Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 57

REFRIGERANT HIDRO KARBON

MODUL 1

MESIN REFRIGERASI

Pada modul ini akan di bahas sekilas mengenai jenis dan kerja mesin refrigerasi
yang umumnya digunakan dan komponen utamanya.

1.1 JENIS MESIN REFRIGERASI BERDASARKAN SIKLUS


KERJANYA

Berdasarkan siklus termodinamikanya mesin refrigerasi dapat


dikelompokan :

1.Mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap (SKU).

2.Mesin refrigerasi Siklus Absorbsi (SA).

3.Mesin refrigerasi Siklus Jet Uap (SJU).

4.Mesin refrigerasi Tabung Vorteks (TV).

Dalam modul ini hanya mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap yang akan
dibahas, karena mesin refigerasi jenis ini yang paling banyak digunakan
khususnya pada refrigersi rumah tangga dan komrsial.

1.2 PENGELOMPOKAN MESIN REFRIGERSI BERDASARKAN


APLIKASINYA

Berdasarkan aplikasinya mesin refrigerasi dapat dikelompokan seperti yang


ditunjukan pada table 1.1

Dalam modul ini hanya mesin refrigerasi domestik dan komersial yang akan
dibahas.

Tabel 1.1 kelompok aplikasi mesin pendingin


Jenis mesin refrigerasi contoh

Refigerasi komersial Pendingin minuman botol, box es


krim,Lemari pendingin super
market ukuran kecil

Refrigerasi Industri Pabrik Es,Cold storage,Mesin


pendingin untuk industri proses

Refrigerasi transport Refrigerasi truck, trains and


contiener

Pengkondisian udaradomestik dan AC Windows, split dan package


komersial

Chiller Water cooled and air cooled chillers

Mobile air condition (MAC) AC Mobil

Refrigerasi Domestik Lemari ES, Dispenser air


(RumahTangga)

1.3 MESIN REFRIGERASI SIKLUS KOMPRESI UAP (SKU)

Jenis mesin refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah mesin


Refrigerasi Kompresi Uap. Susunan Komponen Mesin refrigersi ini secara
skematik diperlihatkan pada Gambar 4.1. Komponen utama dari
refreigerasi ini adalah:(a) kompresor,(b) Kondesor, (c) filter-drier,(d) pipa
Kapiler,(e) Evaporator.
Gambar 1.3 Skema susunan komponen utama mesin refrigerasi SKU[2]

1.3.1 Kompresor

Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan refrigeran dan menaikan


tekanan refrigeran agar dapat mengembun di kondensor pada temperature
di atas temperature udara sekeliling.

Berdasarkan letak motornya kompresor dapat dikelompokan menjadi dua jenis


yaitu kompresor jenis terbuka dan kompresor jenis hermatik. Pada kompresor
jenis terbuka motor terpisah dengan kompresor dan daya dari motor ditranmisikan
melalui sabuk (belt) atau sistem tranmisi daya lainya. Pada kompresor hermetik
,motor dan kompresor berada dalam satu cengkang (selubung) yang kedap
udara.Terdapat juga jenis kompresor yang lain yaitu hermetik.Berbeda dengan
kompresor hermetik yang selubungnya disambung dengan las, maka pada
kompresor semi hermetik selubungnya disambung dengan baut sehingga bisa
dibuka untuk berbagai keperluan servis termasuk untuk menggulung ulang
kumparan motor listrik.

Pada mesin refrigerasi rumah tangga dan komersial jenis kompresor yang
biasa digunakan adalah kompresor adalah kompresor tipe hermetik .
Kompresornya dapat menggunakan kompresor jenis torak,atau rotasi seperti
kompresor sudu (vane type),roller atau schroll.
Gambar 1.2 kompresor tipe terbuka,hermetik

Untuk melinndungi bagian bagian yang bergesek seperti torak dan dinding
selinder serta bantalan,maka kompresor diberi pelumas.Pelumas ini biasanya
bercampur dengan refrigeran. Pada kompresor hermetik yang digunakan untuk
mesin refrigerasi rumah tangga dan komersial, biasanya digunakan pelumas yang
larut dengan baik dalam refrigerasinnya.

1.3.2 Kondensor dan Evaporator

Kondensor adalah alat dimana refrigeran didinginkan sehingga mengembun. Pada


mesin refrigerasi rumah tangga dan komersial,panas pengembunan dibuang ke
udara sekeliling secara alami karena adanya perbedaan temperatur refrigerant
dengan udara sekeliling.

Jenis kondensor yang digunakan pada mesin refrigerasi rumah tangga dan
komersial pada umumnya adalah jenis pipa polos dengan pendinginan alami.
Dalam hal ini panas yang berpindah secara alami dari refrigeran yang mengembun
ke udara sekeliling akibat adanya perbedaan temperatur.

Evaporator adalah alat tempat ;refrigerant menguap. Panas yang diperlukan untuk
penguapan diperoleh dari benda/media yang akan didinginkan.

Jenis evaporator yang biasa digunakan adalah jenis evaporator permukaan pelat
dan pipa polos. Gambar 1.3 diperlihatkan contoh- contoh kondensor dan
evaporator yang dibahas. Pada mesin dengan kapasitas yang besar digunakan
kondensor pipa beririp.

1.3.3 Filter-drier dan pipa kapiler


Fungsi utama filter-drier adalah menyerap uap air yang terlarut dalam refrigeran
dan menyaring padatan terlarut jika ada. Air dicegah masuk kedalam pipa kapiler
dan evaporator,karena dapat menyebabkan penyumbatan oleh air yang menjadi es
pada temperatur evaporator yang rendah.

Gambar 1.3.2 Kondesor dan evaporator mesin refrigerasi


domestik dan komersial

Terdapat dua jenis filter drier yaitu alumina aktif(bukan silica gel) dan
moleculer sieve.alumina aktif terbuat dari Al203 dapat menyerap uap air lebih
banyak dari silika gel dan juga dapat menyerap asam baik dari refrigeran maupun
pelumas.Molecular sieves terbuat dari logam aluminia silikat,memiliki
kemampuan menyerap uap air yang sangat tinggi.Saat ini filter-drier yang banyak
digunakan adalah jenis molecular sieve.Berdasarkan tingkatan kemampuannya
dalam menyerap uap air molecular sieve dibuat dalam 3 grade yaitu XH-5, XH-
7,dan XH-9.Semakin tinggi gradenya semakin tinggi kemampuannya dalam
menyerap air. Mesin dengan refrigeran R-12 bisanya menggunakan XH-7
menggunakan XH-7 atau XH-9.

Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran agar dapat menguap
di evaporator pada temperatur yang rendah. Tekanan refrigeran dapat diturunkan
sebagai akibat adanya gesekan pada pipa
kapiler yang panjang dan berdiameter kecil.

Gambar1.3.3 Filter-drirer dan pipa kapiler pada mesin refrigerasi


domestic dan komersial.

Ukuran pipa kapiler biasanya dinyatakan dengan angka 10,20 dan seterusnya
hingga 90.Anggka tersebut menunjukan diameter pipa tersebut, grade 10
menunjukan diameter pipa 0,010 inci.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arora, C.P,Refrigeration and Air Conditioning,Mc.Graw-Hill International


Editions, Second Edition,2001.
2. Human & Institutinal Development in Ecological Refrigeration
(HIDECOR),Training Material,India,July 2003.
MODUL 2

REFRIGERAN

2.1 APA ITU REFRIGERAN?

Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi)atau


mesin peengondisian udara (AC).Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari
benda atau uadra yang didinginkan dan membawanya kemudian membuangnya
ke udara sekeliling di luar benda/ruangan yang didinginkan.

2.2 Jenis-jenis refrigerant

Refrigeran dapat dikelompokan menjadi kelompok refrigeran sintetik dan


refrigeran alami. Refrigeran sintetik tidak terdapat di alam dan dibuat oleh
manusia dari unsur-unsur kimia.Sedangkan refrigeran alami adalah refrigerant
yang dapat ditemui di alam,namun demikian masih diperlukan pabrik untuk
penambangan dan permunianya.

Refrigeran yang dikenal denagan sebutan CFC,HCFC,dan HFC adalah contoh-


contoh refrigeran sintetik. Sedangkan hidrokarbon (HC),karbon dioksida (CO2).
Air (H2O),udara dan ammonia (NH3) adalah contoh refrigerant alami yang sering
di gunakan.

F Cl F H
F

Cl F H F
C
C Cl C F C Cl C
F H

Cl Cl F
F

CFC -11 CFC-12 HCFC-22 HCFC-


134a

CFC adalah singkatan dari cholorofluocarbon.Seperti namanya refrigeran ini


terdiri dari unsur khlor (CI) fluor (F) dan karbon (C).

Contoh dari refrigeran ini adalah R-11(CFC-11), R-12 (CFC-12).

Karena tidak mengandung hydrogen CFC adalah senyawa yang sangat stabil dan
tidak bereaksi dengan zat lain meskipun terlepas ke atmosfer.Karena
mengandung khlor,CFC merusak ozon di atmosfer (stratosfer)jauh di atas
muka bumi.Zat ini mempunyai nilai potensi merusak ozon(Ozon Depoletion
potential=ODP) yang tinggi (ODP=1). Lapisan ozon bermanfaat untuk
melindungi mahluk hidup dari pancaran sinar ultraviolet intensitas tinggi .Oleh
sebab itu kelestariannya perlu dijaga.

HCFC merupakan singkatan dari hydrochloro-fluorocarbon.Meskipun


mengandung khlor(CI) yang merusak lapisan ozon, zat ini juga mengandug
hydrogen (H), yang membuat zat ini menjadi kurang stabil jika berada di atmosfir.
Refrigeran ini sebagian besar akan terurai pada lapisan atmosfir bawah dan hanya
sedikit yang mencapai lapisan ozon.Oleh sebab itu HCFC mempunyai ODP yang
rendah.Contoh refrigerant ini adalah R-22(HCFC).

Refrigeran HFC (hydroflurocarbon) tidak mempunyai unsure khlor.Oleh sebab itu


refrigeran ini tidak merusak lapisan ozon dan nilai ODPnya sama dengan
nol.Contoh dari refrigerant ini adalah R-134a (HFC-14a), R-152a (HFC-152a), R-
123(HFC-123).

Refrigeran alami (HC, CO2, NH3) tidak mengandung khlor oleh sebab
itu refrigeran ini tidak merusak lapisan ozon, ODP=0

Nilai ODP refrigeran yang dibahas di atas diperlihatkan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Beberapa refrigeran dan nilai ODPnya

Refrigerant Nilai O D P

R – 11 1

R – 12 1

R – 22 0,056

R – 134a 0

HC,CO2 dan NH3 0

2.3 Kemasan Refrigeran


Refrigeran untuk mesin refrigerasi biasanya disimpan dalam tangki-tangki
bertekanan (bagi R-12, R-134a, dan R-22),atau drum (bagi R-11).Contoh-contoh
wadah refrigeran diperlihatkan pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Berbagai kemasan refrigeran

2.3 Penggunaan Refrigeran

Tiap jenis refrigeran dipakai untuk keperluan tertentu. Tabel .2.2 memuat
beberapa aplikasai dari refrigeran yang umum digunakan.

Tabel 2.2 berbagai refrigeran yang umum dan penggunanya

Refrigeran Penggunaan pada bidang Penggunaan pada bidang lain


pendingin

R-11 Chiller sentrifugal Pengembang busa

Pelarut

R-12 Lemari Es Rumah Tangga Pengembang Busa

Dispenser Air

Pendingin minuman botol

Display cabinet di super market

Cold storage
AC Mobil

Chiller

R-22 AC Rumah Tangga

Chiller

Cold Storage

DAFTAR PUSTAKA

1. SNI-06-6500-2000,Refrigeran:Penggunaan pada Instalasinya Tetap

2. Arora, C.P, Refrigeration and Conditioning,Mc.Graw-Hill Inernational


Editions,Second Edition,2001.

