Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 47

SKENARIO 2

MUDAH LELAH

Seorang wanita berusia 36 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan

kejang kejang otot, mudah lelah, dan bengkak-bengkak pada sekeliling mata yang

sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Suami pasien mengatakan pasien

mempunyai riwayat penyakit lymphatic thyroiditis 1 tahun yang lalu. Hasil

pemeriksaan fisik didapatkan N : 40x/menit, TD : 80/70 mmHg, RR : 10x/menit,

rambut yang kering dan kasar, kulit kering, cyanosis, akral dingin, GCS : 12, dan

denyut jantung melambat. Riwayat sembelit disangkal.

Saat dibawa ke Rumah Sakit, hasil pemeriksaan darah : TSH meningkat ,

GDS : 140 mg/dl, NA : 120 mEq, CRT > 2. Dokter menyarankan agar langsung

saja menjalani perawatan rawat inap di Rumah sakit, tapi pasien tidak bersedia

karena harus mengurus warung dan 2 orang anaknya yang masih kecil-kecil

dirumah. Suami pasien terlihat bingung harus berbuat bagaimana terhadap situasi

dan kondisi istrinya.

1. KLARIFIKASI ISTILAH-ISTILAH PENTING

a. Nadi : Berapa kali arteri (pembuluh darah bersih) mengembang dan

berkontraksi dalam satu menit sebagai respon terhadap detak jantung.

(http://www.alodokter.com)

Denyut nadi normal depKes:

Umur Nadi Normal


BBL 120-160x/mt

1-2 th 80-120x/mt

2-6 th 75-120x/mt

6-12 th 75-110x/mt

12th-dewasa 60-100x/mt

Usila 60-70x/mt

b. Tekanan Darah : Tekanan darah (TD) adalah besarnya gaya dorong

darah terhadap dinding pembuluh darah arteri dalam satuan mmHg.

Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII :

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah

Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal 120 80

Pre-hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi 140-159 90-99

Hipertensi tahap II >160 >100

c. Normal Pernapasan : 12-20 x/menit

Pernapasan/respirasi pada manusia intinya adalah semua organ yang

berperan dalam proses pernapasan.


a. Cyanosis

Sianosis adalah warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau pucat

karena kandungan oksigen yang rendah dalam darah. (Kamus

Kesehatan.com)

d. Akral

ujung ekstremitas (tangan dan kaki). (suparyo, 2014)

e. GCS

Skala koma Glasgow adalah skala neurologi yang dapat digunakan

untuk menilai tingkat kesadaran.

f. Sembelit

Sembelit (konstipasi) adalah suatu kondisi dimana buang air besar

menjadi lebih jarang dari biasanya karena tinja atau feses yang kering

dank eras sehingga sngat sulit untuk dikeluarkan serta akan

menimbulkan rasa sakit ketika buang air besar. (suparyo, 2014)

g. Kejang otot

Kejang-kejang otot adalah keadaan ketika otot, atau sekelompok otot

berkontraksi secara terus menerus. Kejang otot biasanya terjadi tiba-

tiba, biasanya menyelesaikan dengan cepat, dan sering menyakitkan.

(elfa fajri 2011)

h. Oedema

Oedema adalah koleksi cairan, biasanya di rongga paru-paru atau

ekstremitas bawah (yaitu, sekitar pergelangan kaki), karena volume air

yang berlebihan. (Kamus Kesehatan.com)


i. Kulit Kering (xerosis, asteatosis) adalah suatu keadaan dimana kulit

kehilangan kelembabannya sehingga tampak pecah-pecah. (suparyo,

2014)

a. TSH

Thyroid stimulating hormone (TSH) adalah hormon yang dihasilkan

oleh kelenjar hipofise otak bagian interior dan berfungsi untuk

memelihara pertumbuhan dan perkembangan kelenjar tiroid dan

merupakan stimulator bagi sekresi hormon T4 dan T3 yang dihasilkan

kelenjar tersebut.

j. GDS

Tes (glukosa darah sewaktu) yaitu pemeriksaan glukosa darah yg

dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan

terakhir yg di makan dan kondisi orang tersebut (Depkes RI 1999)

k. CRT

(capillary reffil time) adalah tes yg dilakukan cepat pada daerah dasar

kuku untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran darah ke

jaringan(Dudgale daud c 2009)


