Professional Documents
Culture Documents
Buku Refrigerant
Buku Refrigerant
MODUL 1
MESIN REFRIGERASI
Pada modul ini akan di bahas sekilas mengenai jenis dan kerja mesin refrigerasi
yang umumnya digunakan dan komponen utamanya.
Dalam modul ini hanya mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap yang akan
dibahas, karena mesin refigerasi jenis ini yang paling banyak digunakan
khususnya pada refrigersi rumah tangga dan komrsial.
Dalam modul ini hanya mesin refrigerasi domestik dan komersial yang akan
dibahas.
1.3.1 Kompresor
Pada mesin refrigerasi rumah tangga dan komersial jenis kompresor yang
biasa digunakan adalah kompresor adalah kompresor tipe hermetik .
Kompresornya dapat menggunakan kompresor jenis torak,atau rotasi seperti
kompresor sudu (vane type),roller atau schroll.
Gambar 1.2 kompresor tipe terbuka,hermetik
Untuk melinndungi bagian bagian yang bergesek seperti torak dan dinding
selinder serta bantalan,maka kompresor diberi pelumas.Pelumas ini biasanya
bercampur dengan refrigeran. Pada kompresor hermetik yang digunakan untuk
mesin refrigerasi rumah tangga dan komersial, biasanya digunakan pelumas yang
larut dengan baik dalam refrigerasinnya.
Jenis kondensor yang digunakan pada mesin refrigerasi rumah tangga dan
komersial pada umumnya adalah jenis pipa polos dengan pendinginan alami.
Dalam hal ini panas yang berpindah secara alami dari refrigeran yang mengembun
ke udara sekeliling akibat adanya perbedaan temperatur.
Evaporator adalah alat tempat ;refrigerant menguap. Panas yang diperlukan untuk
penguapan diperoleh dari benda/media yang akan didinginkan.
Jenis evaporator yang biasa digunakan adalah jenis evaporator permukaan pelat
dan pipa polos. Gambar 1.3 diperlihatkan contoh- contoh kondensor dan
evaporator yang dibahas. Pada mesin dengan kapasitas yang besar digunakan
kondensor pipa beririp.
Terdapat dua jenis filter drier yaitu alumina aktif(bukan silica gel) dan
moleculer sieve.alumina aktif terbuat dari Al203 dapat menyerap uap air lebih
banyak dari silika gel dan juga dapat menyerap asam baik dari refrigeran maupun
pelumas.Molecular sieves terbuat dari logam aluminia silikat,memiliki
kemampuan menyerap uap air yang sangat tinggi.Saat ini filter-drier yang banyak
digunakan adalah jenis molecular sieve.Berdasarkan tingkatan kemampuannya
dalam menyerap uap air molecular sieve dibuat dalam 3 grade yaitu XH-5, XH-
7,dan XH-9.Semakin tinggi gradenya semakin tinggi kemampuannya dalam
menyerap air. Mesin dengan refrigeran R-12 bisanya menggunakan XH-7
menggunakan XH-7 atau XH-9.
Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran agar dapat menguap
di evaporator pada temperatur yang rendah. Tekanan refrigeran dapat diturunkan
sebagai akibat adanya gesekan pada pipa
kapiler yang panjang dan berdiameter kecil.
Ukuran pipa kapiler biasanya dinyatakan dengan angka 10,20 dan seterusnya
hingga 90.Anggka tersebut menunjukan diameter pipa tersebut, grade 10
menunjukan diameter pipa 0,010 inci.
DAFTAR PUSTAKA
REFRIGERAN
F Cl F H
F
Cl F H F
C
C Cl C F C Cl C
F H
Cl Cl F
F
Karena tidak mengandung hydrogen CFC adalah senyawa yang sangat stabil dan
tidak bereaksi dengan zat lain meskipun terlepas ke atmosfer.Karena
mengandung khlor,CFC merusak ozon di atmosfer (stratosfer)jauh di atas
muka bumi.Zat ini mempunyai nilai potensi merusak ozon(Ozon Depoletion
potential=ODP) yang tinggi (ODP=1). Lapisan ozon bermanfaat untuk
melindungi mahluk hidup dari pancaran sinar ultraviolet intensitas tinggi .Oleh
sebab itu kelestariannya perlu dijaga.
Refrigeran alami (HC, CO2, NH3) tidak mengandung khlor oleh sebab
itu refrigeran ini tidak merusak lapisan ozon, ODP=0
Nilai ODP refrigeran yang dibahas di atas diperlihatkan pada Tabel 2.1
Refrigerant Nilai O D P
R – 11 1
R – 12 1
R – 22 0,056
R – 134a 0
Tiap jenis refrigeran dipakai untuk keperluan tertentu. Tabel .2.2 memuat
beberapa aplikasai dari refrigeran yang umum digunakan.
Pelarut
Dispenser Air
Cold storage
AC Mobil
Chiller
Chiller
Cold Storage
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 3
Pada modul ini akan dibahas apa yang dimaksud dengan masalah lingkungan
global,ozon, serta mengapa refrigeran harus diganti. Konvensi internasional dan
ketentuan pemerintah Indonesia mengenai hal ini juga akan dibahas dalam modul
ini.
Lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi dapat dibagi menjadi empat lapisan
atmosfer (Lihat Gambar 3.1).Keempat lapisan tersebut dari yang terendah (dekat
permukaan bumi) sampai tertinggi berturut-turut adalah troposfer, stratosfer,
mesosfer,termosfer dan eksosfer. Kelima lapisan tersebut mempunyai karakter
yang berlainan dan bervariasi sesusai ketinggian dari permukaan bumi.