MODUL 3

PERMASALAHAN LINGKUNGAN GLOBAL

Pada modul ini akan dibahas apa yang dimaksud dengan masalah lingkungan
global,ozon, serta mengapa refrigeran harus diganti. Konvensi internasional dan
ketentuan pemerintah Indonesia mengenai hal ini juga akan dibahas dalam modul
ini.

3.1 APA YANG DIMAKSUD DENGAN MASALAH LINGKUNGAN


GLOBAL?

Masalah lingkungan global adalah persoalan kerusakan lingkungan hidup yang


dampaknya dirasakan diseluruh wilayah di bumi (global). Penyebab dari
kerusakan lingkungan tersebut bisa saja berasal dari satu lokasi, tetapi dampaknya
dirasakan ditempat lain atau diseluruh tempat dimuka bumi.
Saat ini terdapat dua masalah lingkungan global yang dianggap paling
mengancam kehidupan di muka bumi. Masalah yang pertama adalah perusakan
lapisan ozon dan masalah lainnya adalah munculnya gejala pemanasan global.

Rusaknya lapisan ozon disebabkan karena banyaknya zat-zat sintetik buatan


manusia yang digunakan dalam berbagai aplikasi industry.Zat-zat yang umumnya
berbentuk gas tersebut terlepas ke atmosfir dan merusak lapisan ozon yang ada di
stratosfer.Zat yang dilepas di Indonesia dapat mengakibatkan rusaknya lapisan
ozon di tempat lain. Dengan demikian masalah ini dianggap sebagai masalah
global dan penanganannya juga harus dilakukan secara global dan bersama-sama
oleh seluruh rakyat di berbagai Negara.Efek pemanasan global adalah gejala
menigkatnya temperatur bumi. Hal ini disebabkan banyaknya gas-gas terutama
CO2 yang terlepas diatmosfir sebagai akibat meningkatnya aktivitas manusia dan
peralatan industry yang digunakan. Sama seperti perusakan ozon, masalah
meningkatnya temperatur bumi ini juga merupakan masalah global yang harus
ditangani secara bersama-sama.

Dalam modul ini yang dibahas hanyalah masalah-masalah yang ada


kaitannya dengan perlindugan lapisan ozon.

3.2 LAPISAN ATMOSFER BUMI

Lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi dapat dibagi menjadi empat lapisan
atmosfer (Lihat Gambar 3.1).Keempat lapisan tersebut dari yang terendah (dekat
permukaan bumi) sampai tertinggi berturut-turut adalah troposfer, stratosfer,
mesosfer,termosfer dan eksosfer. Kelima lapisan tersebut mempunyai karakter
yang berlainan dan bervariasi sesusai ketinggian dari permukaan bumi.

Gambar 3.1 Lapisan atmosfer bumi

3.3 APA ITU OZON DAN LAPISAN OZON?


Ozon adalah zat yang terdiri dari tiga atom oksigen, sedangkan molekul gas
oksigen hanya terdiri dari dua atom oksigen. Ozon merupakan senyawa yang tidak
stbil dan relatif dibanding gas oksigen, srta bersifat sebagai senyawa pengoksidasi
kuat.Lapisan ozon sebenarnya hanyalah merupakan suatu ungkapan, karena
sesungguhnya ozon di atmosfer tidak membentuk suatu lapisan tersendiri, tetapi
terdapat dan tersebar di dalam lapisan troposfer dan stratosfer antara ketinggian 0-
50 km di atas permukaan bumi, dengan konsentrasi yang bervarisi. Gambar 2.2
memperlihatkan distribusi kerapatan ozon pada berbagai ketinggian. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa ozon terdapat dalam konsentrasi yang relative tinggi pada
lapisan stratosfer, yaitu di ketinggian antara 10-30 km.

Gambar 2.2 Distribusi ozon di atmosfer

3.4 UKURAN KETEBALAN ‘LAPISAN’OZON?

Gambar 2.3 memberikan ilustrasi definisi ketebalan lapisan ozon. Jika seluruh
ozon yang terdapat pada ‘tiang’ atmosfer di atas suatu lokasi pada permukaan
bumi dikumpulkan di permukaan bumi pada temperature 0 C dan tekanan 1
atm,maka akan diperoleh suatu lapisan ozon dengan ketebalan tertentu.Ketebalan
lapisan ozon yang didapat ini menyatakan jumlah ozon dalam atmosfer di atas
tempat tersebut. Setiap ketebalan 0,01 mm lapisan ozon tersebut dinyatakan
sebagai satu Dobson Unit.
Gambar 2.3 Definisi ketebalan lapisan ozon

3.5 APA YANG DIMAKSUD DENGAN LUBANG OZON?

Ketebalan lapisan ozon rata-rata sekitar 260 DU. Jika ketebalan lapisan ozon
kurang

dari 220 DU, maka dikatakan telah terjadi lubang ozon (penipisan lapisan ozon) di

tempat tersebut.

3.6 BAGAIMANA OZON TERBENTUK DAN APA MANFAATNYA?

Molerkul gas oksigen (O2) Yang ada di bagian atas lapisan stratosfer terkena
radiasi ultra ungu (gambar 3.4) dalam intensitas tinggi yang berasal dari radiasi
surya,sehinga terurai menjadi dua atom oksigen bebas(radikal bebas). Radikal
oksigen ini sangat reaktif dan dapat dengan mudah berekaksi dengan atom
oksigen yang ada disana sehingga terbentuklah molekul ozon(O3).

Ozon yang terbentuk akan mengalami penguraian karena terkena radiasi sinar
ultra ungu intensitas tinggi.Molekul ozon yang terkena radiasi terurai menjadi
molekul oksigen (O2) dan radikal oksigen. Radikal oksigen ini dapat mengalami
beberapa kemungkinan reaksi ,yaitu:

Bereaksi dengan molekul oksigen sehingga kembali membentuk molekul ozon,

Menarik satu atom oksigen dari molekul ozon sehingga terbentuk dua molekul

Bereaksi dengan radikal oksigen dan membentuk molekul oksigen.

Manfaat Lapisan Ozon

Reaksi pembentukan dan penguraian ozon secara alami di lapisan stratosfer


menyerap banyak energy sinar ultra ungu, sehingga mengurangi intensitasnya
yang sampai ke permukaan bumi.Dengan kata lain lapisan ozon yang terdapat
di atmosfer melindungi bumi dari sinar ultra ungu intensitas tinggi.
3.7 APA YANG MENYEBABKAN TERJADINYA LUBANG OZON

Jumlah ozon diatmosfer berkurang akibat adanya sintetik buatan manusia yang
merusak. Zat-zat tersebut disebut bahan perusak Ozon (BPO). Diantara BPO
tersebut adalah refrigerant CFC. Proses perusakan ozon oleh CFC diilustrasikan
pada Gambar 3.5

CFC yang sangat stabil dan tidak mudah bereaksi dengan zat
apapun,menyebabkan zat ini mampu naik sampai ke lapisan atmosfer. Pada
lapisan ini terdpat radiasi sinar ultra ungu dengan intensitas tinggi yang bersal dari
matahari. Radiasi yang kuat ini mampu memutuskan ikatan atom-atom khlor pada
CFC.

Atom chlor (CI) yang terputus akan menjadi radikal bebas yang sangat reaktif,dan
akan bereaksi dengan ozon yang banyak terdapat di stratosfer. Reaksi
menyebabkan ozon rusak dan terurai menjadi molekul khlorin monoksida (CIO)
dan molekul oksigen (O2).

Molekul chlorine monoksida (CIO) masih bersifat radikal dan bereaksi dengan
atom oksigen (0) yang seharusnya dapat membentuk ozon dengan molekul ozon
dengan molekul oksigen (O2).Reaksi mengakibatkan tercegahnya pembentukan
ozon (O3).Hasil reaksi ini adalah molekul oksigen (O2) Dan atom khlor (CI).
Atom khlor ini menjadi radikal lagi dan kembali akan merusak ozon yang
lain.Reaksi ini terjadi berulang ulang sehinga satu atom khlor dapat merusak
puluhan ribu molekul ozon.disamping itu puluhan ribu ozon juga gagal terbentuk
sebagai akibat digandengnya atom oksigen (0) oleh khlorin monoksida (CIO).

Karena banyaknya molekul CFC yang terlepas ke atmosfer ,maka jumlah ozon
khususnya di daerah kutub dan utamanya di kutup selatan.

Menurut peneliti di lembaga Antariksa Nasional (LAPAN) di daerah Indonesia


juga terdapat beberapa lubang ozon (daerah yang tebal lapisan ozonnya kurang
dari 220 DU). Namun lubang itu tidak permanen dan selalu berpindah pindah.

3.8 APA BAHAYA YANG TIMBUL KARENA ADANYA LUBANG


OZON?

Seperti telah dibahas sebelumnya lapisan ozon berfungsi untuk menyaring radiasi
sinar ultra ungu dari matahari sehingga intensitasnya menjadi jauh lebih
kecil.Oleh sebab itu,jika lapisan ozon rusak atau terjadi lubang ozon, maka radiasi
sinar ultra ungu dengan intensitas tinggi akan mencapai permukaan bumi.Radiasi
itensitas tinggi ini dapat membahayakan kehidupan dimuka bumi .Dampak yang
telah diketahui sekarang antara lain adalah katarak mata,kanker kulit, menurunnya
daya tahan tubuh,dan matinya fitoplankton yang membahayakan kehidupan biota
laut dan pada akhirnya merugikan kehidupan manusia juga. Akibat-akibat
kerusakan lapisan ozon diikhtisarkan pada Gambar 3.6

3.8 KONVENSI INTERNASIONAL UNTUK MELINDUNGI LAPISAN


OZON

Atas prakarsa perserikatan Bangsa bangsa (PBB) masyarakat internasional yang


diwakili oleh pemerintah masing masing Negara anggota, menyepakati beberapa
hal untuk mengurangi atau mencegah meluasnya lubang ozon.Kesepakatan
tersebut dikenal dengan nama Protokol Montreal.Kesepakatan yang terus di
perbaharui setiap dua tahun sekali secara besar antara lain :

. Negara -Negara maju seperti Amerika, jepang, dan Negara Negara di eropa
wajib menghentikan produksi CFC mulai tahun 1996.

.Negara Negara berkembang diperbolehkan memproduksi CFC sampai dengan


tahun 2010 dengan tahun 2010 dengan kapasitas produksi yang terus dikurangi.
MODUL

REFRIGERAN ALTERNATIF

Pada modul ini akan dibahas beberapa alternatif CFC - 12. Akan dibahas pula
cara-cara membedakan refrigerant tersebut.

4.1 APA SAJA JENIS REFRIGERAN PENGGANTI CFC ?

Karena refrigeran yang biasa digunakan seperti R - 11, merusak lapisan ozon,
maka perlu dicari refrigeran alternatif, yaitu refrigeran baru yang menggantikan
refrigeran yang merusak ozon tersebut.

Table 4.1 memuat refrigerat pengganti CFC serta penggunaannya. Refrigeran


yang disebutkan dalam tabel tersebut adalah refrigeran yang sudah dapat
diperoleh secara komersil di Indonesia.

