Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula
yang menganggur. Maka sering dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Dalam kehidupan
sehari-hari,masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan
adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh usahawan atau wiraswasta.
Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya oleh
usahawan ,namun juga oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif
,misalnya, petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek dan
lain sebagainya.

Pengangguran semakin merajalela, masalah pengangguran tidak dapat dibiarkan


begitu saja. Masalah tersebut akan melahirkan berbagai permasalahan baru yang sangat
meresahkan. Misalnya, kemiskinan, kriminalitas, dan sebagainya. Perlu ada upaya untuk
menyelamatkan negeri ini dari permasalahan-permasalahan tersebut. Upaya itu dapat dimulai
dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga
tingkat pengangguran akan semakin berkurang.

Untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru diperlukan suatu ide dan konsep usaha.
Setelah mengetahui ide dan konsep usaha, para wirausahawan memerlukan business
coaching. Setelah mendapat pelatihan dan wirausahawan memulai usaha dan disaat usaha
mulai berkembang dengan baik. Wirausahawan harus memerhatikan bagaimana cara untuk
menaikkan laba. Selain itu wirausaha juga harus mengsistematika proses jual belinya, agar
lebih teratur. Setelah itu wirausahawan juga harus dapat mengembangkan usahanya yang
telah ada agar dapat lebih berkembang. Untuk itu dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai ide, konsep usaha, dan proposal rencana usaha

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja yang termasuk ke dalam ide dan konsep usaha?
1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan Business Coaching?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan Profiting, Systemizing, Expanding?

1
1.2.4 Bagaimana cara menyusun proposal rencana usaha?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui tentang ide dan konsep usaha.

1.3.2 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Business Coaching.

1.3.3 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Profiting, Systemizing, Expanding.

1.3.4 Untuk mengetahui cara menyusun proposal rencana usaha.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ide dan Konsep Usaha


a. Keterkaitan ide dan konsep usaha

Seorang wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.
Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses dan jasa-jasa
inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan
instrument penting untuk memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan sesuatu yang
baru dan menciptakan nilai tersendiri. Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak
perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus-menerus.
Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi konsep
usaha melalui ide-idenya dan akhirnya ia menjadi pengendali usaha. (Suryana, 2003)

b. Sumber Ide
1. Pengalaman pribadi

Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah.
Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun yang sekarang seringkali
membuat seseorang untuk melihat kemungkinan memodifikasi produk yang telah ada,
memperbaiki pelayanan, menduplikasi konsep dalam lokasi yang berbeda.

2. Minat/hobi

Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis.
Seseorang yang memiliki suatu minat/hobi terhadap suatu bidang tertentu, akan melahirkan
suatu ide untuk mendirikan usaha yang berkaitan dengan hobi tersebut

3. Penemuan secara tidak sengaja

Melibatkan sesuatu yang disebut serendepitas (kemampuan menemukan sesuatu) atau


sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.

4. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan

3
Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk
menemukan ide baru. Usaha pencarian sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut
merangsang kesiapan pikiran.

Sedangkan Menurut hasil survey Peggy Lambing (2000:90),sekitar 43% responden


(wirausahawan) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di
beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya. Sebanyak 15% responden telah
mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.sebanyak 1 dari 10
responden (11%)dari wirausaha yang disurvey memulai usaha untuk memenuhi peluang
pasar,sedangkan sebanyak 46% lagi karena hobi

c. Metode-metode untuk memunculkan ide


1. Kelompok focus

Hal ini dilakukan dengan membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari konsumen,
potensial dari berbagai latar belakang atau karakteristik sosial ekonomi yang ditargetkan
perusahaan berjumlah 8 hingga 14 orang, dipimpin oleh seorang moderator guna
mendiskusikan suatu permasalahan yang dilontarkan salah seorang anggota kelompok guna
memunculkan ide tentang produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat
dipasarkan.

Metode ini sangat berguna untuk menyaring beberapa konsep produk yang ada agar
selanjutnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif.

2. Bertukar pikiran

Metode ini dapat digunakan dalam pengembangan produk baru didasarkan fakta
bahwa peningkatan kreativitas orang dapat dirangsang dengan cara dipertemukan dengan
orang lain dan diikutsertakan dalam suatu diskusi berkelompok. Dengan cara ini ide-ide baru
dapat muncul.

