Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

DISKURSUS MENGENAI KEADILAN MENURUT KARL MARX

Kukuh Komandoko
1706086360

KULIAH FILSAFAT HUKUM


Dr. Jufrina Rizal, S.H., M.A.
6 Oktober 2017

1. Biografi Karl Heinrich Marx

Karl Heinrich Marx adalah seorang filsuf yang lahir di Trier, Prussia, pada
tanggal 5 Mei 1818. Ayah Karl Marx adalah seorang pengacara yang bernama
Herschel, yang kemudian berganti nama menjadi Heinrich. Pada awalnya Marx
adalah seorang mahasiswa fakultas hukum di Universitas Bonn, namun
kemudian Marx pindah ke bidang filsafat di Universitas Friedrich-Wilhems,
Berlin. Pada tahun 1841, Karl Marx berhasil mendapatkan gelar doktor di bidang
filsafat dengan tesis yang berjudul The Difference Between The Democritean and
Epicurean Philosophy of Nature.
Marx menikah pada tahun 1843 dan tak lama kemudian pindah dari
Jerman ke Paris, Perancis. Pada masa hidupnya di Paris, Marx menghadapi
gagasan dan gejolak sosialisme yang tengah terjadi di Perancis dan politik
ekonomi di Inggris. Pada masa tersebut, pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh
konsep-konsep Hegel yang membentuk orientasi intelektualnya mengenai
sosialisme dan ekonomi politik.
Pada perjalanan hidupnya, Marx bertemu dengan Fredrich Engels, yang
merupakan anak pengusaha pabrik tekstil dan kemudian memberikan dukungan
penuh kepada Marx untuk dapat mengajukan dan menuliskan pendapat-
pendapatnya serta mencurahkan segenap perhatian dan pemikirannya pada
kegiatan intelektual dan politiknya. Pada tahun 1845, Marx dan Engels
menerbitkan tulisan mengenai The Condition Of The Working Class in England.

1
2. Gagasan dan Pemikiran Karl Marx

Marx semakin terkenal dengan bukunya yang berjudul Communist


Manisfesto dan konsep materialisme, yang secara tegas melakukan kritik dan
sekaligus menolak pemikiran Hegel yang dianggap terlalu ideal oleh Marx. Marx
bertujuan menemukan sumber dari kesadaran manusia dan ide mengenai
realitas material. Marx menyatakan bahwa filsafat harus ‘keluar menuju dunia’.
Banyak yang menyebut filsafat pemikiran Marx sebagai Materialisme Historis
atau Materialisme Dialektis. Namun sebenarnya terminologi diatas tidak datang
dari Marx dan ia tidak pernah menggunakannya. Dalam Manuskrip tentang
Ekonomi dan Filsafatnya Marx menggunakan istilahnya sendiri “naturalisme
atau humanisme” sebagai dasar pemikirannya1.
Marx semakin terkenal dengan dialektika materialisme dan dialektika
historis, karena bagi Marx, kekuatan yang mendorong manusia dalam sejarah
adalah cara manusia berhubungan antara manusia yang satu dengan yang
lainnya, yang abadi untuk merenggut kehidupan dari alam. Munculnya kelas-
kelas sosial dan hak milik atas alat-alat produksi disebabkan karena usaha
manusia untuk mengamankan dan memperbaiki keadaan hidup. Usaha ini
dilakukan dengan pembagian kerja yang semakin spesialis. Masyarakat terbagi
menjadi dua, yakni penguasa dan pekerja. Pembagian yang semakin spesialis
inilah yang akhirnya membuat perbedaan tajam antara hidup seseorang yang
berada di kelas penguasa dan kelas bawah2.

3. Materialisme

Teori materialisme historis merupakan ajaran Karl Marx dalam


Contribution to a critique of Political Economy (1859) dan dalam German
Ideology (1846/1970). Karl Marx mengemukakan fakta bahwa faktor sosial dan

1 Erich Fromm, Konsep Manusia Menurut Marx, Yogyakarta, Pustaka pelajar, 2004, hlm .14.
Naturalisme atau humanisme menjelaskan kebenaran dari kesatuan antara materialisme dan
idealisme. Naturalisme, adalah materialisme yang mewakili aliran pemikiran yang menetapkan
kebenaran kepada realitas obyektif yang disaksikan manusia dengan menggunakan indranya.