Table 4.1 Refrigeran penggani CFC

Refrigeran Refrigeran Penggunaan Keterangan


CFC Pengganti
R – 11 (CFC- R-123 (HFC-123) Pelarut/pembersih Sebagai refrigerant
11) R-123 tidak dapat
digunakan langsung
pada mesin R-11
R – 12 (CFC- R-134a (HFC-134a) AC Mobil R-134a tidak dapat
12) Lemari es digunkan langsung
Cold Storage pada mesin R-12
Chiller
R – 12 (CFC- Hidrokarbon (HRC- AC Mobil HCR-12 maksudnya
12) 12) Lemari es adalah refrigerant
Cold Storage hidrokarbon
Chiller pengganti R-12.
Refrigerant
hidrokarbon dapat
langsung dipakai
pada mesin R-12
tanpa harus
mengganti atau
memodifikasi
komponen.

Pada tabel diatas R-22 tidak dimasukkan, karena R-22 tidak berbahaya bagi ozon
dan belum diatur ketentuan impornya. Namun demikian, dari sisi masalah
lingkungan yang lain yakni Pemanasan Global, refrigeran ini (dan juga R-134a)
termasuk zat yang harus diawasi, karena mempunyai potensi menimbulkan
pemanasan global yang cukup tinggi. Pengganti refrigeran R -22 ini sudah ada di
Indonesia yaitu hidrokarbon (HCR - 22).

Beberapa lemari es yang diproduksi di Indonesia menggunakan refrigeran iso-


butana (R-600a). Refrigeran ini termasuk jenis refrigeran hidrokarbon dan masih
sulit diperoleh secara komersial di Indonesia. Refrigeran ini mungkin bisa
diperoleh pada bengkel resmi dari produsen lemari es tersebut.

Refrigeran R-600a mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan refrigeran


hidrokarbon pengganti R-12 (HCR-12). Oleh sebab itu refrigeran ini hanya dapat
digunakan pada mesin yang khusus untuk R-600a dan tidak dapa digunakan pada
mesin yang tadinya masih menggunakan R-12.

4.2 CARA MEMBEDAKAN JENIS REFRIGERAN

Terdapat beberapa cara untuk membedakan jenis refrigeran yang beredar secara
komersial, yaitu :

 Dengan memeriksa kemasan,

 Dengan memeriksa tekana dalam tabung refrigeran,

 Dengan melakukan pengukuran massa sampel refrigeran,


 Dengan melakukan pengukuran tekana pada temperatur tinggi, dan

 Dengan menggunakan refrigeran identifier.

Dalam modul ini hanya akan dibahas cara membedakan refrigeran R-11, R-12, R-
134a, R-22, R-600a dan hidrokarbon pengganti R-12, R-11 juga dibahas karena
refrigeran ini biasanya digunakan untuk membersihkan pipa-pipa sistem
(flushing).

4.2.1 Pemeriksaan kemasan

Pemeriksaan kemasan dapat dilakukan dengan cara :

 Memeriksa warna tabung

Tabung tiap jenis refrigeran menurut standar internasioanla harus diberi


warna yang khas. Tabel berikut memuat jenis warna untuk tabung tiap jenis
refrigeran.

Tabel 4.2 Standar warna tabung tiap jenis refrigeran(1)

Jenis refrigeran Warna


R-11 Oranye
R-12 Putih
R-134a Biru langit muda
R-22 Hijau muda
R-600a Belum ada ketentuan
Hirokarbon pengganti R-12 (HCR- Putih, mengikuti refrigeran yang
12) digantikannya.

Namun demikian dengan adanya pembatasan impor dan terjadinya impor ilegal.
Warna-warna standar tersebut tidak diikuti oleh produsen. Sebagai contoh tabung
R-11 yang dipasarkan di Indonesia berwarna biru tua.

 Memeriksa jenis tabung

R-11 biasanya disimpan dalam tabung dengan tekanan atmosfer. Oleh sebab
itu bentuk tabung R-11 berbeda dengan tabung R-12, R-22, R-134a dan
hidrokarbon yang bertekanan tinggi. Tabung R-11 adalah tabung logam
(drum) yang biasa digunakan untuk menyimpan cairan kimia.

R-12, R-22, R-134a dan hidrokarbon dikemas dalam bentuk gas bertekana
tinggi, sehingga sebagaian gas mencair. Oleh sebab itu tabung yang
dipergunakan adalah tabung yang kuat menahan tekana tinggi. Tabung R-12,
R-134a dan R-22 adalah tabunga dengan ketebalan 1-1,5 mm dan tidak dapat
diisi ulang. Sedangkan tabung hodrokarbon mempunyai ketebalan dinding
antara 2-3 mm, dan merupakan tabung yang dapat diisi ulang. Katup tabung
R-12, R-134a dan R-22 merupakan katup searah (keluar saja), sedangkan
tabung hidrokarbon dua arah.

Tabung R-12, R-134a dan R-22 mempunya pengaman jenis rupture disc,
sehingga apabila terjadi tekaan yang ekstrim dalam tabung, rupture disc akan
pecah dan refrigeran keluar sampai isi tabung habis. Tabung refrigeran
hidrokarbon dilengkapi dengan katup pengaman pegas. Apabila terjadi
kenaikan tekanan ekstrim katup pegas akan membuka dan refrigeran akan
keluar, katup akan menutup jika tekanan dalam tabung normal kembali.
Dengan demikian isi tabung tidak kelaur semua.

Untuk keperluan servis R-12 dan R-134a biasa juga dikemas dalam tabung
ukuran kecil 100 gram, dan 250 gram. Tabungnya mirip tabung obat
penyemprot serangga. Namun yang lazim terdapat di Indonesia adalah
kemasan denga berat bersih 13, 6 kg. R-22 juga dikemas dalam tabung yang
besarnya (volumenya) sama dengan tabung R-12, R-134a dan R-22, namun
berat bersih refrigerannya hanya 5 sampai kg. Meskipun beratnya hanya
separuh, namun kapasitasnya sama atau euivalen denga 13,6 kg R-12, R-134a
ata R-22.

 Memeriksa identitas tabung

Pada tabung atau kardus pembungkus seharusnya terdapat keterangan yang


meliputi :
o Merek

o Jenis refrigera, nomor CAS, nomor UN

o Nama dan alamat pabrik pembuat

o Keterangan keamanan

Namun demikian kaeran adanya pembatasan impor dan jenisa refrigeran yang
tertulis pada tabung biasanya tidak sama dengan refrigeran di dalam tabung.

R-12, dan R-134a yang beredar di Indonesi saat ini sebagiab besar tidak
mempunyai merek dan pabrik pembuat yang jelas. Banyak ditemui tabung-tabung
yang tertuliskan R-134a, tetapi setelah diteliti ternyata berisis 95-100% R-12.

Selain langkah-langkah pemeriksaa kemasan yang dibahas ditass, juga diperiksa


nomor seri produksi, ukuran ulir pada katup tabung. Refrigeran 134a yang asli
mempunyai nomor seri produksi yang unik pasa setiap kardus dan tabungnya.
Tabung refrigeran palsu umunya mempunyai nomor seri yang sasma untuk setiap
tabung. Ulir tempat selang dimasukkan untuk R-134a yang asli berdiameter lebih
besar dan berulir besar. Selang untuk refrigera R-12 tudak bisa digunakan untuk
tabung R-134a palsu dapat dipasang selang untuk R-12.

GAMBAR TABUNG

(a) Tabung berisi R-134a palsu (R-12) (b)


tabung berisi R-134a asli
Gambar 4.1 Perbedaan tabung refrigeran R-134a palsu dan asli

Gambar 4.1 memperlihatkan tabung R-134a palsu dan asli. Pada tabun refrigeran
yang palsu tidak terdapat merek dan pabrik pembuat. Pada tabung R-134a asli
terdapat merek (KLEA) dan pabrik pembuat (ICI).

4.2.2 Pemeriksaan tekanan dalam tabung


Yang dimaksud dengan pemeriksaan tekana dalam tabung adalah mengukur
langsung tekanan refrigeran dalam tabung kemasannya dengan pengukur tekanan
(gauge manifold). Pengukuran tekana ini hanya bisa dilakukan untuk refrigeran R-
12, R-134a, R-22 dan hidrokarbon, sedangkan R-11 memang disimpan pada
tekanan 1 atm (0 gage), dan tabung tidak dilengkai dengan terminal (port)
penghubung selang.

Pengukuran tekanan dapat dilakukan dengan memasang selang penghubung salah


satu ujungnya ke tabung dan ujung lain ke pengukur tekanan (pressure gauge)
atau gauge manifold. Tekana dalam tabung dapat terbaca pada penngukur
tekanan. Tabel 4.3 menunjukkan perbedaan tekana tabung tiap jenis refrigeran.
Dari tebal tersebut dapat dillihat bahwa berdasarkan tekana tabungnya hanya R-22
dan R-600a yang dapat dibedakan secara jelas dar refrigeran lain, sedangkan R-
12, R-134a, dan hidrokarbon pengganti R-12 sulit dibedakan tekanannya hampir
sama.

Tabel 4.3 Perbedaann tekanan refrigeran pada tabung penyimpan


Refrigeran Tekanan Tabung Tekanan Tabung
(Bar)* (psig)*
R-12 6,83 100,4
R-134a 7,15 105,1
R-22 11,5 169,7
R-600a 3,31 48,6
HCR-12 7,28 107,0
*Tekanan yang terukur adalah tekanan relatif (gage) pada 32° C. Nilai tekanan
akan berubah jika temperatur sekeliling berubah.

4.3.3 Pengukuran massa sampel refrigeran

Maksud dari pengukuran ini adalah membandingkan massa (berat) refrigeran pada
volume yang sama. Pengukuran ini dilakukan untuk dapat membedakan refrigeran
yang tekanannya hampir sama yaitu R-12, R-134a, dan HCR-12.
Untuk dapat melakukan pengukuran ini diperlukan tabung sampel yang mampu
menahan tekanan tinggi (± 1,5 kali tekanan refrigeran yang akan diukur), dan
volumenya terukur misalnya 100 ml, 200 ml, ,atau 500 ml. Timbang berat tabung
sebelum diisi, kemudian kosongkan tabung dengan pompa vakum. Setelah tabung
diisi dengan cairan refrigeran hingga penuh, timbang tabung yang terisi oenuh dan
cata massa refrigeran (selisih massa setelah terisi massa sebelum terisi). Lakukan
hal yang sama pada refrigeran lain. Tabel 4.4 dapat dipergunakan sebagai
pembanding massa refrigeran.

Tabel 4.4 Perbedaan massa refrigeran pada tabung sample


Refrigeran Massa refrigeran (gram)*
Volume sampel 100 ml 200 ml 500 ml
R-12 128,5 257,0 642,5
R-134a 117,2 234,4 586,0
HCR-12 51,1 102,2 255,5
*Massa yang tertulis adalah massa refrigeran pada 32° C. Nilai tekanan akan
berubah jika temperatur sekeliling berubah.

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa massa sampel refrigeran R-12, R-134a, dan
HCR-12 berbeda dan perbedaan dapat diperbesar jika mengukur volume sampel
yang lebih besar. Namun demikian ketelitian pengukuran ini santa bergantung
pada ketelitian timbangan yang digunakan. Massa HCR-12 dengan jelas
dibedakan dengan du refrigeran lainnya.

4.2.4 Pengukuran tekana pada temperatur tinggi

Maksud dari pengukuran ini dalaha untuk dapat membedakan R-12 dengan
R134a. Pengukuran tekana dilakukan sampai dengan tenperatur 60°C. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunaka tabung sampel yang diisi dengan refrigeran
yang akan diukur (diidi jangan sampai penuh, sisakan ruangan untuk uap).
Sambungkan tabung sampel denga pengukur tekanan, kemudian rendam tabung
yang berisi refrigeran dalam air hanat yang bertemperatur 40°C atau 60°C.
Setelah keadaan setimbang catat tekanan yang terukur. Tabel 4.5 memberikan
refernsi tekanan yang terukur.

