Professional Documents
Culture Documents
Percep at An
Percep at An
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
oleh guru meningkatkan mutu pembalajaran di dalam kelas. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini akan dilakukan sebanyak 3 siklus, pada setiap siklusnya terdiri
dari empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018
di kelas X IPA A SMA Negeri 2 Kota Bengkulu.
C. Subjek Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di kelas X IPA A SMA Negeri 2 Kota
Bengkulu yang memiliki 32 siswa terdiri dari (12 siswa laki-laki dan 20 siswa
perempuan).
D. Definisi Operasional Variabel
1. Pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning) adalah salah
satu jenis model dari pembelajaran penemuan (discovery learning), yang
dilakukan untuk membentuk siswa dalam menemukan konsep pada proses
pembelajaran dibawah pengawasan dari seorang guru.
2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu/kelompok akibat adanya
pengalaman yang didapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan
juga meniru.
3. Pendekatan keterampilan proses adalah pengembangan sistem belajar yang
mengefektifkan siswa dengan cara mengembangkan keterampilan memproses
perolehan pengetahuan sehingga siswa akan menemukan, mengembangkan
sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut
dalam tujuan pembelajaran khusus.
4. Aktivitas belajar adalah aktivitas siswa dan guru selama kegiatan
pembelajaran berlangsung berdasarkan pembelajaran penemuan terbimbing
(Guided Discovery Learning).
24
25
E. Prosedur Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
akan dilaksanakan dalam 3 siklus dimana pada tiap siklusnya terdapat empat tahap
yaitu : 1) Tahap perencanaan (Planing), 2) Tahap pelaksanaan tindakan (Acting),
3) Tahap pengamatan (Observing), 4) Tahap refleksi (Reflection). Adapun alur
Pelaksanaan PTK dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan Lanjutan
Pengamatan
Perencanaan selanjutnya
Pengamatan
1. Pra Tindakan
Sebelum melakukan tahap tindakan, dilakukan lebih dahulu observasi awal
yang dilakukan di kelas X IPA A SMA Negeri 2 Kota Bengkulu. Observasi awal
itu berupa kegiatan wawancara dengan guru mata pelajaran Fisika yang mengajar
di kelas X tersebut, pada tahap observasi awal ini membahas mengenai
permasalahan-permasalahan yang di alami oleh guru maupun siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Kegiatan ini dilakukan agar dapat menentukan tindakan
26
yang tepat dalam upaya memperbaiki permasalahan yang ada di dalam proses
pembelajaran Fisika.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Siklus I
Pada siklus I ini, telah menggunakan model pembelajaran terbimbing dengan
materi ajar yaitu karakteristik getaran harmonik. Adapun adalah langkah-langkah
yang akan dilakukan pada siklus I antara lain sebagai berikut:
a) Perencanaan (planning)
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I
berdasarkan silabus, buku guru dan buku siswa yang digunakan di SMA
Negeri 2 Kota Bengkulun dengan menggunakan metode eksperimen, untuk
materi yang diajarkan adalah karakteristik getaran harmonik.
2. Membuat LKS untuk siklus I mengenai periode dan frekuensi pada pegas.
3. Membuat lembar pengamatan keterampilan proses sains beserta rubrik dan
skor penilaian untuk siklus I.
4. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa beserta rubrik
penilaian aktivitas guru dan siswa untuk Siklus I.
5. Menyiapkan Tes Akhir Siklus I.
6. Membuat kunci jawaban Tes Akhir Siklus I.
b) Pelaksanaan Tindakan(acting)
Tahap pelaksanaan tindakan siklus I akan dilaksanakan dalam waktu tiga jam
pelajaran (3JP) atau 3 x 45 menit dan mengacu pada RPP pembelajaran siklus I
yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran
penemuan terbimbing dan metode eksperimen. Proses pembelajaran in terdiri dari
tiga tahap yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
1. Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan, guru membuka pelajaran, kemudian
mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk belajar, mengecek kehadiran siswa,
memberikan motivasi siswa dengan memberikan pertanyaan apersepsi dan
demontrasi pada siswa, lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Pada tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan guru antara lain:
27
a. Guru menanyakan berbagai fakta tentang apa yang sudah diceritakan oleh
guru saat apersepsi .
b. Siswa secara individu mencermati dan mencatat berbagai fakta yang
ditemukan saat guru bercerita.
c. Siswa merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis.
d. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok .
e. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.
f. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan kegiatan eksperimen.
g. Siswa dibebaskan untuk mencari berbagai sumber referensi yang berkaitan
dengan masalah yang akan mereka pecahkan.
h. Siswa bersama guru membandingkan hasil percobaan dengan literatur yang
ada kemudia dihubungkan kembali dengan hipotesis awal.
i. Perwakilan siswa tiap kelompok menyampaikan hasil diskusi yang mereka
lakukan.
j. Siswa dari kelompok lain menyampaikan pendapat mereka apabila terdapat
perbedaan pendapat.
3. Penutup
Pada tahap ini terdiri dari langkah-langkah berikut:
a. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengulas poin-poin penting dari materi
yang telah mereka pelajari.
b. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang sudah aktif dalam
pembelajaran.
c. Guru memberikan kesimpulan serta memperbaiki hal-hal yang kurang tepat
dalam diskusi.
d. Guru memberikan tes akhir siklus I berupa soal uraian sebanyak 5 soal
mencakup materi yang baru dipelajari.
e. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
c) Pengamatan (observing)
Pada tahap ini proses observasi dilakukan oleh pengamat (observer) yang
terdiri dari guru pembimbing mata pelajaran fisika dan seorang rekan sejawat
terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
siswa dan lembar observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran
28
dalam bentuk soal-soal uraian sebanyak 5 butir pada akhir pembelajaran setiap
siklus. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes pada siklus I, II, dan III
Jumlah 15 soal
penelitian ini antara lain: (1) membuat hipotesis, (2) menggunakan alat dan
bahan, (3) mengamati, (4) menginterpretasi data, dan (5) menarik kesimpulan.
