Konferensi
4
Zaqiah Darojad, dkk, Loc.Cit., hlm. 5-6
5
Ibid., hlm. 5
Asia Afrika, dibuka oleh Asisten Direktur Jendral Unesco Pierre Sane. Dilihat dari sudut
pandang konvensi Wina 1975 yang terkait dengan pasal 20 dan 21. Organisasi Internasional
disini ialah UNESCO yang mengadakan konferensi tersebut. Indonesia sebagai tuan rumah
harus siap menyediakan general facilities untuk menunjang keberlangsungan konferensi. Para
delegasi dari berbagai negara diberikan kekebalan dan keistimewaan yang bersifat sementara,
yaitu delegasi suatu negara yang dikirim oleh negaranya menghadiri suatu acara yang
diadakan oleh organ-organ tertentu atau untuk menghadiri konferensi. Beberapa kekebalan
dan keistimewaan yang diatur dalam konvensi ini antara lain seperti yang disebutkan dalam
Pasal 28 bahwa pimpinan misi dan anggota-anggota dari staf diplomatik misi adalah bersifat
tidak dapat diganggu gugat.6
6
Ibid., hlm. 6-7
2.2 Pelanggaran yang dilakukan oleh AS terhadap perwakilan diplomatic Rusia di Markas PBB
yang melanggar ketentuan dalam Konvensi Wina 1975
a. Kasus Posisi
Rusia geram dengan keputusan Amerika Serikat (AS) yang mengusir utusan Moskow dari
markas besar PBB. Moskow pun menyebut Washington telah melanggar semua kesepakatan
internasional. Utusan Rusia untuk Kantor PBB di Jenewa, Gennady Gatilov mengatakan, AS telah
melanggar hukum dengan mengusir diplomat Rusia dari markas besar PBB di New York. Lebih
jauh ia menyebut AS telah gagal sebagai negara tuan rumah bagi badan internasional.
"Keputusan Washington untuk memasukkan 12 karyawan misi PBB ke dalam daftar diplomat
yang dikeluarkan dari AS atas kasus Sergei Skripal, adalah benar-benar ilegal dan bertentangan
dengan semua perjanjian internasional dan konvensi tentang hubungan diplomatik," kata Gatilov.
"Ini benar-benar melanggar hukum karena para diplomat itu terakreditasi di PBB dan memiliki
status yang sama sekali berbeda. Mereka bekerja sebagai perwakilan Rusia di PBB, tetapi tidak
dengan pemerintah AS,”
Duta Besar AS untuk Rusia, Jon Huntsman, sebelumnya mengatakan bahwa pengusiran
diplomat Rusia dari PBB akan menjadi urusan yang rumit, karena akan membutuhkan persetujuan
dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Gatilov menggambarkan pengusiran staf PBB
Rusia sebagai tindakan tidak ramah terhadap Rusia. Ia lantas mengatakan bahwa Washington telah
berperilaku tidak senonoh.7
b. Pengaturan dan Tindakan Pelanggaran yang diatur dalam Konvensi Wina 1975
PBB merupakan Organisasi Internasional yang dewasa ini menjadi salah satu dari subjek
Hukum Internasional. Yang dimaksud dengan subjek dari suatu sistem hukum diakui mempunyai
kemampuan untuk bertindak. Di dalam hukum internasional subjek-subjek tersebut termasuk
negara organisasi internasional dan kesatuan-kesatuan lainnya. karena itu kemampuan untuk
bertindak hakikatnya merupakan personalitas dari suatu subjek hukum internasional tersebut. Tiap
organisasi internasional mempunyai personalitas hukum dalam hukum internasional. Tanpa
personalitas hukum maka suatu organisasi internasional tidak akan mampu untuk melakukan
tindakan yang bersifat hukum. Subjek hukum dalam jurisprudensi secara umum dinggap
mempunyai hak dan kewajiban yang menurut ketentuan hukum dapat dilaksanakan. Dengan
7
https://international.sindonews.com/read/1294416/41/usir-diplomat-rusia-dari-markas-pbb-as-langgar-perjanjian-
internasional-1522624253/
demikian subjek hukum yang ada di bawah sistem hukum internasional merupakan personalitas
hukum yang mampu untuk melaksanakan hak dan kewajiban tersebut.8
Kekebalan dan keistimewaan pejabat organisasi internasional dalam Konvensi Wina 1975
dibagi menjadi dua bagian, yaitu hak kekebalan dan keistimewaan yang diberikan. kepada pejabat
organisasi internasional yang bersifat permanen dan hak kekebalan & keistimewaan yang
diberikan kepada pejabat organisasi internasional yang bersifat sementara, yaitu delegasi suatu
negara yang dikirim oleh negaranya menghadiri suatu acara yang diadakan oleh organ – organ
tertentu atau untuk menghadiri konferensi.
Dalam pasal 28 Konvensi Wina : Pejabat diplomatik tidak boleh diganggu gugat, tidak boleh
ditangkap dan ditahan. Mereka harus diperlakukan dengan penuh hormat dan negara penerima
harus mengambil langkah –langkah yang layak untuk mencegah serangan atas diri, kebebasan dari
martabatnya. Dalam Konvensi Wina 1975 tidak diatur secara jelas mengenai sejauh mana
kewenangan dari Organisasi Internasional seperti PBB dapat menerapkan yurisdiksinya dalam
suatu daerah teritorinya. Dalam Konvensi Wina 1975 ini lebih terkhusus kepada hak imunitas dan
hak privilege yang diberikan kepada delegasi dari setiap negara, tidak sampai mengatur pada
kewenangan negara tuan rumah untuk melakukan tindakan sikap mewakili suatu Organisasi
Internasional yang ada dalam daerah teritori suatu negara.
8
https://khofiyati.wordpress.com/2010/12/13/bukti-organisasi-internasional-sebagai-subjek-hukum-internasional-
dan-personalitas-hukum-internasional/
9
http://farahchaliq.blogspot.co.id/2013/12/kedudukan-organisasi-internasional.html
Penjelasan diatas terkait dengan kedudukan dan kapasitas dari Organisasi Internasional sangat
erat kaitannya, Konvensi Wina 1975 mungkin secara garis besar hanya mengatur mengenai
keterwakilan negara dalam hubungannya dengan organisasi internasional namun tanpa diperkuat
dengan adanya kedudukan dan kapasitas dari Organisasi Internasional itu sendiri mungkin
Konvensi ini kurang memiliki kekuatan untuk menjalankan fungsi imunitasnya.
Sesuai dengan penjelasan diatas tindakan Amerika Serikat yang mengusir diplomat asal Rusia
merupakan perbuatan yang tidak wajar dilakukan sebagai negara yang menjadi tuan rumah markas
besar PBB. Mungkin memang benar New York merupakan bagian dari Amerika Serikat, namun
sebelumnya sudah ada perjanjian yang menetapkan bahwa New York sebagai markas besar dari
PBB dan PBB sebagai Organisasi Internasional berhak menjalankan hak dan kewajiban
sebagaimana mestinya.