Tabel 4.5 Tekanan refrigeran pada temperatur tinggi


Refrigeran Tekanan refrigeran sampel*
30°C 40°C 60°C
(Bar) (psig) (Bar) (psig) (Bar) (psig)
R-12 6,83 100,4 8,58 126,1 14,22 209,0
R-134a 7,15 8,58 9,16 134,6 15,81 232,4
*Tekanan yang terukur adalah tekana relatif

4.2.5 identifikasi dengan Refrigeran Identifier

GAMBAR Refrigeran Identifier merupakan alat yang dapat


mendeteksi komposis refrigeran. Dengan
memasukkan sedikit sampel refrigeran, maka alat ini
akan menujukkan pada layar komposisi R-12, R-
134a, R-22, dan hidrokarbon dalam persen. Alat ini
sangat praktis dan handal, namun harga sangat mahal.

Gb. 4.2 Refrigeran Identifier

4.3 REFRIGERAN HIDROKARBON

Ada dua jenis refrigeran hidrokarbon yang bisas digunkan dalam perlatan
refrigerasi domestik atau komersil.

 R-600a yaitu iso-butana murni dan mempunyai titik didih -12°C pada
tekana atmosfir

 Campuran Propana dan Butana (contoh:Hycool HCR-12, Musicool


MC-12) yang mempunyai titik didih sekitar -31°C pada tekana atmosfir.
R-600a digunakan secara umum pada lemari es rumah tangga di Eropa, dan saat
ini sudah dipakai di Indonesia. Kapasitas pendinginannya sangat rendah (sekitar
60% dari R-12). Kompresor yang digunakan untuk R-600a harus mempunyai
langkah sangat besar, tetapi mempunyai ukuran motor yang sama dengan perlatan
R-12. Oleh karena itu, kompresornya berbeda dengan kompresor R-12 dengan
kombinasi langkah atau motor yang berbeda. R-600a umumnya hanya dipakai
untuk peralatan rumah tangga, tetapi kadang-kadang digunakan pula untuk
peralatan komersila yang sangat kecil. R-600a tidak pernah digunakan pula untuk
mengkonvensi (meretrofit) sistem R-12 atau R-134a yang telah ada.

Campuran propana dan butana (iso dan normal) mempunyai sifat yang sangat
mirip dengan sifat R-12 dan R-134a. Campuran tersebut mempunyai kapasitas
yang sama dan beroperasi pada tekanan yang mirip dengan R-12 dan R-134a.
Campuran ini bisa digunakan pada perlatan baru (vontohnya pembeku es krim dan
pendingin air), dan dapat pula digunakan untuk mengkonversi sistem-sistem R-12
dan R-134a.

Campuran propana dan butana adalah campuran seotropik dan berperilaku


berbeda bila dibandingkan dengan cat tunggal seperti R-12 atau R-134a.
Campuran zeotropik harus dikeluarkan dari silindernya sebagai cairan agar
dapat dijaga komposisinya dengan benar. Bila refrigeran dikeluarkan dari
silinder penampungannya sebagai gas, maka komposisinya kemungkinan tidak
benar dan tidak akan mempunyai kapasitas pendingin yang baik.

4.3.1 Sifat-sifat hidrokarbon yang harus diperhatikan

Hidrokarbon adalah refigeran yan sangat baik, akan tetapi mempunyai sifat-sifat
yangberbeda dari CFC dab HFC (halokarbon) sebagai berikut :

Kalor laten hirokarbon jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan


hidrokarbon. Jadi, jumlah kalor yang diserap hidrokarbon per kg refrigeran yang
dipakai selama penguapannya adalah lebih besar.
Masa jenis hidrokarbon sangat rendah bila dibandingkan dengan R-12 dan R-
134a. Pada sistem yang dirancang untuk R-12, volume HC yang dipakai akan
sama tetapi massanya hanya sekitar 40% dari massa R-12.

 Bila mengisi hidrokarbon berdasarkan berat, hanya dibutuhkan 40%


sampai 45% dari berat hidrokanbon yang dipakai sebelumnya.

 Bila mengisi hidrokarbon berdasarkan volume, maka volumenya akan


sama seperti bila menggunakan halokarbon.

Hidrokarbon dapat menyala bila tercampur dengan udara dan dibakar. Konsentrasi
HC di udara harus berada di antara batas nyala bawah (atau lower flammability
limit:LFL) dan batas nyala atas (atau upper flammability limit:UFL) seperti yang
terlihat pada gambar 4.3 dibawah ini.

GAMBAR API

Gambar 4.3 batas nyala bawah dan batas nyala atas untuk HC

Bila konsentrasi HC di bawah FLF, yaitu sekitar 2%, maka HC tidak cukup HC
untuk terjadinya pembakaran. Demikian juga bila konsentrasinya diatas UFL,
yaitu sekitar 10%, maka tidak cukup oksigen untuk terjadinya pembakaran.

LFL 2% kira-kira setara dengan 35% g/m3 refrigeran HC dalam udara. Untuk
alasan keamanan, dalam praktek ditentukan bahwa batas HC di udara dalam
ruangan tertutup tidak boleh dari 8 g/m3, yaitu hanya 1/5 daribatas nyala bawah
(1)
.

Sebagai contoh, dalam ruangan 3 m x 3 m dan tinggi 2,5 m, batas praktis dari
jumlah HC adalah 180 g dilepaskan ke ruangan, tidak akan diperoleh kondisi
dimana campuran dapat terbakar, sebab konsentrasi HCnya hanya sekitar 20%
dari FLF bila refrigeran didistribusikan secara merata di dalam ruangan. Tetapi
dalam kenyataannya, selalu ada kemungkinan bahwa distribusinya tidak merata.
Oleh karena itu, batas praktek tidak boleh dilampaui.

Peristiwa kebakaran hanya terjadi jika ada penyulutnya. Temperatur sumber


penyulut harus lebih besar dari 460°C untuk membakar refrigeran HC di udara.
Berikut ini adalah sumber penyulut yang potensial:

GAMBAR KOREK API Nyala api, misalnya dari obor, obor pendeteksi
kebocoran halogen, korek api;

GAMBAR STOP Bunga api dari komponen listrik seperti saklar, relai,
KONTAK proteksi beban lebih dan hubungan kabel yang tidak
sempurna.

GAMBAR LISTRIK Listrik statik

Pembakaran tidak akan terjadi di dalam sistem bila tidak di dalam sistem bila
tidak ada udara yang cukup. Walaupun sebuah sistem tidak divakum sebelum
diisi, tidak akan cukup udara untuk terjadinya pembakaran.

Walaupun demikian, kebakaran dapat terjadi bila kebocoran HC menghasilkan


campuran yang dapat terbakar dan ada sumber penyulutnya.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan maka lakukan hal-hal sederhana
pada halaman berikut apabila bekerja dengan refrigeran hidrokarbon (HC)(2).

GAMBAR JENDELA Bekerjakanlah pada daerah yang berventilasi


dengan baik, atau di tempat terbuka.
GAMBAR DILARANG Dilarang merokok
MEROKOK
GAMBAR DILARANG Tidak boleh ada api dalam jarak 2 m dari lokasi
API pengisian dan pembuangan refrigeran.
GAMBAR DILARANG Jangan menggunakan saklar dalam jarak 2 m dari
SAKLAR lokasi pengisian dan pembuangan refrigeran.
GAMBAR PEMADAM Harus tersedua alat pemadam kebakaran (jenis
KEBAKARAN bubuk kering)
GAMBAR SARUNG Gunakan sarung tangan, kaca mata pengamanan
TANGAN dan baju pengamanan yang menutupi tuguh anda
dengan baik.

Jangan menyimpan HC di dalam ruangan tertutup.

HC dapat terakumulasi, misalnya di laci dan ruang bawah tanah (basement).

Gambar-gambar di atas di ambil dari:

Petunjuk Praktis tentang Konversi dan Perbaikan Peralatan Refrigerasi dengan


Menggunakan Refrigerasi Hidrokarbon secara aman. Cool Concerns, Newbury,
UK, bekerja-sama dengan Indian Institute of Technology, New Delhi, India,
INFRAS, Zurich, Switzerland, diterjemahkan ke dalam Indonesia oleh Staf
Laboratorium, Termodinamika, PPAU-IR, ITB, Bandung, Indonesia, Februari
2000. Hal-hal ini lebih rinci mengenal penanganan refrigeran hidrokarbon dapat
dilihat pada pada buku tersebut.

4.4 REFRIGERAN R-134a

Sistem R-12 tidak dapat diisi (diretrofit) dengan R-134a, karena pelumas yang
digunakan pada sistem R-12 (oli mineral) tidak cocok (kompatibe) dengan R-
134a, sehingga dapat menunimbulkan kerusakan pada kompresor.

Sebaliknya sistem R-134a juga sebaiknya tidak diisi dengan refrigeran R-12.
Meskipun sari sis performans tidak terjadi perubahan, tetapi umur mesin akan
menjadi lebih pendek karena R-12 tidak cocok (kompatibel) dengan pelumas R-
134a (oil mineral). Selain itu R-12 meruapakn CFC yang penggunannya harus
dikurangi.

DAFTAR PUSTAKA

1. SNI-06-6500-2000, Refrigeran: Penggunaan pada Intalasi Tetap

2. Gartshore, Jane; Agarwal, R.S; Kessler, S; Petunjuk praktis tentang


Konversi dan Perbaikan Peralatan Refrigerasi Dengan Menggunakan
Refrigerasi Hidrokarbon secara Aman, Cool Concerns, INFRAS, Indian
Institute of Technology, diterjemahkan ke dalam Indonesia oleh Staf
Laboratorium, Termodinamika, PPAU-IR, ITB, Bandung, Indonesia, April
2000.
MODUL

PERALATAN SERVIS DAN RETROFIT

Yang dimaksud servis adalah tindakan perwatan atau perbaikan yang


menyebabkan refrigeran harus dikeluarkan dari dalam sistem.

Sedangkan yang dimaksud dengan retrofit adalah tindakan konversi atau


penggantian refrigeran CFC dengan refrigeran baru (yang bebas khlor dan
tidak merusak lingkungan).

Agar dapat memahami dengan baik prosedur penanganan refrigeran pada saat
servis dan retrofit, maka pada modul ini akan dibahas jenis-jenis perlatan yang
diperlukan pada saat servis dan retrofit.

5.1 PERALATAN SERVIS DAN RETROFIT

Peralatan servis terdiri dari:

o Peralatan listrik,

o Peralatan pipa,

o Peralatan penanganan refrigeran, dan

o Perlatan umum.

5.1.1 Peralatan listrik


Perlatan listrik yang perlu disediakan adalah:

a) Tang multimeter digital

tang multimeter digunakan untuk mengukur tahanan (misalnya 0-200Ω), tegangan


DC (sebaiknya sampai 1000 V), tegangan AC (sebaiknya sampai 750 V), arus
listrik (sekitar 0- 30 amper). Tang ini bissa digunakan dengan cukup
melingkarkan tang pada salah satu kabel yang bertegangan (line), namun alat ini
dilengkapi juga dengan kabel penghubung biasa, sehingga bisa digunakan untuk
memeriksa sambungan dan juga memeriksa kumparan motor apakah terjadi
kontak dengan badan kompresor dsb. Alat ini dapat digunakan untuk memeriksa
tegangan dan arus listrik jala-jala.

b) Termometer digital

Gambar termometer Termometer yang digunakan untuk mengulur


temperatur sebaiknya adalah termometer digital
agar mudah membaca display (petunjuk) dan
waktu pengukuran yang relatif cepat. Kisaran
kemampuan pengukuran temperatur sebaiknya
antara -50°C sampai 70°C. Termometer yang
digunakan sebaiknya mempunyai sensor batang
yang cukup panjang dan dihubungkan dengan
kabel yang cukup panjang pula. Sensor dapat
dipasang pada media yan akan diukur, baik
makanan, udara atau pipa refrigeran.