2 Daniel Little, The Sientific of Marx, University of Minnesota Press, 1986.

2
kepemilikan dari struktur ekonomi masyarakat menentukan bentuk non-
ekonomi-wadah politik, sistem hukum, agama dan ideologi.
Ajaran materialisme dikemukakan oleh Marx untuk memberikan
pengertian bahwa hal terpenting dalam kehidupan sosial dapat dijelaskan
dengan cara melakukan analisa terhadap faktor teknologi dan pengaturan faktor
sosial terkait dengan produksi dalam waktu tertentu. Dalam hal ini, yang
dimaksud dengan faktor teknologi dan faktor sosial adalah sebagai kebutuhan
material dalam basis ekonomi.
Lebih jauh, menurut ajaran materialisme, manusia memuaskan hasrat
kebutuhan material mereka melalui kaum pekerja produktif yang
mempengaruhi keragaman fenomena sosial, seperti karakter dari wadah politik,
timbulnya konflik sosial, substansi dari sistem norma dan nilai sistem hukum.
Yang membedakan ajaran Marxian Materialisme (disebut juga sebagai
materialisme historis) dari ajaran lainnya adalah paham mengenai teori struktur
sosial yang dihubungkan dengan faktor ekonomi, dengan hipotesis yang
dibangun mengenai bagaimana struktur sosial yang ada dapat berdampak pada
kehidupan sosial lainnya. Dalam hal ini, Marx menitikberatkan pada faktor
ekonomi sebagai dasar untuk membentuk kelas dalam masyarakat, termasuk
dalam hal ini adalah kelas politik serta ideologi. Pemikiran Marx terkait dengan
analisis ekonomi didasarkan pada paham materialisme historis, yaitu pemikiran
mengenai sosialisme yang merupakan hasil dari materialisme historis3.
Secara sederhana, inti pandangan materialisme historis dari Marx adalah
bahwa selama masyarakat terdiri dari kelas-kelas sosial yang berbeda, bidang
ekonomi memuat dua unsur yang kontradiktif, dan bahwa kontradiksi ini
niscaya, cepat atau lambat, akan mengakibatkan suatu perubahan secara
revolusioner4.

3 Daniel Little, Varieties of Social Explanation, An Introduction to the Philosophy of Social


Science. Colgate University, hal. 120.

4 Franz Magnis-Suseno, Etika Politik, Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2016, hal. 339.

3
4. Naturalisme

Pemikiran mengenai naturalisme membangun konsep pemikiran Marx


mengenai masyarakat dan kondisi sosial. Marx melihat kehidupan dalam negara
dan hukum yang ada didalam negara tersebut tidak hanya dipahami dari ide-ide
yang hanya dalam pemikiran, tetapi juga harus memperhatikan kondisi
kehidupan yang material. Marx menyatakan eratnya hubungan antara situasi
ekonomi dan politik suatu negara dengan struktur masyarakat yang menjadi
warga negaranya.
Marx berpendapat, bahwa aktivitas ekonomi manusia untuk
mempertahankan kelangsungan hidup merupakan pondasi dalam membangun
struktur masyarakat dalam suatu negara. Marx menyatakan bahwa manusia
masuk kedalam hubungan-hubungan produksi yang terus berkembang
mengikuti perkembangan kekuatan produksi material. Keseluruhan hubungan
produksi menunjukkan struktur ekonomi masyarakat, dasar yang nyata tempat
superstruktur yuridis dan politik berdiri, yang berkaitan dengan bentuk-bentuk
kesadaran sosial tertentu”5. Hubungan produksi diartikan sebagai hubungan
kerjasama antara manusia dalam menjalankan aktivitas ekonomi. Sedangkan
kekuatan produksi mencakup sumberdaya yang diperlukan manusia dalam
melakukan proses produksi.

5. Analisa Ekonomi Marx

Dalam buku Capital yang membahas mengenai falsafah sistem ekonomi


kapitalis, Marx memberikan penjelasan ilmiah tentang aspek penting ekonomi
kapitalis. Terkait sistem ekonomi kapitalis tersebut, Marx mencoba untuk
memprediksikan pola perkembangan ekonomi kapitalis yang paling penting,
yaitu: penurunan laba, terwujudnya revolusi industri, polarisasi kelas,
konsentrasi dan konsistensi properti, dan meningkatnya tingkat keparahan
krisis.
Terkait dengan masalah ekonomi, terdapat beberapa hal yang menjadi
pertayaan Marx, antara lain seperti: apakah yang dimaksud dengan komoditas?

