Tugas Modul 3

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

TUGAS MODUL 3

1. Berdasakan sifat/komposisi kimianya, batuan beku dapat dikelompokan menjadi 4


(empat), sebutkan.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan diferensiasi magma, dan jelaskan hubungannya
dengan pembentukan rock forming minerals dan jenis-jenis batuan beku.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asimilasi magma dan jelaskan pula
hubungannya dengan pembentukan berbagai jenis batuan beku.

Jawaban :
1. Berdasakan sifat/komposisi kimianya, batuan beku dapat dikelompokan menjadi 4
(empat), yaitu:
a. Kelompok batuan beku ultrabasa/ultramafik
b. Kelompok batuan beku basa
c. Kelompok batuan beku intermediate
d. Kelompok batuan beku asam.
2. Diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur magma yang terjadi secara
perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-minera seperti yangditunjukkan
dalam deret reaksi Bowen (Bowen’s reaction series). Hubungan diferensisasi magma
dengan pebentukan batuan ialah Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa,
basa, intermediate, dan asam dapat terjadi melalui proses diferensiasi magma. Pada
tahap awal penurunan temperatur magma, mineral-mineral yang akan terbentuk
pertama kali adalah olivin, piroksin dan Ca-plagioklas, yang merupakan mineral-
mineral penyusun batuan ultrabasa, seperti peridotit. Setelah itu magma akan
berkomposisi basa hingga intermediate di mana pada kondisi ini akan terbentuk
mineral-mineralamfibol, biotit dan plagioklas intermediate (labradorit - andesin),
yang merupakan mineral-mineral pembentuk batuan gabro (basa) dan diorit
(intermediate).Setelah mineral mineral tersebut di atas terbentuk, maka konsentrasi
magmamenjadi semakin bersifat asam. Pada kondisi ini mulai terbentuk mineral-
mineral Kfeldspar (ortoklas), Na-plagioklas (albit), muskovit, dan kuarsa,
yangmerupakan mineral-mineral penyusun batuan granit dan granodiorit.
3. Asimilasi magma adalah proses meleburnya batuan samping (migling) akibat
naiknya magma ke permukaan, dan proses ini dapat menyebabkan magma yang
tadinya bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya
lebih bersifat asam. Hubungannya dengan pembentukan batuan beku ialah magma
yang berkomposisi basa, yang berasal dari mantel, dapat juga berubah menjadi
intermediate jika bertemu dan berasimilasi dengan batuan kerak kontinen yang
berkomposisi asam. Di mana hasil asimilasi kedua jenis magma tersebut (basa dari
mantel dan asam dari kerak kontinen) membentuk magma yang berkomposisi
dioritik (intermediate) dan dari asimilasi magma ini maka akan terbentuk batuan
beku intermediate dan batuan beku yang bersifat asam.
TUGAS MODUL 4
1. Jelaskan kelompok mineral yang terdapat dalam batuan beku.
2. Gambarkan klasifikasi batuan beku menurut Streckeisen (1974),baik untuk batuan
beku berbutir kasar (faneritik) maupun berbutir halus (afanitik).
3. Uraikan klasifikasi batuan beku menurut komposisi kimianya.

Jawaban :
1. Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku:
a. Mineral utama pembentuk batuan (essential minerals). Contoh: kuarsa, feldspar,
olivin, dan amfibol.
b. Mineral tambahan (accessory minerals). Contoh: kromit, magnetit, ilmenit, rutil,
dan zirkon.
c. Mineral sekunder (secondary minerals). Contoh: kalsit, klorit, pirit, limonit, dan
mineral lempung.
2.

Pada gambar diatas memperlihatkan klasifikasi Streckeisen (1974) untuk batuan


beku berbutir kasar (faneritik). Karakteristik batuan beku bertekstur faneritik:
dapat teramati secara megaskopis (mata biasa), berbutir sedang – kasar (> 1
mm). Mineral-mineral yang dijadikan sebagai parameter adalah: kuarsa (Q),
alkali feldspar (A), plagioklas (P), dan foidolit (F).

Pada gambar diatas memperlihatkan klasifikasi Streckeisen (1974) untuk batuan


beku berbutir halus (afanitik). Karakteristik batuan beku bertekstur afanitik
adalah: Mineral-mineralnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa atau
dengan loupe, umumnya berbutir halus (< 1 mm), persentasi mineraloginya
tidak dapat ditentukan secara megaskopis.
3. Berdasarkan komposisi kimianya, batuan beku dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:
a. Batuan beku asam (felsik); kandungan silika > 66%. Contoh:
1. Granit: faneritik atau faneroporfiritik, berwarna cerah.
2. Riolit: seperti granit namun bertekstur afanitik atau porfiroafanitik, merupakan
batuan lelehan dari granit.
b. Batuan beku intermediate (menengah); kandungan silika 52-66%. Contoh:
1. Diorit: faneritik atau faneroporfiritik, berwarna abu abu hingga abu abu gelap.
2. Andesit: seperti diorit namun bertekstur afanitik atau porfiroafanitik.
c. Batuan beku basa; kandungan silika 45-52%. Contoh:
1. Gabro: faneritik atau faneroporfiritik, berwarna abu abu gelap hingga hitam.
2. Basal: seperti gabro namun bertekstur afanitik atau porfiroafanitik merupakan
batuan lelehan dari gabro.
d. Batuan beku ultrabasa (ultramafik); kandungan silika < 45%. Contoh:
1. Dunit (komposisi olivin hampir 100%),
2. Peridotit (komposisi dominan olivine dan piroksin),
3. Piroksenit (komposisi piroksin hampir 100%).

You might also like