Gambar 2.3 memberikan ilustrasi definisi ketebalan lapisan ozon. Jika seluruh
ozon yang terdapat pada ‘tiang’ atmosfer di atas suatu lokasi pada permukaan
bumi dikumpulkan di permukaan bumi pada temperature 0 C dan tekanan 1
atm,maka akan diperoleh suatu lapisan ozon dengan ketebalan tertentu.Ketebalan
lapisan ozon yang didapat ini menyatakan jumlah ozon dalam atmosfer di atas
tempat tersebut. Setiap ketebalan 0,01 mm lapisan ozon tersebut dinyatakan
sebagai satu Dobson Unit.
Gambar 2.3 Definisi ketebalan lapisan ozon
Ketebalan lapisan ozon rata-rata sekitar 260 DU. Jika ketebalan lapisan ozon
kurang
dari 220 DU, maka dikatakan telah terjadi lubang ozon (penipisan lapisan ozon) di
tempat tersebut.
Molerkul gas oksigen (O2) Yang ada di bagian atas lapisan stratosfer terkena
radiasi ultra ungu (gambar 3.4) dalam intensitas tinggi yang berasal dari radiasi
surya,sehinga terurai menjadi dua atom oksigen bebas(radikal bebas). Radikal
oksigen ini sangat reaktif dan dapat dengan mudah berekaksi dengan atom
oksigen yang ada disana sehingga terbentuklah molekul ozon(O3).
Ozon yang terbentuk akan mengalami penguraian karena terkena radiasi sinar
ultra ungu intensitas tinggi.Molekul ozon yang terkena radiasi terurai menjadi
molekul oksigen (O2) dan radikal oksigen. Radikal oksigen ini dapat mengalami
beberapa kemungkinan reaksi ,yaitu:
Menarik satu atom oksigen dari molekul ozon sehingga terbentuk dua molekul
Jumlah ozon diatmosfer berkurang akibat adanya sintetik buatan manusia yang
merusak. Zat-zat tersebut disebut bahan perusak Ozon (BPO). Diantara BPO
tersebut adalah refrigerant CFC. Proses perusakan ozon oleh CFC diilustrasikan
pada Gambar 3.5
CFC yang sangat stabil dan tidak mudah bereaksi dengan zat
apapun,menyebabkan zat ini mampu naik sampai ke lapisan atmosfer. Pada
lapisan ini terdpat radiasi sinar ultra ungu dengan intensitas tinggi yang bersal dari
matahari. Radiasi yang kuat ini mampu memutuskan ikatan atom-atom khlor pada
CFC.
Atom chlor (CI) yang terputus akan menjadi radikal bebas yang sangat reaktif,dan
akan bereaksi dengan ozon yang banyak terdapat di stratosfer. Reaksi
menyebabkan ozon rusak dan terurai menjadi molekul khlorin monoksida (CIO)
dan molekul oksigen (O2).
Molekul chlorine monoksida (CIO) masih bersifat radikal dan bereaksi dengan
atom oksigen (0) yang seharusnya dapat membentuk ozon dengan molekul ozon
dengan molekul oksigen (O2).Reaksi mengakibatkan tercegahnya pembentukan
ozon (O3).Hasil reaksi ini adalah molekul oksigen (O2) Dan atom khlor (CI).
Atom khlor ini menjadi radikal lagi dan kembali akan merusak ozon yang
lain.Reaksi ini terjadi berulang ulang sehinga satu atom khlor dapat merusak
puluhan ribu molekul ozon.disamping itu puluhan ribu ozon juga gagal terbentuk
sebagai akibat digandengnya atom oksigen (0) oleh khlorin monoksida (CIO).
Karena banyaknya molekul CFC yang terlepas ke atmosfer ,maka jumlah ozon
khususnya di daerah kutub dan utamanya di kutup selatan.
Seperti telah dibahas sebelumnya lapisan ozon berfungsi untuk menyaring radiasi
sinar ultra ungu dari matahari sehingga intensitasnya menjadi jauh lebih
kecil.Oleh sebab itu,jika lapisan ozon rusak atau terjadi lubang ozon, maka radiasi
sinar ultra ungu dengan intensitas tinggi akan mencapai permukaan bumi.Radiasi
itensitas tinggi ini dapat membahayakan kehidupan dimuka bumi .Dampak yang
telah diketahui sekarang antara lain adalah katarak mata,kanker kulit, menurunnya
daya tahan tubuh,dan matinya fitoplankton yang membahayakan kehidupan biota
laut dan pada akhirnya merugikan kehidupan manusia juga. Akibat-akibat
kerusakan lapisan ozon diikhtisarkan pada Gambar 3.6
. Negara -Negara maju seperti Amerika, jepang, dan Negara Negara di eropa
wajib menghentikan produksi CFC mulai tahun 1996.
REFRIGERAN ALTERNATIF
Pada modul ini akan dibahas beberapa alternatif CFC - 12. Akan dibahas pula
cara-cara membedakan refrigerant tersebut.
Karena refrigeran yang biasa digunakan seperti R - 11, merusak lapisan ozon,
maka perlu dicari refrigeran alternatif, yaitu refrigeran baru yang menggantikan
refrigeran yang merusak ozon tersebut.
Pada tabel diatas R-22 tidak dimasukkan, karena R-22 tidak berbahaya bagi ozon
dan belum diatur ketentuan impornya. Namun demikian, dari sisi masalah
lingkungan yang lain yakni Pemanasan Global, refrigeran ini (dan juga R-134a)
termasuk zat yang harus diawasi, karena mempunyai potensi menimbulkan
pemanasan global yang cukup tinggi. Pengganti refrigeran R -22 ini sudah ada di
Indonesia yaitu hidrokarbon (HCR - 22).
