Professional Documents
Culture Documents
REFLEKSI KASUS Arthritis Gout PKM Tinggede2
REFLEKSI KASUS Arthritis Gout PKM Tinggede2
ARTHRITIS GOUT
DISUSUN OLEH:
NAMA : SITI RAHMA MANSUR
STAMBUK : N 111 16 099
PEMBIMBING : dr. DIAH MUTIARASARI, MPH
dr. BENNY SIYULAN, M. Kes
1
etnis dan kebudayaan, memungkingkan Indonesia memiliki lebih banyak
variasi jumlah kejadian Arthritis Gout.2,3
Puskesmas Wani merupakan puskesmas yang berada di wilayah kerja
Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala dengan luas wilayah 302,64
Km2, dengan jumlah penduduk sekitar 15.806 jiwa. Di puskesmas Wani
penyakit arthritis Gout termasuk dalam kelompok penyakit radang sendi yang
menempati urutan ke-3 dibawah gastritis dan ISPA dalam 10 penyakit terbesar
dengan jumlah penderita 393 penderita pada tahun 2016.4
Untuk menurunkan angka penderita Puskesmas sebagai ujung tombak
dalam pelayanan kesehatan masyarakat primer yang bertanggung jawab
terhadap kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat memiliki peranan
yang sangat penting demi mewujudkan masyarakat yang sehat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan refleksi kasus ini sebagai berikut :
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir di bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat –Kedokteran Komunitas
2. Sebagai gambaran penyebaran penyakit dan beberapa factor resiko
penyebarannya di wilayah kerja Puskesmas Wani
2
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
1 IS PA 4 2 4 10
2 Hipertensi 3 3 4 10
3 Myalgia 2 2 4 8
4 Dyspepsia 2 2 4 8
5 Dermatitis 3 2 4 9
6 artritis 3 2 4 9
Dilihat dari table diatas masalah yang menjadi prioritas pada
puskesmas bulili adalah ISPA, dermatitis, dan artritis.
Z (ARTRITIS) V 6
3
c. KRITERIA C : Kemudahan dalam Penanggulangan
1 2 3 4 5
e. PENETAPAN NILAI
ISPA
NPD : (A+B) C = (7+7) 2= 14x2 = 28
NPT : (A+B) CxD = (7+7) 2x1 = 28x1 = 28
DISPEPSIA
NPD : (A+B) C = (5+6) 3 = 11 x 3 = 33
NPT : (A+B) CxD = (5+6) 3x1 = 33 x 1 =33
OSTEOARTRITIS
NPD : (A+B) C = (6+7) 4 = 13x4 =52
NPT : (A+B) CxD = (6+7) 4x1 = 52x1 =52
KESIMPULAN
Masalah A B C NPD D NPT Prioritas
kesehatan (PEARL)
ISPA 7 7 2 28 1 28 3
DERMATITIS 5 6 3 33 1 33 2
ARTRITIS 6 7 4 52 1 52 1
Kesimpulan dari rumus ini yaitu artritis merupakan prioritas masalah yang
menempati urutan ke- 3 dari 3 prioritas masalah yang ada di puskesmas Tinggede.
Oleh karena itu akan di bahas mengenai suatu kasus Artritis.
4
2.2 KASUS
A. Identitas pasien
Nama : Ny. Z
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 74 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : penjual
Alamat : Desa Sunju
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan: 02 April 2018
5
duduk yang lama. Serta pasien juga menjual nasi kuning yang mana
menggunakan santan merupakan sumber lemak yang juga menjadi
konsumsi setiap hari.
4. Pasien tinggal dirumah yang merupakan rumah milik sendiri, tidak
bertingkat, lantai terbuat dari semen dan bertehel, dan dinding rumah
terbuat dari tembok. Di dalam rumah terdapat 1 buah ruang tamu, 2
buah kamar tidur, ruang kelurga, dapur, wc, dan pasien memasak
menggunakan kompor gas.
5. Pasien memiliki asuransi kesehatan berupa KIS dari pemerintah,
memudahkan pasien dalam mengakses pelayanan kesehatan.
F. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengatakan sehari-hari memiliki kebiasaan mengonsumsi
makanan yang mengandung purin yang dapat meningkatkan asam urat
seperti : kacang-kacangan, tauge, tahu dan tempe.