Gb. 5.2 Termometer

c) Peralatan listrik lainnya

Peralatan listrik lainnya yan mungkin diperlukan antara lain:

o Cutter, atau pembuka isolator kawat (wire stripper)

o Tang pemutus kawat


o Isolator tape

5.1.2 Peralatan Pipa

Peralatan pipa yang perlu disediakan adalah:

a) Pemotong Pipa

Pemotong pipa tembaga (gambar 5.3) ini digunakan agar potongan menjadi rata
dan pipa tetap bulat serta tidak ada retakan, hal ini penting agar pada saat pipa di
flare atau di swage pipa tidak pecah dan hasilnya baik.

Pipa kapiler juga mempunyai pemotong khusus, sehingga penampang pipa yang
kecil tetap bulat dan tidak tersumbat ketika dipotong (gambar 5.4)

Gb. 5.3 Pemotong Pipa Gb. 5.4 Pemotong Pipa Kapiler

b) Pembengkok pipa

Gb. 5.5 Pembengkok Pipa Pipa tembaga jika akan dilengkungkan harus
menggunakan peralatan khusus agar penampang
pipa pada belokan tidak berubah. Alat ini
diperlihatkan pada gambar 5.5.

c) Alat untuk flaring and swaging

Gb. 5.6. Set alat flaring dan Untuk menyambung pipa dengan nipple atau
swaging pipa lain diperlukan alat flaring atau swaging.
Alat ini untuk membesarkan ujung pipa. Set alat
ini diperlihatkan pada gambar 5.6

d) Tang Penusuk (piercing pliers)

Gb. 5.7 Tang Penusuk Tang penusuk digunakan untuk melubangi pipa berisi
refrigeran dengan tujuan mengambil refrigeran. Tang
ini dilengkapi dengan jarum berlubang didalam
selubung karet, ketika dijepitkan ke pipa, jarum akan
melubangi paipa. Refrigeran dalam pipa kemudian
mengalir melaluilubang pada jarum dan ke terminal
saluran yang terhubung dengan selang. Selanjutnya
refrigeran dapat dialirkan ke tabung penamampung.
Dengan menggunakan alat ini, refrigeran yang terlepas
ke udara dapat dikurangi.

e) Alat Pierching

Alat Piercing adalah alat untuk membuatkan lubang pada pipa sistem mesin
pendingin sedemikian rupa sehingga refrigeran dalam sistem dapat tersalur ke
tabung penyimpanan melalui selang yang terpasang antara alat tersebut
dengan tabung, sehingga refrigeran tidak terbuang keudara.

Gb. 5.8 Alat Peirching

Gb. 5.8 Komponen Alat Pierching

Gb. 5.9 Cara pembuatan lubang dengan Alat Pierching

f) Tang Penjepit

Gb. 5.10 Tang Penjepit Fungsi dari tang penjepit ini adalah
untuk menjepit pipa berisi refrigeran
sebelum pipa tersebut dipotong. Dengan
menjepit pipa dibeberapa bagian
diharapkan setelah dipotong tidak ada
refrigeran yang keluar. Setelah itu pipa
dibrazing pada ujung yang dipotong.

g) Alat untuk brazing

Brazing diperlukan untuk menyambung paipa atau menutup kebocoran. Pipa


yang akan disambung biasanya dipanaskan di atas termparatur material
pengisi tetapi masih dibawah titik lelah material pipa (antara 600 – 800°C).
Pemanasab dilakukan dengan semburan pai obor hasil pemabakaran bahan
bakar dengan oksigen atau udara. Tabel 5.1 memuat informasi beberapa jenis
alat brazing berdasarkan jenis bahan bakar dang pengoksidasianya. Material
pengisi yang umum digunakan adalah ‘perak’ dan untuk hasil brazing yang
baik biasanya digunakan flux.

Tabel 5.1 Beberapa alat brazing dan karateristiknya(1)

Alat Brazing Bahan Bakar Temperatur Api, Keterangan


°C
Asitilen (C2H2) +
Oksigen - Asitilen 3320 Paling Baik
Oksigen
Propana (C2H6) +
Oksigen - Propana 2530 Baik
Oksigen
Propana (C2H6) +
Udara - Propana 1800 Cukup
Udara
Oksigen - LPG LPG + Oksigen 1800 Cukup
Hanya baik untuk
pipa kecil (<3/8”),
Udara - LPG LPG + Udara 900 - 1030
proses brazing
lama
Obor Minyak Minyak Tanah +
? Harus dihindari
Tanah - Udara Udara

5.1.2 Perlatan penanganan refrigeran

Peralatan penanganan refrigeran antara lain:

a) Pompa Vakum

Pompa vakum diperlukan untuk mengosongkan refrigeran dari sistem sehingga


dapat menghilangkan gas-gass yang tidak teroksidasi seperti udara dan uap air.
Hal ini perlu dilakukan agar tidak mengganggu kerja mesin refrigerasi. Uap air
yang berlebihan dalam sistem dapat memperpendek umur operasi filter driver dan
penyumbatan khusunya pada bagian sis tekanan rendah seperti katup ekspansi.
Adanya gas-gas tak teroksidasi dalam sistemakan menghalangi perpindahan panas
di kondensor dan evaporasi, dan menaikkan tekana kelauaran (discharge). Adanya
air juga menyebabkan korosi, penimbunan kerak dan penyebabkan pelumas
menjadi asam.

Untuk proses vakum yang baik, pompa vakum harus mampu mengosongkan
samapai dengan tekanan 20 – 50 mikron air raksa. Untuk melihat tekanan vakum
diperlukan alat pengukur vakum yang dapat mengukur tekana dari 5 sampai 5000
mikron Hg. Apabila tidak memiliki alat pengukur bakum , maka sistem harus
dipompa selama paling tidak setengah jam penunjuk di Gauge Manifold
menunjukkan – 30 inchi/ - 760 mmHg/ 0 milibar.

Gambar 5.11 Potongan pompa 1. Rumah Pompa


vakum tipe sudu (vane type) 2. Rotor
3. Kaca Penduga Oli
4. Saluran Isap
5. Airing/katup isolasi
6. Perangkap debu
7. Terminal masukan
8. Tuas katup ballast gas
9. Terminal keluaran
10. Peredam suara
11. Filter oil
12. Katup kelauran (teredam oil)
13. Saluran keluaran
14. Saluran ballast gas
15. Injeksi oli
16. Sudu (vane), 3 buah

b) Gauge Manifold

Gauge Manifold digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran baik pada saat
pengisian maupun pada saat beroperasi. Yang dapat dilihat pada Gauge Manifold
adalah tekanan evaporator atau tekana isap (suction) kompresor, dan tekanan
kondensor atau tekanan keluaran (discharge) kompresor.

Terdapat bermacam-macam Gaige Manifold antara lain :

1. Gauge Manifold dua laluan

2. Gauge Manifold empat laluan

Dengan demikian Gauge Manifold terdiri dari dua sisi yaitu sis tekana rendah dan
sisi tekana tinggi, masing- masing dihubungkan dengan sisi isap dan keluaran dari
kompresor melalui selang-penghubung (hose). Pada setiap sisi dipasang pengukur
tekanan (pressure gauge).

(a) (b)

Gambar 5.12 Gauge Manifold, (a) dua laluan, (b) empat laluan

Pada Gauge Manifold dua laluan terdapat dua katup untuk mengatur aliran yaitu
katup berwarna biru pada sisi tekanan rendah dan katup berwarna merah pada sisi
tekanan tinggi. Pad saat pengosongan refrigeran dari sistem dan proses vakum
kedua katup terbuka (gambar 5.13.a) sehingga refrigeran dari sisi isap akan
mengallir melalui selang penghubung berwarna merah memasuki gauge manifold
dan keluar menuju tangki penampung, mesin recovery, atau pompa vakum
memlaui selang penghubung warna kuning (gambar 5.14).

Pengosongan bisa juga dilakukan pada satu sisi dengan cara membuka katup pada
satu sisi saja. Pengisian dilakukan dengan cara yang sama yaitu dengan membuka
katup salah satu sisi. Sedangkan selang yang tadinya ke pompa vakum
dihubungkan ke tabung refrigeran pengisi.

Gambar 5.13 Prinsip kerja manifold gauge

Gambar 5.14 Gauge Gauge Manifold empat laluan mempunyai


Manifold 2 laluan emapat saluran dan empat katup. Katup sisi
tekanan rendah (biru), katup sisi tekanan tinggi
(merah), katup vakum (kuning), dan katup
pengisian (hitam). Dengan menggunakan Gauge
Manifold ini proses pengosongan dan pengisian
dilakukan tanpa harus melepaskan selang
kuning penghubung pompa vakum ke tanki
refrigeran yang dapat menyebabkan masuknya
udara ke dalam selang. Biasanya untuk
mencegah hal ini selang di flashing oleh
refrigeran yang berarti melepaskan refrigeran ke
atmosfer. Untuk mengukur tekanan vakum,
manifold dapat dilengkapi dengan pengukur
vakum yang lebih teliti (gambar 5.15)

Skema gauge manifold empat haluan

1. Penghubung tekakan rendah 6. – pengukur tekana tinggi


2. – katup sisi tekana rendah 7. Katup pompa vakum
3. Pengukur tekanan ganda 8. Katup pengukur tekanan vakum
4. Penghubung tekanan tinggi 9. Pengukur tekana vakum
5. Katup sis tekanan tinggi 10. – katup pengisian

Gambar 5.15 Gauge Manifold empat laluan


c) Alat Pendeteksi kebocoran

Deteksi kebocoran dapat dilakukan dengan menggunakan pendeteksi refrigeran


elektronik atau dengan cara konvensional yaitu gas dan air sabun. Pada cara yang
pertama sistem berisi refrigeran dan sensor alat deteksi diarahkan dan didekatkan
pada bangian-bagian yang dicurigai bocor seperti sambungan atau penghubung.
Sensor akan memberikan sinyal alarm apabila terdapat lebocoran.

Gas nitrogen digunakan dalam ter kebocoran karena gas ini bersifat inert dan
tidak mudah terbakar. Sistem yang akan diisi terlebih dahulu dengan gas nitogen
bertekanan, kemudian bagian-bagian yang dicurigai dioleskan air sabun. Sabun
akan menggelembung apabila terdapat kebocoran. Gas nitrogen kemudian
dikeluarkan dan sistem divakum sebelum diisi refrigeran. Air sabun biasanya juga
digunakan langsung untuk memeriksa kebocoran pada sistem yang masih berisi
refrigeran.

Gambar 5.14 Deteksi Kebocoran (a) detektor elektronik (b) gas nitrogen dan
air sabun(1)

d) Mesin Recovery, Recycle, dan Recharging

Mesin Recovery, Recycle, dan Recharging biasa juga disebut sebagi mesin 3R,
mempunyai tiga fungsi yaitu mengeluarkna dan menagkap refrigeran (recovery),
mendaur ulang refrigeran yang ditangkap (recycle) dengan cara memisahkannya
dari pelumas dan menyaring kotoran padat, dan mengsikan kembali refrigeran
yang ditangkap ke dalam sistem (recharging). Maksud penggbungan ketiga proses
tadi dalam satu mesin adalah agar tidak ada refrigeran yang terlepas ke atmosfer
sebagai akibat adanya penggantian selang pada setiap proses. Refrigeran yang
terdapat dalam selang penhubung dapat terlepas ke atmosfer dan merusak ozon.
Komponen-komponen utama mesin 3R ini dapat dilihat pada gambar 5.15. cara
kerja mesin ini secara rinci akan dibahas pada sub-bab berikutnya.