Terdapat beberapa cara untuk membedakan jenis refrigeran yang beredar secara
komersial, yaitu :
Dalam modul ini hanya akan dibahas cara membedakan refrigeran R-11, R-12, R-
134a, R-22, R-600a dan hidrokarbon pengganti R-12, R-11 juga dibahas karena
refrigeran ini biasanya digunakan untuk membersihkan pipa-pipa sistem
(flushing).
Namun demikian dengan adanya pembatasan impor dan terjadinya impor ilegal.
Warna-warna standar tersebut tidak diikuti oleh produsen. Sebagai contoh tabung
R-11 yang dipasarkan di Indonesia berwarna biru tua.
R-11 biasanya disimpan dalam tabung dengan tekanan atmosfer. Oleh sebab
itu bentuk tabung R-11 berbeda dengan tabung R-12, R-22, R-134a dan
hidrokarbon yang bertekanan tinggi. Tabung R-11 adalah tabung logam
(drum) yang biasa digunakan untuk menyimpan cairan kimia.
R-12, R-22, R-134a dan hidrokarbon dikemas dalam bentuk gas bertekana
tinggi, sehingga sebagaian gas mencair. Oleh sebab itu tabung yang
dipergunakan adalah tabung yang kuat menahan tekana tinggi. Tabung R-12,
R-134a dan R-22 adalah tabunga dengan ketebalan 1-1,5 mm dan tidak dapat
diisi ulang. Sedangkan tabung hodrokarbon mempunyai ketebalan dinding
antara 2-3 mm, dan merupakan tabung yang dapat diisi ulang. Katup tabung
R-12, R-134a dan R-22 merupakan katup searah (keluar saja), sedangkan
tabung hidrokarbon dua arah.
Tabung R-12, R-134a dan R-22 mempunya pengaman jenis rupture disc,
sehingga apabila terjadi tekaan yang ekstrim dalam tabung, rupture disc akan
pecah dan refrigeran keluar sampai isi tabung habis. Tabung refrigeran
hidrokarbon dilengkapi dengan katup pengaman pegas. Apabila terjadi
kenaikan tekanan ekstrim katup pegas akan membuka dan refrigeran akan
keluar, katup akan menutup jika tekanan dalam tabung normal kembali.
Dengan demikian isi tabung tidak kelaur semua.
Untuk keperluan servis R-12 dan R-134a biasa juga dikemas dalam tabung
ukuran kecil 100 gram, dan 250 gram. Tabungnya mirip tabung obat
penyemprot serangga. Namun yang lazim terdapat di Indonesia adalah
kemasan denga berat bersih 13, 6 kg. R-22 juga dikemas dalam tabung yang
besarnya (volumenya) sama dengan tabung R-12, R-134a dan R-22, namun
berat bersih refrigerannya hanya 5 sampai kg. Meskipun beratnya hanya
separuh, namun kapasitasnya sama atau euivalen denga 13,6 kg R-12, R-134a
ata R-22.
o Keterangan keamanan
Namun demikian kaeran adanya pembatasan impor dan jenisa refrigeran yang
tertulis pada tabung biasanya tidak sama dengan refrigeran di dalam tabung.
R-12, dan R-134a yang beredar di Indonesi saat ini sebagiab besar tidak
mempunyai merek dan pabrik pembuat yang jelas. Banyak ditemui tabung-tabung
yang tertuliskan R-134a, tetapi setelah diteliti ternyata berisis 95-100% R-12.
GAMBAR TABUNG
Gambar 4.1 memperlihatkan tabung R-134a palsu dan asli. Pada tabun refrigeran
yang palsu tidak terdapat merek dan pabrik pembuat. Pada tabung R-134a asli
terdapat merek (KLEA) dan pabrik pembuat (ICI).
Maksud dari pengukuran ini adalah membandingkan massa (berat) refrigeran pada
volume yang sama. Pengukuran ini dilakukan untuk dapat membedakan refrigeran
yang tekanannya hampir sama yaitu R-12, R-134a, dan HCR-12.
Untuk dapat melakukan pengukuran ini diperlukan tabung sampel yang mampu
menahan tekanan tinggi (± 1,5 kali tekanan refrigeran yang akan diukur), dan
volumenya terukur misalnya 100 ml, 200 ml, ,atau 500 ml. Timbang berat tabung
sebelum diisi, kemudian kosongkan tabung dengan pompa vakum. Setelah tabung
diisi dengan cairan refrigeran hingga penuh, timbang tabung yang terisi oenuh dan
cata massa refrigeran (selisih massa setelah terisi massa sebelum terisi). Lakukan
hal yang sama pada refrigeran lain. Tabel 4.4 dapat dipergunakan sebagai
pembanding massa refrigeran.
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa massa sampel refrigeran R-12, R-134a, dan
HCR-12 berbeda dan perbedaan dapat diperbesar jika mengukur volume sampel
yang lebih besar. Namun demikian ketelitian pengukuran ini santa bergantung
pada ketelitian timbangan yang digunakan. Massa HCR-12 dengan jelas
dibedakan dengan du refrigeran lainnya.
Maksud dari pengukuran ini dalaha untuk dapat membedakan R-12 dengan
R134a. Pengukuran tekana dilakukan sampai dengan tenperatur 60°C. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunaka tabung sampel yang diisi dengan refrigeran
yang akan diukur (diidi jangan sampai penuh, sisakan ruangan untuk uap).
Sambungkan tabung sampel denga pengukur tekanan, kemudian rendam tabung
yang berisi refrigeran dalam air hanat yang bertemperatur 40°C atau 60°C.
Setelah keadaan setimbang catat tekanan yang terukur. Tabel 4.5 memberikan
refernsi tekanan yang terukur.