Metode ini dapat lebih efektif jika didiskusikan didasarkan pada kategori produk atau
wilayah pasar tertentu. Adapun peraturan dalam metode ini adalah:

a. Tidak diperkenankan adanya komentar negatif/kritik terhadap pendapat seseorang


b. Diharapkan berpikir sebebas mungkin
c. Diusahakan memperoleh sejumlah besar ide-ide baru

4
d. Diperbolehkan adanya kombinasi dari ide-ide yang dikemukakan dalam diskusi
untuk memunculkan suatu ide baru
3. Analisis masalah

Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada para konsumen atau
calon konsumen potensial untuk memperoleh tanggapan mengenai kinerja suatu produk pada
kategori tertentu atau persepsi terhadap suatu konsep produk baru yang akan dipasarkan.
Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara mendalam agar keputusan yang dibuat
benar-benar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.

d. Jenis-jenis ide untuk memulai suatu usaha


1. Ide jenis A

Ide awal yang pada penyedian produk yang sudah ada tapi belum tersedia pasar bagi
konsumen

2. Ide jenis B

Ide awal yang melibatkan tekhnologi baru yang didasarkan bagi penyediaan produk
baru pada konsumen

3. Ide jenis C

Ide awal yang didasarkan pada penyedian produk yang telah diperbarui bagi
konsumen

e. Konsep Usaha
1. Tanpa Formalitas

Formalitas merupakan sebuah hal yang paling "on the box" pada jaman sekarang ini.
Sebenarnya jauh di lubuk pemikiran manusia, mereka lebih merasa tidak nyaman dengan
adanya formalitas tersebut, contohnya, ada sebagian orang yang lebih bisa menikmati makan
ala pinggir jalan walaupun mereka punya duit, dibandingkan dengan di restoran atau di cafe
ala barat.

Dan orang barat sendiri pun sebenarnya mereka tidak begitu menyukai hal formal
tersebut. Itu dikarenakan orang barat kebanyakan lebih open-minded dan merupakan
mayoritas pionir daripada evolusi pemikiran manusia. Itulah sebabnya dunia bisa terpengaruh
dan mengadopsi budaya barat.

5
Dengan demikian konsep yang bisa anda jalankan adalah meniadakan formalitas
tersebut, itu akan menjadi sebuah daya tarik tersendiri di cafe anda. Bisa dimulai dari dress-
code yang terlalu formal, seperti misalnya celana panjang para karyawan atau waitress di cafe
anda bisa anda ganti dengan celana pendek selutut yang santai kesannya dan identik dengan
pemikiran muda belakangan ini.

Selain dress-code, anda juga bisa meniadakan formalitas lain yang bisa anda temukan
di usaha yang ingin anda jalankan tersebut. Dengan adanya sedikit usaha investigasi akan
jenis formalitas apa yang biasanya membuat pelanggan anda merasa tidak nyaman, anda pasti
akan bisa menemukannya dan menciptakan konsep "Tanpa Formalitas" anda sendiri.

2. Portal Hobi/Kegemaran

Konsep kedua yang bisa anda tanamkan pada bisnis anda ialah dimana anda bisa
menghadirkan sebuah komunitas menurut dengan kegemaran tertentu dari mereka di lokasi
usaha anda. Kalau misalnya pada usaha cafe, maka anda bisa melakukan upaya investigasi
untuk menempatkan faktor-faktor penting dimana sebuah komunitas hobi bisa merasa
nyaman untuk nongkrong di tempat anda. Dengan demikian, anda akan bisa mendapatkan
pelanggan tetap.

3. Random Event

Konsep ketiga ialah dengan mengadakan acara secara acak, baik itu dari diskon
makanan atau minuman, event couple, valentine, halloween, dan faktor-faktor menarik
lainnya. Contohnya, di saat memperingati hari bumi anda bisa memadamkan seluruh lampu
di cafe anda dan menggantinya dengan lilin, memang terkesan gila, tapi manusia sudah
terlalu bosan dengan tanpa adanya sensasi. Dan masih banyak lagi ide kreatif untuk
mengadakan random event pada usaha anda.

4. Swalayan(Self-service)

Konsep berikut ialah dengan menjalankan usaha swalayan dimana pelanggan anda
bisa melayani dirinya sendiri dan memilih apa yang mereka suka dan juga menghabiskan
waktu mereka dengan lebih leluasa.

