Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

1.

JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL


Keputusan investasi modal dapat dikatakan berkaitan dengan akuisisi aset jangka
panjang dan biasanya melibatkan pengeluaran dana yang signifikan. Keputusan investasi
modal menempatkan sebagai sumber dana perusahaan pada resiko, maka dari itu keputusan
investasi modal adalah keputusan yang amat penting yang diambil oleh para manajer.
Ada dua jenis proyek investasi modal yaitu independen dan saling eksklusif.
a) Proyek Independen merupakan proyek yang jika diterima atau ditolak, tidak akan
memengaruhi arus kas proyek lainnya. Contoh: keputusan Astra Internasional untuk
membangun pabrik baru Toyota tidak berpengaruh terhadap keputusan untuk
membangun pabrik Daihatsu.
b) Proyek Saling Eksklusif merupakan proyek yang jika diterima akan menghalangi
penerimaan semua alternatif proyek lainnya. Contoh: keputusan untuk meneruskan
penggunaan mesin manual atau menggantikannya dengan mesin yang terotomatisasi.

2. MODEL NON DISKONTO


Dalam memutuskan apakah akan menerima atau menolak proyek yang diusulkan,
manajer membuat keputusan investasi modal dengan menggunakan model formal. Dimana
model keputusan tersebut diklasifikasikan sebagai nondiskonto dan diskonto, bergantung
pada apakah model tersebut akan menjawab pertanyaan tentang nilai waktu dari uang.
Terdapat dua model dalam model nondiskonto yaitu:
a) Periode Pengembalian (Payback Period)
Periode pengembalian merupakan waktu yang diperlukan perusahaan untuk menutup
investasi awal. Salah satu cara untuk menggunakan periode pengembalian adalah dengan
menetapkan suatu periode pengembalian maksimum pada seluruh proyek yang melewati
tingkat ini. Untuk harus kas yang tetap, hal itu dihitung dengan membagi investasi
dengan arus kas tahunan. Untuk arus kas tidak tetap, arus kas dijumlahkan hingga
investasi dapat ditutupi. Periode pengembalian berguna untuk menilai dan
mengendalikan risiko, meminimalkan dampak investasi terhadap likuiditas perusahaan,
dan mengendalikan risiko keusangan.
Rumus perhitungan periode pengembalian:
Periode pengembalian = Investasi awal
Arus kas tahunan
b) Tingkat Imbal Hasil Akuntansi (Accounting Rate of Return)
Tingkat imbal hasil akuntansi mengukur imbal hasil atas suatu proyek dalam
kerangka laba, bukan dari arus kas proyek. Tingkat imbal hasil akuntansi ini bisa
dikatakan tidak seperti priode pengembalian, karena tingkat imbal hasil akuntansi
mempertimbangkan profitabilitas proyek namun masih mengabaikan nilai waktu dari
uang. Selain itu, tingkat imbal hasil akuntansi ini berguna meyakinkan rasio akuntansi
tertentu tidak terpengaruh (terutama rasio akuntansi yang dapat dipantau untuk
memastikan ketaatan perjanjian utang).
Rumus perhitungan tingkat imbal hasil akuntansi:
Tingkat imbal hasil akuntansi = Laba rata-rata
Investasi awal atau investasi rata-rata

Dimana: Investasi rata-rata = Investasi awal + Nilai sisa (salvage


value)
2

3. THE NET PRESENT VALUE METHOD (METODE NPV)


Terdapat 2 model diskonto yaitu: metode net present value (NPV) dan internal rate of
return (IRR).

3.1 THE MEANING OF NPV (DEFINISI NPV)


Metode net present value digunakan untuk mengukur profitabilitas investasi suatu
perusahaan dengan cara melihat selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus
kas keluar yang saling berhubungan dalam suatu proyek. Sehingga apabila suatu proyek
perusahaan memiliki nilai positif pada NPV maka terdapat peningkat nilai perusahaan yang
dihasilkan dari suatu investasi.
Nilai NPV yang postif mempunyai arti bahwa (1) investasi awal telah tertutupi, (2)
tingkat imbal hasil yang diminta telah dipenuhi dan (3) imbal hasil yang melebihi dari
investasi awal yang telah tertutupi dan tingkat imbal hasil yang diminta telah diterima.
Apabila NPV mempunyai nilai lebih besar dari nol maka pengambil keputusan
perusahaan dapat menerima investasi tersebut karena investasi tersebut dapat
menguntungkan perusahaan. Sedangkan apabila NPV mempunyai nilai sama dengan nol
maka pengambil keputusan dalam suatu perusahaan dapat menerima atau menolak investasi
tersebut karena akan menghasilkan jumlah yang sama dengan tingkat imbal hasil yang
diminta. Dan apabila NPV mempunyai nilai lebih kecil dari nol maka investasi tersebut
sebaiknya di tolak karena akan merugikan perusahaan.

4. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)


Internal rate of return merupakan suatu teknik investai modal yang paling banyak
digunakan alasannya karena konsep ini mudah digunakan oleh manajer selain itu juga
manajer percaya bahwa IRR adalah tingkat imbal hasil sebenarnya yang diterima oleh
investasi awal. Internal rate of return ini dapat didefinisikan sebagai suku bunga yang
mengatur nilai sekarang dari arus kas masuk pada suatu proyek yang sama dengan nilai
sekarang dari biaya yang dikeluarkan untuk proyek investasi tersebut. Dengan kata lain, IRR
merupakan suka bunga dimana NPV sama dengan nol. Berikut ini persamaan dari IRR:

I = ∑ CFt / (1 + I)t Dimana t = 1 ….n

Sama halnya dengan NPV, jika nilai IRR lebih besar dibandingkan tingkat imbal hasil
yang diminta maka investasi tersebut dapat diterima karena akan menguntungkan
perusahaan. Namun apabila nilai IRR sama dengan tingkat imbal hasil yang diminta
perusahaan maka investasi tersebut dapat diterima atau di tolak. Namun apabila nilai IRR
lebih kecil daripada tingkat imbal hasil yang diminta maka proyek tersebut harus di tolak
karena bisa merugikan perusahaan.
5. NPV VS IRR: MUTUALLY EXCLUSIVE PROJECTS
NPV dan IRR memiliki metode yang berbeda dalam membantu para manajer membuat
suatu keputusan investasi yang terbaik. Namun baik NPV maupun IRR mampu
menghasilkan sebuah keputusan yang sama bagi suatu proyek independen. Hal tersebut
dibuktikan dengan apabila nilai NPV lebih besar dari nol dan IRR juga lebih besar dari
tingkat imbal hasil yang diminta, maka kedua model tersebut menghasilkan keputusan yang
sama-sama tepat. Namun apabila kedua metode tersebut digunakan dalam sebuah proyek
yang saling bersaing, maka akan menghasilkan hasil yang berbeda. Akan tetapi biasanya
metode yang secara konsisten mengungkapkan proyek dengan keuntungan yang maksimal
yang akan lebih dipilih dan disenangi.
Terdapat 2 perbedaan antara metode NPV dan IRR, yaitu sebagai berikut:
a) NPV mengasumsikan bahwa setiap arus kas masuk yang diterima diinvestasikan kembali
pada tingkat imbal hasil yang diminta, sedangkan IRR mengasumsikan bahwa setiap arus
kas masuk diinvestasikan kembali pada IRR yang dihitung. (namun dalam hal ini
menginvestasikan kembali pada tingkat imbal hasil yang diminta lebih realistis dan dapat
memberikan hasil yang dapat dipercaya dibandingkan dengan membandingkan proyek
yang saling eksklusif).
b) Metode NPV menngukur profitabilitas dalam nilai absolute, sedangkan metode IRR
mengukur profitabilitas dalam nilai relative
Oleh karena itu, NPV yang sebaiknya digunakan dalam memilih diantara beberapa
proyek yang bersaing, proyek saling eksklusif atau proyek yang bersaing jika dana modal
terbatas.