Ada dua jenis refrigeran hidrokarbon yang bisas digunkan dalam perlatan
refrigerasi domestik atau komersil.
R-600a yaitu iso-butana murni dan mempunyai titik didih -12°C pada
tekana atmosfir
Campuran propana dan butana (iso dan normal) mempunyai sifat yang sangat
mirip dengan sifat R-12 dan R-134a. Campuran tersebut mempunyai kapasitas
yang sama dan beroperasi pada tekanan yang mirip dengan R-12 dan R-134a.
Campuran ini bisa digunakan pada perlatan baru (vontohnya pembeku es krim dan
pendingin air), dan dapat pula digunakan untuk mengkonversi sistem-sistem R-12
dan R-134a.
Hidrokarbon adalah refigeran yan sangat baik, akan tetapi mempunyai sifat-sifat
yangberbeda dari CFC dab HFC (halokarbon) sebagai berikut :
Hidrokarbon dapat menyala bila tercampur dengan udara dan dibakar. Konsentrasi
HC di udara harus berada di antara batas nyala bawah (atau lower flammability
limit:LFL) dan batas nyala atas (atau upper flammability limit:UFL) seperti yang
terlihat pada gambar 4.3 dibawah ini.
GAMBAR API
Gambar 4.3 batas nyala bawah dan batas nyala atas untuk HC
Bila konsentrasi HC di bawah FLF, yaitu sekitar 2%, maka HC tidak cukup HC
untuk terjadinya pembakaran. Demikian juga bila konsentrasinya diatas UFL,
yaitu sekitar 10%, maka tidak cukup oksigen untuk terjadinya pembakaran.
LFL 2% kira-kira setara dengan 35% g/m3 refrigeran HC dalam udara. Untuk
alasan keamanan, dalam praktek ditentukan bahwa batas HC di udara dalam
ruangan tertutup tidak boleh dari 8 g/m3, yaitu hanya 1/5 daribatas nyala bawah
(1)
.
Sebagai contoh, dalam ruangan 3 m x 3 m dan tinggi 2,5 m, batas praktis dari
jumlah HC adalah 180 g dilepaskan ke ruangan, tidak akan diperoleh kondisi
dimana campuran dapat terbakar, sebab konsentrasi HCnya hanya sekitar 20%
dari FLF bila refrigeran didistribusikan secara merata di dalam ruangan. Tetapi
dalam kenyataannya, selalu ada kemungkinan bahwa distribusinya tidak merata.
Oleh karena itu, batas praktek tidak boleh dilampaui.
GAMBAR KOREK API Nyala api, misalnya dari obor, obor pendeteksi
kebocoran halogen, korek api;
GAMBAR STOP Bunga api dari komponen listrik seperti saklar, relai,
KONTAK proteksi beban lebih dan hubungan kabel yang tidak
sempurna.
Pembakaran tidak akan terjadi di dalam sistem bila tidak di dalam sistem bila
tidak ada udara yang cukup. Walaupun sebuah sistem tidak divakum sebelum
diisi, tidak akan cukup udara untuk terjadinya pembakaran.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan maka lakukan hal-hal sederhana
pada halaman berikut apabila bekerja dengan refrigeran hidrokarbon (HC)(2).
Sistem R-12 tidak dapat diisi (diretrofit) dengan R-134a, karena pelumas yang
digunakan pada sistem R-12 (oli mineral) tidak cocok (kompatibe) dengan R-
134a, sehingga dapat menunimbulkan kerusakan pada kompresor.
Sebaliknya sistem R-134a juga sebaiknya tidak diisi dengan refrigeran R-12.
Meskipun sari sis performans tidak terjadi perubahan, tetapi umur mesin akan
menjadi lebih pendek karena R-12 tidak cocok (kompatibel) dengan pelumas R-
134a (oil mineral). Selain itu R-12 meruapakn CFC yang penggunannya harus
dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA
Agar dapat memahami dengan baik prosedur penanganan refrigeran pada saat
servis dan retrofit, maka pada modul ini akan dibahas jenis-jenis perlatan yang
diperlukan pada saat servis dan retrofit.
o Peralatan listrik,
o Peralatan pipa,
o Perlatan umum.
b) Termometer digital
a) Pemotong Pipa
Pemotong pipa tembaga (gambar 5.3) ini digunakan agar potongan menjadi rata
dan pipa tetap bulat serta tidak ada retakan, hal ini penting agar pada saat pipa di
flare atau di swage pipa tidak pecah dan hasilnya baik.
Pipa kapiler juga mempunyai pemotong khusus, sehingga penampang pipa yang
kecil tetap bulat dan tidak tersumbat ketika dipotong (gambar 5.4)
b) Pembengkok pipa
Gb. 5.5 Pembengkok Pipa Pipa tembaga jika akan dilengkungkan harus
menggunakan peralatan khusus agar penampang
pipa pada belokan tidak berubah. Alat ini
diperlihatkan pada gambar 5.5.
Gb. 5.6. Set alat flaring dan Untuk menyambung pipa dengan nipple atau
swaging pipa lain diperlukan alat flaring atau swaging.
Alat ini untuk membesarkan ujung pipa. Set alat
ini diperlihatkan pada gambar 5.6
Gb. 5.7 Tang Penusuk Tang penusuk digunakan untuk melubangi pipa berisi
refrigeran dengan tujuan mengambil refrigeran. Tang
ini dilengkapi dengan jarum berlubang didalam
selubung karet, ketika dijepitkan ke pipa, jarum akan
melubangi paipa. Refrigeran dalam pipa kemudian
mengalir melaluilubang pada jarum dan ke terminal
saluran yang terhubung dengan selang. Selanjutnya
refrigeran dapat dialirkan ke tabung penamampung.