Gambar 5.15 Mesin Recovery, Recycle, dan Recharging

Selain mesin 3R dipasarkaan pula mesin 2R yaitu recovery, dan recycle saja
(gambar 5.16 kanan), dan ada juga mesin yang hanya digunakan untuk
pengosongan (vakum) dan pengisian (recharging) saja (gambar 5.16 kiri).

Gambar 5.16 Mesin Recharging, dana Mesin Recovery- Recycling

5.1.3 Peralatan Umum

Peralatan Umum yang sebaiknya juag dimiliki adalah :

a) Kikir datar g) Kertas amplas


b) Sikat kawat h) Gergaji besi
c) Kikir bulat i) Kunci Inggris
d) Palu j) Kunci L
e) Obeng k) Kunci pembuat katup gas
f) Tang

DAFTAR PUSTAKA

1. Human & Institutional Development in Ecological Refrigeration


(HIDECOR), Training Material, India, July 2003.
MODUL

PENANGANAN REFRIGERAN PADA SAAT SERVIS DAN RETROFIT

Pada modul ini akan dibahas prosedur penanganan refrigeran pada saat servis dan
retrofit. Pembahasan akan diawali dengan proses recovery, recycle dan recharging
yang merupakan proses penting dalam penanganan refrigeran pada saat servis dan
retrofit.

6.1 PROSES RECOVERY, RECYCLE DAN RECHARGING

6.1.1 Proses Recovery

Terdapat dua metode recovery yaitu Metode Pasif dan Metoda Aktif. Pada
Metoda Pasif refrigeran dikeluarkan dari sistem tanpa menggunakan perlatan
pengeluaran tambahan (external equipment). Sedangkan pada Metoda Aktif
menggunakan mesin recovery.

6.1.1.1 Metoda Recovery Pasif

Pada Metoda Pasif ada dua teknik pengeluaran yang dapat digunakan, yaitu :

1. Pengeluran muatan refrigeran secara alami, dan

2. Pengeluaran kompresor sistem untuk mempercepat proses pengeluaran.

Pada kedua metoda refrigeran yang keluar dari sistem masih tercampur dengan
pelumasnya.

a) Pengeluaran refrigeran secara alami

Gambar 6.1 menujukkan skema proses pengeluaran refrigeran secara alami.


Pengeluaran refrigeran dari sistem ke tabung penampung berlangsung akibat
adanya perbedaan tekanan. Semakinbesar beda tekanan yang terjadi semakin pesat
proses penggosongan sistem. Oleh sebab itu untuk mempercepat proses in tabung
penampung biasanya divakum terlebih dahulu sekaligus untuk mencegah
kontaminasi, dan menempatkan tabung penampung dalam air dingin (es) agar
tekanan dalam tabung selalu lebih rendah dari tekanan siste. Metoda ini hanya
baik digunakan untuk jumlah refrigeran yang sedikit atau digunakan pada awal
proses metoda aktif, karena hanya sebagian refrigeran dalam sistem yang dapat
dikeluarkan.

b) Pengeluaran dengan menggunakan kompresor sistem

Pengeluarkan dengan menggunakan kompresor sistem secara sistematik


diperlihatkan pada gambar 6.2. Metoda ini baik digunakan untuk sistem AC
ruangan dan Chiller, tetapi sulit dilakukan untuk sistem MAC. Hal in disebabkan
karena pada sistem MAC tidak ada katup pengeluaran dan isap. Cara pengeluaran
ini juga biasa disebut pump down. Pada saat pengeluaran pengeluaran kompresor
sistem dijalankan dan katup pengeluaran yang berada pada posisi setelah katup
ekspansi (atau pipa kapiler) ditutup, refrigeran dikeluarkan dalam bentuk cairan
dari sisi keluar kondensor.

Pada sistem kapasitas besar biasanya setelah kelar kondensor terdapat tabung
penyimpan (receiver), dengan demikian cairan refrigeran dapat ditampung dan
diisolasi pada tabung ini sebelum dikeluarkan. Apabila refrigeran cair yang keluar
telah menipis, maka katup isap ditutup, dan proses pumping down selesai. Setelah
proses ini masih diperlukan pengeluaran oleh mesin recovery untuk
mengeluarkansebagian refrigeran yang masih terdapat di dalam sistem.

Gambar 6.1 Metoda Recovery Pasif: pengeluaran secara alami (1)

Gambar 6.2 Metoda Recovery Pasif dengan menggunakan kompresor (pump


down)(1)

6.1.1.2 Metoda Recovey Aktif

Metoda aktif menggunakan mesin recovery. Metoda aktif ini terdiri dari
bermacam-macam teknik recovery, yaitu:

1. Metoda recovery sederhana


2. Metoda recovery dengan pemisahan refrigeran

3. Metoda push and pull

a) Mesin recovery uap langsung sederhana

Mesin recovery sederhana yang mengeluarkan refrigeran dalam bentuk auap


diperlihatkan pada 6.3. uap refrigeran setelah melewati filter akan diisap masuk ke
kompresor dan dikondensasikan di kondensor mesin recovery. Sistem sederhana
in mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat memisahkan pelumas dari referigeran
dengan demikian ada kemungkinan pelumas memasuki kompresor, dan lama
kelamaan pelumas komprosoe akan berlebih.

b) Mesin recovery dengan pemisah pelumas

Skema mesin recovery dengan perangkat pemisah oli dapat dilihat pada gambar
6.4. refrigeran dalam bentuk uap atau cairan masuk ke mesin recovery melalui
filter driver. Untuk meyakinkan tidak ada cairan refrigeran ynag masuk ke
kompresor, maka pemisah pelumas dipanaskan ole refrigeran yang keluar dari
kompresor. Uap refrigeran dan pelumas cair akan terpisah berdasarkan prinsip
gravitasi. Keluar dari kompresor refrigeran membawa palumas dari kompresor
oleh sebab itu diperlukan pemisah pelumass lagi. Pelumas yang terkumpul akan
kembali ke kompresor setelah melewati alat ekspansi. Refrigeran kemudian akan
dikondensasikan di kondensor dan kemudian masuk ke tangki penampungan.

Gambar 6.3 Mesin Recovery uap refrigeran sederhanna(1)

Gambar 6.4 Mesin Recovery denga pemisah pelumas

c) Metoda Push – Pull

Laju recovery yang lebih cepat umumnya dapat diperolah jika digunakan metode
recovery push-pull cair (push-pull liquid recovery). Metoda ini biasanya
digunakan untuk mesin refrigerasi kapasitas besar (chiller) dan tidak pernah
digunakan untuk MAC. Metode push-pull hanya mengeluarkan refrigeran cair dan
harus diikuti oleh recovery uap langsung untuk mencapai tingkat evakuasi yang
disyaratkan.

Metoda recovery ini ditunjukkan pada gambar 6.5. pengeluaran dengan metode
push-pull dilakukan dengan cara menghubungkan sambunagn saluran cair dari
sistem refrigerasi ke sambungan saluran cair pada tangki penampung. Saluran
hisap mesin recovery dihubungkan ke sambungan dari saluran buang (dischange)
dari mesin recovery kembali ke sistem refrigerasi. Jika mesin recovery distart, uap
dikeluarkan dari tanki penampung melalui saluaran uap tanki dikondensasikan di
dalam mesin recovery. Sejumlah kecil cairan kemudian didorong kembali ke
daldam sistem di mana cairan tersebut akan menguap untuk menambah tekanan
dan menekan lebih banyak cairan dari sistem ke dalam tanki recovery. Kaca
penduga (sight glass) pada saluran cair anatara sistem dan sambungan-cair tanki
recovery sangat berguna untuk memonitor recovery cairan. Jika tidak ada lagi
cairan yang diambil, susunan mesin recovery diubah untuk proses recovery uap
langsung (direct vapor recovery).

d) Hal-hal penting dalam proses recovery

Proses recovery pada dasarnya bertujuan untuk menggunakan kembali refrigeran


yang terdapat dalam sistem. Jika refrigeran akan dikembalikan kedalam sistem
refrigerasi, mak kondisi refrigeran harus semurni mungkin. Masalah yang akan
timbul apabila kompresor mesin refrigerasi yang digunakan dari jenis hermetik
dan terjadi kebakaran pada bagian motornya (burnout) atau pada komproseor AC
mobil terjadi kemacetan kompresor akibat panas yang berlebihan. Kontaminasi
terhadap refrigeran salam situasi demikian dapat bervariasi, dari yang sedang
hingga parah. Akan tetapi, pada burnout kontaminasi terdapat dalam pelumas
yang dapat menjadi sangat asam dan beracun. Oleh sebab itu apabila pelumas
telah berubah warna menjadi kuning, coklat atau hitam, maka sebaiknya
dilakukan uji keasaman. Penanganan terbaik adalah menjaga agar pelumas yang
telah asam tersebut tidak digunakan kembali pada kompresor atau pisahkan
terlebih dahulu sebelum dilakukan proses recycling multi laluan. Apabila terjadi
burnout gunakan sistem recovery dengan pemisah pelumas sebagai proses awal.
Pelumas bekas harus dikosongkan dari mesin recovery. Refrigeran harus dites
tingkat keasamannya. Jika pelumas dapapt dipisahkan dari refrigeran, sebagian
besar kontaminan juga terpisah dari refrigeran. Umumnya, refrigeran ini dapat
dikembalikan ke dalam sistem refrigerasi. Jangan gunkan refrigeran jika ada
keraguan pada kualitas refrigeran tersebut.

6.1.2 Proses recycling

Pada dasarnya mesin recycling sama dengan mesin recovery dengan pemisah
pelumas. Terdapat dua macam sistem recycling. Pertama adalah haluan tunggal
(single pass) dan yang lain adalah multi laluan (multiple pass). Mesin recycling
laluan tunggal umumnya memproses refrigeran hanya melalui satu filter-dryer
dan proses serta peralatannya sama seperti mesin recovery dengan pemisah
pelumas yang ditunjukkan pada gambar 6.4. Sedangkan mesin multi laluan,
mensirkulasikan refrigeran yang direcover beberapa kali dan hal ini ditunjukkan
pada gambar 6.6. Untuk kapasitas besar, mesin recovery dab recycling dilengkapi
dengan evaporator dan kondensor serta tambahan filter-dryer seperti yang
ditunjukkan pada gambar 6.7 dan 6.8

Gambar 6.6 Mesin Recovery Recycling multi laluan

Gambar 6.7 Mesin Recovery laluan tunggal kapasitas besar

Gambar 6.8 Mesin recovery recycling multi laluan kapasitas besar

6.1.3 Proses Recharging

Proses recharging atau proses pengisian dilakukan dengan cara memasukkan


refrigeran hasil recycling atau refrigeran baru melalui saluran dan katup pengisian
pada Gauge Manifold. Pada mesin refrigerasi domestik dan komersial biasanya
dilakukan melalui saluran isap saja. Jumlah refrigeran yang diisikan garus tepat,
tidak berlebihan dan tidak kurang. Terdapat beberapa cara untuk mengukur
jumlah refrigeran yang diisikan ke dalam mesin refrigeran, yaitu:

 Sampai tekanan isap tertentu

 Dengan mengukur berat refrigeran yang masuk

 Sampai terjadi bunga es/kondensasi pada pipa isap.

