Professional Documents
Culture Documents
Capital Investment
Capital Investment
Sama halnya dengan NPV, jika nilai IRR lebih besar dibandingkan tingkat imbal hasil
yang diminta maka investasi tersebut dapat diterima karena akan menguntungkan
perusahaan. Namun apabila nilai IRR sama dengan tingkat imbal hasil yang diminta
perusahaan maka investasi tersebut dapat diterima atau di tolak. Namun apabila nilai IRR
lebih kecil daripada tingkat imbal hasil yang diminta maka proyek tersebut harus di tolak
karena bisa merugikan perusahaan.
5. NPV VS IRR: MUTUALLY EXCLUSIVE PROJECTS
NPV dan IRR memiliki metode yang berbeda dalam membantu para manajer membuat
suatu keputusan investasi yang terbaik. Namun baik NPV maupun IRR mampu
menghasilkan sebuah keputusan yang sama bagi suatu proyek independen. Hal tersebut
dibuktikan dengan apabila nilai NPV lebih besar dari nol dan IRR juga lebih besar dari
tingkat imbal hasil yang diminta, maka kedua model tersebut menghasilkan keputusan yang
sama-sama tepat. Namun apabila kedua metode tersebut digunakan dalam sebuah proyek
yang saling bersaing, maka akan menghasilkan hasil yang berbeda. Akan tetapi biasanya
metode yang secara konsisten mengungkapkan proyek dengan keuntungan yang maksimal
yang akan lebih dipilih dan disenangi.
Terdapat 2 perbedaan antara metode NPV dan IRR, yaitu sebagai berikut:
a) NPV mengasumsikan bahwa setiap arus kas masuk yang diterima diinvestasikan kembali
pada tingkat imbal hasil yang diminta, sedangkan IRR mengasumsikan bahwa setiap arus
kas masuk diinvestasikan kembali pada IRR yang dihitung. (namun dalam hal ini
menginvestasikan kembali pada tingkat imbal hasil yang diminta lebih realistis dan dapat
memberikan hasil yang dapat dipercaya dibandingkan dengan membandingkan proyek
yang saling eksklusif).
b) Metode NPV menngukur profitabilitas dalam nilai absolute, sedangkan metode IRR
mengukur profitabilitas dalam nilai relative
Oleh karena itu, NPV yang sebaiknya digunakan dalam memilih diantara beberapa
proyek yang bersaing, proyek saling eksklusif atau proyek yang bersaing jika dana modal
terbatas.
6.2 KONVERSI ARUS KAS KOTOR MENJADI ARUS KAS SETELAH PAJAK
Untuk menganalisis pengaruh pajak, arus kas biasanya dibedakan menjadi dua kategori
yaitu: arus kas keluar awal yang diperlukan untuk mendapatkan asset proyek dan arus kas
masuk yang dihasilkan selama umur proyek. Arus kas keluar dan arus kas masuk yang
disesuaikan untuk pengaruh pajak disebut arus kas keluar dan arus kas masuk bersih.
Arus kas setelah pajak = laba bersih setelah pajak + Beban nonkas
CF = NI + NC
Dimana:
CF = arus kas setelah pajak (after tax cash flows)
NI = laba bersih setelah pajak (after tax net income)
NC = beban nonkas (noncash expenses)
Contoh beban non kas adalah penyusutan dan kerugian. Beban nonkas bukan merupakan
arus kas, tetapi menghasilkan arus kas dengan mengurangi pajak.
Pendekatan dekomposisi menghitung arus kas operasi dengan menghitung arus kas
setelah pajak untuk setiap pos dalam laporan laba rugi.
CF = [(1- Tarif Pajak) x Pendapatan] – [(1- Tarif Pajak) x Beban Kas] +
[(Tarif Pajak) x Beban nonkas]
Ciri dari dekomposisi adalah kemampuannya menghitung arus kas setelah pajak dalam
format spreadsheet. Format spreadsheet disusun dengan membuat empat kolom, tiga untuk
masing-masing kategori arus kas dan satu lagi untuk total arus kas setelah pajak, yaitu jumlah
ketiga kategori pertama. Ciri kedua dari dekomposisi adalah kemampuannya menghitung
pengaruh kas setelah pajak atas dasar pos per pos.
6.5 ARUS KAS SETELAH PAJAK : PENYELESAIAN AKHIR
Pada akhir masa proyek, ada dua sumber utama kas, yaitu: (1) mengeluarkan modal kerja
dan (2) persiapan, pemindahan, dan penjualan perlengkapan (menyelamatkan efek nilai).
Berbagai modal kerja berkomitmen pada proyek yang sudah dikeluarkan. Pengeluaran modal
kerja ini merupakan arus kas masuk dengan tanpa konsekuensi pajak.
7. INVESTASI MODAL : LINGKUNGAN MANUFAKTUR YANG CANGGIH
Dalam lingkungan manufaktur yang canggih, investasi jangka panjang pada umumnya
berkaitan dengan otomatisasi pabrik. Banyak manfaat yang dapat direalisasikan dengan
merancang ulang dan menyederhanakan proses manufaktur saat ini. Akan tetapi, setelah
manfaat dari desain ulang dan penyederhanaan dicapai, akan menjadi nyata bahwa
otomatisasi dapat menghasilkan manfaat tambahan.
Meskipun analisis arus kas diskonto (dengan menggunakan nilai sekarang bersih dan
tingkat pengembalian internal) tetap unggul dalam keputusan investasi modal, lingkungan
manufaktur yang baru meminta perhatian yang lebih bagi penggunaan input dalam model
arus kas diskonto.
