Professional Documents
Culture Documents
Bisnis Management Fransisco Glen H.S Wantah
Bisnis Management Fransisco Glen H.S Wantah
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Jaman dan teknologi yang semakin maju berdampak pula dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak
dan beragam. Baik itu kebutuhan primer ataupun sekunder . Banyak masyarakat pada zaman sekarang yang
cenderung berprilaku boros dan hal tersebut merupakan masalah yang juga harus diperhatikan oleh pemerintah
untuk dapat menjadikan masyarakat Indonesia yang tidak hanya konsumtif namun juga produktif.
Ruang Lingkup
4. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah
metodologi penelitian dengan cara mempelajari jurnal, buku, artikel, skripsi, maupun referensi yang ada yang
berhubungan dengan judul penulisan yang sedang di bahas.
5. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat dari karya tulis, metode penelitian
yang digunakan penulis dan sistematika penulisan yang digunakan dari karya tulis ini.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini dibahas lebih lanjut mengenai teori dan konsep yang berkaitan dengan Supply Chain Management
BAB III: PEMBAHASAN
Bab ini dibahas semua ruang lingkup yang disebutkan seperti Sejarah Supply Chain Management, perkembangan
Supply Chain Management, struktur dan komponen Supply Chain Management
BAB IV: PENUTUPAN
Bab ini merupakan penutup dari penulisan karya tulis yang memberikan kesimpulan serta saran – saran yang
mungkin akan berguna bagi pihak-pihak yang bersangkutan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Supply Chain Management
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan manajemen rantai pasok (supply Chain management), terlebih
dahulu akan dipaparkan mengenai definisi rantai pasok (supply chain). Sampai saat ini belum ada sebuah definisi
yang baku untuk menjelaskan pengertian dari rantai pasok. Namun, dalam bukunya Hugos (2003, 2-3) memberikan
beberapa definisi rantai pasok, sebagai berikut :
”A supply chain is the alignment of firms that bring products or services to market” (Lambert,
Stock and Ellram di dalam Hugos, 2003, 2).
“A supply chain consists of all stages involved, directly or indirectly, in fulfilling a customer
request. The supply chain not only includes the manufacturer and suppliers, but also transporters,
warehouses, retailers, and customers themselves.” (Chopra and Meindl, di dalam Hugos, 2003, 2).
“A supply chain is a network of facilities and distribution options that performs the functions of
procurement of materials, transformation of these materials into intermediate and finished products,
and the distribution of these finished products to customers” (Ganeshan and Harrison di dalam
Hugos, 2003, 3).
Menurut Chopra and Meindl (2007, 20), rantai pasok memiliki sifat yang dinamis namun melibatkan tiga aliran
yang konstan, yaitu aliran informasi, produk dan uang. Disamping itu, Chopra and Meindl juga menjelaskan bahwa
tujuan utama dari setiap rantai pasok adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan menghasilkan keuntungan.
Sementara itu, Ling Li (2007, 3) memaparkan bahwa rantai pasok lebih menekankan pada semua aktivitas dala
memenuhi kebutuhan konsumen yang di dalamnya terdapat aliran dan transformasi barang mulai dari bahan baku
sampai ke konsumen akhir dan disertai dengan aliran informasi dan uang.
Setelah mengetahui beberapa definisi rantai pasok, maka selanjutnya akan dijelaskan definisi dari manajemen
rantai pasok (supply chain management) itu sendiri. Seperti rantai pasok yang memiliki beberapa definisi,
manajemen rantai pasok juga memiliki beberapa definisi. Berikut ini dua buah definisi manajemen rantai pasok di
dalam Hugos (2003, 3-4)
“The systematic, strategic coordination of the traditional business function and the tactics across
these business functions within a particular company and across businesses within the supply chain, for the
purposes of improving the long-term performance of individual companies and the supply chain as a whole”
(Mentzer, DeWitt, Deebler, Min, Nix, Smith, and Zakaria di dalam Hugos, 2003, 3).
“Supply Chain Management is the coordination of production, inventory, location, and transportation
among the participants in a supply chain to achieve the best mix of responsiveness and efficiency for the
market being served” (Hugos, 2003, 4).