2. KATA/PROBLEM KUNCI

- Wanita

- 36 tahun

- Kejang-kejang otot

- Mudah lelah

- Bengkak sekeliling mata

- Riwayat penyakit Lymphatic Thyroiditis

- Rambut kering dan kasar

- kulit kering

- cyanosis

- akral dingin

- riwayat sembelit

- nadi 40x/menit

- TD : 80/70 mmHg

- RR : 10x/menit

- TSH meningkat

- GDS : 140 mg/dl

- NA : 120 mEq

- CRT > 2
3. MindMap

Mudah Lelah

HIPERTIROID HIPOTIROID DM

Definsi Definisi Definisi

Hipertiroid adalah suatu Hipotiroidsme merupakan keadaan yang ditanda Diabetes melitus adalah gangguan
ketidakseimbangan metabolic yang dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan metabolisme yang secara genetis dan
merupakan akibat dari produksi lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan klinis termasuk heterogen dengan
hormone tiroid yang berlebihan tiroid. manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat.
Etiologi : Etiologi :
Etiologi :
Hipertiroidisme dapat terjadi karena 1. Hipotiroid primer
hiperaktivitas seluruh bagian kelenjar, Mungkin disebabkan oleh congenital dari a. DM Tipe I (IDDM : DM
lebih sedikit karena gangguan fungsi tyroid (kretinims), sintesis hormon yang kurang baik, tergantung insulin)
akibat adenoma atau kanker tiroid , obat anti tiroid, pembedahan atau terapi redioaktif  Faktor genetik / herediter
bentuk paling sering adalah penyakit untuk hipotiroidsme, penyakit inflamasi kronik  Faktor infeksi virus
Graves (toksik,golter tipe disfus) , yang seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan b. DM Tipe II (DM tidak tergantung
mempunyai tiga tanda utama hipertiroid sarcoidosis. insulin = NIDDM)
: hipertiroidisme, pembesaran kelenjar 2. Hipotiroid sekunder c. DM Malnutrisi
tiroid ( goiter), dan eksoftalmos (protusi Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya  Fibro Calculous Pancreatic DM
abnormal mata). Penyakit graves adalah stimulasi yang tidak memadai dari kelenjar tiroid (FCPD)
penyakit autoimun yang dimediasi oleh normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating  Protein Defisiensi Pancreatic
imunoglobulin G (IgG) antibodi yang hormone (TSH) meningkat. Diabetes Melitus (PDPD)
mengikat dan mengaktivasi reseptor 3. Hipotiroid tersier/pusat d. DM Tipe Lain
TSH pada permukaan sel. Hipotiroid tersier dapat berkembang jika  Penyakit pankreas seperti :
hipotalamus gagal untuk memproduksi tiroid pancreatitis, Ca Pancreas dll
Manifestasi Klinik : releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat  Penyakit hormonal
distimulasi patuitary untuk mengeluarkan TSH
 Pada system saraf : Apatis,  Obat-obatan bersifaT sitotoksin
4. ”Consumptive hypothyroidism”
Gemetaran (Tremor),Konsentrasi
Jalur utama degradasi hormon tiroid pada Manifestasi Klinik ;
yang berkurang,Mata melotot,
manusia, berurutan monodeyodinasi, dikatalisasi
kedipan mata berkurang,
oleh ensim iodotironin deyodinase. Deiodinase  Poliuria
Kegelisahan; agitasi  Polidipsi
tipe 3 (D3), merubah T4 dan T3 menjadi
 Pada system kardiovascular : 
metabolit tidak aktif yaitu rT3 dan 3,3ά- Polipagia
Denyut jantung yang cepat  Penurunan berat badan
diiodothyronine.
(Palpitasi), Takikardi
Manifestasi Klinik :  Kelemahan, keletihan dan
 Pada system integument :Keringat mengantuk
1. Kejang-kejang otot
berlebihan ,Kulit lembab,  Malaise
2. Mudah lelah
Ketidaktoleransi panas
3. Bengkak-bengkak pada sekeliling mata  Kesemutan pada ekstremitas
 Pada system digestive : Pergerakan-
4. Nadi rendah  Infeksi kulit dan pruritus
pergerakan usus besar yang
5. Tekanan darah rendah  Timbul gejala ketoasidosis &
meningkat,Mual, Kehilangan berat
6. Pernapasan rendah samnolen bila berat
badan
7. Rambut kering dan kasar
 Pada system musculoskeletal :
8. Kulit kering
Kelemahan otot ,Kelelahan
9. Cyanosis
10. Denyut jantung melambat
11. konstipasi
TABEL CEKLIS

No Manifestasi Hipertiroid Hipotiroid DM

1.Wanita 30 tahun   

2.Kejang-kejang otot 

3.Mudah lelah   

4.Bengkak sekeliling mata  

5.Riwayat penyakit 

lymphatic

6.Rambut yang kering dan  

kasar

7.Kulit kering   

8.Cyanosis 

9.Akral dingin 

10.
Riwayat sembelit   
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

1. Mengapa klien dengan hipotiroid mudah merasa lelah ?

2. Apa yang menyebabkan klien dengan hipotiroid mengalami edema di

sekeliling mata ?

3. Apa hubungan sembelit dengan hipotiroid ?

4. Mengapa klien mengalami hipotensi, bradikardi dan frekuensi nafas

rendah?

5. JAWABAN PERTANYAAN

1. Alasan mengapa klien mudah lelah ialah salah satunya karena

kekurangan hormon tiroid. Kelenjar tiroid sendiri akan menghasilkan

hormon thyroksin yaitu untuk metabolisme tubuh (Karbohidrat, lemak

dan lipid) dimana karbohidrat merupakan energi utama bagi tubuh

begitu juga dengan lemak. Dengan kurangnya produksi hormon

thyroksin maka, metabolisme tubuh akan menurun dimana energi yang

dihasilkan akan berkurang karena oksigen yang dibawa berkurang. Hal

ini akan mengakibatkan seseorang akan mudah lelah akibat kurangnya

asupan energi untuk beraktivitas.

2. Bengkak-bengkak pada sekeliling mata dapat terjadi karena

peningkatan TRH (Thyritropin Releasin Hormone) dan TSH (Thyroid

Stimulating Hormone) mengakibatkan TH (Thyroid Hormone)


menurun sehingga tidak ada umpan balik negatif yang menyebabkan

kelenjar tiroid membesar yang dapat mengakibatkan pembengkakan

pada sekeliling mata. (Price & Wlison, 2005)

3. Klien mengalami sembelit diakibatkan oleh metabolisme dalam tubuh

yang menurun, hal ini karena kelenjar tiroid tidak bekerja dengan

maksimal. Kelenjar tiroid berfungsi untuk mensekresikan hormone

Thyroksin (untuk metabolisme Karbohidrat, lemak dan lipid),

Liotironin (bahan baku thyroksin), dan kalsitonin (bahan baku

parathormon) untuk menjalankan proses tubuh yang vital sehingga

motilitas usus dapat mengalami gangguan, diamana motilitas usus

memerlukan energi untuk melakukan kontraksi otot. Motilitas

mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju

isi saluran cerna. Ketika makanan masuk ke lambung, terdapat refleks

gastrokolon yang berfungsi mendorong isi kolon ke dalam rectum.

Oleh karena itu feses menjadi sulit untuk keluar. Karena adanya

gangguan pada motilitas dan gastrointestinal maka dari itu terjadilah

sembelit.

4. Kelenjar thyroid yang gagal memproduksi hormonya akan

menyebabkan metabolisme basal tubuh menurun dimana produksi

energi ATP dan ADP akan berkurang sehingga salah satu dampak akan

mengenai sistem kardio dimana energi pada otot-otot berkurang

sehingga kontraksi otot menurun (Na dibutuhkan dalam kontraksi otot

jantung) yang menyebabkan kurangnya pemompaan darah dari jantung

ke seluruh tubuh hingga terjadinya penurunan tekanan darah pada


klien. Apabila pemompaan jantung melemah maka, aliran darah dari

aorta ke perifer berkurang sehingga denyut nadi ikut melemah.

Kemudian pada kasus klien memiliki frekuensi nafas 10x/menit, hal

ini dikarenakan darah yang dipompa berkurang sehingga oksigen yang

dibawa untuk tubuhpun berkurang yang menyebabkan frekuensi nafas

klien rendah.