Dengan menggunakan alat ini, refrigeran yang terlepas
ke udara dapat dikurangi.
e) Alat Pierching
Alat Piercing adalah alat untuk membuatkan lubang pada pipa sistem mesin
pendingin sedemikian rupa sehingga refrigeran dalam sistem dapat tersalur ke
tabung penyimpanan melalui selang yang terpasang antara alat tersebut
dengan tabung, sehingga refrigeran tidak terbuang keudara.
f) Tang Penjepit
Gb. 5.10 Tang Penjepit Fungsi dari tang penjepit ini adalah
untuk menjepit pipa berisi refrigeran
sebelum pipa tersebut dipotong. Dengan
menjepit pipa dibeberapa bagian
diharapkan setelah dipotong tidak ada
refrigeran yang keluar. Setelah itu pipa
dibrazing pada ujung yang dipotong.
a) Pompa Vakum
Untuk proses vakum yang baik, pompa vakum harus mampu mengosongkan
samapai dengan tekanan 20 – 50 mikron air raksa. Untuk melihat tekanan vakum
diperlukan alat pengukur vakum yang dapat mengukur tekana dari 5 sampai 5000
mikron Hg. Apabila tidak memiliki alat pengukur bakum , maka sistem harus
dipompa selama paling tidak setengah jam penunjuk di Gauge Manifold
menunjukkan – 30 inchi/ - 760 mmHg/ 0 milibar.
b) Gauge Manifold
Gauge Manifold digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran baik pada saat
pengisian maupun pada saat beroperasi. Yang dapat dilihat pada Gauge Manifold
adalah tekanan evaporator atau tekana isap (suction) kompresor, dan tekanan
kondensor atau tekanan keluaran (discharge) kompresor.
Dengan demikian Gauge Manifold terdiri dari dua sisi yaitu sis tekana rendah dan
sisi tekana tinggi, masing- masing dihubungkan dengan sisi isap dan keluaran dari
kompresor melalui selang-penghubung (hose). Pada setiap sisi dipasang pengukur
tekanan (pressure gauge).
(a) (b)
Gambar 5.12 Gauge Manifold, (a) dua laluan, (b) empat laluan
Pada Gauge Manifold dua laluan terdapat dua katup untuk mengatur aliran yaitu
katup berwarna biru pada sisi tekanan rendah dan katup berwarna merah pada sisi
tekanan tinggi. Pad saat pengosongan refrigeran dari sistem dan proses vakum
kedua katup terbuka (gambar 5.13.a) sehingga refrigeran dari sisi isap akan
mengallir melalui selang penghubung berwarna merah memasuki gauge manifold
dan keluar menuju tangki penampung, mesin recovery, atau pompa vakum
memlaui selang penghubung warna kuning (gambar 5.14).
Pengosongan bisa juga dilakukan pada satu sisi dengan cara membuka katup pada
satu sisi saja. Pengisian dilakukan dengan cara yang sama yaitu dengan membuka
katup salah satu sisi. Sedangkan selang yang tadinya ke pompa vakum
dihubungkan ke tabung refrigeran pengisi.
Gas nitrogen digunakan dalam ter kebocoran karena gas ini bersifat inert dan
tidak mudah terbakar. Sistem yang akan diisi terlebih dahulu dengan gas nitogen
bertekanan, kemudian bagian-bagian yang dicurigai dioleskan air sabun. Sabun
akan menggelembung apabila terdapat kebocoran. Gas nitrogen kemudian
dikeluarkan dan sistem divakum sebelum diisi refrigeran. Air sabun biasanya juga
digunakan langsung untuk memeriksa kebocoran pada sistem yang masih berisi
refrigeran.
Gambar 5.14 Deteksi Kebocoran (a) detektor elektronik (b) gas nitrogen dan
air sabun(1)
Mesin Recovery, Recycle, dan Recharging biasa juga disebut sebagi mesin 3R,
mempunyai tiga fungsi yaitu mengeluarkna dan menagkap refrigeran (recovery),
mendaur ulang refrigeran yang ditangkap (recycle) dengan cara memisahkannya
dari pelumas dan menyaring kotoran padat, dan mengsikan kembali refrigeran
yang ditangkap ke dalam sistem (recharging). Maksud penggbungan ketiga proses
tadi dalam satu mesin adalah agar tidak ada refrigeran yang terlepas ke atmosfer
sebagai akibat adanya penggantian selang pada setiap proses. Refrigeran yang
terdapat dalam selang penhubung dapat terlepas ke atmosfer dan merusak ozon.
Komponen-komponen utama mesin 3R ini dapat dilihat pada gambar 5.15. cara
kerja mesin ini secara rinci akan dibahas pada sub-bab berikutnya.
Selain mesin 3R dipasarkaan pula mesin 2R yaitu recovery, dan recycle saja
(gambar 5.16 kanan), dan ada juga mesin yang hanya digunakan untuk
pengosongan (vakum) dan pengisian (recharging) saja (gambar 5.16 kiri).
DAFTAR PUSTAKA
Pada modul ini akan dibahas prosedur penanganan refrigeran pada saat servis dan
retrofit. Pembahasan akan diawali dengan proses recovery, recycle dan recharging
yang merupakan proses penting dalam penanganan refrigeran pada saat servis dan
retrofit.
Terdapat dua metode recovery yaitu Metode Pasif dan Metoda Aktif. Pada
Metoda Pasif refrigeran dikeluarkan dari sistem tanpa menggunakan perlatan
pengeluaran tambahan (external equipment). Sedangkan pada Metoda Aktif
menggunakan mesin recovery.
