Bab I

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kecemasan (ansietas/ axienty) diindikasikan sebagai gangguan alam

perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau

kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan

dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/ RTA, masih baik), kepribadian

masih tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (Spilitting of

Personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal

(Hawari, 2011). Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah

dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari

kehidupan sehari-hari (Viedesbeck, 2008).

Wilkinson (2012) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan perasaan

tidak nyaman atau ketakutan yang disertai oleh respon autonom (penyebab

sering tidak spesifik atau tidak diketahui pada setiap individu) perasaan cemas

tersebut timbul akibat dari antisipasi diri terhadap bahaya. Keadaan ini juga

dapat diartikan sebagai tanda-tanda perubahan yang memberikan peringatan

akan adanya bahaya pada diri individu. Keluhan-keluhan yang sering

dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain

yaitu cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah

tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut

sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang,gangguan pola tidur,


2

mimpi-mimpi yang menegangkan gangguan konsentrasi dan daya ingat,

keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,

pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan

pencernaan dan sakit kepala (Hawari, 2011).

Keadaan sakit merupakan keadan patologis yang terjadi baik fisik

maupun psikis dan sakit menjadi salah satu penyebab terjadinya kecemasan

pada pasien terlebih dengan kondisi sakit terminal dan dirawat di ruang

Intensive Care Unit (ICU). Ruang Critical care merupakan suatu unit

perawatan dengan tingkat resiko kematian pasien yang tinggi. Unit perawatan

Critical care merupakan ruang perawatan terpisah yang berada di rumah sakit.

ICU merupakan salah satu unit di rumah sakit yang berfungsi untuk merawat

pasien dengan keadaan kritis. Unit ini berbeda dengan unit-unit yang lainnya,

karena selain pasien dirawat oleh perawat terlatih atau tim medis khusus untuk

pasien di ICU, juga dalam merawat pasien perawat difokuskan untuk merawat

satu sampai dua pasien dpada waktu siftnya.Selain itu kunjungan keluarga

terhadap pasien juga dibatasi sehingga keluarga dan pasien akan mengalami

keadaan depresi, kecemasan setelah pasien menjalani perawatan di ICU

(Komalasari, 2014).

Pasien di ruang ICU berbeda dengan pasien di ruang rawat biasa,

karena pasien ICU mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap

perawat dan dokter. Di ruang ICU pasien kritis atau kehilangan kesadaran atau

mengalami kelumpuhan sehingga segala sesuatu yang terjadi dalam diri pasien

hanya dapat diketahui melalui monitoring yang baik dan teratur, karena setiap
3

perubahan yang terjadi harus dianalisa secara cermat untuk mendapatkan

tindakan yang cepat dan tepat. Reaksi pasien di ICU yang mengalami ini

berbeda-beda, reaksi pasien ICU ini antara lain muncul kecemasan. Perasaan

cemas ini muncul ketika seseorang terlalu mengkhawatirkan kemungkinan

peristiwa yang menakutkan yang terjadi dimasa depan yang tidak biasa

dikendalikan, dan jika itu terjadi akan dinilai sebagai sesuatu yang mengerikan

(Sivaltar (2007) dalam Siragih 2017).

Sering kali lingkungan intensif memberikan kecemasan tersendiri

kepada pasien, terutama pasien dengan tingkat kesadaran compos mentis atau

sadar penuh. Persepsi pasien yang dirawat di unit perawatan kritis dapat

menandakan adanya ancaman terhadap kehidupan dan kesejahteraan pasien

yang dirawat di unit tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Siragih (2017) dari 25 responden yang digunakan yaitu pasien yang

menjalani perawatan di ICU didapatkan bahwa jenis kelamin yang paling

dominan yaitu laki-laki sebanyak 56%, lama rawat pasien paling banyak

adalah >5 hari sebanyak 52%, pengalaman pasien paling banyak adalah belum

pernah dirawat sebanyak 52%, pengaruh alat-alat di ICU/ ICCU paling

banyak membuat cemas sebanyak 60%, tingkat pengetahuan pasien paling

banyak kurang sebanyak 44%, tingkat kecemasan paling banyak adalah pada

rentang cemas sedang sebanyak 48%.

