Laporan Kuljar Sterilisasi Alat

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

LAPORAN

STERILISASI ALAT-ALAT KULTUR JARINGAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Kultur Jaringan Tahun Ajaran 2018/2019

Dosen Pengampu : Dr. Noor Aini Habibah, S.si., M.si.

Dr. Nugrahaningsih Wh, M.kes

Disusun oleh Kelompok 3 :


Mila Rosa Miftakhul Jannah 4411415007
Windy Gita Pratama 4411415018
Habsari Diah Putri Suri 4411415023
Siti Jariah 4411415024
Tria Cahyani 4411415031

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018

1
A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara sterilisasi alat dengan
menggunakan autoklaf.
B. Landasan Teori
Sterilisasi merupakan teknik membersihkan dan membebaskan suatu benda dari
segala kehidupan. Sterilisasi adalah tahap kunci keberhasilan dalam metode kultur
jaringan. Sterilisasi ini meliputi sterilisasi ruangan, sterilisasi media tanam sterilisasi
alat tanam dan sterilisasi eksplan.
1. Sterilisasi Ruang
Salah satu ruang yang harus dijaga kesterilannya adalah ruang transfer yang digunakan
untuk inokulasi, isolasi dan subkultur. Ruangan ini biasanya tidak terlalu besar agar
proses sterilisasinya tidak lama dan mudah. Sterilisasi ruangan dilakukan dengan
menyemprotkan alkohol 90%, dan sterilisasi lantai dengan kain pel yang dibasahi
dengan alkohol 90% atau phenol. Sterilisasi inimutlak dilakukan menjelang ruang
inokulasi akan digunakan. Lampu ultraviolet dapat digunakan untuk sterilisasi ruang,
dan biasanya selalu dinyalakan apabila ruang inokulasi tidak digunakan, serta dimatikan
saat masuk dalam ruang ini (Edhi Sandra, 2013).
2. Sterilisasi Alat inokulasi (LAF cabinet)
Sterilisasi laminar dilakukan dengan spirtus atau alkohol 70%. Permukaan laminar
sebelum mulai bekerja dibersihkan dengan tisu yang sudah dicelupkan alkohol 70%.
Laminar yang dilengkapi dengan lampu UV, sebelum digunakan juga dinyalakan
selama 1-2 jam untuk mematikan kontaminan yang ada di permukaan laminar. Hal
serupa juga dilakukan setelah selesai melakukan penanaman atau inokulasi. Laminar
harus tetap dijaga kebersihannya.
3. Sterilisasi Alat dan Media
Alat-alat logam dan gelas yang akan digunakan dalam kultur jaringan dapat disterilkan
dengan autoclave. Sterilisasi dilakukan sebelum semua peralatan digunakan, yaitu
dengan cara membungkus semua yang telah dicuci dan dikeringkan dengan
menggunakan kertas dan dimasukkan kedalam plastik kemudian disterilisasi dengan
autoklaf pada suhu 121oC dengan tekanan 15 psi (per square inci) selama 1 jam. Untuk
alat tidak tahan panas tinggi disterilisasi dengan zat kimia berupa alkohol 70% (
Irdawati, 2017).
Sterilisasi alat gelas dan metal dapat dilakukan dengan pemanasan melalui oven.
Agar terbebas dari bakteri yang resisten dan partikel spora, pemanasan harus dapat
dilakukan terus menerus dalam waktu yang panjang. Perlu diketahui sumber
2
kontaminan juga sangat mempengaruhi hal tersebut, dalam satu genus bakteri
ketahanan terhadap panasnya pun berbeda. Seandainya kontaminasi terjadi sangat
parah dan sering terjadi maka disarankan semua peralatan dan botol kultur disterilisasi
pada suhu 160-180oC selama 3 hari dan ruang transfer, ruang kultur juga dibersihkan
dan disterilisasi kembali. Lalu alat di autoclaf dengan suhu 121OC selama 1 jam. Sinar
UV digunakan untuk sterilisasi ruangan (Santoso, 2002).
C. Alat dan bahan
1. Alat
a) Botol Kultur
b) Petridish
c) Skalpel
2. Bahan
a) Plastik
b) Kertas Bekas
c) Karet
D. Cara Kerja

a. Botol Kultur dimasukan kedalam plastik kemudian diikat dengan


karet gelang

b. Petridisk dan skalpel dibungkus menggunakan kertas bekas,


kemudian dimasukan kedalam plastik dan diikat menggunakan
karet.

c. Kemudian dimasukan ke dalam autoklaf selama 1 jam pada suhu


1210C.

3
E. Hasil
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Autoklaf Untuk mensterilkan
benda dengan
menggunakan uap
bersuhu dan bertekanan
tinggi

2 Botol Kultur digunakan sebagai


wadah sample/ekspan
dibudidayakan

3 Petridish Pada kultur jaringan


Cawan Petridish
digunakan untuk
wadah/tempat
memotong-motong
eksplan.