Definisi lain mengenai manajemen rantai pasok diberikan oleh Ling Li (2007, 5) sebagai berikut: merupakan
sekumpulan aktivitas dan keputusan yang saling terkait untuk mengintegrasikan pemasok, manufaktur, gudang, jasa
transportasi, pengecer dan konsumen secara efisien. Dengan demikian barang dan jasa dapat didistribusikan dalam
jumlah, waktu dan lokasi yang tepat untuk meminimumkan biaya demi memenuhi kebutuhan konsumen. Terdapat
perbedaan antara konsep manajemen rantai pasok dengan konsep logistik secara tradisional. Logistik umumnya
mengacu pada aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam sebuah organisasi, sedangkan rantai pasok mengacu pada
jaringan beberapa organisasi yang saling bekerjasama dan berkoordinasi untuk Evaluasi supply memenuhi
kebutuhan konsumen. Perbedaan lainnya, logistik lebih fokus pada aktivitas-aktivitas seperti pengadaan, distribusi,
pemeliharaan dan manajemen persediaan. Sedangkan fokus manajemen rantai pasok selain yang dilakukan dalam
logistik juga beberapa aktifitas lain meliputi pemasaran, pengembangan produk baru, keuangan dan layanan
konsumen (Hugos, 2003, 4).
Manajemen rantai pasok yang efektif membutuhkan pengembangan – pengembangan yang dilakukan secara
simultan baik dari sisi tingkat layanan konsumen maupun internal operating efficiencies dari perusahaan-
perusahaan dalam sebuah rantai pasok. Beberapa hal yang harus diperhatikan dari tingkat layanan konsumen
adalah tingkat pemenuhan pesanan (order fill rates), ketepatan waktu pengiriman (on-time delivery) dan tingkat
pengembalian produk oleh konsumen dengan berbagai alasan (rate of products returned by customer for whatever
reason). Sementara, dari sisi internal efficiencies, apakah sebuah organisasi dalam sebuah rantai pasok
memperoleh hasil yang baik dari investasi atas persediaan dan aset lainnya dan menemukan cara untuk
mengurangi pengeluaran operasional dan penjualan. Atau dengan perkataan lain bagaimana mengelola rantai
pasok agar dapat responsif sekaligus efisien.
Gambar 2.1 Integrasi beberapa konsep proses bisnis ke dalam Process Reference Model
Berdasarkan Supply Chain Operations Reference Model, SCOR Version 8. Overview, komponen-komponen yang
tercakup dalam Process Reference Model adalah :
Pada kasus manajemen rantai pasok yang kompleks, pemetaan dalam reference model dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal berikut :
a. Implementasi dilakukan sesuai dengan fungsinya, ini ditujukan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif
yang dimiliki perusahaan
b. Digambarkan secara jelas dan komunikatif
c. Diukur, dikelola dan dikontrol
d. Dilakukan langkah penyesuaian untuk kepentingan spesifik
Dalam Supply Chain Operations Reference Model, SCOR Version 8.0 Overview disebutkan bidang-bidang yang
termasuk dalam SCOR adalah :
Seluruh interaksi yang terdapat dalam rantai pasok perusahaan, baik itu interaksi dengan pemasok maupun
dengan konsumen, mulai dari proses pemesanan produk hingga proses pembayaran oleh konsumen.
Seluruh transaksi produk yang berupa barang dan jasa, yaitu semua aliran transaksi mulai dari ‘supplier’s
supplier (supplier tier 2), supplier (tier 1) sampai aliran transaksi material ke customer (tier 1), ‘customer’s
customer’ (customer tier 2), termasuk peralatan, supplies, spare parts, bulk product, software dan lain
sebagainya.
Keseluruhan interaksi dengan pasar, yaitu dari pemahaman mengenai ‘aggregate demand’ sampai dengan
proses pemenuhan setiap order yang ada.
SCOR tidak mencakup hal-hal berikut ini :
o Proses-proses administrasi penjualan (demand generation)
o Proses-proses riset dan pengembangan teknologi
o Perancangan dan pengembangan produk
o Beberapa elemen yang berhubungan dengan post-delivery customer support.
0. Pengertian Manajemen
Menurut Mary Parker Follet (2008) Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui
orang lain. Definisi dari Mary ini mengandung perhatian dan kenyataan bahwa para manager mencapai sutu tujuan
organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melakukan apa saja yang perlu dilakukan dalam
pekerjaan, bukan dengan melaksanakan pekerjaan oleh dirinya sendiri.