6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

1. Bagaimana pengaruh hormon tiroid oleh oleh mekanisme umpan balik

yang melibatkan TSH pada hipotiroid ?

2. Apa saja dampak yang terjadi pada hipotiroid ?

3. Pengobatan apa yang disarankan pada hipotiroid ?

7. INFORMASI TAMBAHAN

1. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yaitu tiroksin (T4) dan

triiodotironin (T3). Pembentukan hormon tiroid dipengaruhi oleh

mekanisme umpan balik yang melibatkan TSH. Bila produksi hormon

tiroid meningkat maka produksi TSH menurun dan sebaliknya jika

produksi hormon tiroid mencukupi kebutuhan maka produksi TSH

meningkat . Selain itu pembentukannya memerlukan mikro nutrien

Iodium . Iodium merupakan mikronutrien yang sangat dibutuhkan

tubuh dalam sintesis hormon tiroid. Defisiensi iodium menyebabkan

produksi hormon tiroid berkurang sehingga mengakibatkan kelainan

yang disebut gangguan akibat kurang iodium (GAKI). Kelompok yang

paling rentai GAKI adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak
2. Dampak hipotiroid kongenital menurut Kemenkes, yaitu: 1) Dampak

terhadap anak, bila tidak segera dideteksi dan diobati bayi akan

mengalami kecacatan. Anak akan mengalami gangguan pertumbuhan

fisik secara keseluruhan dan perkembangan mental terbelakang yang

tidak dapat dipulihkan. 2) Dampak terhadap keluarga, anak dengan

retardasi mental akan membebani keluarga secara ekonomi karena

harus mendapat pendidikan, pengasuhan dan pengawasan yang khusus,

secara psikososial keluarga akan merasa rendah diri dan produktivitas

keluarga menurun karena harus mengurus anak dengan hipotiroid

kongenital. 3) Dampak terhadap negara, negara akan mengalami

kerugian sumber daya manusiaa yang berkualitas untuk pembangunan

bangsa`

3. Levothyroxine disarankan untuk pengobatan. Telah direkomendasikan

aman, efektif, murah, mudah dikelola, dan mudah dipantau. Beberapa

penulis menyarankan bahwa bentuk generik mungkin sama efektifnya

dengan obat bermerek.

8. KLARIFIKASI INFORMASI

HIPOTIROID KONGENITA

Prasetyowati dan M. Ridwan

Program Studi Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjungkarang E-

mail: w4ty_pras@yahoo.co.id

Abstrak

Hipotiroid kongenital adalah kurangnya produksi hormontiroid

pada bayi baru lahir. Hal ini dapat terjadi karena cacat anatomis kelenjar
tiroid, kesalahan metabolism tiroid, atau kekurangan iodium. Prevalensi

hipotiroid di Indonesia belum diketahui secara pasti. Berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 didapatkanka data Thyroid Stimulating

Hormon (TSH) sebagai salah satu penunjang diagnostic hipotiroid,

didapatkan 2,7% pada laki-laki dan 2,2% perempuan. Hormon tiroid

memiliki peran vital dalam pertumbuhan, metabolisme, dan pengaturan

cairan tubuh. Kekurangan hormone tiroid dapat menyebabkan kegagalan

pertumbuhan, juga dapat mengakibatkan keterbelakangan mental pada

penderitanya. Upaya penurunan angka kematian anak dalam mencapai

target MDGs harus diiringi dengan peningkatan kualitas hidup anak

melalui pelayanan kesehatan anak yang komperhensif meliputi promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Salah satu upaya tersebut adalah deteksi

sedini mungkin sejak bayi baru lahir atau uji saring (neonatal screening)

yang dilakukan pada bayi usia 48-72 jam. Setelah didiagnosis, bayi dengan

hipotiroid kongenital segera dilakukan pengobatan dan pencegahan agar

bayi tidak cacat atau meninggal, serta mengoptimalkan potensi tumbuh

kembang. Penyakit hipotiroid kongenital dapat disembuhkan secara total,

jika pengobatan dilakukan sejak dini.

Kata kunci: Hipotiroid, kongenital

9. ANALISA DAN SINTESA

Dari skenario diatas pasien mengeluh kejang-kejang otot, mudah

lelah, dan bengkak-bengkak pada sekeliling mata yang sudah dirasakan

sejak 1 bulan yang lalu. Suami pasien mengatakan pasien mempunyai

riwayat penyakit lymphatic thyroiditis 1 tahun yang lalu. Hasil


pemeriksaan fisik didapatkan N : 40x/menit, TD : 80/70 mmHg, RR :

10x/menit, rambut yang kering dan kasar, kulit kering, cyanosis, akral

dingin, GCS : 12, dan denyut jantung melambat. Riwayat sembelit

disangkal. Saat dibawa ke Rumah Sakit, hasil pemeriksaan darah : TSH

meningkat , GDS : 140 mg/dl, NA : 120 mEq, CRT > 2. Hipotiroidsme

merupakan keadaan yang ditanda dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang

berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid.

Hipotiroidsme adalah suatu keadaan fungsional yang disebabkan defisiensi

hormone tiroid. Penegakkan diagnosa berdasarkan keluhan utama dimana

ada kejang otot, mudah lelah dan bengkak pada mata yang merupakan

gejala dari hipotiroid selanjutnya keluhan utama juga didukung dengan

gejala penyerta dalam kasus ini rambut kering dan kasar, kulit kering, )

pada pemeriksaan fisik bradikardia (N 40*/m) penurunan RR (10*/m) dan

akral dingin. Pada pemeriksaan penunjang ada peningkatan TSH. Alasan

kami mengambil hipotiroid sebagai diagnosa medis, karena semua keluhan

yang dikatakan oleh pasien mengarah ke penyakit hipotiroid.


10. LAPORAN DISKUSI

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Konsep Medis

1. Definisi

Hipotiroidsme merupakan keadaan yang ditanda dengan

terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh

gejala-gejala kegagalan tiroid. Hipotiroidsme adalah suatu keadaan

fungsional yang disebabkan defisiensi hormone tiroid.( Wahyu,

Purwaningsih 2015).

