Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kodil Colibacilosis Ayam
Laporan Kodil Colibacilosis Ayam
OLEH
ANITAWATI UMAR, S.KH
NIM C034171018
Mengetahui,
Ketua Program PPDH FK Unhas
Tanggal Pengesahan:
Tanggal Ujian : 23 Oktober 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Co-Asistensi
Laboratorium Diagnostik Sub Bagian Virologi yang berjudul “Diagnosa Escherichia
coli dengan Metode Isolasi Bakteri dan Uji Biokimia” dengan tepat waktu. Laporan
ini bertujuan untuk melatih penulis dalam mendiagnosa dan melakukan pengujian
yang tepat untuk kasus Colibacillosis pada ungags.
`Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan dalam penyusunan Tugas ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
baik moral maupun materi.
Penulis menyadari bahwa isi Laporan ini masih jauh dari kata sempurna
mengingat keterbatasan ilmu dan masih kurangnya dukungan pustaka. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi
menyempurnakan laporan ini.
Penulis
I. PENDAHULUAN
I.2 Masalah
Bagaimana cara mendiagnosa serta metode apa yang sebaiknya digunakan
dalam mengidentifikasi E.coli penyebab kolibasilosis ?
II. TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Kolibasilosis disebabkan oleh bakteri Escherichia coli yang memiliki ukuran
2−3 x 0,6 μm, tergolong bakteri gram negatif, berbentuk batang namun tidak
memiliki spora. Berdasarkan penyakit yang ditimbulkan, E.coli dapat dibagi menjadi
dua kelompok yaitu (1) E.coli oportunistik yang dapat menyebabkan timbulnya
penyakit tertentu akibat ayam kekurangan pakan atau karena penyakit lain, (2) E. coli
enteropatogenik yaitu E.coli mempunyai antigen perlekatan dan akan memproduksi
enterotoksin sehingga akan menimbulkan penyakit (Tarmudji, 2003). Bakteri ini
membutuhkan temperature 18oC-44oC atau lebih rendah untuk tumbuh pada berbagai
media yang lazim digunakan untuk mengisolasi dan mengkultur bakteri. Bakteri
E.coli memfermentasi karbohidrat dan terkadang membentuk gas (Saif, et.al. 2008).
Infeksi E.coli terutama diakibatkan oleh kurangnya hygiene dan sanitasi serta adanya
kontaminasi feses dari pakan, minum, lantai maupun lingkungan kandang atau
peternakan. Struktur E.coli dapat dilihat pada gambar berikut :
Gejala Klinis
Gejala yang ditimbulkan ayam yang terinfeksi kolibasilosis antara lain akan
menampakkan tanda-tanda klinis : kekurusan, nafsu makan menurun, bulu kusam,
diare, pertumbuhan terganggu, bulu kotor dan lengket pada daerah kloaka.
Kolibasilosis dapat menyebabkan kematian embrio pada telur tetas, koliseptikemia,
airsacculitis, enteritir maupun artritis. Menurut data dari Laboratorium Balitvet
dinyatakan bahwa kolibasilosis lebih sering menginfeksi ayam broiler dibandingan
dengan ayam layer terutama pada umur muda (pasca penetasan). Berdasarkan
umurnya, E.coli dapat menyebabkan kematian pada umur 0-2minggu (omfalitis),
lebih 20minggu (peritonitis), 2-8minggu (koliseptikemia) (Tarmudji, 2003).
Omphalitis atau infeksi kantong kuning telur pada anak ayam merupakan
salah satu bentuk infeksi lokal dari penyakit Collibacilosis. Jika pada kondisi ini
dilakukan pemeriksaan bedah ayam (nekropsi), dapat ditemukan perubahan pada
organ dalamnya seperti peradangan pada pusar, serta kuning telur tidak terserap
sempurna yang akan menyebabkan material kuning telur menjadi keras. Dengan
melihat beberapa perubahan spesifik ini, bisa dipastikan telah terjadi kasus
Collibacilosis bentuk Omphalitis. Menurut Khan et.al. (2004) Berat Badan DOC
broiler normal sekitar 35-40 gram dan ketika terkena omphalitis akan terjadi
penurunan berat badan sebesar 20-25% dari berat badan sebelumnya akibat gejala
klinis yang ditimbulkan antara lain anak ayam terlihat lemah, mengantuk, perut
kembung, tidak nafsu makan ataupun minum, bergerombol di dekat sumber pemanas.
Ayam yang terkena omphalitis memiliki sistem kekebalan yang rendah. Pemeriksaan
postmortem akan didapatkan kongesti paru-paru, hati dan ginjal berwarna gelap dan
membengkak. Penemuan terpenting adalah inflamasi kantung kuning telur serta
terjadi perubahan abnormal pada warna dan konsistensi kuning telur. Umumnya juga
terjadi peritonitis dan hemoragi pada permukaan usus (Vegad, 2007).