Pengertian Management menurut ahli-ahli lain:
1. Menurut Stoner (2006)
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
0. Menurut Robbins dan Coulter (2004,p6-7)
Mendefinisikan menejemen sebagai proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan
tersebut terselesaikan secara efisien (memperoleh output terbesar dengan input terkecil; digambarkan sebagai
“melakukan segala sesuatu secara benar”) dan efektif (menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran
organisasi dapat tercapai; digambarkan sebagai “melakukan segala sesuatu yang benar”) dengan melalui orang
lain.
0. Menurut Hasibuan (2005, p1)
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Struktur paling umum dari sistem persediaan multieselon adalah satu keterlibatan sejumlah pengecer (toko,
fasilitas, instalasi, basis) dalam bisnis untuk memenuhi permintaan pelanggan untuk produk. Sistem multi inventori
dapat juga digambarkan sebagai jaringan langsung dimana node mewakili berbagai aktivitas atau fasilitas dalam
sistem dan linkage mewakili aliran barang. Bila jaringan memiliki paling banyak satu hubungan kedatangan untuk
tiap node dan alirannya bersifat acyclic (tidak terdapat loop dalam jaringan), maka dikatakan struktur pohon terbalik
atau arborescene. Bila dipandang sebagai jaringan langsung, tampak bahwa dapat terjadi sistem yang sangat
kompleks. Pengecer dapat memperoleh suplai lebih dari satu wholesaler, atau wholesaler dapat
membeli lebih dari satu pabrik, atau mungkin pengecer dapat menyuplai pengecer lainnya. Jumlah
kombinasi tersebut sangat besar. Namun, kebanyakan teori multiechelon inventory dibatasi pada struktur
arborescene.
Pada struktur arborescene, berbagai level sistem diidentifikasi sebagai eselon dan permasalahan ditujukan
pada keseluruhan multiechelon. Terdapat dua macam struktur arborescene yang biasa digunakan dalam
literatur. Seperti pada gambar, Pertama adalah struktur seri, terdiri dua atau lebih aktivitas dengan tiap eselon
hanya menyuplai satu pada eselon bawahnya. Kedua, struktur paralel yang terdiri dari sejumlah aktivitas
pemenuhan kebutuhan eksternal secara independent.
2.7 Supplier
Jaringa bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama,, dimna mata rantai
penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong
bahan dagangangan, subassemblies, suku cadang dan segala nya. Sumer pertama ini dinamakan suppliers. Dalam
arti yang murnii, ini termasuk juga suppliers’suppliers atau sub-suppliers. Junlah supplier bisa banyakatau sedikit,
tetapi supplier’suppliers biasa nya berjumlah bnayak sekali.
BAB 3
PEMBAHASAN
Alur dari informasi dan barang bisa menjadi bidirectional. Seperti contoh, kerusakan atau terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan pada produk bisa dikembalikan, proses yang dikenal sebagai pembalik logistic. Menggunakan
industry eceran pakaian sebagai contoh pembalik logistic yang ingin melibatkan pakaian yang pelanggan
kembalikan, yang juga karena barang tersebut yang telah cacat atau karena pelanggan tidak menyukai barang
tersebut.
PENUTUPAN
1. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Supply Chain Management terus berkembang dari waktu ke waktu dan
penggunaan di perusahaan makin banyak
Supply Chain Management memiliki beberapa segmentasi dan komponen
Supply Chain Management memiliki manfaat yang baik bagi perusahaan
0. SARAN
Mahasiswa dapat semakin mengerti dan menyerap ilmu mengenai apa itu
Supply Chain Management, bagaimana penerapan dari Supply Chain
Management dan manfaatnya.
Daftar Pustaka
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/121222-T%2025760-Evaluasi%20supply-Tinjauan%20literatur.pdf
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-1-00464-mn%202.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Barter
http://www.nitc.ac.in/app/webroot/img/upload/content_2855.pdf
http://bm3.binus.ac.id/assets/M0214/CO/M0214_0_2013-2-0_4_4ee8a_SCM-ITrole%20as%20enabler%20-
4HandOut-.pdf
http://ecsocman.hse.ru/data/474/089/1217/article4.pdf diakses pada pukul 16:06
http://highered.mcgraw-hill.com/sites/dl/free/007298239x/450202/Chapter_1.pdf
http://www.urenio.org/tools/en/supply_chain_management.pdf
Rainer, R. K., & Cegielski, C. G. (2011). Introduction To Information System Enabling and Transforming Business.
(3th edition) Asia: John Wiley & Sons.
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-00886-MN-bab%202.pdf