6. PERHITUNGAN DAN PENYESUAIAN ARUS KAS


Langkah penting dalam analisis investasi modal adalah menentukan pola arus setiap
proyek. Ada dua langkah yang diperlukan untuk menghitung arus kas :
1) Peramalan pendapatan, beban, dan pengeluaran modal
2) Penyesuaian arus kas kotor dengan inflasi dan pajak
6.1 PENYESUAIAN PERAMALAN UNTUK INFLASI
Inflasi yang tinggi dapat mempengaruhi keputusan investasi modal dalam suatu
perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan internasional. Dengan adanya inflasi yang
tinggi, penting mengetahui bagaimana menyesuaikan modal penganggaran modal atas
pengaruh inflasi. Dalam lingkungan inflasi , pasar keuangan bereaksi terhadap kenaikan
biaya modal . Dimana biaya modal terdiri atas dua unsur yaitu: tingkat riil dan unsur
inflasi(investor meminta premi sebagai kompensasi atas hilangnya daya beli dollar atau mata
uang lokal).
Inflasi juga harus dilibatkan dalam memprediksi arus kas operasi. Jika arus kas operasi
tidak disesuaikan dengan inflasi, maka dihasilkan keputusan yang salah. Sementara, bila
disesuaikan akan menghasilkan keputusan yang benar. Dalam menyesuaikan prediksi arus
kas, dapat digunakan indeks perubahan harga spesifik, jika tidak mungkin, bisa
menggunakan indeks harga umum.

6.2 KONVERSI ARUS KAS KOTOR MENJADI ARUS KAS SETELAH PAJAK
Untuk menganalisis pengaruh pajak, arus kas biasanya dibedakan menjadi dua kategori
yaitu: arus kas keluar awal yang diperlukan untuk mendapatkan asset proyek dan arus kas
masuk yang dihasilkan selama umur proyek. Arus kas keluar dan arus kas masuk yang
disesuaikan untuk pengaruh pajak disebut arus kas keluar dan arus kas masuk bersih.

6.3 ARUS KAS SETELAH PAJAK: TAHUN 0


Arus kas keluar bersih pada tahun 0 adalah selisih antara biaya awal proyek dan setiap
arus kas masuk yang secara langsung berhubungan dengannya. Penyesuaian arus kas masuk
dan arus kas keluar terhadap pengaruh pajak memerlukan pengetahuan mengenai tarif pajak
perusahaan yang berlaku. Konsekuensi pajak dapat dinilai dengan mengurangi nilai buku
dari harga jual. Jika selisihnya positif, maka perusahaan mengalami keuntungan, jika
selisihnya negatif maka perusahaan mengalami kerugian nonkas.

6.4 ARUS KAS SETELAH PAJAK : UMUR PROYEK


Arus kas setelah pajak tahunan merupakan jumlah dari laba proyek setelah pajak dan beban
nonkas. Penghitungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Arus kas setelah pajak = laba bersih setelah pajak + Beban nonkas
CF = NI + NC
Dimana:
CF = arus kas setelah pajak (after tax cash flows)
NI = laba bersih setelah pajak (after tax net income)
NC = beban nonkas (noncash expenses)

Contoh beban non kas adalah penyusutan dan kerugian. Beban nonkas bukan merupakan
arus kas, tetapi menghasilkan arus kas dengan mengurangi pajak.
Pendekatan dekomposisi menghitung arus kas operasi dengan menghitung arus kas
setelah pajak untuk setiap pos dalam laporan laba rugi.
CF = [(1- Tarif Pajak) x Pendapatan] – [(1- Tarif Pajak) x Beban Kas] +
[(Tarif Pajak) x Beban nonkas]

Penjelasannya sebagai berikut:


a) Tarif Pajak) x Pendapatan : arus kas masuk setelah pajak dari pendapatan kas
b) Tarif Pajak) x Beban Kas : arus kas keluar setelah pajak dari beban operasional kas
c) (Tarif Pajak) x Beban nonkas : arus masuk dari penghematan pajak yang dihasilkan oleh
beban non kas.