Apabila pada usaha cafe, anda bisa membiarkan pengunjung cafe anda untuk
mengambil makanan pilihannya sendiri atau juga bisa memesan makanan yang akan mereka

6
masak sendiri di meja tempat duduk mereka. Dengan demikian pengunjung akan sedikit
mendapatkan kesibukan dan kegiatan yang mengisi waktu bosan mereka.

5. Time Based

Konsep berikut ialah dimana seorang pengunjung membayar berdasarkan waktu ia


berada di sana. Contoh pada usaha cafe ialah, pengunjung membayar tempat duduknya
selama 1 jam dengan harga tertentu dan gratis makan sepuasnya selama 1 jam tersebut, tapi
minum tidak, dan makanan tidak boleh dibawa pulang.

Inti dari makan sepuasnya ini ialah ide cerdik bagi para pengusaha, terutama di bidang
kuliner. Seberapa banyak satu orang bisa makan sewajarnya pada satu periode makan? Harga
yang kita tetapkan sudah merupakan patokan yang melebihi apa yang ia konsumsi di meja
tersebut selama 1 jam tersebut.

6. Kekeluargaan

Banyak orang yang ingin dihargai, dan juga banyak orang yang hidup individualis dan
jarang bisa menghargai orang. Dengan menghadirkan sisi kekeluargaan pada konsep bisnis
anda, niscaya akan menghasilkan pelanggan tetap yang merasa nyaman karena diperlakukan
seperti keluarga sendiri. Pada contoh usaha cafe, anda bisa menerapkan penulisan atau
pemanggilan nama pada pesanan pelanggan dan membuat suasana cafe anda lebih hangat dan
kental akan kekeluargaan dengan memanggil nama pelanggan setelah pesanannya selesai.

Daya ingat yang baik akan nama pelanggan dan wajah pelanggan yang sudah pernah
datang ke tempat anda, akan menjadi sebuah daya tarik positif tersendiri bagi usaha anda
karena pelanggan merasakan kekeluargaan dan dihargai di sana, dan jangan lupa untuk tetap
memasang senyuman di wajah anda, dan hargailah orang lain.

7. Date Services

Konsep ke tujuh ini ialah tentang dimana anda bisa membantu secara konsisten bagi
para petualang cinta atau jomblo-jomblo pemalu di luar sana untuk mendapatkan
pasangannya di tempat usaha anda. Contoh pada usaha cafe, anda bisa memasangkan dan
mengatur agar meja dan tempat duduk anda berhadap-hadapan dan dengan dua sisi yang
berlawanan jenis kelamin, misalnya yang wanita di tempat duduk bagian selatan dan tempat
duduk untuk para pria berada di utara pada ruangan cafe anda. Tegaskan kode etik pada cafe
anda bahwa di sana siapapun bebas memandangi siapapun sebebas apapun dan selama

7
apapun. Ini konsep yang sangat membebaskan "kotak-kotak" pada pikiran anda yang
terkurung oleh rasa gengsi dan malu selama ini bukan? Dengan demikian, cafe anda akan
menjadi pembicaraan menarik dari satu individu ke individu lainnya, dan itu merupakan ide
marketing yang sangat bagus dan kreatif.

2.2 Business Coaching

Business coaching adalah suatu program pembimbingan bisnis dimana coachee atau
klien seolah-olah sedang magang di bisnisnya sendiri dan secara bertahap belajar
menerapkan langkah-langkah bisnis di bawah bimbingan coach bisnisnya agar ia mampu
mencapai sasaran bisnis maupun pribadi yang ia tetapkan.

Business coaching ini didesain untuk memberikan bimbingan jangka pendek (minimal
3 bulan) dan jangka panjang (minimal 12 bulan) melalui pendekatan pendekatan yang mampu
dilakukan oleh para klien. Filosofi yang kami gunakan dalam melakukan empowerment
adalah: “Ajak dan ajarkan coachee memancing, bukan langsung memberikan ikannya, agar ia
mampu memilih ikan, umpan, kolam dan kail yang bisa ia pakai untuk mencapai sasarannya”.

