Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Dan Tatalaksana Terkini Anisokoria: Halaman Judul
Evaluasi Dan Tatalaksana Terkini Anisokoria: Halaman Judul
Oleh
Alvinnata, S.Ked
04054821820018
Pembimbing
dr. Hj. Devi Azri Wahyuni, Sp.M(K), MARS
Oleh:
Alvinnata, S.Ked
04054821820018
Referat ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 26 Maret 2018 s.d
29 April 2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nya Telaah Ilmiah yang berjudul “Evaluasi dan Tatalaksana
Terkini Anisokoria” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Telaah Ilmiah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu
Kesehatan Mata RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya. Penulis juga ingin menyampaikan terimakasih kepada dr. Hj.
Devi Azri Wahyuni, Sp.M(K), MARS atas bimbingannya sehingga penulisan ini
menjadi lebih baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan telaah ilmiah
ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
untuk penulisan yang lebih baik di masa yang akan datang.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2
2.1 Anisokoria ..................................................................................................2
2.2 Anisokoria Sama pada Cahaya Redup dan Terang ....................................2
2.3 Anisokoria Lebih Besar pada Cahaya Redup ............................................4
2.3.1 Anisokoria mekanis (mechanical anisocoria)................................4
2.3.2 Miosis farmokologis .......................................................................4
2.3.3 Anisokoria fisiologis ......................................................................4
2.3.4 Sindrom Horner ..............................................................................4
2.4 Anisokoria Lebih Besar pada Cahaya Terang ...........................................9
2.4.1 Kerusakan iris .................................................................................9
2.4.2 Midriasis farmakologis ...................................................................9
2.4.3 Adie tonic pupil ............................................................................10
2.4.4 Third nerve palsy ..........................................................................12
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Anisokoria adalah perbedaan diameter dari kedua pupil yang disebabkan oleh
sinyal eferen yang menuju ke otot iris tidak simetris.1 Anisokoria dapat bersifat
fisiologis maupun patologis.1
Anisokoria adalah kejadian umum, meskipun tidak ada statistik prevalensi
keseluruhan yang tersedia. Insiden dan data prevalensi untuk anisokoria tergantung
pada patofisiologi dan populasi spesifik. Di Amerika Serikat, kejadian anisokoria
fisiologis telah diperkirakan 20% dari populasi normal, sehingga beberapa derajat
perbedaan pupil dapat diperkirakan setidaknya 1 dari 5 pasien.2
Angka mortalitas dan morbiditas yang terkait dengan anisokoria bergantung
sepenuhnya pada patofisiologi spesifik. Beberapa penyebab anisokoria dapat
mengancam kehidupan, termasuk sindrom Horner karena diseksi karotis atau
kelumpuhan nervus III karena aneurisma atau herniasi uncal. Penyebab lain dari
anisokoria ada yang memiliki gejala yang ringan (misalnya, anisokoria sederhana
atau fisiologis).2
Angka kejadian aniskoria yang cukup tinggi serta penyebab anisokoria yang
dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas menunjukkan perlunya pengetahuan
bagi dokter terutama dalam hal evaluasi dan penatalaksanaan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anisokoria
Anisokoria adalah perbedaan diameter dari kedua pupil yang
disebabkan oleh sinyal eferen yang menuju ke otot iris tidak simetris.
Anisokoria dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis.1 Gambar 2.1
menunjukkan algoritma untuk mengevaluasi pasien dengan isolated
anisocoria yang ditandai dengan disfungsi pupil unilateral.
2
Gambar 2.1 Bagan evaluasi anisokoria (American Academy of Ophtalmology, 2014)
3
4
Gambar 2.4 Palsi sectoral sfingter iris pada Adie tonic pupil (American
Academy of Ophtalmology, 2014)
11
Selama fase denervasi akut dari tonik pupil, pupil melebar dan
kurang reaktif terhadap rangsangan cahaya dan upaya akomodatif.
Inspeksi iris menggunakan pembesaran tinggi dengan slit lamp dapat
membantu membedakan segmen sphincter fungsional dari
nonfungsional. Kripta iris membentuk aliran menuju area sfingter yang
berfungsi normal, dan stroma berkumpul di sepanjang perbatasan pupil
di area tersebut, sedangkan penipisan stroma—bahkan atrofi—diamati
di daerah paralisis sfingter. Karena nervus siliaris brevis yang rusak
beregenerasi, serat akomodatif yang salah arah tumbuh ke sfingter iris,
dan pupil mengembalikan kemampuannya untuk berkonstriksi sebagai
upaya akomodatif. Namun, gerakan pupil (baik konstriksi akibat
stimulus akomodatif dan redilatasi berikutnya) tertunda dan lambat
(tonik) (Gambar 10-6). Efek ini dapat digambarkan oleh keluhan pasien
yang kesulitan memfokuskan kembali untuk perubahan jarak. Refleks
pupil pupil biasanya tetap sangat terganggu.1
Sfingter iris terdenervasi bersifat supersensitif terhadap larutan
parasimpatomimetik lemah seperti tetes mata pilocarpine encer (0,1%).
Setelah 60 menit, pupil diperiksa ulang, dan jika denervasi
parasimpatetik muncul, pupil yang terkena akan mengalami konstriksi
lebih dari pupil normal. Sekitar 80% pasien dengan tonik pupil
menunjukkan supersensitivitas denervasi kolinergik.1
Pasien dengan tonik pupil dapat memiliki gejala akomodatif atau
fotofobia tetapi juga sering tidak memiliki gejala dan dilaporkan bahwa
anisokoria pertama kali diketahui oleh teman atau keluarga. Gejala
akomodatif sulit diobati. Namun hal tersebut biasanya sembuh secara
spontan dalam beberapa bulan awal. Ketika fotofobia dari pupil yang
membesar menjadi masalah bagi pasien, pilocarpine encer topikal
(0,1%) dapat membantu. Seiring waktu (berbulan-bulan sampai
bertahun-tahun), Adie tonic pupil semakin kecil. Pemeriksaan histologi
ganglion siliaris pada pasien dengan Adie tonic pupil menunjukkan
penurunan jumlah sel ganglion.1
12
13
DAFTAR PUSTAKA