Ciri dari dekomposisi adalah kemampuannya menghitung arus kas setelah pajak dalam
format spreadsheet. Format spreadsheet disusun dengan membuat empat kolom, tiga untuk
masing-masing kategori arus kas dan satu lagi untuk total arus kas setelah pajak, yaitu jumlah
ketiga kategori pertama. Ciri kedua dari dekomposisi adalah kemampuannya menghitung
pengaruh kas setelah pajak atas dasar pos per pos.
6.5 ARUS KAS SETELAH PAJAK : PENYELESAIAN AKHIR
Pada akhir masa proyek, ada dua sumber utama kas, yaitu: (1) mengeluarkan modal kerja
dan (2) persiapan, pemindahan, dan penjualan perlengkapan (menyelamatkan efek nilai).
Berbagai modal kerja berkomitmen pada proyek yang sudah dikeluarkan. Pengeluaran modal
kerja ini merupakan arus kas masuk dengan tanpa konsekuensi pajak.
7. INVESTASI MODAL : LINGKUNGAN MANUFAKTUR YANG CANGGIH
Dalam lingkungan manufaktur yang canggih, investasi jangka panjang pada umumnya
berkaitan dengan otomatisasi pabrik. Banyak manfaat yang dapat direalisasikan dengan
merancang ulang dan menyederhanakan proses manufaktur saat ini. Akan tetapi, setelah
manfaat dari desain ulang dan penyederhanaan dicapai, akan menjadi nyata bahwa
otomatisasi dapat menghasilkan manfaat tambahan.
Meskipun analisis arus kas diskonto (dengan menggunakan nilai sekarang bersih dan
tingkat pengembalian internal) tetap unggul dalam keputusan investasi modal, lingkungan
manufaktur yang baru meminta perhatian yang lebih bagi penggunaan input dalam model
arus kas diskonto.
1) Bagaimana Investasi Dibedakan
Investasi dalam proses manufaktur yang terotomatisasi adalah jauh lebih kompleks
dibandingkan investasi dalam peralatan manufaktur standar di masa lalu. Bagi peralatan
standar, biaya langsung akuisisi mencerminkan investasi yang sebenarnya. Biaya
sampingan kadang terabaikan, padahal jumlahnya bisa jadi cukup besar.
2) Bagaimana Estimasi Arus Kas Operasional Dibedakan
Penghematan biaya tenaga kerja langsung sering digunakan sebagai justifikasi utama
untuk melakukan otomatisasi. Dalam analisis investasi modal tradisional, manfaat yang
tak berwujud dan penghematan tak langsung sering diabaikan. Akan tetapi, dalam
keputusan otomatisasi, manfaat tak berwujud dan tak langsung dapat cukup berpengaruh
dan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup proyek. Kualitas yang
lebih baik, lebih dapat diandalkan, mengurangi waktu tenggang, meningkatkan kepuasan
pelanggan, dan meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan pangsa pasar
semuanya merupakan manfaat tak berwujud namun penting dalam sistem manufaktur
yang canggih.
3) Nilai Sisa
Nilai sisa atau nilai akhir sering diabaikan dalam keputusan investasi. Alasan yang biasa
dikemukakan adalah karena sulitnya mengestimasi nilai sisa. Karena ketidakpastian ini,
dampak nilai sisa sering diabaikan. Namun, pendekatan tersebut mungkin tidak bijaksana
karena nilai sisa dapat menghasilkan perbedaan keputusan Antara melakukan investasi
atau tidak. Dengan memperhatikan ketatnya persaingan, perusahaan tidak boleh
membuat keputusan yang tidak tepat (merugikan).
4) Tingkat Diskonto
Jangan terlalu konservatif terhadap diskonto yang ternyata dapat membahayakan. Secara
teori, jika arus kas masa depan diketahui dengan pasti, maka tingkat diskonto yang tepat
merupakan biaya modal perusahaan. Dalam prakteknya, arus kas masa depan tidak pasti
dan manajer sering memilih tingkat diskonto lebil tinggi daripada biaya modal untuk
menghindari ketidak pastian tersebut. Jika tingkat diskonto yang dipilih terlalu tinggi,
maka akan membiaskan proses pemilihan investasi jangka pendek.

KASUS 20-14 POLLUTION PREVENTION, P2 INVESTMENT


Hatfield Company produces jewelry that requires electroplating with gold, silver, and other
valuable metals. Electroplating uses large amounts of water and chemicals, producing wastewater
with a number of toxic residuals. Currently, Hatfield uses settlement tanks to remove waste;
unfortunately, the approach is inefficient, and much of the toxic residue is left in the water that is
discharged into a local river. The amount of toxic discharge exceeds the legal, allowable amounts,
and the company is faced with substantial, ongoing environmental fines. The environmental
violations are also drawing unfavorable public reaction, and sales are being affected. A lawsuit is
also impending, which could prove to be quite costly.
Management is now considering the installation of a zero-discharge, closed-loop system to
treat the wastewater. The proposed closed-loop system would not only purify the wastewater, but
it would also produce cleaner water than that currently being used, increasing plating quality. The
closed-loop system would produce only four pounds of sludge, and the sludge would be virtually
pure metal, with significant market value. The system requires an investment of $420,000 and will
cost $30,000 in increased annual operation plus an annual purchase of $5,000 of filtration medium.
However, management projects the following savings:
Water usage $ 45,000
Chemical usage 28,000
Sludge disposal 60,000
Recovered metal sales 30,000
Sampling of discharge 80,000
Total $243,000