Pada Metoda Pasif ada dua teknik pengeluaran yang dapat digunakan, yaitu :
Pada kedua metoda refrigeran yang keluar dari sistem masih tercampur dengan
pelumasnya.
Pada sistem kapasitas besar biasanya setelah kelar kondensor terdapat tabung
penyimpan (receiver), dengan demikian cairan refrigeran dapat ditampung dan
diisolasi pada tabung ini sebelum dikeluarkan. Apabila refrigeran cair yang keluar
telah menipis, maka katup isap ditutup, dan proses pumping down selesai. Setelah
proses ini masih diperlukan pengeluaran oleh mesin recovery untuk
mengeluarkansebagian refrigeran yang masih terdapat di dalam sistem.
Metoda aktif menggunakan mesin recovery. Metoda aktif ini terdiri dari
bermacam-macam teknik recovery, yaitu:
Skema mesin recovery dengan perangkat pemisah oli dapat dilihat pada gambar
6.4. refrigeran dalam bentuk uap atau cairan masuk ke mesin recovery melalui
filter driver. Untuk meyakinkan tidak ada cairan refrigeran ynag masuk ke
kompresor, maka pemisah pelumas dipanaskan ole refrigeran yang keluar dari
kompresor. Uap refrigeran dan pelumas cair akan terpisah berdasarkan prinsip
gravitasi. Keluar dari kompresor refrigeran membawa palumas dari kompresor
oleh sebab itu diperlukan pemisah pelumass lagi. Pelumas yang terkumpul akan
kembali ke kompresor setelah melewati alat ekspansi. Refrigeran kemudian akan
dikondensasikan di kondensor dan kemudian masuk ke tangki penampungan.
Laju recovery yang lebih cepat umumnya dapat diperolah jika digunakan metode
recovery push-pull cair (push-pull liquid recovery). Metoda ini biasanya
digunakan untuk mesin refrigerasi kapasitas besar (chiller) dan tidak pernah
digunakan untuk MAC. Metode push-pull hanya mengeluarkan refrigeran cair dan
harus diikuti oleh recovery uap langsung untuk mencapai tingkat evakuasi yang
disyaratkan.
Metoda recovery ini ditunjukkan pada gambar 6.5. pengeluaran dengan metode
push-pull dilakukan dengan cara menghubungkan sambunagn saluran cair dari
sistem refrigerasi ke sambungan saluran cair pada tangki penampung. Saluran
hisap mesin recovery dihubungkan ke sambungan dari saluran buang (dischange)
dari mesin recovery kembali ke sistem refrigerasi. Jika mesin recovery distart, uap
dikeluarkan dari tanki penampung melalui saluaran uap tanki dikondensasikan di
dalam mesin recovery. Sejumlah kecil cairan kemudian didorong kembali ke
daldam sistem di mana cairan tersebut akan menguap untuk menambah tekanan
dan menekan lebih banyak cairan dari sistem ke dalam tanki recovery. Kaca
penduga (sight glass) pada saluran cair anatara sistem dan sambungan-cair tanki
recovery sangat berguna untuk memonitor recovery cairan. Jika tidak ada lagi
cairan yang diambil, susunan mesin recovery diubah untuk proses recovery uap
langsung (direct vapor recovery).
Pada dasarnya mesin recycling sama dengan mesin recovery dengan pemisah
pelumas. Terdapat dua macam sistem recycling. Pertama adalah haluan tunggal
(single pass) dan yang lain adalah multi laluan (multiple pass). Mesin recycling
laluan tunggal umumnya memproses refrigeran hanya melalui satu filter-dryer
dan proses serta peralatannya sama seperti mesin recovery dengan pemisah
pelumas yang ditunjukkan pada gambar 6.4. Sedangkan mesin multi laluan,
mensirkulasikan refrigeran yang direcover beberapa kali dan hal ini ditunjukkan
pada gambar 6.6. Untuk kapasitas besar, mesin recovery dab recycling dilengkapi
dengan evaporator dan kondensor serta tambahan filter-dryer seperti yang
ditunjukkan pada gambar 6.7 dan 6.8
Untuk mesin refrigerasi domestik dan komersial R-12 dan R-134a tekakan isap
berkisar antara 5 sampai 10 psig. Oleh sebab itu, kisaran tekanan ini dapat
dijadikan batasan pengisian. Jumlah refrigeran yang diisikan dapat diketahui
dengan pasti bila pengisisan dilakukan dengan mengukur jumlah refrigeran yang
diisikan. Untuk melakukan hal ini diperlukan timbangan yang mempunyai
ketelitian 2 sampai 5 gram dan mempunyai kapasitas timbangan hingga 15 atau 20
kg. Botol refrigeran pengisi di tempat di atas timbangan, kemudian damati
pengurangan massa yang terjadi. Pengurangan massa botol refrigeran adalah sama
dengan jumlah refrigeran yang masuk ke dadlam sistem. Jumlah refrigeran yang
dierlukan untuk mesin refrigerasi domestik dan komersial R-12 atau R-134a
berkisar antara 100 g samapai 500 g.
Gb. 6.9 Gelas Ukur Pengisian berdasarkan jumlah refrigeran ini juga
dapat dilakukan dengan menggunakan gelas
pengukur yang terdapat pada mesin 3R. Jumlah
refrigeran yang terdapat dalam gelas ukur ini
ditunjukkan dengan ketinggian muka cairan
refrigeran dalam tabung gelas. Skala massa terdapat
pada silinder luar yang terdapat diputar. Posisi
putaran silinder luar bergantung pada jenis
refrigeran dan tekana dalam gelas ukur.