Sasaran apa saja yang bisa diraih oleh para coachee di dalam program business
coachingnya secara mendasar akan mengarah pada 3 hal, yaitu: TTM – Time, Team dan
Money. Money akan menyangkut revenue/omset bisnis, profit bisnis, bahkan income pribadi
klien.

Team akan berhubungan dengan bagaimana mengembangkan team atau sumber daya
manusia yang kompak kerjasamanya dengan owner serta memiliki kemampuan yang
membuat mereka dapat produktif sehingga akhirnya menyentuh faktor Time, yaitu
bagaimana sebagai owner anda juga dapat mengembangkan produktivitas yang diperlukan
dalam peran anda sebagai owner, yaitu mengembangkan keputusan-keputusan yang bersifat
strategis dan mengendalikan bisnis anda secara remote.

Secara khusus, proram business coaching mencakup beberapa hal, seperti:

1. Menetapkan visi, misi dan kultur bisnis yang menjadi dasar jangka panjang
pengelolaan bisnis

2. Menetapkan target serta menyusun perencanaan bisnis tahunan sampai bulanan

8
3. Menentukan dan mengevaluasi strategi Marketing dan Sales

4. Pengendalian keuangan...dari membaca laporan dan menghitung berapa titik break


even bisnis

5. Mengasah kepemimpinan sang business owner(s)

6. Menentukan serta mengevaluasi sistem apa yang diperlukan dalam bisnis

7. Mengasah kualitas pribadi sang business owner(s), sehingga mampu


mengimplementasi rencana bisnisnya secara bertanggung jawab.

Coach adalah individu-individu yang bukan saja memiliki pengalaman praktis di


bidang bisnis, tetapi juga memiliki keahlian-keahlian khusus yang didukung oleh latar
belakang pendidikan serta pengalaman kerja mereka.

2.3 Profiting, Systemizing, Expanding


a. Profiting

Setelah volume penjualan anda cukup besar atau kapasitas yang anda tawarkan sudah
maksimum tiap saat, barulah fokus menaikkan keuntungan usaha. Ada 3 hal yang mampu
menaikkan keuntungan usaha dari customer:

1. Menaikkan angka repeat order; Repeat order adalah segala upaya yang dilakukan
untuk membuat pelanggan semakin sering berbelanja ke tempat kita.

2. Menaikkan rata-rata pembelian tiap kunjungan; Menaikkan rata-rata pembelian


adalah upaya agar pelanggan yang tadinya belanja sebesar Rp 100.000,- tiap
kunjungan, meningkat menjadi Rp 200.000,- tiap kunjungan, bahkan lebih.

3. Menaikkan margin. Menaikan margin adalah upaya menaikkan nilai dan harga
jual, serta menekan biaya produksi dengan cara menaikan produktifitas dan
menekan pengeluaran. Di tahap profiting, promosi tetap jangan berhenti. Bedanya
dengan tahap starting, promosi profiting lebih difokuskan ke pelanggan yang
sudah ada.

b. Systemizing

9
Setelah keuntungan melimpah, kini saatnya menyempurnakan sistem. Sebenarnya
sistem tersebut mungkin sudah dirintis sedikit demi sedikit sejak mulai usaha, hanya saja di
tahap systemizing, kita akan fokus pada pembenahan sistem.

Tujuan dari sistem adalah membuat bisnis ‘autopilot’ atau tetap berjalan tanpa anda
dan siap dikembangbiakan (multiplying). Materi systemizing akan kami paparkan sacara
terpisah pada materi berikutnya.

Jika profit anda besar, anda tidak perlu pusing untuk membuat sistem sendiri. Cukup
membayar konsultan untuk membuat sistem di perusahaan Anda. Yang terpenting lagi, inilah
saatnya Anda mencari GM/direktur yang jauh lebih pandai dan berpengalaman dari Anda.

c. Expanding

Ekspansi bisnis atau sering disebut juga dengan perluasan perusahaan adalah
aktivitas memperbesar atau memperluas usaha yang ditandai dengan penciptaan pasar baru,
perluasan fasilitas, perekrutan pegawai, peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan
dunia usaha, baik dibidang usaha sejenis seperti membuka cabang ataupun diversifikasi
kebidang yang lain. Hal ini diperlukan sebuah perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi
lebih kompetitif serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.