Hipotiroid merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh

gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hypothalamus-

hypofisis-tiroid “end organ”, dengan akibat terjadinya defisiensi

hormone tiroid ataupun gangguan respon jaringan terhadap

hormone tiroid. Hypotiroid timbul akibat defisiensi produksi

hormone tiroid. Gangguan ini dapat bermanifestasi sangat dini.

Jika gejala timbul akibat suatu periode fungsi tiroid yang nyata

normal, maka gangguan ini benar-benar “didapat” atau hanya

tampak demikian, namun merupakan salah satu variasi cacat

congenital dengan manifestasi defisiensi tertunda. Istilah

kretinisme sering kali digunakan sebagai sinonim hypotiroidsme


congenital, namun sebaiknya istilah ini dihindari. Adapula yang

mengatakan istilah kretinisme dipakai untuk hypotiroidsme

congenital didaerah edemic GAKI. (Faizi, Muhamad, Netty EP.

2012)

Hypotiroidsme biasanya disebabkan oleh proses primer dimana

jumlah produksi hormone tiroid oleh kelenjar tiroid tidak mencukupi.

Dapat juga sekunder oleh gangguan sekresi hormone tiroid yang

berhubungan dengan sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

yang adekuat dari kelenjar hypofisis atau karena gangguan pelepasan

Thyrotopin Releasing Hormone (TRH) dari hypothalamus (hypotiroid

sekunder atau tersier). (Syahbuddin S. 2009)

2. Etiologi

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid,

hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi

kelenjar tiroid, maka kadar Hormon Tiroid (HT) rendah yang

disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya

umpan balik negatif.

1. Hipotiroid primer

a. Kekurangan Iodium (GAKI) – kekurangan yodium

dalam makanan akan membuat kelenjar tiroid

kesusahan dalam membuat hormon. Sebagai

kompensasinya kelenjar tiroid dapat membesar

(gondok) karena melakukan upaya untuk mematuhi


pesan kimia tanpa henti dari kelenjar hipofisis untuk

menghasilkan lebih banyak hormon. Sebuah tiroid

membesar dikenal sebagai gondok.

b. Penyakit Hashimoto – gangguan autoimun, di mana

sel darah putih dan antibodi menghancurkan sel-sel

kelenjar tiroid. Pengobatan untuk hipertiroidisme –

pengobatan hipertiroid (termasuk penggunaan obat

hipertiroid, operasi dan yodium radioaktif) sering

menyebabkan hipotiroidisme.

c. Obat tertentu – termasuk lithium dan obat

amiodaron jantung dapat mengganggu pengolahan

normal iodium dan produksi hormon tiroid.

d. Cacat lahir – kadang-kadang, bayi lahir dengan

cacat bawaan pada kelenjar tiroid.

2. Patofisiologi

Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin pembentukan

hormone tiroid bergantung pada jumlah yodium eksogen yang

masuk ke dalam tubuh sumber utama untuk memelihara

keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum.Sekresi

hormone tiroid memerlukan bantuan TSH (Tiroid Stimulating

Hormon) untuk endositosis koloid untuk mikrovili,enzim

proteolotik untuk memecahkan ikatan hormone T3 (Triodotironin)

dan T4 (Tiroksin) dari triglobulin dan melepaskan T3 dan T4 ke


peredaran darah. TSH dihasilkan ketika hypothalamus melepaskan

yang di sebut tiroliberin atau Thyrotropin Releasing Hormone atau

TRH tirolibberin kemudian akan memicu kelenjar pituitari untuk

melepaskan TSH.

Pada saat sintesis hormone yang kurang baik,difensiensi

iodium,konsumsi obat anti tiroid yang berlebihan stimulasi yang

tidak memadai dari kelenjar tiroid normalyang mengakibtakan

jumlah TSH meningkat karena malfungsi hypothalamus atau

hypofisis,hypothalamus yang gagal untuk memproduksi TRH

mengakibatkan hypofisis tidak dapat menstimulasikan untuk

mengeluarkan TSH.hal itu yang mengakibatkan TSH yang

meningkat dan T3 menurun.keadaan inilah yang disebut dengan

hipotiroid.jika TSH meningkat akibatnya terjadi hyperplasia atau

hypertrofi pada kelenjar tyroid yang mengakibatkan kelenjar tyroid

membesar sehingga terjadinya depresifentilasi atau sesak nafas.

Efek T3 dan T4 juga meningkatkan produksi panas sedangkan

pada orang dengan T3 dan T4 menurun mengakibatka hypofisis

terangsang dan termogulasi dalam hypothalamus terganggu

sehingga termogulasi pada dingin terganngu dan menyebabkan

tidak tahan dingin dan menggigil.

Fungsi hormone tiroid salah satunya adalah mengatur kecepatan

metabolisme tubuh dan mempengaruhi beberapa reaksi metabolik

dalam tubuh. Jadi saat seseorang kekurangan hormone akan

mengakibatkan suhu tubuh menurun sehingga jarang berkeringat


menyebabkan kulit kering, pucat, bengkak-bengkak, dan juga

fungsi pencernaan akan menurun yang akan mengakibatkan kerja

peristaltic juga menurun sehingga sulit buang air besar.


TSH  dan T4 dan T3 ( Malfungsi
Hipofisis)

PATHWAY HIPOTIROID
HIPOTIROID

Kadar Kadar Tiroksin Kelelahan


Penumpukan Laju
kolesterol   metabolism ↓
otot
mukopolisakarda/
pernafasan
gula rantai panjang

Pengendapan di Hipofisis anterior Fungsi


Penurunan fungsi
pembuluh darah terangsang gastrointestinal/ pernafasan 
Defisiensi pencernaan
Pembentukan Jaringan
Terjadi pengapuran ikat dan organ tubuh Toleransi Depresi
pembuluh darah terhadap dingin  Peristaltik ventilasi
usus 
Kadar hormon tiroid
Aterosklerosis dalam darah  Menggigil/Kedinginan Dipsnea
Aborsi cairan di
usus 
Jantung bekerja Miksedema Termogulasi Ketidakefektifan
keras memompa O2
hipotalamus terganggu Pola Nafas
Konstipasi
Gangguan kontraksi Tubuh/kulit bengkak-
Termogulasi
otot jantung melemah bengkak, pucat, dan
Tidak Efektif
kering

Penurunan Curah
Gangguan
Jantung
Integritas Kulit
4. Manifestasi Klinis

1.Kejang-kejang otot

2.Mudah lelah

3.Bengkak-bengkak pada sekeeliling mata

4.Nadi rendah

5.Tekanan darah rendah

6.Pernafasan rendah

7.Rambut kering dan kasar

8.Kulit kering

9.Sianosis

10.Denyut jantung melambat

11.Konstipasi

5. Komplikasi

Wahyu, Purwaningsih 2015:

1. Kelambanan, perlambatan daya pikir dan gerakan yang

canggung lambat

2. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung

(jantung miksedema), dan penurunan curah jantung


3. Pembengkakan dan edema kulit, terutama dibawah mata

dan pergelangan kaki

4. Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan

kalori, penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari

saluran cerna

5. Konstipasi

6. Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi

7. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh

yang tipis dan rapuh.

