Pancasila

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

Nama: Atika Rahayu

Kelas : 4Eg.A
Dosen Pengajar : Ali Praja, SH,MH.
Mata kuliah: Pancasila

1. Ketentuan undang-undang yang mengatur tentang pendidikan pancasila lengkap dengan


bunyinya?
Ketentuan-ketentuan yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi adalah :

 UU No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


Berdasarkan ketentuan UU No.2 Tahun 1989 Pasal 39 dinyatakan bahwa :
(1) Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai
tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka
upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
(2) Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikah wajib memuat :
a. pendidikan Pancasila;
b. pendidikan agama; dan
c. pendidikan kewarganegaraan.
(3) Isi kurikulum pendidikan dasar memuat sekurang-kurangnya bahan kajian dan
pelajaran tentang :
a. pendidikan Pancasila;
b. pendidikan agama;
c. pendidikan kewarganegaraan;
d. bahasa Indonesia;
e. membaca dan menulis;
f. matematika (termasuk berhitung);
g. pengantar sains dan teknologi;
h. ilmu bumi;
i. sejarah nasional dan sejarah umum;
j. kerajinan tangan dan kesenian;
k. pendidikan jasmani dan kesehatan;
l. menggambar; serta
m. bahasa Inggris.
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur oleh
Menteri.

 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 30 tahun 1990, menetapkan


status pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib
untuk setiap program studi dan bersifat nasional.

 PP No.60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi,


Berdasarkan ketentuan ini, khususnya pada Pasal 13 ayat (2) ditetapkan bahwa kurikulum
yang berlaku secara nasional diatur oleh menteri pendidikan dan kebudayaan.

 Keputusan Dirjen Dikti No.38/DIKTI/Kep/2002


Pasal 1
Visi Matakuliah Kelompok Pengembangan Kepribadian (MPK)
Visi kelompok MPK di perguruan tinggi menjadi sumber nilai pedoman bagi
penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya.

Pasal 2
Misi Matakuliah Kelompok Pengembangan Kepribadian (MPK)
Misi kelompok MPK di perguruan tinggibertujuan membantu mahasiswa agar mampu
mewujudkan nilai dasar agama dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara
dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dikuasainya dengan rasa
tanggung jawab kemanusiaan.

Pasal 3
Kompetensi Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
Kompetensi kelompok MPK bertujuan menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan
dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
(1) Pendidikan AgamaMengantarkan mahasiswa sebagai modal (kapital) intelektual
melaksanakan proses belajar sepanjang hayat untuk menjadi ilmuwan yang berkepribadian
dewasa yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan kehidupan.
(2) Pendidikan Pancasila
a.Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung
jawab sesuai dengan hati nuraninya;
b.Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;
c.Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni;
d.Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan
nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
(3)Pendidikan Kewarganegaraan
a.Mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran berneg
ara untukb bela negara dan memiliki pola piker, pola sikap dan perilaku untuk cinta tanah air
Indonesia;
b.Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara
sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional;
c.Menumbuhkembangkan peserta didik untuk mempunyai pola sikap dan pola piker yang
komprehensif, integral pada aspek kehidupan nasional.

Pasal 4
Dasar Substansi Kajian Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
(1) Pendidikan Agama
a.Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
-Keimanan dan Ketaqwaan
-Filsafat Ketuhanan (Teologi)
b.Manusia
-Hakekat manusia
-Hakekat dan martabat manusia
-Tanggung jawab manusia
c.Moral
-Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan bersama sehari-hari
d.Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
-Iman, ilmu, dan amal sebagai kesatuan
-Kewajian menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu
-Tanggungjawab terhadap alam dan lingkungan
e.Kerukunan antar umat beragama
-Agama merupakan rahmat bagi semua
-Hakekat kebersamaan dalam pluraritas beragama

f.Masyarakat
-Peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani yang sejahtera
-Tanggungjawab umat beragama dalam mewujudkan hak
-hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi.
g.Budaya
-Tanggungjawab umat beragama dalam mewujudkan cara berpikir kritis
(akademik), bekerja keras dan bersikap fair
h.Politik
-Kontribusi agama dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara.
i.Hukum
-Menumbuhkan kesadaran untuk taat hokum Tuhan
-Peran agama dalam perumusan dan penegakan hukum yang adil
-Fungsi profetik agama dalam hukum
(2)Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila meliputi pokok-pokok bahasan sebagai berikut :
a.Landasan dan tujuan pendidikan Pancasila
b.Pancasila sebagai filsafat
c.Pancasila sebagai etika politiik
d.Pancasila sebagai ideologi nasional
e.Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia
f.Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI
g.Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara

(3)Pendidikan Kewarganegaraan
a.Pengantar
-Pendidikan Kewarganegaraan sebagai dasar kelompok MPK
-Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
b.Hak Asasi Manusia
-Pengakuan atas martabat dan hak
-hak yang sama sebagai manusia hidup di dunia
-Penghargaan dan penghormatan atas hak
-hak manusia dengan perlindungan hukum.
c.Hak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
-Proses berbangsa dan bernegara
-Hak
-Kewajiban
d.Belanegara
-Makna Bela Negara
-Implementasi Belanegara
e.Demokrasi
Konsep demokrasi
-Demokrasi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
f.Wawasan Nusantara
-Latarbelakang filosofi wawasan Nusantara
-Implementasi wawasan Nusantara dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa
g.Ketahanan Nasional
-Konsep ketahanan nasional yang dikembangkan untuk menjamin kelangsungan hidup
menuju kejayaan bangsa dan negara.
-Fungsi ketahanan nasional sebagai kondisi doktrin dan metode dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
h.Politik Strategi Nasional
-Politik dan Strategi Nasional sebagai politik nasional dan strategi nasional untuk
mengantisipasi perkembangan globalisasi kehidupan dan perdagangan bebas
-Politik Nasional sebagai hakekat materiil politik negara
-Strategi nasional sebagai hakekat seni dan ilmu Politik Pembangunan Nasional.

Pasal 5
Metodologi Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian
(1)Pendekatan : menempatkan mahasiswa sebagai subyek pendidikan, mitra dalam proses
pembelajaran, dan sebagai umat, anggota keluarga, masyarakat
dan warga negara.
(2)Metode proses pembelajaran : pembahasan secara kritis analitis, induktif, deduktif dan
reflektid melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris untuk meyakini kebenaran
substansi
dasar kajian.
(3)Bentuk aktivitas proses pembelajaran : kuliah tatap muka, ceramah, dialog (diskusi)
interaktif, studi kasus, penugasan mandiri, seminar kecil dan evaluasi proses belajar.
(4)Motivasi : menumbuhkan kesadaran bahwa proses belajar mengembangkan kepribadian
merupakan kebutuhan hidup
Pasal 6
Beban Studi Minimal
Beban studi minimal untuk matakuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan
Pendidikan Kewarganegaraan masing-masing sebanyak 2 (dua) sks.
Pasal 7
Persyaratan Kualifikasi Dosen Matakuliah Pengembangan Kepribadian
(1)Pendidikan Agama Minimal S1 Agama atau cendekiawan agama yang kompeten sebagai
dosen, atau seseorang yang direkomendasikan oleh lembaga keagamaan untuk diberi mandat
sebagai dosen Matakuliah Pendidikan Agama.
(2)Pendidikan Pancasila Minimal S1 yang berdasarkan latar belakang akademik, pengalaman
kerja, dan integritas pribadi sebagai dosen dinilai kompeten oleh Perguruan Tinggi yang
bersangkutan.
(3) Pendidikan Kewarganegaraan
a.Minimal S1 yang dibekali khusus sebagai dosen Pendidikan Kewarganegaraan, atau
lulusan kerja, dan integritas pribadi sebagai dosen dinilai kompeten oleh Perguruan
Tinggi yang bersangkutan.
b.S2 Pengkajian Ketahanan Nasional dan S2 lainnya yang dibekali khusus Pendidikan
Kewarganegaraan.

