Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Azimuth, dalam bahasa Indonesia kata yang benar adalah azimut (lihat Kamus Besar

Bahasa Indonesia). Azimuth atau disebut juga sebagai sudut kompas adalah besar sudut yang
tercipta antara satu titik dengan arah utara dari Sang Pengamat yang dihitung searah dengan
jarum jam. Jika kita membidik suatu obyek atau tanda di lapangan (dengan menggunakan
kompas), dan memperoleh sudut yang tercipta antara obyek dengan arah utara, maka sudut itulah
yang disebut sebagai azimuth.

Sedangkan back azimuth adalah kebalikan dari azimuth yaitu sudut yang terbentuk
berbalik dari azimuth atau berlawanan dengan arah jarum jam. Back azimuth disebut juga
sebagai back reading atau sasaran balik.

Azimut terdiri atas tiga macam, yaitu :

1. Azimuh sebenarnya, yaitu besar sudut yang terbentuk antara utara sebenarnya (utara yang
mengarah pada kutub utara bumi) dengan titik sasaran.
2. Azimuh magnetis, yaitu besar sudut yang terbentuk antara utara magnetik (ditunjukan
oleh jarum kompas) dengan titik sasaran.
3. Azimuh peta, yaitu besar sudut yang terbentuk antara utara peta (utara pada peta) dengan
titik sasaran.

Azimuth dan back azimuth dinyatakan dalam satuan derajat. Contoh penulisannya secara
lengkap adalah 211°30'20", dibaca sebagai 211 derajat, lebih 30 menit, lebih 20 detik. (60 detik
= 1 menit dan 60 menit = 1 derajat).

Azimuth dan Back Azimuth

Cara Menentukan Azimuth dan Back Azimuth

Untuk menentukan sudut azimuth cukup mudah. Caranya cukup dengan membidikkan
kompas pada obyek atau tanda di lapangan yang dituju. Besaran derajat (arah) yang didapat
tersebutlah yang disebut sebagai azimuth. Namun sebelumnya kita harus mengetahui dan
memastikan posisi kita di peta atau yang biasa disebut sebagai teknik orientasi medan. Sehingga
kita dapat memindahkan atau menggambar azimuth tersebut di atas peta.

Sedangkan untuk menentukan back azimuth atau sasaran balik, gunakan penghitungan :

1. Bila azimut lebih dari 180°, maka back azimuth-nya adalah azimut dikurangi 180°.
Contoh, azimuth yang diperoleh 275° maka back azimuth-nya adalah 265° - 180° = 85°.
2. Bila azimuth kurang dari 180°, maka back azimut-nya adalah azimuth ditambah 180°.
Contoh, azimuth yang diperoleh 82° maka back azimut-nya adalah 82° + 180° = 262°.
3. Bila azimuth tepat 180°, maka back azimutnya adalah 0° atau 360°.

Di atas telah dijelaskan bahwa azimuth terdiri atas tiga macam, sesuai dengan macam utara.
Yaitu utara sebenarnya (utara yang mengarah pada kutub utara bumi), utara magnetik
(ditunjukan oleh jarum kompas), dan utara peta. Hal ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh
jika selisih sudutnya sangat kecil, seperti di Indonesia. Akan tetapi pada beberapa tempat, selisih
sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut saat
memasukkan hasil penghitungan azimuth ke peta.
\
Theodolith adalah alat untuk mengukur sudut dan arah sudut. Sudut yang diukur dalam
Theodolith adalah sudut vertikal, untuk mengetahui beda tinggi dan sudut horizontal, serta untuk
mengetahui Azimuth. Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam dan hanya diukur dari
arah Utara atau Selatan saja sebagai acuan. Theodolith juga dapat digunakan untuk mengukur
beda tinggi yaitu dengan menggunakan sudut vertikal. Adapun syarat penggunaan Theodolith
dalam mengukur beda tinggi adalah posisi alat harus tegak lurus dengan titik tempat mengukur,
dengan cara menyeimbangkan niveau tabung dengan niveau kotak agar gelembung udara dapat
di tengah-tengah.