Kecemasan dapat menjadi sumber masalah klinis jika sudah sampai

tingkat ketegangan yang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi

kemampuan berfungsinya seseorang dalam kehidupan sehari-hari, karena


4

orang tersebut jatuh kedalam kondisi maladaptif yang dicirikan reaksi fisik

dan psikologis ekstrem. Pengalaman yang menegangkan, irasional dan tidak

dapat diatasi ini merupakan dasar gangguan kecemasan. Kecemasan pada

pasien yang menjalani perawatan di ruang intensive care dapat berdampak

pada perubahan tanda-tanda vital pasien yang akan berdampak pada derajat

kesehatan pasien saat menjalani perawatan dir yang ICU, Oleh karena itu

perawat memiliki tanggung jawab penting untuk mengatasi kebutuhan dan

keprihatinan anggota keluarga selama di ICU (Bailey, Sabbagh, Loiselle,

Boileau, & McVey, 2010).

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siragih

(2017) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kecemasan pasien yang dirawat di Ruang ICU/ ICCU RS Husada Jakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam faktor yang

mempengaruhi kejadian cemas pada pasien yang dirawat di ruang ICU/ ICCU

seperti jenis kelamin, lama rawat, pengalaman dirawat dan tingkat

pengetahuan.

Berdasarkan hasil prasurvei yang peneliti lakukan didapatkan bahwa

jumlah pasien dalam satu bulan terakhir yaitu pada bulan November 2017

sebanyak 43 pasien dari 6 tempat tidur yang tersedia. Data hasil wawancara

yang didapatkan dari perawat bahwa untuk ruangan ICU masih digunakan

secara umum tidak dikhususkan pada salah satu penyakit dan berdasarkan

hasil wawancara terhadap 2 pasien yang sedang menjalani perawatan yang

memiliki kesadaran penuh didapatkan bahwa pasien merasa khawatir, takut


5

dan mengalami gangguan dalam tidurnya dikarenakan kondisi ruangan yang

berbeda dan banyak menggunaan alat-alat medis.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang tersebut dapat diambil perumusan masalahnya:

"Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada

pasien yang menjalani perawatan di ruang ICCU Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto?"

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan

pada pasien yang menjalani perawatan di ruang ICCU Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto.

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani

perawatan di ruang ICCU.


b. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan

seperti keadaan pasien (Akut dan Kronis), jenis pembiayaan (BPJS,

Non BPJS dan Asuransi) dan lama rawat pada pasien yang menjalani

perawatan di ruang ICCU.


c. Menganalisis hubungan keadaan pasien (Penyakit akut dan penyakit

kronis) dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani

perawatan di ruang ICCU.


6

d. Menganalisis hubungan jenis pembiayaan (BPPJS, Non BPJS dan

Asuransi) dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani

perawatan di ruang ICCU.


e. Menganalisis hubungan lama rawat dengan tingkat kecemasan pada

pasien yang menjalani perawatan di ruang ICCU.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran secara

nyata dan mengembangkan teori yang ada serta menambah wawasan ilmu

pengetahuan tentang tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani

perawatan di ICCU.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama pendidikan

tentang keperawatan neurologi serta menambah pengalaman dalam

melakukan penelitian ilmiah.

b. Bagi STIKES Harapan Bangsa

Sebagai bahan kajian tambahan kepada mahasiswa dalam bidang

keperawatan gawat darurat dengan masalah psikologi seperti

kecemasan.
7

c. Bagi Responden

Manfaat penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang intensitas

kecemasan yang sedang dialami serta meningkatkan kemampuan

pasien dalam mengontrol dan menurunkan kecemasan.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Nama Judul Tahun Metode dan Hasil Persamaan dan


Penelitian Perbedaan
Saragih, D Faktor-faktor 2017 Desain penelitian yang Persamaan dengan
yang digunakan adalah bentuk penelitian yang akan
mempengaruhi deskriptif design dilakukan yaitu design
tingkat menggunakan metode penelitian dan
kecemasan cross sectional. Penulis pendekatan yang
pasien yang juga menggunakan digunakan serta
dirawat di ruang pengambilan data responden yang
ICU/ICCU RS menggunakan longitudinal digunakan. Perbedaan
Husada Jakarta yaitu jika dalam populasi dengan penelitian yang
yang ingin diketahui akan dilakukan adalah
diikuti perkembangannya rancangan penelitian
dalam kurun waktu 2 yang digunakan, tempat
bulan, kemudian fenomena penelitian dan uji
disajikan secara apa analisis data yang
adanya. Hasil penelitian ini digunakan untuk hasil
menunjukkan bahwa penelitian.
terdapat berbagai macam
faktor yang mempengaruhi
kejadian cemas pada
pasien yang dirawat di
ruang ICU/ ICCU.
Leite, E.G. hubungan antara 2017 Desain penelitian ini Persamaan dengan
komunikasi adalah cross sectional. penelitian yang akan
terapeutik Teknik sampling dilakukan yaitu design
perawat dengan menggunakan total penelitian dan
tingkat sampling dengan jumlah pendekatan yang
kecemasan populasi sebanyak 30 digunakan serta uji
keluarga pada responden. Pengujian analisis data yang
pasien yang penelitian menggunakan digunakan. Perbedaan
dirawat di Unit uji statistik Spearman dengan penelitian yang
Perawatan Kritis Rank. Hasil penelitian akan dilakukan adalah
Rumah Sakit mendapatkan bahwa responden yang
Unisma komunikasi terapeutik digunakan sebagai
perawat kategori kurang sampel penelitian,
baik (46,7%) dan tempat penelitian.
kecemasan pada keluarga
8