IV. Diagnosis
Dokter mendiagnosis dengan Gout Arthritis
V. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
- Allopurinol 100 mg 1x1
- Vit. B complex 1x1
]
6
1. Non medikamentosa
Edukasi :
a. Menganjurkan pasien dan kelurga mengurangi konsumsi makanan
yang mengandung purin, dengan mengganti lauk pauk seperti ikan.
b. Melakukan kegiatan olahraga untuk melatih pergerakan tulang yang
kaku.
c. Melakukan kontrol kembali dan datang secepatnya jika keluhan
pasien semakin memberat.
d. Mengontrol peningkatan berat badan dengan mempertahankan berat
badan ideal.
e. Menghindari konsumsi minuman bersoda dan beralkohol
f. Menganjurkan kepada suami pasien untuk memeriksakan diri ke
dokter.
7
BAB III
PEMBAHASAN
2. Faktor Perilaku
Faktor perilaku yang dapat diambil dari kasus ini adalah kebiasaan
konsumsi makanan pasien yang tinggi purin, yaitu konsumsi kacang-
kacangan, tauge, tahu dan tempe, jenis makanan ini dapat meningkatkan
produksi asam urat dalam darah. Serta konsumsi makanan yang berlemak
seperti nasi kuning dan gorengan dapat meningkatkan kadar lemak dalam
darah seperti pada keadaan hipertrigliserida dapat memicu peningkatan
produksi asam urat.
Kondisi lain yang dapat meningkatkan produksi asam urat adalah
konsumsi alcohol, obesitas, penggunaan obat-obat sitotoksik, vit B12, dan
lainnya. Peningkatan kadar asam urat dapat diakibatkan oleh penurnan
8
eksresi asam urat oleh ginjal, berikut keadaan yang dapat menyebabkan
penurunan eksresi asam urat oleh ginjal yaitu penggunaan obat-obatan
(diuretik, siklosporin, etambutol, pirazinamid), hipertensi, gagal ginjal,
dehidrasi, asidosis laktat, hipotiroidsm, dan hiperparatiroidism.
9
BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan
Faktor resiko utama terjadinya Arthritis Gout pada pasien ini adalah faktor
perilaku dan genetik.
II. Saran
Upaya pencegahan (preventif) terhadap penyakitArthritis Gout dapat
dilaksanakan dengan mengaplikasikan lima tingkat pencegahan penyakit (five
level prevention), sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan dalam upaya mencegah terjadinya penyakit arthritis
Gout dapat dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya :
a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit
penyakit Arthritis Gout, dan faktor-faktor resikonya.
b. Melakukan seminar-seminar kesehatan bagi masyarakat tentang
upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, seperti mengatur pola makan
terutama membatasi asupan makanan yang mengandung purin,
mengurangi atau mengeliminasi asupan alkohol, olahraga teratur,
pengurangan berat badan atau mempertahankan berat badan yang
ideal.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit
tertentu (general and specific protection)
Merupakan suatu tindakan pencegahan yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap ancaman agen penyakit atau pembawa penyakit
tertentu.Tujuan dari specific protection ini adalah sebagai perlindungan
khusus terhadap ancaman seperti penyakit. Tindakan yang dapat
dilakukan adalah:
10
a. Memberikan informasi pada pasien tentang makan apa saja
yang dapat memicu naiknya Arthritis Gout seperti makanan
yang mengandung kadar purin tinggi sebaiknya dihindari,
minuman beralkohol dan bersoda serta kebiasaan merokok
yang harus dihentikan.
b. Olahraga ringan teratur dapat merupakan salah satu solusi
untuk mencegah terjadinya deformitas.
c. Untuk pasien dengan obesitas, mengurangi berat badan adalah
salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah arthritis
gout.
11
tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini
dipertahankan semaksimal mungkin. Hal yang dapat dilakukan adalah:
Untuk penyakit Arthritis Gout penyebab kecacatan terbesar
adalah terjadinya kontraktur dan deformitas tulang. untuk itu,
cara yag dilakukan adalah dengan merubah pola hidup
terutama pola makan diet rendah purin dan pengobatan yang
teratur.
Untuk pasien yang sudah mengalami deformitas, selain pola
hidup sehat dan pengobatan teratur, perlu juga dilakukan
latihan fisik untuk mengembalikan fungsi tubuh.
Salah satu komplikasi yang fatal selain terjadinya deformitas
yaitu terbentuknya Kristal asam urat di ginjal, oleh karena itu
penderita dianjurkan untuk mengonsumsi air putih 8 gelas
sehari selain memenuhi kebutuhan cairan tubuh juga untuk
mencegah penumpukan Kristal urat di ginjal.
5. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan serangkaian dari tahap pemberantasan
kecacatan.Rehabilitasi ini bertujuan untuk berusaha mengembalikan
fugsi fisik, psikologis, dan social seoptimal mungkin.Pada kasus ini
dapat dilakukan rehabilitasi fisik jika terdapat gangguan fisik seperti
deformitas.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Lampiran
14