5 Erich Fromm,Op.Cit., hal. 28.

4
Faktor apa saja yang mempengaruhi besar-kecilnya upah pekerja? Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi besar-kecilnya keuntungan? Apa yang
menyebabkan kalangan kapitalis industri untuk menigkatkan produksi dengan
menggunakan inovasi teknologi? Inilah beberapa masalah yang diajukan Marx,
yang dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang yang luas: masalah dalam
teori nilai kerja, masalah keuntungan dan harga, masalah reproduksi, dan
masalah akumulasi6.
Dalam analisa ekonominya, Marx mengkritik sistem ekonomi kapitalisme.
Dengan menggunakan teori nilai lebih dan akumulasi modal, Marx mengurai cara
produksi dan perkembangan kapitalis yang melibatkan penjelasan hubungan
pekerja dan pemilik modal. Dalam sistem ekonomi kapitalisme, pemilik modal
akan selalu berusaha mencari selisih lebih atau keuntungan antara biaya
produksi dan harga jual produksi.
Namun secara ekonomi nilai lebih berhubungan dengan perbedaan
antara nilai yang dihasilkan oleh pekerja dan nilai tenaga kerjanya sendiri.
Tenaga kerja dalam sistem ekonomi kapitalisme menurut Marx setara jika
dibandingkan dengan material produksi yang dibutuhkan dalam proses
produksi. Tenaga kerja dinilai dan diberikan upah berdasarkan jam kerja selama
proses produksi. Material produksi dan alat produksi dinilai berdasarkan harga
yang dibayar pemilik modal untuk mendapatkannya. Dalam proses produksi,
material produksi dan alat produksi tidak mengalami pertambahan nilai, akan
tetapi mengalami penurunan nilai. Satu-satunya sumber pertambahan nilai yang
bisa menjadi keuntungan atau nilai laba adalah proses kerja yang dilakukan oleh
buruh. Dengan demikian, tenaga kerja disamakan dengan komoditas dan
berperan dalam hubungan ekonomi. Para buruh dihargai demi terwujudnya
proses produksi, dalam hal ini upah yang diterima dimaknai sebagai kebutuhan
dalam proses produksi.
Selanjutnya Marx juga menjelaskan mengenai apa yang akan diperbuat
para pemilik modal dengan keuntungan yang mereka dapatkan. Dalam hal in
terjadi akumulasi modal, dimana proses yang dilakukan oleh para pemilik modal
dalam memperbesar faktor produksinya. Dalam buku Capital, Marx menjelaskan
terdapat tiga tahap yang dilalui modal dalam sikuit kapital, yaitu: tahap pertama,

6 Daniel Little, Op.Cit, hal. 70.

5
kapitalisme muncul di pasar, berperan sebagai seorang pembeli; uangnya diubah
menjadi barang-dagangan. Tahap kedua: Konsumsi produktif oleh kapitalis atas
barang-dagangan yang dibeli. Ia berfungsi sebagai kapitalis produsen barang-
dagangan. Hasilnya: barang-dagangan bernilai lebih besar ketimbang unsur-
unsur produksinya. Tahap ketiga: Kapitalis kembali ke pasar sebagai seorang
penjual. Dengan demikian perumusan bagi sirkuit kapital uang adalah M–
C...P...C’-M’ (money-comodity…production…commodity’-money’). Titik-titik diatas
menandakan bahwa proses peredaran (sirkulasi) telah diinterupsi, sedangkan C’
dan M’ menandakan peningkatan pada C dan M sebagai hasil nilai-lebih7.

6. Sosialisme Marx

Berdasarkan landasan pemikiran filsafat Marx yang memiliki tujuan


kemanusiaan, konsep sosialisme yang diinginkan Marx juga tidak terlepas dari
kemanusiaan. Dalam buku ketiga Capital, Marx menerangkan tujuan dari
sosialisme bahwa “Sebagaimana manusia primitif harus bergulat dengan alam
untuk memenuhi kebutuhannya, untuk mempertahankan hidupnya dan
mereproduksinya, maka manusia yang beradap juga harus melakukannya dalam
semua bentuk masyarakat dan dibawah semua mode produksi yang mungkini
ada. Seiring dengan perkembangan dirinya, kebutuhan alamiah pun berkembang
karena kebutuhannya semakin meningkat; tetapi pada saat yang bersamaan
kekuatan-kekuatan produksi juga meningkat, yang dengan kebutuhan-
kebutuhan manusia terpenuhi…Manusia menyelesaikan tugasnya dengan energy
minimal dan dibawah kondisi yang sesuai dengan watak alamiah manusia.
Tetapi kekuasaan selalu tetap menjadi sebuah kebutuhan nyata. Diluar itu,
kekuasaan manusia mulai mngembangkan, yang menjadi tujuannya sendiri,
kebebasan yang sebenarnya, namun dengan demikian hanya dapat tumbuh
subur jika memang menjadi kebutuhan dasarnya”8.