pasien kategori berat


(60%). Hasil analisis
Spearman Rank (Rho) nilai
r sebesar 0,781 dan p-value
0,000 artinya ada
hubungan antara
komunikasi terapeutik
perawat dengan tingkat
kecemasan keluarga pada
pasien yang dirawat di unit
perawatan kritis Rumah
Sakit Unisma yang bersifat
sejajar searah (positif)
Ismail, T. Pengaruh 2015 Penelitian ini Persamaan dengan
Pendidikan menggunakan penelitian penelitian yang akan
kesehatan kuantitatif dengan design dilakukan yaitu
tentang penelitian eksperimental pendekatan yang
perawatan ICU- one group pre post test digunakan. Perbedaan
ICCU terhafap design. Teknik sampling dengan penelitian yang
kecemasan yang digunakan dalam akan dilakukan adalah
keluarga pasien penelitian ini adalah jenis rancangan
di Rumah Sakit purposive sampling dengan penelitian yang
Umum Daerah responden sebanyak 30 digunakan, responden
dr Soehadi responden. Hasil Penelitian yang digunakan sebagai
Prijonegoro menunjukan bahwa sampel penelitian,
Sragen sebelum diberikan tempat penelitian, teknik
pendidikan kesehatan pengambilan sampel dan
responden memiliki tingkat analisis data yang akan
kecemasan sedang digunakan untuk
sebanyak 66,7% dan mengolah data hasil dari
setelah diberikan penelitian.
pendidikan kesehatan
memiliki tingkat
kecemasan ringan
sebanyak 50%. hasil
analisis menunjukan
bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan tentang
perawatan pasien di ICU-
ICCU terhadap tingkat
kecemasan yang dialami.
Balasu B. A Study Level of 2013 Penelitian ini Persamaan dengan
N Anxiety Among menggunakan rancangan penelitian yang akan
Intensive Care deskriptif dengan dilakukan yaitu
Unit (ICU) pendekatan cross sectional pendekatan yang
Patients in a dengan teknik digunakan. Perbedaan
Selected pengambilan sampel dengan penelitian yang
Hospital, Salem, menggunakan purposive akan dilakukan adalah
Tamilandu sampling. Hasil penelitian jenis rancangan
menunjukan bahwa tidak penelitian yang
9

ada hubungan yang digunakan, responden


signifikan antara tingkat yang digunakan sebagai
kecemasan dan usia, jenis sampel penelitian,
kelamin, keterpaparan tempat penelitian, teknik
sebelumnya, keluarga, pengambilan sampel dan
pendidikan, pekerjaan, analisis data yang akan
tempat tinggal dan digunakan untuk
diagnosis kecuali mengolah data hasil dari
pekerjaan dan pendapatan. penelitian.
Koze Factors 2015 Penelitian ini Persamaan dengan
Affecting menggunakan rancangan penelitian yang akan
Anxiety and deskriptif yang dilakukan dilakukan yaitu variabel
Depression terhadap 78 pasien di yang akan diteliti yaitu
Symptoms in ICU.Hasil penelitian tingkat kecemasan.
Relatives of menunjukan bahwa 28 Perbedaan dengan
Intensive Care responden (35,9%) penelitian yang akan
Unit Patients mengalami kecemasan dan dilakukan adalah jenis
56 responden (71,8%) rancangan penelitian
mengalami depresi. dan pendekatan yang
Berdasarkan hasil analisis digunakan, responden
didapatkan bahwa yang digunakan sebagai
kecemasan dan depresi sampel penelitian,
lebih tinggi ditemukan tempat penelitian, teknik
pada anggota keluarga pengambilan sampel dan
yang masih muda. analisis data yang akan
digunakan untuk
mengolah data hasil dari
penelitian.

You might also like