Dalam praktek biasanya ditemui cara pengisian yang tidak terlalu bauk, yaitu
pengisian refrogeran hingga pipa isap antara evaporator dan kompresor berembun
atau bahkan terjadi bunga es. Hal ini tidak menujukkan jumlah refrigeran yang
masuk sudah cukup atau tidak.
Yang dimaksud dengan servis disini adalah tindakan perbaikan atau penggantian
pipa, komponen dan lainnya yang memerlukan pengeluaran refrigeran. Untuk
servis seperti ini makan hal penting yang harus diingat adalah:
Untuk dapat melakukan hal tersebut maka refrigeran harus dikeluarkan melalui
tang penusuk yang telah terpasang selang penghubung ke mesin 3R atau mesin
recovery. Hal ini diperlihatkan pada gambar 6.10.
Kemudian pasang selang penghubung pada Gauge Manifold. Isi dengan gas
nitogen dan lakukan terkebocaran dengan air sabun. Apabila tidak ada kebocoran,
lakukan pengosongan (vakum). Kemudian isikan pelumas sebanyak yang hilang
pada saat recovery. Jumlah pelumas yang ditambahkan harus lebih banyak apabila
ada komponen utama, seperti kondensor, evaporator atau filter-driver, yang
diganti. Setelah dilakuakn penambahan pelumas, kembali lakukan pengosongan
(vakum). Isi dengan sedikit refrigeran kemudian lakukan tes kebocoran dengan
detektor elektronik atau air sabun. Kemudian lakuakn proses pengisisn seperti
yang telah dibahas dalam proses recharging. Usahakan agar refrigeran yang
ditangkap (recover) dapat digunakan kembali dan sesedikit mungkin
menggunakan refrigeran CFC baru.
Meskipun refrigeran HFC (R-134a) tidak merusak ozon, tetapi refrigeran ini tetap
harus dicegah terlepas ke atmosfer karena dapat menimbulkan efek pemanasan
global. Selain itu R-134a cukup mahal harganya, sehingga penangkapan dan
pemakaiannya kembali setelah melalui proses recycle akan memberikan
keuntungan ekonomi.
Proses pengeluaran refrigeran dengan tang penusuk, proses recovery, recycle dan
recharging sama seperti penanganan refrigeran CFC yang telah dibahas
sebelumnya. Namun demikian mesin 3 R yang digunakan untuk R-12 tidak dapat
digunakan Untuk R-134a.
Yang dimaksud dengan retrofit di sisni adalah mengganti refrigeran CFC dengan
refrigeran baru untuk melayani sistem yang sama.
Oleh sebab itu, maka untuk dapat menggunakan refrigeran HFC-134a (R-134a),
maka diperlukan mesin baru khusus untuk HFC-134a.
Diganti dengan jenis yang kedap atau jenis elektronik (yang tidak
menimbulkan bungan api); atau
Tabel 6.1 di bawah ini menunjukkan jenia peralatan listrik dan cara
mengkondisikannya agar lebih aman. Metoda yang dicetak tebal adalah pilihan
yang dianjurkan, dan biasanya lebih sederhana.
Sumber Penyalaan Pilihan cara untuk membuat lebih aman, pilih salah
satu cara yang dituliskan untuk setiap sumber
penyalaan.
Relai kompresor Ganti dengan relai elektronik, misalnya PTC (Positive
Temperature Coefficient) atau jenis lain yang tepat.
Jika relai dapat dipindahkan dari kompresor, letakkan relai
standar dalam kontak yang kedap.
Jika kompresor harus diganti, gantilah dengan kompresor
khusus untuk refrigeran HC campuran
Proteksi bebab lebih Gunakan proteksi beban lebih (overload protector)
(overload protector) yang kedap dan dinyatakan bisa digunakan untuk
kompresor refrigeran HC oleh pembuat kompresor. Jika
kompresor harus diganti, gantilah dengan kompresor
khusus untuk refrigeran HC campuran.
Termostat (untuk Ganti dengan jenis kedap.
pendinginan dan Letakkan dalam kotak yang kedap dan juga mempunyai
mungkin juga untuk lubang masuk kabel yang kedap.
pemanasan) Pindahkan ke tempat yang jauh dari sirkuit refrigerasi dan
lebih baik dipindahkan ke tempat yang lebih atas dari
sirkuit.
Hubungan kabel Pastikan bahwa hubungan kabel dan terminal kabel tidak
longgar, gunakan jenis cincin atau sekop dengan
pembungkus plastik.
Saklar pintu Putuskan hubungan saklar lampu jika lampu dala
tidak terlalu diperlukan.
Ganti dengan sakalar yang kedap dan dinyatakan dapat
digunakan pada sistem HC.
Saklar on/off Ganti dengan jenis kedap
Cabut jika tidak terlalu diperlukan.
Pindahkan juah dari dan jika mungkin di tempat yang
lebih atas dari sirkuit refrigerasi.
Lampu dalam Cabut jika tidak terlalu dibutuhkan.
Sekatlah pemegang lampu jika kemungkinan (misalnya
denga menggunakan ban dalam sepeda)
Ganti pemegang lampu dengan jenis kedap.
Starter/ballast untuk Cabut jika tidak benar-benar diperlukan.
lampu Pindahkan ke laur kabinet, jauh dari sirkuit refrigerasi.
Kompresor khusus hidrokarbon, oleh pembuatnya dipsarkan denga relai yang
aman (tipe PTC) dan proteksi beban lebih (overload protector) kedap.
Motor kipas angin dan kapassitor yang terdapat di mesin pada umunya bukan
merupakan sumber bunga api.
Kotak kedap dapat digunakan sebai rumah relai dan /atau termostat. Kotak ini
merupakan kotak tambahan selain kotak terminal yang dipassang pada kompresor.