Theodolith adalah salah satu alat yang digunakan untuk metode pemetaan. Theodolith
digunakan sebagai sarana guna mengumpulkan data di lapangan, ini merupakan sarana
pengumpulan data dengan metode secara Terestris. Theodolith dilengkapi dengan piringan untuk
pembacaan sudut balik piringan horizontal maupun vertikal. Theodolit juga dilengkapi dengan
sumbu I (vertikal) dan sumbu II (horizontal). Dengan demikian sumbu teropong dapat
digerakkan ke segala arah. Sudut tegak (vertikal) ialah sudut yang dibentuk pada bidang tegak
oleh garis bidik dengan garis tegak (2) atau oleh garis bidik dan garis mendatar (m). sedangkan
sudut mendatar ialah sudut yang dibentuk oleh dua garis bidik dibidang mendatar (Wongsotjitro,
1964).
Dengan Theodolith, data-data berupa jarak, ketinggian, sudut dan Azimuth dapat diketahui
dengan jalan pengukuran. Pada acara kali ini pengukuran hanya terbatas pada pembacaan sudut
horizontal, sudut vertikal, jarak, dan beda tinggi. Jarak yang dihasilkan diperoleh dengan
mengurangi batas atas pengukuran dengan batas bawah pengukuran dikalikan 100. Masing-
masing titik memiliki ketinggian yang berbeda sehingga dari pengukuran ketinggian itu kita bisa
mendapatkan data berupa jarak tiap titik. Pembacaan sudut horizontal dan vertikal dilakukan
dengan membaca sudut yang dihasilkan sewaktu pengukuran, biasanya berupa derajat, menit,
dan detik.
ETS ( Electronic Total Station)

Total Station merupakan suatau alat elektronik modern yang digunakan dalam melakukan
survey . Alat ini digunakan untuk mengujur sudut dan jarak. Total station adalah kombinasi
transit (teleskop) antara elektronik dan alat pengukur jarak elektronik EDM (electronic distance
measurement). EDM merupakan alat ukur jarak elektronik yang menggunakan gelombang
elektromagnetik berupa sinar infra merah sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan
dibantu dengan sebuah reflektor berupa prisma sebagai target yaitu alat pemantul sinar infra
merah agar kembali ke EDM. Jadi, total Station merupakan alat teknologi yang menggabungkan
secara elektornik antara teknologi theodolite dengan teknologi EDM. Total station itu sendiri
merupakan perkembangan terakhir dari theodolit. Total station di lengkapi dengan perangkat,
seperti transit dan tape, yang dapat menentukan sudut dan jarak dari instrumen poin yang dapat
disurvei. EDM, untuk mengukur jarak dari instrumen target. Sebuah kalkulator untuk mencari
lokasi titik terlihat. Perekam data untuk mengurangi potensi kesalahan. Dengan bantuan
trigonometri, sudut dan jarak dapat digunakan untuk menghitung posisi sebenarnya (x, y, dan z
atau arah timur dan elevasi) titik yang disurvei secara absolut.

Adapun keutamaan alat ukur Total Station secara umum yaitu Tingkat ketelitian bacaan
ukuran jarak berkisar antara 0,1 Cm – 0,01Cm, jadi dapat dapat disimpulkan bahwa alat ini
sudah cukup teliti. Kemampuan jarak ukur rata-rata 3.000 meter. Sumber kesalahan bisa di
hilangkan atau dieleminasi, misalnya yaitu kesalahan kasar (blunder) yaitu kesahan karena
kelalaian manusia,seperti : salah baca, salah tulis dan salah dengar. Karena pada Total Station
bacaan arah, sudut dan bacaan jarak sudah ditampilkan otomatis pada tampilan layar, bahkan
dapat tersimpan secara otomatis dalam memori alat ukur. Pengolahan data dilengkapi dengan
software seperti AutoCAD dan Mincom, sehingga pengolahan data lebih cepat. Data ukuran
jarak, sudut, azimuth dan koordinat tersimpan di memory alat. Format data hasil ukuran Total
Station sudah bisa diaplikasikan langsung dengan program GIS dan digabungkan dengan data
GPS. Kesalahan Kolimasi, kesalahan index vertikal sudah diset Nol sehingga tidak perlu
pengaturan lagi. Pada proses pengukuran stake out atau pencarian titik,Total Station lebih
memudahkan pelaksana dalam mencari titik-titik tersebut. Dengan memasukan koordinat acuan
titik dan data jarak dan sudut yang diketahui, maka pencarian titik tersebut lebih mudah, karena
alat Total Station menghitung secara otomatis posisi prisma berdiri, Pada kondisi cahaya redup
ataupun gelap, pengukuran masih bisa dilaksanakan karena Total Station menggunakan
teknologi infra merah.

Jadi, Total Station merupakan peralatan pengukuran tipe teliti berbasis elektronik yang
mempunyai kemampuan berintegrasi dengan peralatan pemetaan lainnya seperti halnya GPS dan
software sistem informasi geografis.

You might also like