6. Penatalaksanaan

Menurut Brunner & Suddarth 2017 :

a. Terapi farmakologis

 Levotiroksin sintetik (Synthroid atau Levothroid)

adalah sediaan pilihan.

 Kompres panas ekternal sebaiknya tidak dilakukan

karena akan meningkatkan kebutuhan oksigen dan

dapat memicu kolaps vaskular.

 Glukosa pekat dapat diberikan jika terjadi

hipoglikemia.

 Jika terjadi koma miksedema, hormon tiroid diberikan

per intravena sampai pasien kembali sadar.

b. Interaksi Hormon Tiroid dengan Obat Lain


 Hormon tiroid meningkatkan kadar glukosa darah,

sehingga mungkin diperlukan penyesuaian dosis insulin

atau agens hipoglikemik oral.

 Hormon tiroid dapat meningkatkan efek farmakologis

digitalis, glokisida, anti-koagulan, dan indometasin,

sehingga diperlukan pemantauan dan pengkajian efek

samping obat secara cermat.

 Efek hormon tiroid dapat ditingkatkan dengan

antideprsan feniton dan trisiklik.

Menurut Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma 2015 :

a. Terapi Sulih Hormon

Obat pilihannya adalah sodium levo-thyroxine. Bila

fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis

seperti tabel berikut :

Umur Dosis g/kg BB/hari

0-3 bulan 10-15

3-6 bulan 8-10

6-12 bulan 6-8

1-5 tahun 5-6

2-12 tahun 4-5


>12 tahun 2-3

 Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada,

dapat dilakukan therapeutic trial sampai usia 3 tahun

dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu. Bila

ada perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan bertahap

atau dengan dosis pemberian ± 100 µg/m2/hari.

 Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik

dari uji fungsi tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat

berbeda tergantung dari etiologi hipotiroid.

b. Pembedahan

Tiroidektomi dilaksanakan apabila goiternya besar

dan menekan jaringan sekitar. Tekanan pada trakea dan

esophagus dapat mengakibatkan suara serak.

Persiapan Pasien Tirodektomi

Tirodektomi adalah suatu tindakan pembedahan

pengangakatn seluruh jaringan tiroid pada kedua lobus.

Tahapan Bedah Dasar

 Persiapan pra operasi :

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Informed consed

 Asisten 2, asisten 1 pada saat operasi

 Follow up dan rehabilitasi


Tahapan bedah lanjut

 Persiapan pra operasi :

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Informed consent

 Melakukan Operasi

Penanganan komplikasi

Follow up dan rehabilitasi

7. Prognosis

Prognosis pada Hipotiroidisme Kongenital. Dengan adanya

program skrining neonatus untuk mendeteksi hipotiroidisme

congenital, prognosis untuk bayi yang terkena telah baik secara

dramatis. Diagnosis awal dan pengobatan yang cukup sejak umur

minggu pertama memungkinkaan pertumbuhan linear yang normal

dan intelegensianya setingkat dengan saudara kandung yang tidak

terkena. Beberapa program skrening melaporkan bahwa

kebanyakan bayi yang terkena berat, seperti yang terlihat pada

kadar T4 terendah dan maturasi skeleton yang retardasi, mengalami

sedikit pengurangan IQ dan skuele neuropsikologis lain. Tanpa

pengobatan, bayi yang terkena menjadi cebol dengan defisiensi

mental.hormon tiroid penting untuk perkembangan otak normal

pada bulan-bulan awal pasca lahir, diagnosis biokimia harus dibuat


segera dimulai untuk mencegah kerusakan otak irreversible.

Penangguhan diagnosis, pengobatan yang tidak cukup, dan

ketaatan yang jelek mengakibatkan berbagai tingkat kerusakan

otak. Bila mulainya hipotiroidisme terjadi setelah umur 2 tahun,

ramalan untuk perkembangan normal juah lebih baik walaupun

diagnosis dan pengobatannya terlambat menunjukan betapa

pentingnya hormone tiroid untuk kecepatan perkembangan otak

bayi.
B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

a. Data demografi

1. Nama : Ny

2. Umur : 36 tahun

3. Agama : Tidak terdapat dalam kasus

4. Jenis kelamin : perempuan

5. Status : menikah

6. Pendidikan : Tidak terdapat dalam kasus

7. Pekerjaan : Tidak terdapat dalam kasus

8. Suku bangsa : Tidak terdapat dalam kasus

9. Alamat : Tidak terdapat dalam kasus

10. Tanggal masuk : Tidak terdapat dalam kasus

11. Tanggal pengkajian : Tidak terdapat dalam kasus

12. No. register : Tidak terdapat dalam kasus

13. Diagnosa medis : Hipotiroidisme

b. Riwayat kesehatan sekarang

a) Alasan masuk rumah sakit :Klien mengeluh kejang otot, mudah

lelah, dan bengkak-bengkak pada sekeliling mata

b) Keluhan utama: Klien mengeluh kejang otot, mudah lelah, dan

bengkak-bengkak pada sekeliling mata

c. Status Kesehatan Masa Lalu

a) Penyakit yang pernah dialami : lymphatic thyroiditis

b) Pernah dirawat : Tidak terdapat dalam kasus


c) Alergi : Tidak terdapat dalam kasus

d) Panas dan Gatal : Tidak terdapat dalam kasus

d. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak terdapat dalam kasus

e. Diagnosa Medis dan Therapi : Tidak terdapat dalam kasus

d. Keadaan umum :