Salah satu contohnya adalah pabrik Indomie. Pabrik Indomie selama ini hanya
memproduksi mie untuk kebutuhan nasional. Karena pasar ASEAN masih terbuka lebar,
maka pabrik Indomie tersebut melakukan ekspansi usahanya ke negara-negara ASEAN
dengan membuka pabrik Indomie baru guna memenuhi kebutuhan dari negara yang
bersangkutan.

Metode Perluasan Bisnis. Perluasan atau expansi bisnis diperlukan oleh suatu
perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan
keuntungan atau profit perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode,
yakni :

a. Merger

Merger atau Penggabungan Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih
perusahaan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding
dengan perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang
lemah akan mengaburkan identitas yang dimilikinya. Jenis-jenis Merger:

10
1. Merger Vertikal Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level
atau tingkat operasional. Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri
dengan perusahaan peternakan ayam.

2. Merger Horisontal Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di


level operasi yang sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik
komputer.

3. Merger Konglomerasi Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang


diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai
sumber atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan alternatif
bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel.

b. Akuisisi

Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau
jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza
Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.

c. Hostile Take Over

Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa adalah suatu tindakan akuisisi
yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran
atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga
pasar. Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan
manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.

d. Leverage Buy Out Leverage

Leverage Buy Out Leverage adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode
pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan lain.
Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.

2.4 Menyusun Proposal Rencana Usaha

Proposal adalah suatu usulan atau rencana kerja atau usaha yang disusun dalam
bentuk yang terperinci dan sistematis untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan dari
pihak lain. Biasanya berupa tulisan yang menjelaskan dengan detail baik dari unsur internal

11
maupun eksternal sebuah usaha baru yang akan dikembangkan oleh penggiat usaha. Proposal
rencana usaha adalah suatu perencanaan atau profil usaha yang akan dikembangkan oleh
seorang pengusaha.

a. Kegunaan Proposal Rencana Usaha


1. Sebagai pedoman pelaksanaan program usaha
2. Sebagai alat untuk menentukan kelayakan kegiatan usaha
3. Sebagai alat untuk analisa dan evaluasi keuangan
4. Sebagai alat untuk analisa resiko dan kompetitor
5. Sebagai bahan pengajuan dana wirausaha

b. Syarat Proposal Rencana Usaha yang Efektif


1. Jelas (Clear)

Hal-hal yang harus dipaparkan secara jelas di dalam sebuah proposal, terutama adalah:

1. Bidang usaha
2. Status kepemilikan
3. Surat izin badan usaha yang diperlukan
4. Bentuk kerjasama yang ditawarkan
5. Tenaga kerja
6. Pesaing
7. Bahan baku

2. Singkat (Concise)

Proposal usaha seharusnya disampaikan secara singkat dan tepat pada sasaran
mengingat dunia usaha selalu harus mengikuti perkembangan. Namun penulisan secara
singkat tersebut hendaknya tidak melupakan kaidah-kaidah penulisan dan mengurangi
kejelasan dan kelengkapan proposal.

3. Lengkap (Complete)

Proposal harus dibuat lengkap dengan informasi pendukung, terutama mengenai


pesaing dan peluang pasar karena akan sangat membantu pelaksanaan usaha.

4. Benar (Correct)

12
Dasar utama dari bisnis adalah kepercayaan. Oleh karena itu kebenaran proposal
sangat mempengaruhi nama baik dan kredibilitas penyusunnya. Diharapkan penyusun tidak
menyembunyikan informasi-informasi yang dirasa kurang menguntungkan hanya karena
ingin meyakinkan dan membuat proposal semenarik mungkin.

5. Tidak Kadaluarsa (Up-to-date)

Dalam penyusunan usaha, keakuratan data pendukung menuntut penggiat usaha untuk
mengikuti kekinian perkembangan ilmu dan teknologi yang selalu berkembang, dan membuat
proposal usaha sesuai dengan perkembangannya. Bukan hanya sebatas perkembangan ilmu
dan teknologi saja, tapi juga perkembangan nilai-nilai yang dianut masyarakat.
Perkembangan-perkembangan yang harus diperhatikan itu antara lain:

1. Harga dan perkembangan pesaing (competitor)


2. Selera masyarakat (taste of society)
3. Peraturan pemerintah (government rule)
4. Daya beli masyarakat (buying power), dan
5. Perkembangan ilmu dan teknologi (science and technology)

c. Tips dalam Menyusun Proposal Rencana Usaha

Proposal usaha berperan menentukan apakah pihak pemerintah maupun pihak swata mau
memberikan atau meminjamkan modal bagi usaha yang akan dijalankan, apakah usaha yang
akan dijalankan itu menjanjikan. Untuk itu proposal usaha harus disajikan secara menarik dan
benar.