Pasal 8
Fasilitas Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian
(1)Pendidikan Agama
a.Perguruan tinggi mengupayakan terwujudnya suasana lingkungan kampus yang kondusif
dan tersedianya fasilitas yang mampu menumbuhkan interaksi akademik lintas agama
yang religius untuk seluruh civitas akademika.
b.Sarana fisik yang diperlukan antara lain berupa perpustakaan dengan literature berbagai
akademik secara kelompok dan/atau bersama.
c.Sarana non
-fisik yang diperlukan berupa adanya system interaksi akademik yang religius.
(2)Pendidikan Pancasila
a.Fasilitas fisik antara lain ruang kuliah besar, ruang kerja bagi kelompok pengampu, dan
perpustakaan dengan berbagai literature yang relevan dalam jumlah yang memadai.
b.Fasilitas Non
-fisik utama kesempatan pengembangan karir akademik
(3) Pendidikan Kewarganegaraan
Memenuhi syarat minimal perlengkapan instruksional akademik.
Pasal 9
Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi :
a.No. 263/DIKTI/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Matakuliah
Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi di Indonesia;
b.No. 265/DIKTI/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Matakuliah
Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila pada Perguruan Tinggi di Indonesia;
c.No. 267/DIKTI/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Matakuliah
Pengembangan Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi di
Indonesia;
Dinyatakan tidak berlaku lagi.

 Surat Keputusan Dirjen DIKTI Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia


No. 38 / DIKTI / Kep./2002 yang merupakan penyempurnaan lebih lanjut dari Keputusan
Dirjen DIKTI No. 265/ DIKTI/ Kep/ 2000 dan Surat Keputusan Dirjen DIKTI No. 356/
DIKTI/ Kep/ 1995

 UU No. 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi :


(2) Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

 Kep Mendiknas no. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan


Tinggi, dan Nomor 45/U2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah menetapkan
Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi
kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi.
2. Fenomena sosial yang menunjukkan urgensi penyelenggaraan mata kuliah pendidikan
pancasila di Perguruan tinggi

a. Pelanggaran terhadap sila pertama Pancasila


 Bukti pelanggaran dari sila pertama Pancasila
Konflik Poso
Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah yang melibatkan kelompok
Muslim dan Kristen. Kerusuhan ini dibagi menjadi tiga bagian . Kerusuhan Poso I (25 - 29
Desember 1998), Poso II ( 17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei - 15 Juni 2000). Pada 20
Desember 2001 Keputusan Malino ditandatangani antara kedua belah pihak yang bertikai dan
diinisiasi oleh Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono.

b. Pelanggaran terhadap sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

 Bukti dari pelanggaran sila kedua Pancasila


1. Tragedi kemanusiaan Trisakti
Mari kita kembali saja reformasi. Dua belas tahun lalu atau 12 Mei 1998, situasi Indonesia
khususnya Ibu Kota Jakarta sedang genting. Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut
reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto kian membesar tiap hari. Dan kita tahu,
aksi itu akhirnya melibatkan rakyat dari berbagai lapisan.

Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan mahasiswa adalah
peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Elang Mulia Lesmana,
Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie

Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar bebas di kampus
A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barat. Aksi yang diikuti sekira 6.000
mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya itu berlangsung sejak pukul 10.30 WIB.
Tewasnya keempat mahasiwa tersebut tidak mematikan semangat rekan-rekan mereka. Justru
sebaliknya, kejadian itu menimbulkan aksi solidaritas di seluruh kampus di Indonesia.
Apalagi, pemakaman mereka disiarkan secara dramatis oleh televisi. Keempat mahasiswa itu
menjadi martir dan diberi gelar pahlawan reformasi.

Puncak dari perjuangan itu adalah ketika Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden pada
Kamis, 21 Mei 2008.

c. Pelanggaran terhadap sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia


Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat
untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan
Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang
dimiliki bangsa indonesia..

 Bukti pelanggaran sila ketiga Pancasila


1. Gerakan Aceh Merdeka
GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini mengusung nasionalisme
Aceh secara jelas. Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda dengan nasionalisme
Indonesia yang sebelumnya telah ada

d. Pelanggaran terhadap sila keempat Pancasila yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan.
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.

e. Pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat
Indonesia
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara
lahiriah atapun batiniah.
 Bukti pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila
A. Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan
alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin.

B. Ketimpangan dalam pendidikan


Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan
banyak yang menjadi anak jalanan.