1) Tingkat Kesadaran : Tidak terdapat dalam kasus

2) Tanda-tanda Vital

a) TD : TD : 80/70 mmHg, (normal: 120/80 mmHg)

b) N : N : 40x/menit, (normal: 60-100 x/menit)

c) RR : RR : 10x/menit, (normal: 16-24 x/menit)

d) Suhu : Tidak terdapat dalam kasus ( normal : 36,5 – 37,5 oC )

3) Keadaan fisik

a) Kepala : rambut yang kering dan kasar

b) Mata : bengkak-bengkak pada sekeliling mata

c) Leher : Tidak terdapat dalam kasus

d) Dada

 Paru : Tidak terdapat dalam kasus

 Jantung : Tidak terdapat dalam kasus

e) Payudara dan ketiak : Tidak terdapat dalam kasus

f) Abdomen : Tidak terdapat dalam kasus

g) Genetalia :

h) Integumen : Kering dan cyanosis

i) Ekstermitas : Tidak terdapat dalam kasus

j) Neurologis
 Status mental dan emosi : Tidak terdapat dalam kasus

 Pengkajian saraf kranial : Tidak terdapat dalam kasus

 Pemeriksaan reflex : Tidak terdapat dalam kasus

e. Pemeriksaan penunjang

1) Data laboratorium yang berhubungan : Tidak terdapat dalam kasus

2) Pemeriksaan radiologi : Tidak terdapat dalam kasus

3) Hasil konsultasi : Tidak terdapat dalam kasus

4) Pemeriksaan penunjang diagnostik lain : Tidak terdapat dalam kasus

2. Diagnosa keperawatan

1) Penurunan curah jantung

2) Ketidakefektifan pola nafas

3) Konstipasi

4) Termoregulasi tidak efektif

5) Gangguan integritas kulit

Tabel Analisa

Data Etiologi Masalah keperawatan

DS : TSH  dan T4 dan T3 (

kejang kejang otot, mudah Malfungsi Hipofisis)

lelah, dan bengkak-bengkak

pada sekeliling mata,

riwayat penyakit lymphatic Hipotiroid

thyroiditis
DO : Kadar kolesterol  Penurunan curah jantung

N : 40x/menit

TD : 80/70 mmHg

RR : 10x/menit Pengendapan di pembuluh

Rambut kering dan kasar, darah

Kulit kering, sianosis, akral

dingin, GCS 12
Terjadi pengapuran
TSH meningkat, GDS : 140
pembuluh darah
mg/dl, NA : 120 mEq, CRT

>2

Aterosklerosis

Jantung bekerja keras

memompa O2

Gangguan kontraksi otot

jantung melemah

Penurunan curah jantung

DS : TSH  dan T4 dan T3 (

kejang kejang otot, mudah Malfungsi Hipofisis)

lelah, dan bengkak-bengkak


pada sekeliling mata,

riwayat penyakit lymphatic Hipotoroid

thyroiditis Kelelahan otot

DO :

N : 40x/menit Fungsi pernafasan 

TD : 80/70 mmHg Ketidakefektifan pola nafas

RR : 10x/menit

Rambut kering dan kasar, Depresi ventilasi

Kulit kering, sianosis, akral

dingin, GCS 12
Dispnea
TSH meningkat, GDS : 140

mg/dl, NA : 120 mEq, CRT


Ketidakefektifan pola
>2
nafas

DS : TSH  dan T4 dan T3 (

kejang kejang otot, mudah Malfungsi Hipofisis)

lelah, dan bengkak-bengkak

pada sekeliling mata,


Hipotoroid
riwayat penyakit lymphatic

thyroiditis

DO : Laju metabolism ↓
N : 40x/menit

TD : 80/70 mmHg Konstipsi

RR : 10x/menit Penurunan fungsi

Rambut kering dan kasar, gastrointestinal/


Kulit kering, sianosis, akral pencernaan

dingin, GCS 12

TSH meningkat, GDS : 140


Peristaltik usus 
mg/dl, NA : 120 mEq, CRT

>2

Aborsi cairan di usus 

Konstipasi

DS : TSH  dan T4 dan T3 (

kejang kejang otot, mudah Malfungsi Hipofisis)

lelah, dan bengkak-bengkak

pada sekeliling mata,


Hipotoroid
riwayat penyakit lymphatic

thyroiditis Termogulasi Tidak Efektif

DO : Kadar Tiroksin 
N : 40x/menit

TD : 80/70 mmHg

RR : 10x/menit Hipofisis anterior

Rambut kering dan kasar, terangsang

Kulit kering, sianosis, akral

dingin, GCS 12
Toleransi terhadap dingin
TSH meningkat, GDS : 140

mg/dl, NA : 120 mEq, CRT
>2

Menggigil/Kedinginan

Termogulasi hipotalamus

terganggu

Termogulasi Tidak Efektif

DS : TSH  dan T4 dan T3 (

kejang kejang otot, mudah Malfungsi Hipofisis)

lelah, dan bengkak-bengkak

pada sekeliling mata,


Hipotoroid
riwayat penyakit lymphatic

thyroiditis

DO : Penumpukan
N : 40x/menit mukopolisakarda/ gula Gangguan integritas kulit

TD : 80/70 mmHg rantai panjang


RR : 10x/menit

Rambut kering dan kasar,


Defisiensi Pembentukan
Kulit kering, sianosis, akral
Jaringan ikat dan organ
dingin, GCS 12
tubuh
TSH meningkat, GDS : 140

mg/dl, NA : 120 mEq, CRT

>2 Kadar hormon tiroid


dalam darah 

Miksedema

Tubuh/kulit bengkak-

bengkak, pucat, dan

kering

Gangguan integritas kulit


N Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil INTERVENSI Rasional

1. Penurunan Curah Jantung NOC Observasi

(0008)  Ketidakefektifan
1. Monitor irama jantung dan 1. Agar di ketahui irama jantung dan
Pompa Jantung
Definisi : Ketidakadekuatan kecepatan denyut jantung kecepatan denyut klien normal
 Perfusi Jaringan
jantung memompa darah 2. Amati tanda dan gejala 2. Agar di ketahui tanda dan gejala
Kardiak
untuk memenuhi kebutuhan disritmia pada penderita distrimia
 Manajemen disritmia
metabolism tubuh Mandiri