Patologi Anatomi
Menurut Vegad J.L (2007) dalam buku A Color Atlas of Poultry Disease
menyatakan bahwa penemuan postmortem kolibasilosis pada infeksi yolk sac
ditemukan dilatasi dan perdarahan pada pembuluh darah, inflamasi kuning telur serta
terjadi perubahan warna dan konsistensi. Pada kasus koliseptikemia, perubahan
didapatkan pada jantung (pericarditis) dan hati (perihepatitis). Airsac menebal dan
mengalami perkejuan.
a b
Diagnosis
Isolasi dan Identifikasi Agen Kausatif
Diagnosa E.coli dilakukan berdasarkan isolasi dan identifikasi dari lesi tipikal
kolibasilosis maupun dari feses ayam yang mengalami diare. Material/sampel di strik
pada media kultur EMB (Eosin-Methylen Blue), Mc Conkey atau agar tergitol 7
(media non-inhibitori). Metode laboratorium dapat dilakukan dengan metode PCR
untuk mendeteksi isolate E.coli komensal dan pathogen (Saif, 2008). Karakteristik
E.coli dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 3. Karakteristik E.coli
Pada media EMB, hasil positif E.coli akan menunjukkan koloni khas
berwarna hijau metalik akibat asam yang terbentuk sebagai hasil fermentasi bakteri
berikatan dengan metilen blue pada penyusun agar , warna pink cerah dengan
dikelilingi presipitat warna keputihan pada media Mc Conkey serta warna kuning
pada agar 7 tergitol.
a b
Diferensial Diagnosa
Akut septikemia pada kolibasilosis sering dikelirukan dengan penyakit unggas
lainnya seperti pasteurella dan salmonellosis. Gejala peritonitis maupun pericarditis
biasanya dikelirukan dengan chlamydiophila, pasteurella, atau streptokokus. Lesi
synovial pada E.coli sering dikelirukan dengan infeksi virus, mikoplasma maupun
agen bakteri lainnya (Saif, 2008).
IV. HASIL
Gejala Klinis
Ayam broiler umur 28 hari berasal dari suatu peternakan unggas di Kab
Maros. Gejala klinis yang terlihat antara lain ayam lesu, anoreksia, bulu kotor,diare
dan feses berwarna kehijauan.
Patologi Anatomi
Nekropsi dilakukan pada ayam dengan hasil temuan sebagai berikut :
perkejuan di daerah liver dan jantung serta ptechiae di daerah trakea.
(a) perkejuan daerah hati (b) fibrosis dan pericarditis (c) perdarahan pada trakea
Pemeriksaan Lab
Kultur pada Media Blood Agar (BA)
Kultur bakteri pada media umum blood agar menunjukkan hasil tumbuhnya
beberapa koloni bakteri salah satunya adalah E.coli
Kultur pada Media Mc Conkey
Pada pewarnaan gram didapatkan hasil koloni bakteri E.coli berbentuk batang ,
berwarna merah muda (gram negative).
Uji Katalase dan Oksidase
Pada Uji SIM didapatkan hasil Indol + ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna
merah , Motility + ditandai dengan tabung yang berwarna keruh
Urease
Pada Uji urease didapatkan hasil negative ditandai dengan tidak adanya
perubahan warna.
Pada pengujian TSIA didapatkan hasil slant dan butt berwarna kuninng (asam),
H2S negatif dan gas positif.
Uji Karbohidrat
Dulcitol
Pada pengujian dulcitol didapatkan perubahan warna dari hijau kebiruan menjadi
kuning yang menandakan dulcitol +
Laktosa
Pada Uji laktosa terjadi perubahan warna menjadi kuning yang menandakan
positif laktosa
Maltosa
Pada uji maltose terjadi perubahan warna menjadi kuning, menandakan maltosa +
Glukosa
Pada uji glukosa terjadi perubahan warna menjadi kuning menandakan glukosa +
dan terbentuk gas dilihat dari tabung durham di dalam tabung.
Manitol
Pada uji manitol terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning yang
menandakan manitol +
Rhamnose
Pada uji rhamnose terjadi perubahan warna menjadi kuning yang menandakan
rhamnose +
Sukrosa
Pada uji sukrosa terjadi perubahan warna menjadi kuning yang menandakan
sukrosa +.
Trehalosa
Pada uji trehalosa terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning yang
menandakan trehalosa +.
Tabel Hasil Pengujian
Uji Hasil
Katalase +
Oksidase -
Motil +
Indole +
Urease -
TSI a/a, H2S -
Gas Glukosa +
Dulcitol +
Laktosa +
Maltosa +
Manitol +
Rhamnose +
Sukrosa +
Trehalosa +
V. PEMBAHASAN
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
Pada identifikasi bakteri E.coli sebaiknya dilakukan sub culture kembali pada
media yang lebih selektif yaitu EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) untuk lebih
meyakinkan bahwa bakteri yang tumbuh pada Mac Conkey adalah bakteri E.coli.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Dinev, Ivan. 2007. Diseases of Poultry 1st ed. A Colour Atlas. Ceva Sante Animal.
Khan, K.A, et.al. 2004. Factors Contributing to Yolk retention in Poultry : Review.
Pakistan Vet J. 24(1)
Leinenger, et.al. 2001. Use of eosin methylene blue agar to differentiate Escherichia
coli from other gram-negative mastitis pathogens. J Vet Diagn Invest 13:273-
275.
Saif, Y.M et.al. 2008. Disease of Poultry 12th ed. Blackwell Publishing.
Shield P, et.al. 2013. Motility test medium protocol. American Society for
Microbiology.
Vegad, J.L. 2007. A Colour Atlas of Poultry Diseases An Aid to Farmers and Poultry
Professionals. International Book Distributing Co.
Wicaksono, Rochmat. 2016. Pemanfaatan Bakteri Bacillus Subtilus untuk Proses Self
Healing Concreate dengan Metode Enkapsulasi Hidrogel Bakteri. Tugas Akhir.
Jurusan Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Zanella G, et.al. 2000. Severe E.coli O11 septichemia and polyserositis in hens at the
start of lay. Avian Pathology. 29:311-317
VIII. DOKUMENTASI KASUS
Kultur sampel pada media Mac Conkey Pengamatan koloni pada Mac Conkey