Untuk mesin refrigerasi domestik dan komersial R-12 dan R-134a tekakan isap
berkisar antara 5 sampai 10 psig. Oleh sebab itu, kisaran tekanan ini dapat
dijadikan batasan pengisian. Jumlah refrigeran yang diisikan dapat diketahui
dengan pasti bila pengisisan dilakukan dengan mengukur jumlah refrigeran yang
diisikan. Untuk melakukan hal ini diperlukan timbangan yang mempunyai
ketelitian 2 sampai 5 gram dan mempunyai kapasitas timbangan hingga 15 atau 20
kg. Botol refrigeran pengisi di tempat di atas timbangan, kemudian damati
pengurangan massa yang terjadi. Pengurangan massa botol refrigeran adalah sama
dengan jumlah refrigeran yang masuk ke dadlam sistem. Jumlah refrigeran yang
dierlukan untuk mesin refrigerasi domestik dan komersial R-12 atau R-134a
berkisar antara 100 g samapai 500 g.

Gb. 6.9 Gelas Ukur Pengisian berdasarkan jumlah refrigeran ini juga
dapat dilakukan dengan menggunakan gelas
pengukur yang terdapat pada mesin 3R. Jumlah
refrigeran yang terdapat dalam gelas ukur ini
ditunjukkan dengan ketinggian muka cairan
refrigeran dalam tabung gelas. Skala massa terdapat
pada silinder luar yang terdapat diputar. Posisi
putaran silinder luar bergantung pada jenis
refrigeran dan tekana dalam gelas ukur.

Dalam praktek biasanya ditemui cara pengisian yang tidak terlalu bauk, yaitu
pengisian refrogeran hingga pipa isap antara evaporator dan kompresor berembun
atau bahkan terjadi bunga es. Hal ini tidak menujukkan jumlah refrigeran yang
masuk sudah cukup atau tidak.

6.2 PENANGANAN REFRIGERAN CFC PADA SAAT SERVIS

Yang dimaksud dengan servis disini adalah tindakan perbaikan atau penggantian
pipa, komponen dan lainnya yang memerlukan pengeluaran refrigeran. Untuk
servis seperti ini makan hal penting yang harus diingat adalah:

Jangan melepaskan refrigeran ke udara (atmosfer)

Untuk dapat melakukan hal tersebut maka refrigeran harus dikeluarkan melalui
tang penusuk yang telah terpasang selang penghubung ke mesin 3R atau mesin
recovery. Hal ini diperlihatkan pada gambar 6.10.

Gambar 6.10 Penggunaan Tang penusuk untuk mengeluarkan refrigeran


dari mesin(1)

Kemudian lakukan proses recovery dan pengosongan dengan pompa vakum.


Setelah dipastikan tidak ada lagi refrigeran dalam mesin, baru dilakukan tindakan
servis yang diperlukan. Setelah proses servis selesai dilakukan, pasang dengan
proses brazing terminal pengisian (pentil) pada saluran agar dapat disambungkan
dengan selang pengisian.

Jangan melakukan brazing pada pipa yang masih mengandung refrigeran,


karena refrigeran CFC akan terurai mernjadi gas beracun.

Kemudian pasang selang penghubung pada Gauge Manifold. Isi dengan gas
nitogen dan lakukan terkebocaran dengan air sabun. Apabila tidak ada kebocoran,
lakukan pengosongan (vakum). Kemudian isikan pelumas sebanyak yang hilang
pada saat recovery. Jumlah pelumas yang ditambahkan harus lebih banyak apabila
ada komponen utama, seperti kondensor, evaporator atau filter-driver, yang
diganti. Setelah dilakuakn penambahan pelumas, kembali lakukan pengosongan
(vakum). Isi dengan sedikit refrigeran kemudian lakukan tes kebocoran dengan
detektor elektronik atau air sabun. Kemudian lakuakn proses pengisisn seperti
yang telah dibahas dalam proses recharging. Usahakan agar refrigeran yang
ditangkap (recover) dapat digunakan kembali dan sesedikit mungkin
menggunakan refrigeran CFC baru.

6.3 PENANGANAN REFRIGERAN HFC PADA SAAT SERVIS

Meskipun refrigeran HFC (R-134a) tidak merusak ozon, tetapi refrigeran ini tetap
harus dicegah terlepas ke atmosfer karena dapat menimbulkan efek pemanasan
global. Selain itu R-134a cukup mahal harganya, sehingga penangkapan dan
pemakaiannya kembali setelah melalui proses recycle akan memberikan
keuntungan ekonomi.

Proses pengeluaran refrigeran dengan tang penusuk, proses recovery, recycle dan
recharging sama seperti penanganan refrigeran CFC yang telah dibahas
sebelumnya. Namun demikian mesin 3 R yang digunakan untuk R-12 tidak dapat
digunakan Untuk R-134a.

Perhatian khusus harus diberikan pada penanganan minyak pelumas untuk


refrigeran HFC. Minyak pelumas untuk R-134a berbeda dengan minyak pelumas
R-12. Minyak pelumas untuk R-134a terbuat dari bahan sintetik dan mempunyai
sifat menyerap uap air yang lebih kuat dibandingkan dengan minyak pelumas R-
12 yang berasal dari minyak bumi. Oleh sebab itu jangan biarkan minyak bimu
pelumas terbuka aterlalau lama di udara terbuka. Selain itu hindari kontak
langsung dengan minyak pelumass ini atau menghirup uapnya.

6.4 PENANGANAN REFRIGERAN HIDROKARBON PADA SAAT


SERVIS

Refrigeran hidrokarbon tidak merusak ozon dan tidak menimbulkan efek


pemanasan global. Namun demikian. Penangkapan refrigeran (recover) pada saat
servis harus tetap dilakuakn karena refrigeran ini lebih mudah terbakar. Oleh seba
itu prosedur servis untuk R-12 yang dibahas sebelumnya juga harus diterapkan
untuk refrigeran hidrokarbon. Mesin 3R yang digunkan untuk R-12 dapat
digunkan untuk refrigeran hidrokarbon.
Apabila karena suatu hal prpses recovery tidak dapat dilakukan , maka buanglah
refrigeran HC pada udara terbuka dengan sirkulasi yang baik dan jauh dari sumber
api, dan percikan bunga api.

Minyak pelumas yang digunakan untuk refrigeran hidrokarbon adalah sama


dengan minyak pelumas untuk R-12.

6.5 RETOFIT MESIN CFC DENGAN REFRIGERAN HFC

Yang dimaksud dengan retrofit di sisni adalah mengganti refrigeran CFC dengan
refrigeran baru untuk melayani sistem yang sama.

Secara umum dapat dikatakan bahwa:

Tidak dimungkinkan untuk melakukan penggantian langsung refrigeran R-


12 dengan HFC-134a tanpa melakukan penggantian komponen.

Hal ini disebakan karena:

 Untuk kapasitas yang sama HFC-134a memerlukan silinder kompresor yang


10% lebih besar.

 Minyak pelumas CFC-12 tidak dapat digunakan untuk HFC-134a

 HFC-134a memerlukan filter-driver dengan kapasitas penyerapan uap air yang


lebih besar. Jika pada mesin CFC-12 digunakan filter-driver dengan grade XH-
5, maka HFC 134a menggunakan grade XH-7 atau XH-9.

Oleh sebab itu, maka untuk dapat menggunakan refrigeran HFC-134a (R-134a),
maka diperlukan mesin baru khusus untuk HFC-134a.

6.6 RETROFIT MESIN CFC DENGAN REFRIGERAN HIDROKARBON(1)

Sifat-sifat refrigeran hidrokarbon pengganti R-12 (HCR-12) mirip dengan CFC-12


sehingga baik kompresor, filter-drier, dan minyak pelumas CFC kompatibel
(seuai) denganHCR-12. Dengan demikian HCR-12 dapat digunakan langsung
pada sistem CFC-12 tanpa harus menggati atau memodifikasi komponen yang
ada.

Pengisian refrigeran HFC-12 dilakuakn dengan membalik tabung refrigeran.


Dengan demikina cairan yang akan mengalir keluar. Bukaan katup pengisian
harus sedemikian rupa sehingga cairan sempat menguap di dalam selang sebelum
memasuli komproser. Hal ini dilakukan karen HCR-12 merupakan refrigeran
hidrokarbon campuran dan komposisi campuran yang tepat terdapat dalam
caiarannya.

Berbeda dengan HCR-12, refrigeran hidrokarbon yang lain, yaitu R-600a,


mempunyai sifat yang berbeda denagn CFC-12. Meskipun filter-drier, dan
pelumas yag digunakan sama, volume perpindahakan pad kompresor untuk R-
600a 70 sampai 80% lebih besar dibandingkan dengan CFC-12. Oleh sebab itu R-
600a bukan pengganti langsung dari CFC-12.

Meskipun retrofit refrigeran hidrokarbon yang tidak memerlukan penggantian


komponen mekanik, namun diperlukan perhatian pada komponen listrik karena
refrigeran hidrokarbon lebih mudah terbakar. Peralatan listrik yang tidak aman
adalah peralatan yang dapat menimbulkan bunga api apabila beroperasi. Jika
peralatan tersenut terletak dekat dengan sikuit refrigerasi, maka bunga api yang
ditimbulkan akan dapat menyalakan refrigeran HC yang bocor. Peralatan listrik
yang perlu diperiksa biasanya adalah helai kompresor, proteksi beban lebih
(overload protector) kompresor, termostat, saklar pintu, sakalar on/off dan sakalar
lampu.

Peralatan-peralatan tersebut harus:

 Diganti dengan jenis yang kedap atau jenis elektronik (yang tidak
menimbulkan bungan api); atau

 Terbungkusnya dalam kotak yang kedap; atau


 Dipindahkan jauh dari sirkuit refrigerasi ke tmepat yang aman sehingga tidak
terjangkau oleh refrigeran bila ada yang bocor.

Tabel 6.1 di bawah ini menunjukkan jenia peralatan listrik dan cara
mengkondisikannya agar lebih aman. Metoda yang dicetak tebal adalah pilihan
yang dianjurkan, dan biasanya lebih sederhana.

Gambar 6.11 a) relai kedap/OLP kombinasi, b) proteksi beban lebih


(overload protector) kedap dan c) termostat kedap.