Gejala dan Tanda Mayor 1. Ubah posisi klien ke posisi 1. Agar aliran darah mengalir pada
Tujuan :
datar atau tredelenburg ketika sirkulasi karena perubahan tekanan
Data Subjektif :
Setelah dilakukan tindakan tekanan darah klien berada
1. Perubahan preload
keperawatan selama .....x24 jam pada rentang yang lebih
 Lelah
diharapkan penurunan curah rendah dari biasanya
2. Perubahan afterload jantung Dapat teratasi. 2. Untuk hipotensi yang tiba – 2. Agar klien yang mengalami

 Dispnea tiba pasang akses intravena hipotensi dapat teratasi dengan baik.

untuk pemberian cairan


Kriteria Hasil:
intravena atau obat untuk
Data Objektif :
1. Klien tidak mengalami meningkatkan tekanan darah.
1. Perubahan irama jantung 3. Menunjukkan pola cedera iskemik
bradikardi 3. Memilih lead EKG yang
 Bradikardia terbaik untuk memonitor
dan gangguan konduksi
2. Ukuran jantung klien
2. Perubahan afterload secara terus menerus,
normal
 TD menurun sebagaimana mestinya.
3. Klien tidak mengalami
4. Agar klien mendapatkan tambahan
disritmia jantung 4. Berikan terapi oksigen, sesuai
oksigen dari luar melalui saluran
Klien mengetahui tanda dan yg dibutuhkan
pernafasan dengan menggunakan
gejala disritmia
alat sesuai kebutuhan
Health education

5. Agar klien dan keluarga mengetahui


5. Instruksikan pasien dan
tujuan dari perawatan dan
keluarga tentang tujuan
perkembangan dari klie
perawatan dan bagaimana

perkembangan yang bisa di

ukur

Kolaborasi 6. Agar diketahui jenis obat apa saja

yang harus di berikan pada klien


6. Konsultasikan dengan dokter
yang menyangkut tekanan darah
menyangkut pemberian obat
klien
tekanan darah
7. Untuk menekan kontraktilitas

ventrikel kiri dan memacu distrimia


7. Berikan obat anti disritmia
baru
sesuai indikasi dokter
2 Ketidakefektifan pola nafas NOC Observasi :

(D.0005)
 Status pernafasan 1. Monitor pernafasan 1. Mengetahui frekuensi dan gangguan

Definisi: inspirasi dan atau  Status pernafasan : pernafasan klien

ekspirasi yang tidak kepatenan jalan nafas


Mandiri
memberikan ventilasi adekuat  Status pernafasan:
2. Berikan bantuan terapi nafas 2. Membantu klien untuk bernafas
. pertukaran gas
jika diperlukan dengan baik dan benar
Gejala dan tanda mayor:
3. Posisikan klien miring 3. Agar klien tidak akan mengalami

Subjektif kesamping, sesuai indikasi aspirasi

Setelah dilakukan tindakan untuk mencegah aspirasi


1. Dispneu
keperawatan selama ..... 4. Pelihara saluran napas pasien 4. Mengetahui frekuensi dan
Objektif
x24jam diharapkan klien dengan melakukan pernapasan kien
1. Penggunaan otot
dapat mengefektifan pola pengisapan dan dukungan
bantu pernapasan
nafas dengan baik. Dengan ventilasi jika diperlukan.
2. Fase ekspirasi kriteria hasil: 5. Posisikan klien untuk 5. Membantu klien untuk bernafas

memanjang meringankan sesak nafas dengan baik dan benar

3. Pola nafas abnormal 6. Pantau frekuensi; kedalaman, 6. Agar klien tidak akan mengalami
1. Kepatenan jalan nafas
(miss. pola pernapasan, oksimetri aspirasi
normal
Takipneu,bradipneu , denyut nadi dan gas darah
2. Tidak ada sianosis
hiperventilasi, arterial.
3. Keseimbangan ventilasi
kussmaul, cheyne-
Health education
normal
stokes) 7. Penggunaan saluran napas arti fisial
4. Kedalaman inspirasi 7. Ajarkan pasien bagaimana
dan dukungan ventilasi mungkin
normal menggunakan inhaler sesuai
diperlukan jika terjadi depresi
5. Ekspirasi normal resep, sebagaimana mestinya
pernapasan.
8. Jelaskan perlunya tindak
8. Agar klien dapat bernafas dengan
lanjut jangka panjang kepada
baik
klien dan pasien.
Kolaborasi

9. Berikan obat (hiptonik dan 9. Mengidentifikasi hasil pemeriksaan

sedatip) dengan hati-hati dasar untuk memantau perubahan

selanjutnya dan mengevaluasi

efektifitas intervensi.
10. Lakukan fisioterapi
10. Membantuklien agar dapat bernafas

dengan nyaman
3 Konstipasi NOC Observasi: Observasi:

 Eliminasi usus
Definisi : penurunan defekasi 1. Monitor buang air besar termasuk 1. Untuk dapat melihat adanya perubahan
 Perawatan ostonomi
normal yang disertai frekuensi konsistensi,bentuk feses pada klien
sendiri
pengeluaran feses sulit dan volume dan warna dengan cara

tidak tuntas serta feses kering yang tepat


2. Agar mengetahui tanda/gejala
dan banyak. Tujuan : 2. Monitor adanya tanda dan gejala
konstipasi/impaksi
diare,konstipasi dan infaksi
Gejala dan Tanda Mayor : Setelah dilakukan tindakan Mandiri
Mandiri:
keperawatan selama ….x 24
Subjektif 3. Nutrisi serat tinggi untuk melancarkan
3. Instruksikan pasien mengenai
jam, diharapkan klien mampu
eliminasi fekal
1. Defekasi kuurang dari makanan tinggi serat,dengan cara
mengatasi konstipasi dengan
2x seminggu yang tepat
kriteria hasil :
4. Air hangat dapat memobilisasi dan
2. Pengeluaran feses 4. Berikan cairan hangat setelah
- Pola eliminasi klien tidak mengeluarkan secret.
lama dan sulit makan,dengan cara yang tepat
terganggu
Objektif - Warna feses tidak terganggu 5. Masukkan supositoria rectal 5. untuk melunakkan feses sehingga