Kotak yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut:
Kotak harus kedap sedemikian rupa sehingga kurang lebih kedap debu dan
deap air. Oleh spesialis Eropa, persyaratan di atas dinyatakan cukup handal
untuk mengurangi kemungkinan kebakaran jika terjadi kebocoran.
Material pentekat harus melekat secara pemermanen pada penutupnya,
sehingga tidak terlepas pada saat diservis dan tidak akan sesuai pada saat
pemasangan kembali.
Kabel-kabel harus masuk ke kotak memlalui lubang masuk yang terpasang
permanen pada kotak listrik. Lubang masuk harus dilengkapi dengan penyekat
yang dapat dilepas seperti kantong dan direkomendasikan untuk mencegah
kemungkian cara-cara pemassukan kabel yang membuat lubang masuk kabel
tidak kedap.
Alternatif lain adalah membuat kotak dan peralatan listrik yang telah ada
menjadi kedap dengan jalan menyekat atau membungkusnya deng pasta karet
silikon.
DAFTAR PUSTAKA
1. Human & Institutional Development in Ecological Refrigeration
(HIDECOR), Training Material, India, July, 2003
2. Gartshore, Jane; Agarwal, R.S; Kessler, S.; Petunjuk Praktis tentang
koncersi dan Perbaikan Peralatan Refrigerassi dengan Menggunakan
Refrigeran Hidrokarbon secara Aman, Cool Concerns, INFRAS, Indian
Institute of Technology, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh
Staf Laboratorium Termodinamika, PPAU-IR, ITB, Bandung, Indonesia,
April 2000.
MODUL
PANDUAN PRAKTEK
Pada bab ini akan dibahas beberapa demosntrasi dan praktek yang dilakukan pada
pelatihan teksnisi. Diharapkan pada pelatih dapat melakukan semau materi
demonstrasi dan praktek yang dibahas dalam bab ini.
3. Praktek brazing
b) Tujuan
Tujuan dari praktek ini adalah untuk melihat apakah para teknisi telah melakukan
proses pengerjaan diatas dengan baik dan benar.
c) Prosedur praktek
Masing-masing peserta diberi pipa tembaga ukuran 1/4 inci dengan panjang sekitar
20 cm. Kemudian pipa tersebut dipotong menjadi dua dengan cutter. Salah satu
potongan ujungnya di-flare (satu sisi saja), sedangkan potongan yang lain salah
satu ujungnya di-swaging. Kedua potongan kemudian disambung pada saat
praktek brazing.
2. Pipa tembaga, salah satu ujung ditutup, dan ujung yang lain di-flare dan
diberi selubung penyambung berulir.
b) Tujuan
c) Prosedur praktek
1. Obor las
2. Material pengisi
3. Potongan pipa hasil praktek pada butir 7.1.1
b) Tujuan
c) Prosedur praktek
Setelah pipa yang ditusuk dipotong, lakukan brazing potong ujung pipa yang
tinggal.
1. Mesin 3 R
5. Pendeteksi kebocoran
b) Tujuan
Praktek ini vertujuan agar para peserta dapat mengoprasikan dan memhami cara
kerja mesin 3 R. Refrigeran yang akan ditangkap (recover) dapat berasal dari
mesin refrigerasi, namun dari segi kepraktisan dan kecepatan praktek, sistem yang
berisi refrigeran digantikan dengan tabung berisi refrigeran.
c) Prosedur praktek
6. Lakukan uji pemahaman terhadap cara kerja mesin 3 R dan fungsi tiap
komponennya.
3. Pipa tembaga, alah satu ujung ditutup, dan ujung yang lain di-flare dan
diberi selubung penyambung berulir.
6. Mesin 3R
8. Pendeteksi kebocoran
9. Pompa vakum
b) Tujuan
Demonstrasi ini dilakukan dengan maksud agar peserta dapat memehami secar
utuh proses pengeluaran refrigeran dari mesin dengan benar. Beberapa prosedur
yang telah dipraktekkan sebelumnya juga dilakukan pada demo ini.
c) Prosedur praktek(1)
Skema
8. Jalankan mesin 3R
9. Setelah refrigeran dalam mesin habis (tidak ada tekanan dalam mesin),
tutup saluran ke msein 3 R, matikan mesin 3R.
11. Setelah tekana vakum yang dikehendaki tercapai, matikan pompa vakum.
12. Buka tang penjepit sehingga mesin terisi udara (sebaiknya diisi dengan gas
nitrogen). Mesin siap servis.
13. Anggap servis telah selesai silakukan, potong abgian piap yang terkena
tusukan, dan lakukan penyambungan pentil dengan brazing.
14. Sambungkan pentil dengan Gauge Manifold, dan buka saluran ke pompa
vakum.
15. Nyalakan pompa vakum dan lakukan pengosongan sampai tekanan vakum
yang dikehendaki.
16. Setelah tekanan vakum yangbaik telah tercapai matikan pompa vakum,
tutup saluran ompa vakum dan amati kebocoran dengan mencermati
adanya kenaikan tekanan dalam mesin.
17. Bila tekana vakum tidak berubah, buka katup pada tabung refrigeran, dan
buka perlahan saluran ke atbung refrigeran agar refrigeran mengalir masuk
ke mesin.
18. Jika jumlah refrigeran yang masuk telah cukup (berdasarkan tekanan,
timbangan atau gelas ukur), tutup saluran ke tabung keran pada tabung
refrigeran.
19. Lakukan tes kebocoran dengan alat deteksi atau air sabun.
20. Lakukan penjepitan pipa pengisian, potong dan lakukan brazing pada
ujung.
21. Jalankan mesin dan amati temperatur ruang dingin dan arus listrik pada
kompresor.
DAFTAR PUSTAKA