Tabel 6.1 Checklist peralatan listrik untuk retrofit refrigeran hidrokarbon

Sumber Penyalaan Pilihan cara untuk membuat lebih aman, pilih salah
satu cara yang dituliskan untuk setiap sumber
penyalaan.
Relai kompresor Ganti dengan relai elektronik, misalnya PTC (Positive
Temperature Coefficient) atau jenis lain yang tepat.
Jika relai dapat dipindahkan dari kompresor, letakkan relai
standar dalam kontak yang kedap.
Jika kompresor harus diganti, gantilah dengan kompresor
khusus untuk refrigeran HC campuran
Proteksi bebab lebih Gunakan proteksi beban lebih (overload protector)
(overload protector) yang kedap dan dinyatakan bisa digunakan untuk
kompresor refrigeran HC oleh pembuat kompresor. Jika
kompresor harus diganti, gantilah dengan kompresor
khusus untuk refrigeran HC campuran.
Termostat (untuk Ganti dengan jenis kedap.
pendinginan dan Letakkan dalam kotak yang kedap dan juga mempunyai
mungkin juga untuk lubang masuk kabel yang kedap.
pemanasan) Pindahkan ke tempat yang jauh dari sirkuit refrigerasi dan
lebih baik dipindahkan ke tempat yang lebih atas dari
sirkuit.
Hubungan kabel Pastikan bahwa hubungan kabel dan terminal kabel tidak
longgar, gunakan jenis cincin atau sekop dengan
pembungkus plastik.
Saklar pintu Putuskan hubungan saklar lampu jika lampu dala
tidak terlalu diperlukan.
Ganti dengan sakalar yang kedap dan dinyatakan dapat
digunakan pada sistem HC.
Saklar on/off Ganti dengan jenis kedap
Cabut jika tidak terlalu diperlukan.
Pindahkan juah dari dan jika mungkin di tempat yang
lebih atas dari sirkuit refrigerasi.
Lampu dalam Cabut jika tidak terlalu dibutuhkan.
Sekatlah pemegang lampu jika kemungkinan (misalnya
denga menggunakan ban dalam sepeda)
Ganti pemegang lampu dengan jenis kedap.
Starter/ballast untuk Cabut jika tidak benar-benar diperlukan.
lampu Pindahkan ke laur kabinet, jauh dari sirkuit refrigerasi.
Kompresor khusus hidrokarbon, oleh pembuatnya dipsarkan denga relai yang
aman (tipe PTC) dan proteksi beban lebih (overload protector) kedap.
Motor kipas angin dan kapassitor yang terdapat di mesin pada umunya bukan
merupakan sumber bunga api.

Kotak kedap dapat digunakan sebai rumah relai dan /atau termostat. Kotak ini
merupakan kotak tambahan selain kotak terminal yang dipassang pada kompresor.
Kotak yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut:
 Kotak harus kedap sedemikian rupa sehingga kurang lebih kedap debu dan
deap air. Oleh spesialis Eropa, persyaratan di atas dinyatakan cukup handal
untuk mengurangi kemungkinan kebakaran jika terjadi kebocoran.
 Material pentekat harus melekat secara pemermanen pada penutupnya,
sehingga tidak terlepas pada saat diservis dan tidak akan sesuai pada saat
pemasangan kembali.
 Kabel-kabel harus masuk ke kotak memlalui lubang masuk yang terpasang
permanen pada kotak listrik. Lubang masuk harus dilengkapi dengan penyekat
yang dapat dilepas seperti kantong dan direkomendasikan untuk mencegah
kemungkian cara-cara pemassukan kabel yang membuat lubang masuk kabel
tidak kedap.

Gambar 6.12 kotak kedap untuk kabel

 Alternatif lain adalah membuat kotak dan peralatan listrik yang telah ada
menjadi kedap dengan jalan menyekat atau membungkusnya deng pasta karet
silikon.

DAFTAR PUSTAKA
1. Human & Institutional Development in Ecological Refrigeration
(HIDECOR), Training Material, India, July, 2003
2. Gartshore, Jane; Agarwal, R.S; Kessler, S.; Petunjuk Praktis tentang
koncersi dan Perbaikan Peralatan Refrigerassi dengan Menggunakan
Refrigeran Hidrokarbon secara Aman, Cool Concerns, INFRAS, Indian
Institute of Technology, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh
Staf Laboratorium Termodinamika, PPAU-IR, ITB, Bandung, Indonesia,
April 2000.

MODUL

PANDUAN PRAKTEK

Pada bab ini akan dibahas beberapa demosntrasi dan praktek yang dilakukan pada
pelatihan teksnisi. Diharapkan pada pelatih dapat melakukan semau materi
demonstrasi dan praktek yang dibahas dalam bab ini.

7.1 MATERI PRAKTEK

Materi praktek yang diberikan minimal terdiri atas:

1. Praktek cutting, flaring dan swaging

2. Praktek pengambilan refrigeran dengan menggunakan tang penusuk atau


alat sejenis.

3. Praktek brazing

4. Praktek recovery, recycle

5. Demonstrasi cara pengeluaran refrigeran dari mesin dengan benar.

7.1.1 Praktek cutting, flaring dan swaging

a) Peralatan yang diperlukan:


1. Pipa tembaga

2. Selubung penyambung berulir.

3. Pemoyong pipa (cutter), dan alat-alat untuk flaring dan swaging.

b) Tujuan

Tujuan dari praktek ini adalah untuk melihat apakah para teknisi telah melakukan
proses pengerjaan diatas dengan baik dan benar.

c) Prosedur praktek

Masing-masing peserta diberi pipa tembaga ukuran 1/4 inci dengan panjang sekitar
20 cm. Kemudian pipa tersebut dipotong menjadi dua dengan cutter. Salah satu
potongan ujungnya di-flare (satu sisi saja), sedangkan potongan yang lain salah
satu ujungnya di-swaging. Kedua potongan kemudian disambung pada saat
praktek brazing.

7.1.2 Praktek pengambilan refrigeran dengan menggunakan tang penusuk


atau alat lain yang sejenis.

a) Peralatan yang diperlukan:

1. Tang penusuk atau alat yang sejenis san selang penghubung.

2. Pipa tembaga, salah satu ujung ditutup, dan ujung yang lain di-flare dan
diberi selubung penyambung berulir.

3. Satu tabung refrigeran

4. Satu tabung kosong untuk menampung refrigeran.

b) Tujuan

Praktek ini bertujuan agar peserta dapat mencoba Gambar pengeluaran


langsung pangambilan refrigeran dengan refrigeran dengan tang
menggunakan tang penusuk. Latihan diperlukan
agar pada saat setelah menusuk tidak ada penjepit
kebocoran refrigeran. Praktek ini dapat dilakukan
pada pipa sistem di kompresor, namun dari segi
kepraktisan dan kecepatan praktek, maka sistem
yang berisi refrigeran digantikan dengan tabung
berisi refrigeran.

c) Prosedur praktek

1. Pasangkan pipa pada tabung refrigeran, buka Gambar pengeluaran


katup pada tabung sehingga pipa berisi refrigeran dengan
refrigeran. Karena pipa tertutup ujungnya alat penusuk lain.
(dengan dijepit dan brazing), maka refrigeran
tidak keluar dari pipa.
2. Pasang selang penghubung pada tang penusuk
dan tabung penampung
3. Buka katup pada tabug penampung, dan jepitkan
tang penusuk pada pipa sehingga refrigeran
mengalir melalui selang penghubung ke tabung
penampung
4. Tutup katup pada kedua tabung, jepit pipa
dengan tang penusuk dan tabung refrigeran.
Lakukan penjepitan dibeberapa tempat.
5. Potong pipa pada daerah setelah jepitan.
6. Praktek dilanjutkan dengan praktek brazing.

7.1.3 Praktek Brazing

a) Peralatan yang diperlukan

1. Obor las

2. Material pengisi
3. Potongan pipa hasil praktek pada butir 7.1.1

b) Tujuan

Praktek ini merupakan kelanjutan proses pengambilan refrigeran dengan tang


penusuk, sekaligus menguji keterampilan peserta brazing.

c) Prosedur praktek

Setelah pipa yang ditusuk dipotong, lakukan brazing potong ujung pipa yang
tinggal.

7.1.4 Praktek Recovery dan Recycling

a) Peralatan yang diperlukan

1. Mesin 3 R

2. Satu tabung refrigeran

3. Satu tabung kosong

4. Gauge Manifold dan selang penghubung

5. Pendeteksi kebocoran

b) Tujuan

Praktek ini vertujuan agar para peserta dapat mengoprasikan dan memhami cara
kerja mesin 3 R. Refrigeran yang akan ditangkap (recover) dapat berasal dari
mesin refrigerasi, namun dari segi kepraktisan dan kecepatan praktek, sistem yang
berisi refrigeran digantikan dengan tabung berisi refrigeran.

c) Prosedur praktek

1. Hubungkan selang dengan mesin 3R dan tabung refrigeran dan tabung


kosong. Apabila mesin tidak dilengkapi dengan Gauge manifold gunakan
Gauge Manifold lepasan.
2. Buka sedikit katup pada tabung refrigeran

3. Nyalakan mesin 3 R (atau 2 R)

4. Periksan kebocoran dengan alat deteksi atau air sabun

5. Amati cara kerja mesin recovery dan recycle

6. Lakukan uji pemahaman terhadap cara kerja mesin 3 R dan fungsi tiap
komponennya.

7.1.4 Demonstrasi cara pengeluaran refrigeran dari sistem dengan benar

a) Perlatan yang diperlukan

1. Satu unit mesin refrigerasi

2. Tanng penusuk atau alat yang sejenis dan selang penghubung

3. Pipa tembaga, alah satu ujung ditutup, dan ujung yang lain di-flare dan
diberi selubung penyambung berulir.

4. Satu tabung refrigeran

5. Satu tabung kosong untuk menampung refrigeran

6. Mesin 3R

7. Gauge Manifold dan selang penghubung

8. Pendeteksi kebocoran

9. Pompa vakum

b) Tujuan

Demonstrasi ini dilakukan dengan maksud agar peserta dapat memehami secar
utuh proses pengeluaran refrigeran dari mesin dengan benar. Beberapa prosedur
yang telah dipraktekkan sebelumnya juga dilakukan pada demo ini.
c) Prosedur praktek(1)

Skema

1. Jalankan mesin refrigeran selama 15 menit untuk memastikan pelumas


sehingga refrigeran yang terlarut dapat menguap.

2. Sambungkan tang penusuk dan mesin 3 R (2 R) dengan selang dan


sambungkan pula mesin 3R dengan tabung penampung. Gunkan manifold
lepas apabila diperlukan.

3. Sambungkan pompa vakum ke manifold.

4. Sambungkan tabung ke refrigeran ke manifold.

5. Tutup saluran ke pompa vakum dan tabung refrigeran.

6. Buka saluran ke tang penusuk.

7. Lakukan penusukkan deng tang [enusuk pada pipa isap proses.

8. Jalankan mesin 3R

9. Setelah refrigeran dalam mesin habis (tidak ada tekanan dalam mesin),
tutup saluran ke msein 3 R, matikan mesin 3R.

10. Buka saluran ke pompa vakum dan jalankan pompa vakum.

11. Setelah tekana vakum yang dikehendaki tercapai, matikan pompa vakum.

12. Buka tang penjepit sehingga mesin terisi udara (sebaiknya diisi dengan gas
nitrogen). Mesin siap servis.

13. Anggap servis telah selesai silakukan, potong abgian piap yang terkena
tusukan, dan lakukan penyambungan pentil dengan brazing.
14. Sambungkan pentil dengan Gauge Manifold, dan buka saluran ke pompa
vakum.

15. Nyalakan pompa vakum dan lakukan pengosongan sampai tekanan vakum
yang dikehendaki.

16. Setelah tekanan vakum yangbaik telah tercapai matikan pompa vakum,
tutup saluran ompa vakum dan amati kebocoran dengan mencermati
adanya kenaikan tekanan dalam mesin.

17. Bila tekana vakum tidak berubah, buka katup pada tabung refrigeran, dan
buka perlahan saluran ke atbung refrigeran agar refrigeran mengalir masuk
ke mesin.

18. Jika jumlah refrigeran yang masuk telah cukup (berdasarkan tekanan,
timbangan atau gelas ukur), tutup saluran ke tabung keran pada tabung
refrigeran.

19. Lakukan tes kebocoran dengan alat deteksi atau air sabun.

20. Lakukan penjepitan pipa pengisian, potong dan lakukan brazing pada
ujung.

21. Jalankan mesin dan amati temperatur ruang dingin dan arus listrik pada
kompresor.

22. Kemasi peralatan dan demo selesai.

DAFTAR PUSTAKA

1. Human & Institutional Development in Ecological Refrigeration


(HIDECOR), Training Material, India, July, 2003

You might also like