1. Mulai dari Draft Proposal.

Draft proposal akan membantu mempermudah pembuatan proposal yang resmi.

2. Pikirkan Latar Belakang Usahanya.

Alasan kenapa tertarik untuk membuat suatu produk atau jasa yang akan dijual, untuk
memastikan prospek usaha yang akan dijalankan menjanjikan dan belum ada pesaingnya.

3. Hitung Berapa Modal Usaha yang Diperlukan.

Dengan adanya perhitungan estimasi biaya yang akan dikeluarkan untuk memulai suatu
usaha maka akan diketahui berapa anggaran biaya yang nantinya akan dihabiskan, seperti

13
biaya produksi, biaya sewa, biaya pemasaran, biaya gaji, biaya pemeliharan, dan lain
sebagainya.

4. Jelaskan Lebih tentang Produk atau Jasa Anda.

Dengan menampilkan secara detil gambaran produk atau jasa yang akan dijual, barulah dapat
dinilai apakah produk atau jasa tersebut memberikan prospek yang baik bagi bisnis yang
dijalankan dan akan menarik pembeli. Gambaran itu meliputi bahan baku pembuatan barang
yang dijual, cara penggunaan, dan kegunaan barang tersebut bagi para konsumen.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Sumber ide dari sebuah usaha bisa didapatkan dari: pengalaman pribadi, minat atau
hobi, penemuan secara tidak sengaja dan pencarian ide dengan penuh pertimbangan. Metode-
metode untuk memunculkan ide usaha, diantaranya: kelompok focus, bertukar pikiran, dan
menganalisis masalah. Kewirausahaan memiliki ide dan konsep usaha, yaitu tanpa formalitas,
hobi/kegemaran, random event, swalayan, time based, kekeluargaan, dan date services.
Setelah mengetahui ide dan konsep usaha, para wirausahawan memerlukan business
coaching. Business coaching adalah suatu program pembimbingan bisnis dimana coachee
atau klien seolah-olah sedang magang di bisnisnya sendiri dan secara bertahap belajar
menerapkan langkah-langkah bisnis di bawah bimbingan coach bisnisnya agar ia mampu
mencapai sasaran bisnis maupun pribadi yang ia tetapkan. Profiting adalah menaikkan angka
repeat order, Menaikkan rata-rata pembelian tiap kunjungan, dan Menaikkan margin.
Systemizing adalah sistem tersebut mungkin sudah dirintis sedikit demi sedikit sejak mulai
usaha, hanya saja di tahap systemizing, kita akan fokus pada pembenahan sistem. Ekspansi
bisnis atau sering disebut juga dengan perluasan perusahaan adalah aktivitas memperbesar
atau memperluas usaha yang ditandai dengan penciptaan pasar baru, perluasan fasilitas,
perekrutan pegawai, peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha, baik
dibidang usaha sejenis seperti membuka cabang ataupun diversifikasi kebidang yang lain.
Dalam menyusun proposal rencana usaha kita memulainya dari draft proposal, lalu
memikirkan latar belakang usahanya, menghitung berapa modal usaha yang diperlukan, dan
menjelaskan lebih tentang produk atau jasa anda.

3.2 Saran

Seorang calon wirausaha sudah seharusnya memiliki ide dan konsep usaha sebelum
menyusun sebuah rencana usaha. Setelah mengetahui ide serta konsep usaha, seorang
wirausaha sebaiknya mengikuti program business coaching agar mampu mencapai sasaran
bisnis yang diinginkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Suryana, M.Si, Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Empat, Cet: keempat, 2008

https://plus.google.com/116866747488882017831/posts/gCngQBfAXAi

http://viavitae.co.id/coaching-bisnis-business-coaching/

http://ciputrauceo.net/blog/2015/8/10/proposal-wirausaha-struktur-proposal-dan-tips-praktis-
pembuatan

16

You might also like