3. Survei terbatas kepada mahasiwa tentang tingkat pemahaman dan penghayatan nilai-nilai
pancasila sebagai ideologi bangsa dikalangan mahasiswa dan tentang persepsi mahasiswa
mengenai tingkat kesadaran nilai-nilai pancasila para elit politik, pengusaha dan warga
negara khususnya generasi muda dewasa ini ?
Survei dari 100 tanggapan:

Apakah Anda mengetahui mengenai sejarah Pancasila

6%

Ya
Tidak

94%

Apakah menurut Anda kelima Pancasila sudah


terfungsikan dengan baik di era sekarang ini?

7% 12%
Sudah
Belum
27%
Cukup
54% Mungkin
Apakah menurut Anda lebih dari setengah kegiatan
mahasiswa di lingkungan anda sudah menerapkan
ideologi Pancasila?

28% Sudah
36%
Belum
Cukup
36%

Dari hasil survei yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman
daan penghayatan nilai nilai pancasila sebagai ideologi bangsa di kalangan mahasiswa sudah cukup
baik, telah banyak yang memahami dan menghayati pancasila sebagai ideologi bangsa. Pancasila
merupakan sebuah landasan ideologi bangsa Indonesia. Perumusan dasar negara ini digagas oleh
beberapa orang negarawan pada masa kemerdekaan Indonesia. Pancasila dibuat mewakili seluruh
originalitas moral bangsa. Dimulai dari sila ketuhanan, sila kemanusiaan, sila persatuan, sila
kerakyatan dan permusyawaratan serta sila keadilan. Dengan begitu, secara keseluruhan asas-asas
yang terkandung dalam Pancasila diharapkan menjadi suatu cerminan dari bangsa Indonesia itu
sendiri.Penerapan nilai Pancasila, merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap warga negara asli
Indonesia. Tidak peduli dari para elit politik, pengusaha dan warga negara. Penerapan ini berlaku
universal diseluruh wilayah kedaulatan Indonesia. Bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya jika
tidak mampu menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kesehariannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadikan masyarakat Indonesia menjadi


masyarakat yang berfikir lebih subjektif. Pengaruh tersebut, terbagi pada dua faktor utama.
Yang pertama adalah faktor internal dan kedua merupakan faktor eksternal.Faktor internal
yang menyebabkan minimnya penerapan nilai Pancasila bisa disebabkan berbagai hal. Salah
satu contoh, sistem pendidikan Indonesia yang kurang memperhatikan pembelajaran moral
dan etika. Kita bisa melihat bahwasanya standar pendidikan dan kelulusan sekolah-sekolah
ditentukan oleh pelajaran-pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Bahasa
Inggris. Tidak satupun dari seluruh pelajaran tersebut yang menitik beratkan pembelajaran
kepada aspek moral dan etika. Sehingga dari pembelajaran tersebut, hanya akan melahirkan
siswa-siswa yang materialistis.Sedangkan dari faktor eksternal adalah banyaknya pengaruh
budaya dan peradaban luar negeri yang menyebabkan anjlok dan luruhnya jati diri bangsa
yang telah dirangkum dalam Pancasila. Kita sangat menyayangkan penyalahgunaan
kebebasan seperti yang telah didengungkan oleh negara lain tentang Hak Asasi Manusia
(HAM). Sebenarnya, HAM tersebut sudah termasuk kedalam Pancasila, yaitunya dalam sila
keadilan sosial.

Saat ini, kebebasan HAM telah salahgunakan menjadi sebuah alibi dan pembenaran
atas kesalahan yang telah dilakukan oleh seseorang. Misalnya saja, alasan kebebasan HAM
dan hak ber-ekspresi yang seakan-akan ingin “memperbolehkan” masyarakat untuk
berpakaian “buka-bukaan”. Mereka membuat seolah-olah apa yang mereka lakukan adalah
merupakan kebebasan yang hakiki. Tentusaja hal ini sangat bertentangan dengan prinsip yang
tertuang dalam sila ke-dua Pancasila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Dan hal tersebut
bukanlah budaya dan kebiasaan bangsa Indonesia.Penerapan nilai-nilai Pancasila harus tetap
dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Indonesia agar tetap menjadi Bangsa Indonesia yang
benar-benar Indonesia. Karena pada dasarnya Pancasila adalah pondasi dasar negara yang
terus dipegang erat oleh bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas
dan etika.

You might also like