The equipment qualifies as a seven-year MACRS asset. Management has decided to use
straight-line depreciation for tax purposes, using the required half-year convention. The tax rate is
40 percent. The projected life of the system is 10 years. The hurdle rate is 16 percent for all capital
budgeting projects, although the company’s cost of capital is 12 percent.

Required:
1. Based on the financial data provided, prepare a schedule of expected cash flows.
2. What is the payback period?

Jawaban
1. Years 0 ................................................................................................. $ (420,000)
Years 1:
Operating costs (0.60  $35,000) .................................................. $ (21,000)
Savings (0.60  $243,000) ............................................................ 145,800
Depreciation shield [0.40  ($420,000/7)  0.5] ........................... 12,000
Total......................................................................................... $ 136,800
Years2–7:
Operating costs .............................................................................. $ (21,000)
Savings .......................................................................................... 145,800
Depreciation shield (0.40  $60,000) ............................................ 24,000
Total......................................................................................... $ 148,800
Years 8:
Operating costs (0.60  $35,000) .................................................. $ (21,000)
Savings (0.60  $243,000) ............................................................ 145,800
Depreciation shield (0.40  $30,000) ........................................... 12,000
Total......................................................................................... $ 136,800
Years9–10:
Operating costs (0.60  $35,000) .................................................. $ (21,000)
Savings (0.60  $243,000) ............................................................ 145,800
Total......................................................................................... $ 124,800

2. Payback period:
$136,800 1.00 year
148,800 1.00
134,400 0.90 ($134,400/$148,800)
$ 420,000 2.90 years

3. Year Cash Flow Discount Factor Present Value


0...................... $(420,000) 1.000 $ (420,000)
1...................... 136,800 0.862 117,922
2–7.................... 148,800 3.176 472,589
8...................... 136,800 0.305 41,724
9...................... 124,800 0.263 32,822
10..................... 124,800 0.227 28,330
NPV .................................................................................................. $ 273,387

NPV sebesar $ 273.387 positif dan menandakan bahwa proyek dapat diterima

4. Kebanyakan faktor dinyatakan dapat dihitung. Lebih jauh lagi mereka harus lebih dimasukkan
ke dalam analisis. Semua biaya langsung dan tidak langsung seperti halnya faktor tak
berwujud harus dimasukkan, jika tidak akan mungkin melewatkan investasi yang sangat
menguntungkan. Mengeluarkan faktor keadaan lingkungan merupakan hal yang
menyesatkan, hal ini mudah dikuantifikasi dan penghindarannya merupakan simpanan yang
penting.
Dampak pada penjualan juga harus di estimasi, telah terdapat beberapa indikasi untuk
perusahaan mengakses outcome nanti. Hal ini juga tidak terlalu sulit untuk menghandel
potential litigation cost.

Annual cash flows meningkat $90,000 (fines and sales effect) [e.g., cash inflows increase to
$226,800 in Year 1 ($136,800 + $90,000) and $238,800 for Years 2–7 ($148,800 + $90,000)].

Payback:
$ 226,800 1.00 year
193,200 0.81 ($193,200/$238,800)
$ 420,000 1.81 years
The payback is reduced by 1.09 years.

NPV is increased by the following amount:


Fines and sales effect ($90,000  4.833) ............... $ 434,970
Lawsuit avoidance ($200,000  0.641) ................. 128,200
Total increase in NPV ..................................... $ 563,170

Dampak dari faktor yang dikeluarkan lebih besar dari faktor individu. Sementara hal ini
mungkin keadaan yang normal, hal ini menekankan pentingnya memasukkan semua faktor
terkait dalam analisis. Seperti yang telah disampaikan, pengeluaran faktor ini dapat
menyebabkan perusahaan melewatkan kesempatan investasi yang menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Liming Guan; Don R. Hansen; Maryanne M. Mowen. 2009. Cost Management. 6th Edition.
South-Western Cengage Learning. USA

You might also like