1. Feses keras - Nyreri pada saat BAB tidak sesuai dengan kebutuhan mudah untuk dikeluarkan

2. Peristaltik usus ada 6. Dapatkan guaiac untuk 6. Untuk dapat melancarkan feses sesuai

menurun - Klien dapat memonitor melancarkan feses dengan cara pengeluaran

Gejala dan Tanda Minor : jumlah dan konsistensi feses yang tepat

Healt Education: Healt Education:


Subjektif

7. Ajarkan pasien mengenai 7. agar makanan yang masuk dapat dicerna


1. Mengejan saat
makanan-makanan tertentu yang dan tidak terjadi kekurangan nutrisi
defekasi
membantu mendukung
Objektif
keteraturan(aktifitas usus
1. Distensi abdomen

2. Kelemahan umum

3. Teraba masa pada

rektal
4 Termoregulasi tidak efektif NOC NIC

Termoregulasi tidak efektif


1. Termoregulasi Observasi 1. Perubahan suhu dan warna kulit
(D.0149)
2. Status pernafasan yang signifikan membantu dalam
1. Monitor suhu dan warna kulit
Kategori: lingkungan 3. Kontrol risiko: intervensi

Hipotensi 2. Penurunan status oksigen


Subkategori: keamanan dan 2. Monitor pernafasan dan
mengindikasikan klien mengalami
proteksi status oksigenasi
kekurangan oksigen yang dapat
Kriteria Hasil:
Definisi: kegagalan
menyebabkan terjadinya hipoksia.
mempertahankan suhu tubuh Setelah dilakukan tindakan 3. Pantau TTV dan kaji
3. Penanganan cepat untuk mengakhiri
dalam rentang normal. keperawatan selama … x 24 jam keadekuatan curah jantung
disritmia diperlukan pada adanya
diharapkan:
Gejala dan tanda mayor: gangguan curah jantung

Mandiri
 Subjektif:

(tidak tersedia) 1. Suhu badan klien 1. Bebaskan pasien dari dari 1. Dapat membantu mengurangi
 Objektif: kembali normal pakaian yang dingin dan hipotermia

Kulit dingin 2. Frekuensi pernafasan basah

klien kemba;li normal 2. Berikan pemanas pasif (mis., 2. Pemanas pasif tambahan danapat
Gejala dan tanda minor:
Klien tidak mengalami disritmia selimut, penutup kepala dan mengurangi evaporasi sehingga suhu
 Subjektif: pakaian hangat) tubuh dapat dipertahankan
(tidak tersedia) 3. Batasi aktivitas fisik 3. Aktivitas fisik yang tinggi
 Objektif: meningkatkan metabolism tubuh
Frekuensi napas sehingga meningkatkan pengeluaran
meningkat panas dari tubuh
4. Posisikan pasien untuk
4. Peninggian kepala tempat tidur
mengurangi dispnea (mis.,
mempermudah fungsi pernafasan
mengangkat kepala tempat
dengan menggunakan gravitasi
tidur)
Health education 1.Informasi terus menerus dapat

menurunkan kecemasan klien dan


1. Diskusikan pentingnya
keluarga sehubungan dengan
termoregulasi pemberian dan
ketidaktahuan klien/keluarga
kemungkinan efek negative

dari hipotermi yang 2` Agar klien dapat melakukan teknik

berlebihan pernapasan sewaktu – waktu diperlukan

2. Ajarkan teknik pernafasan dengan mandiri

dengan tepat
3. Informasi terus menerus dapat
3. Jelaskan masalah disritmia
menurunkan kecemasan klien dan
khusus dan tindakan
keluarga sehubungan dengan
terapeutik pada klien
ketidaktahuan klien/keluarga
Kolaborasi

1. Berikan pemanas internal


1. Pemberian pemanas internal aktif
aktif (mis., cairan iv yang dapat menaikkan suhu tubuh

hangat, oksigen humidifier

yang hangat)

2. Beri obat (mis., bronkodilator 2. Pemberian obat bronkodilator dan

inhaler) yang meningkatkan inhaler dapat memvasodilatasi

patensi jalan nafas dan saluran pernafasan sehingga jalan

pertukaran gas nafas paten dan kebutuhan oksigen

terpenuhi
5 Gangguan integritas NOC Observasi

kuit/jaringan  Integritas jaringan :kulit


1. Monitor adanya tanda dan 1. untuk mengetahui sejauh mana
Definisi : Kerusakan kulit & membrane mukosa
gejala infeksi sistemik infeksiyang timbul
(dermis dan atau epidermis )  Respon Alergi: local
2. Monitor kerentanan terhadap 2. megwatasi kerentan terhadap
atau jaringan membran Tujuan :
infeksi peyebaran infeksi
mukosa, korrnea, fasia,
Setelah dilakukan tindakan Mandiri
otot,.tendom, tulang,
…x24 jam diharapkan 3. meningkatkan energi dan daya tahan
3. Tingkatkan asupan nutrisi
kartilango, kapsul sendi dan
Gangguan integritas tubu
yang cukup
atau ligamen ).
kuit/jaringan
Kolaborasi
Gejala dan tanda mayor :
dapat teratasi. 4. untuk mendapatkan pengobatan dari
 Subjektif 4. periksa kulit dan selaput
dokter.
(Tidak tersedia) lender untuk adanya

 Objektif kemerahan
kriteria hasil : 5. untuk mengetah ui adannya penyakit
Kerusakan jaringan 5. skrining semua pengunjung
dan atau lapisan kulit - Tidak terganggu terkait penyakit menular yang menular pada pengunjung

Gejala dan tanda minor : suhu kulit. Health Education

 Subjektif - Integritas kulit tidak


6. Ajarkan pasin dan keluarga 6. agar dapat mengetahui perbedaan
(tidak tersedia) terganggu
pasien mengenai perbedaan- infeksi virus dan bakteri
 Objektif - Nyeri kepala tidak
perbedaan antara infeksi-
1. Nyeri ada
infeksi virus dan bakteri
7. untuk menghindari adanya infeksi
2. Perdarahan - tidak ada
7. Ajarkan pasien dan anggota
pada penderita
3. kemerahan Konjungtivitis
keluarga bagaimana cara
4. Hematoma - nyeri setempat tidak
menghindari infeksi
ada

You might also like