7 Karl Marx, Capital Buku 1 E-book, hal. 4


8 Karl Marx Capital buku III, hal. 862.

6
7. Keadilan dan Marx

Teori ekonomi Marx lahir sebagai kritik terhadap kondisi sistem sosial
ekonomi kapitalis yang mengeksploitasi buruh demi meraup keuntungan
sebesar-besarnya bagi kaum pemilik modal. Dalam hal ini, Marx banyak diilhami
dipengaruhi oleh rasa kemanusiaan. Rasa kemanusiaan adalah sesuai dengan
tujuan fisafat humanisme atau naturalisme Marx. Dengan konsep materialisme
Marx mengomentari realitas sistem sosial ekonomi yang dihasilkan oleh
kapitalisme. Dengan dasar kemanusiaan atau humanisme, Marx melancarkan
kritik terhadap sistem kapitalisme yang menurutnya tidak mempunyai dasar
ketidakadilan terhadap sebagian besar manusia yang terlibat dalam produksi.
Hakekat keadilan dalam pandangan Marx adalah telah terjadinya
kerjasama suatu masyarakat tanpa kelas (classless society). Pemikiran Marx
didasari oleh semangat rasa kemanusiaan (humanisme). Marx mencoba
mengingatkan akibat atau dampak dari kapitalisme yang terbangun dikarenakan
keserakahan, dan besarnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, yang
kesemuanya merupakan bentuk- bentuk ketidakadilan akibat cara-cara produksi
kapitalis.
Filsafat materialisme historis Marx ditekankan pada perubahan
masyarakat. Bagi Marx, kelas-kelas masyarakat yang timbul akibat sistem
ekonomi kapitalis merupakan salah satu bentuk ketidakadilan. Marx melihat
masyarakat secara dinamis, yang mana masyarakat mengalami perkembangan
dalam menjalani atau mempertahankan kehidupannya.

8. Kesimpulan

Setelah mencoba memahami pandangan Marx terhadap sistem ekonomi


kapitalis dan materialisme, dapat ditarik kesimpulan terkait dengan rasa
keadilan, yaitu:
1. Konsep Marx merupakan konsep yang menarik bagi kelas pekerja atau
buruh, karena dapat meniadakan rasa ketidakadilan dalam sistem
produksi dan kelas masyarakat. Dalam hal ini, Marx menitikberatkan
pada faktor ekonomi sebagai dasar untuk membentuk kelas dalam

7
masyarakat, termasuk dalam hal ini adalah golongan politik serta
ideologi;
2. Dengan konsep naturalisme, Marx menerangkan mengenai hubungan
produksi yang diartikan sebagai hubungan kerjasama antara manusia
dalam menjalankan aktivitas ekonomi. Marx menyatakan eratnya
hubungan antara situasi ekonomi dan politik suatu negara dengan
struktur masyarakat yang menjadi warga negaranya. Dalam hal ini, Marx
mencoba menyampaikan mengenai keadilan alami yang terwujud
dikarenakan hubungan kerjasama dalam aktivitas ekonomi, sehingga
memberikan keseimbangan antar individu dan negara.

Daftar Referensi

Little, Daniel. Varieties of Social Explanation, An Introduction to the Philosophy of


Social Science. Colgate University. 1991.

Little, Daniel. The Scientific Marx. University of Minnesota. 1986.

Fromm, Erich. Konsep Manusia Menurut Marx. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004.

Marx, Karl dan Frederick Engels. Collected Works, Vol. 1 Karl Marx 1835 -43.
Lawrence & Wishart Electric Book, 2010.

Marx, Karl. Capital. Buku I E-book.

Marx, Karl. Capital. Buku III E-book.

Mandel, Ernest. Pengantar Teori Ekonomi Marxist, E-Book.

Suseno, Franz Magnis. Etika Politik, Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2016.

You might also like