4 Skalpel Untuk mengambil atau


menarik beberapa
sampel

4
F. Pembahasan
Sterilisasi dalam Kultur Jaringan merupakan suatu upaya atau metode yang
bertujuan untuk membebaskan alat-alat secara lengkap dari dekontaminasi segala
macam bentuk kehidupan mikroorganisme lain.
Sterilisasi ini penting dilakukan dalam praktikum Kultur Jaringan, hal ini
dikarenakan agar peralatan yang digunakan tersebut tidak didapatkan kehadiran
mikroorganisme lain yang tidak diinginkan yang akan mengganggu atau merusak media
ataupun mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan sehingga
pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan lancar.
Sterilisasi adalah segala proses dimana suatu objek, material atau lingkungan
dijadikan steril ( Putri, 2017). Dalam menggunakan alat-alat laboratorium kita perlu
memperhatikan kebersihan alat yang akan kita pakai. Ini semua memiliki tujuan untuk
memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora yang
mungkin telah ada pada peralatan, sehingga bila kita menggunakan alat-alat
laboratorium yang telah steril kemungkinan kemunculan mikroba yang tidak di
inginkan pun sangat kecil. Karena, jika kita menggunakan suatu media dan peralatannya
tidak steril maka ada kemungkinana media yang kita gunakan akan tumbuh jasad mikro
lain yang seharusnya tidak kita inginkan. Dalam mensterilkan alat-alat laboratorium,
cara kerjanya harus sesuai dengan alat yang disterilkan. Sesuai dengan pendapat dari
(Yalun, 2009) yaitu teknik sterilisasi berbeda-beda tergantung pada jenis materialnya.
Tujuannya agar setiap alat yang disterilkan, semua bagian alatnya sudah dapat
dipastikan bebas dari mikroorganisme yang tumbuh disekitarnya.
Ada beberapa cara di dalam melakukan sterilisasi, yakni sterilisasi secara fisik,
sterilisasi secara mekanik dan sterilisasi secara kimiawi namun pada prinsipnya proses
sterilisasi mikroorganisme adalah dengan cara pemanasan berulang kali hal ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan spora mikroorganisme kemudian memanaskannya
kembali agar spora mikroorganisme tersebut mati.
Disini praktikan menggunakan autoklaf, tekanan yang digunakan untuk
sterilisasi pada umumnya 15Psi atau sekitar 1 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi
tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 ( 1 5 P s i =
1 5 pounds per square inch) . L a m a sterilisasi alat yang dilakukan adalah 1 jam pada
suhu 121oC. Dengan syarat suhu, tekanan danwaktu tersebut maka segala bentuk
mikroorganisme dapat dimatikan. Autoklaf menggunakan uap air murni (lebih ringan
dan lebih panas dari udara) untuk sterilisasi sehingga udara yang terdapat dalam wadah
5
harus dikeluarkan. Padasaat sumber dinyalakan, air dalam autoklaf lama-kelamaan akan
mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara mengisi autoklaf. Setelah semua
udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan
udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu sesuai, maka proses
sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi
selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga sama
dengan tekanan atmosfer. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan turun sampai
nol. Hal yang sering keliru adalah dengan menutup semua katup rapat-rapat sebelum
udara dalam wadah digantikan uap air.

G. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Cara sterilisasi dengan menggunakan autoklaf termasuk kedalam sterilisasi fisik
yang menggunakan pemanasan basah ( menggunakan uap air bertekanan) yang
dilakukan pada suhu 121°C dan tekanan 15 Psi selama 1 jam.

6
H. Daftar Pustaka
Edhi Sandra .2013. Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan. IPB
Press.
Endang G. Lestari. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan Tanaman
melalui Kultur Jaringan. Jurnal Biogen. 7 (1):63-68.
Irdawati, Linda Advin dan Fitri Angraini. 2017. Isolation and Activity Test of
Antimicrobial Endophytic Bacteria from Leaf Salam (Syzygium polyanthum
Wight). Jurnal BioScience. 1(2).
Putri, Asri Insiana, Toni Herawan, Prastyono, dan Liliek Haryjanto. 2017. Pengaruh
Teknik Sterilisasi Explan Terhadap Tingkat Perolehan Kultur Jaringan
Aksenik Ramin (Gonystylus bancanus). Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan.
11(2): 131-138
Santoso, U 2002. Kultur Jaringan Tanaman. Umm-Press :Jakarta.
Yalun. 2009. Teknik-teknuk Sterilisasi Bagian I Cairan dan Padatan.
http://yalun.wordpress.com/2009/01/09/teknik-teknik-sterilisasi-bagian-1-
cairan-dan-padatan/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013.

You might also like