1) Bagaimana Investasi Dibedakan
Investasi dalam proses manufaktur yang terotomatisasi adalah jauh lebih kompleks
dibandingkan investasi dalam peralatan manufaktur standar di masa lalu. Bagi peralatan
standar, biaya langsung akuisisi mencerminkan investasi yang sebenarnya. Biaya
sampingan kadang terabaikan, padahal jumlahnya bisa jadi cukup besar.
2) Bagaimana Estimasi Arus Kas Operasional Dibedakan
Penghematan biaya tenaga kerja langsung sering digunakan sebagai justifikasi utama
untuk melakukan otomatisasi. Dalam analisis investasi modal tradisional, manfaat yang
tak berwujud dan penghematan tak langsung sering diabaikan. Akan tetapi, dalam
keputusan otomatisasi, manfaat tak berwujud dan tak langsung dapat cukup berpengaruh
dan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup proyek. Kualitas yang
lebih baik, lebih dapat diandalkan, mengurangi waktu tenggang, meningkatkan kepuasan
pelanggan, dan meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan pangsa pasar
semuanya merupakan manfaat tak berwujud namun penting dalam sistem manufaktur
yang canggih.
3) Nilai Sisa
Nilai sisa atau nilai akhir sering diabaikan dalam keputusan investasi. Alasan yang biasa
dikemukakan adalah karena sulitnya mengestimasi nilai sisa. Karena ketidakpastian ini,
dampak nilai sisa sering diabaikan. Namun, pendekatan tersebut mungkin tidak bijaksana
karena nilai sisa dapat menghasilkan perbedaan keputusan Antara melakukan investasi
atau tidak. Dengan memperhatikan ketatnya persaingan, perusahaan tidak boleh
membuat keputusan yang tidak tepat (merugikan).
4) Tingkat Diskonto
Jangan terlalu konservatif terhadap diskonto yang ternyata dapat membahayakan. Secara
teori, jika arus kas masa depan diketahui dengan pasti, maka tingkat diskonto yang tepat
merupakan biaya modal perusahaan. Dalam prakteknya, arus kas masa depan tidak pasti
dan manajer sering memilih tingkat diskonto lebil tinggi daripada biaya modal untuk
menghindari ketidak pastian tersebut. Jika tingkat diskonto yang dipilih terlalu tinggi,
maka akan membiaskan proses pemilihan investasi jangka pendek.
The equipment qualifies as a seven-year MACRS asset. Management has decided to use
straight-line depreciation for tax purposes, using the required half-year convention. The tax rate is
40 percent. The projected life of the system is 10 years. The hurdle rate is 16 percent for all capital
budgeting projects, although the company’s cost of capital is 12 percent.
Required:
1. Based on the financial data provided, prepare a schedule of expected cash flows.
2. What is the payback period?
Jawaban
1. Years 0 ................................................................................................. $ (420,000)
Years 1:
Operating costs (0.60 $35,000) .................................................. $ (21,000)
Savings (0.60 $243,000) ............................................................ 145,800
Depreciation shield [0.40 ($420,000/7) 0.5] ........................... 12,000
Total......................................................................................... $ 136,800
Years2–7:
Operating costs .............................................................................. $ (21,000)
Savings .......................................................................................... 145,800
Depreciation shield (0.40 $60,000) ............................................ 24,000
Total......................................................................................... $ 148,800
Years 8:
Operating costs (0.60 $35,000) .................................................. $ (21,000)
Savings (0.60 $243,000) ............................................................ 145,800
Depreciation shield (0.40 $30,000) ........................................... 12,000
Total......................................................................................... $ 136,800
Years9–10:
Operating costs (0.60 $35,000) .................................................. $ (21,000)
Savings (0.60 $243,000) ............................................................ 145,800
Total......................................................................................... $ 124,800
2. Payback period:
$136,800 1.00 year
148,800 1.00
134,400 0.90 ($134,400/$148,800)
$ 420,000 2.90 years
NPV sebesar $ 273.387 positif dan menandakan bahwa proyek dapat diterima
4. Kebanyakan faktor dinyatakan dapat dihitung. Lebih jauh lagi mereka harus lebih dimasukkan
ke dalam analisis. Semua biaya langsung dan tidak langsung seperti halnya faktor tak
berwujud harus dimasukkan, jika tidak akan mungkin melewatkan investasi yang sangat
menguntungkan. Mengeluarkan faktor keadaan lingkungan merupakan hal yang
menyesatkan, hal ini mudah dikuantifikasi dan penghindarannya merupakan simpanan yang
penting.
Dampak pada penjualan juga harus di estimasi, telah terdapat beberapa indikasi untuk
perusahaan mengakses outcome nanti. Hal ini juga tidak terlalu sulit untuk menghandel
potential litigation cost.
Annual cash flows meningkat $90,000 (fines and sales effect) [e.g., cash inflows increase to
$226,800 in Year 1 ($136,800 + $90,000) and $238,800 for Years 2–7 ($148,800 + $90,000)].
Payback:
$ 226,800 1.00 year
193,200 0.81 ($193,200/$238,800)
$ 420,000 1.81 years
The payback is reduced by 1.09 years.
Dampak dari faktor yang dikeluarkan lebih besar dari faktor individu. Sementara hal ini
mungkin keadaan yang normal, hal ini menekankan pentingnya memasukkan semua faktor
terkait dalam analisis. Seperti yang telah disampaikan, pengeluaran faktor ini dapat
menyebabkan perusahaan melewatkan kesempatan investasi yang menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Liming Guan; Don R. Hansen; Maryanne M. Mowen. 2009. Cost Management. 6th Edition.
South-Western Cengage Learning. USA