Ketentuan dalam penskoran tertuang didalam teknik analisis data. Kisi-kisi lembar
pengamatan keterampilan proses sains dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Kisi - Kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Sains
Aspek Penilaian
No yang Kriteria
dinilai 3 2 1
c. Mengetahui bahwa
ada lebih dari satu
kemungkinan
penjelasan dari satu
kejadian.
a. Mengetahua nama-
nama alat dan
bahan.
b. Mengetahui alasan
Menggunakan mengapa
2 Alat dan menggunakan alat
bahan dan bahan
c. Mengetahui
bagaimana cara
menggunakan alat
dan bahan
a. Melakukan
pengamatan dengan
teliti
b. Mencatat hasil
pengamatan yang
3 Mengamati
didapat
c. Mampu
menemukan fakta
yang relevan
dengan pengamatan
37
a. Mempresentasikan
hasil percobaan
dengan jelas
b. Menjelaskan hasil
percobaan dengan
5 Mengkomun menuliskan data
ikasikan yang didapat
c. Menjelaskan
konsep yang
didapat sesuai
dengan hasil
percobaan.
d. Lembar Observasi Aktivitas
Pada penelitian ini akan digunakan lembar observasi yang terdiri dari
lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Lembar observasi aktivitas siswa,
digunakan untuk mengetahui seluruh aktivitas siswa sesuai dengan langkah-
langkah model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning)
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar penilaian observasi siswa dapat
dilihat di Tabel 3.4 berikut :
38
judgment dilakukan dengan beberapa cara berikut, yang pertama para ahli diminta
untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang akan divalidasi, kedua
para ahli tersebut memeriksa item-item tes yang telah dibuat, dan kemudian para
ahli diminta untuk memberikan pertimbangan dapat berupa saran mengenai
instrumen tes yang telah dibuat tersebut.
H. Teknik Analisi Data
1. Analisis Data Hasil Belajar Pengetahuan (Tes)
Data tes hasil selama 3 siklus dikumpulkan kemudian dianalisi dengan
menghitung
a. Nilai rata-rata siswa
n
Xi
X
i 1 n (3.1)
(Sani & Sudiran, Penelitian Tindakan Kelas, 2017)
Keterangan:
X = nilai rata-rata
n
X i 1
i = jumlah nilai
n = jumlah siswa
b. Ketuntasan belajar secara klasikal
N'
KB x100% (3.2)
N
(Trianto, 2011)
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar secara klasikal
N’ = jumlah siswa yang skornya ≥ 2,67
N = jumlah siswa keseluruhan
Nilai akhir untuk ketuntasan ranah kognitif ditetapkan dengan skor 2,67. Pada
aspek kognitif ini menggunakan 100% nilai tes pada setiap akhir siklusnya.
2. Analisis Data Lembar Keterampilan Proses Sains
40
Analisis data lembar kerja siswa pada penilaian ini menggunakan 5 aspek
penilaian, yaitu (1) membuat hipotesis, (2) menggunakan alat dan bahan, (3)
mengamati, (4) menginterpretasi data, dan (5) menarik kesimpulan.
Adapun untuk mendapatkan skor akhir digunakan rumus sebagai berikut:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Dan akan dikonversikan ke dalam rentang penilaian huruf dengan menggunakan
rumus berikut :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 = ×4
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Penilaian aspek keterampilan akan ditulis menggunakan skala penilaian
dengan interval seperti Tabel 3.6 berikut :
3,85 - 4,00 A
3,51 - 3,84 A-
3,18 - 3,50 B+
2,85 - 3,17 B
2,51 - 2,84 B-
2,18 - 2,50 C+
1,85 - 2,17 C
1,51 - 1,84 C-
1,18 - 1,50 D+
1,00 - 1,17 D
(Kemendikbud,2015)
= 10 x 1 = 10
Selisish skor = skor tertinggi – skor terendah
= 30 - 10
= 20
𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 20
Interval kriteria = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 = = 6,666 = 7
3
I. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan tindakan yang dilakukan pada setiap siklus dalam
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut
Tabel 3.9 Indikator Keberhasilan
Daryanto, & Karim, S. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati, & Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ilmi, A. N., Indrowati, M., & Maya P, R. (2012). Pengaruh Penerapan Metode
Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
X Sma Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Pendidikan Biologi.
Jauwad, H., & Supriyono. (2015). Penerapan Model Guided Discovery Pada Materi Kalor
Kelas X Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Al-Muhadul Islami. Jurnal
Inovasi Pendidikan Fisika, 5.
Jihad, A., & Haris, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Nurdin, S., & Andriantoni. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Nuryani. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rachayuni. (2016). Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar IPA
melalui Penerapan Model Guided Discovery di Kelas VII-1 SMPN 32 Semarang.
Jurnal Scientia Indonesia, 66-73.
Rintayanti, P., & Putro, S. P. (2012). Meningkatkan Aktivitas Belajar (Active Learning)
Siswa Berkarakter Cerdas dengan Pendekatan Sains Teknologi (STM.
Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Sani, R. A., & Sudiran. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang: Tira Smart.
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Susetyo, B. (2015). Prosedur Penyusunan & Analisis Tes. Bandung: Refika Aditama.
Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Widodo, & Widayanti, L. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa
Dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIIA MTS Negeri
Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. 34.