Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Suatu hari ada seorang wanita berumur 30 tahun dibawa oleh keluarganya ke salah satu

Rumah Sakit di kota Banjarmasin dengan gejala diare kurang lebih selama 7 hari. Selain itu
wanita tersebut (Ny. A) menderita sariawan sudah 4 bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat
badannya turun secara berangsur-angsur. Semula berat badan Ny. A adalah 60 kg tapi 4 bulan
terakhir ini badannya kurus dan telah turun 15 kg. Ny. A ini merupakan seorang TKW di
Malaysia, karena itu Ny. A jarang pulang dan cuma bisa 2 kali setahun pulang kampung.
Ny. A masuk UGD kemudian diopname di ruang penyakit dalam karena kondisi Ny. A
yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani Ny. A mengunjunginya
dan memberikan saran kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan
mengambil sampel darahnya. Ny. A yang sangat ingin tahu tentang penyakitnya meminta
perawat tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan.
Sore harinya pukul 15.00 WITA hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan
telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa Ny. A positif terjangkit penyakit
HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga Ny. A untuk menghadap dokter
yang menangani Ny. A. Bersama dokter dan seijin dokter tersebut, perawat menjelaskan
tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan sedih. Keluarga meminta
kepada dokter terutama perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Ny. A.
Keluarga takut Ny. A akan frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari
masyarakat.
Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi
permintaan keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang
dialami oleh Ny. A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi.

1. Mengkaji situasi
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi dan
menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi sebagai
berikut :
 Ny. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang
dideritanya sekarang sehingga Ny. A meminta perawat tersebut memberikan informasi
tentang hasil pemeriksaan kepadanya.
 Rasa kasih sayang keluarga Ny. A terhadap Ny. A membuat keluarganya berniat
menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan meminta perawat untuk
tidak menginformasikannya kepada Ny. A dengan pertimbangan keluarga takut jika Ny. A
akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang
 c. Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia harus
memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus memenuhi haknya pasien
untuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan atau kondisinya.
2. Mendiagnosa Masalah Etik Moral
Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka bisa menimbulkan permasalahan etik moral
jika perawat tersebut tidak memberikan informasi kepada Ny. A terkait dengan penyakitnya
karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang kondisi pasien
termasuk penyakitnya.

3. Membuat Tujuan dan Rencana Pemecahan


Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh perawat bersama tim
medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini. Adapun alternatif
rencana yang bisa dilakukan antara lain :
a. Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan informasi hasil
pemeriksaan/penyakit Ny. A kepada Ny. A saat itu juga, tetapi memilih waktu yang tepat ketika
kondisi pasien dan situasinya mendukung.

Hal ini bertujuan supaya Ny. A tidak panik yang berlebihan ketika mendapatkan
informasi seperti itu karena sebelumnya telah dilakukan pendekatan-pendekatan oleh perawat.
Selain itu diperlukan juga motivasi dan support yang kuat dari keluarga. Keluarga harus tetap
menemani Ny. A tanpa ada sedikitpun perilaku dari keluarga yang menunjukkan perilaku
menghindar dari Ny. A. Dengan demikian diharapkan secara perlahan, Ny. A akan merasa
nyaman dengan support yang ada sehingga perawat dan tim medis akan menginformasikan
kondisi yang sebenarnya.

b. Perawat akan melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat dalam memenuhi hak-hak pasien
terutama hak Ny. A untuk mengetahui penyakitnya, sehingga ketika hasil pemeriksaan sudah
ada dan sudah didiskusikan dengan tim medis maka perawat akan langsung menginformasikan
kondisi Ny. A tersebut atas seijin dokter.

Alternatif ini bertujuan supaya Ny. A merasa dihargai dan dihormati haknya sebagai
pasien serta perawat tetap tidak melanggar etika keperawatan. Hal ini juga dapat berdampak
pada psikologisnya dan proses penyembuhannya. Misalnya ketika Ny. A secara lambat laun
mengetahui penyakitnya sendiri atau tahu dari anggota keluarga yang membocorkan informasi,
maka Ny. A akan beranggapan bahwa tim medis terutama perawat dan keluarganya sendiri
berbohong kepadanya. Dia bisa beranggapan merasa tidak dihargai lagi atau berpikiran bahwa
perawat dan keluarganya merahasiakannya karena ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
merupakan “aib” yang dapat mempermalukan keluarga dan Rumah Sakit. Kondisi seperti
inilah yang mengguncangkan psikis Ny. A nantinya yang akhirnya bisa memperburuk keadaan
Ny. A. Sehingga pemberian informasi secara langsung dan jujur kepada Ny. A perlu dilakukan
untuk menghindari hal tersebut.
Kendala-kendala yang mungkin timbul :
1) Keluarga tetap tidak setuju untuk memberikan informasi tersebut kepada Ny. A
Sebenarnya maksud dari keluarga tersebut adalah benar karena tidak ingin Ny. A
frustasi dengan kondisinya. Tetapi seperti yang diceritakan diatas bahwa ketika Ny. A tahu
dengan sendirinya justru akan mengguncang psikisnya dengan anggapan-anggapan yang
bersifat emosional dari Ny. A tersebut sehingga bisa memperburuk kondisinya. Perawat
tersebut harus mendekati keluarga Ny. A dan menjelaskan tentang dampak-dampaknya jika
tidak menginformasikan hal tersebut. Jika keluarga tersebut tetap tidak mengijinkan, maka
perawat dan tim medis lain bisa menegaskan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas
dampak yang terjadi nantinya. Selain itu sesuai dengan Kepmenkes 1239/2001 yang
mengatakan bahwa perawat berhak menolak pihak lain yang memberikan permintaan yang
bertentangan dengan kode etik dan profesi keperawatan.
2) Keluarga telah mengijinkan tetapi Ny. A denial dengan informasi yang diberikan perawat.
Denial atau penolakan adalah sesuatu yang wajar ketika seseorang sedang mendapatkan
permasalahan yang membuat dia tidak nyaman. Perawat harus tetap melakukan pendekatan-
pendekatan secara psikis untuk memotivasi Ny. A. Perawat juga meminta keluarga untuk tetap
memberikan support sistemnya dan tidak menunjukkan perilaku mengucilkan Ny. A tersebut.
Hal ini perlu proses adaptasi sehingga lama kelamaan Ny. A diharapkan dapat menerima
kondisinya dan mempunyai semangat untuk sembuh.

4. Melaksanakan Rencana
Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dan didiskusikan dengan tim
medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan. Sehingga bisa diputuskan
mana alternatif yang akan diambil. Dalam mengambil keputusan pada pasien dengan dilema
etik harus berdasar pada prinsip-prinsip moral yang berfungsi untuk membuat secara spesifik
apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu ( John Stone,
1989 ), yang meliputi :
a. Autonomy / Otonomi
Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dan
keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya tidak setuju maka perawat
harus mengutamakan hak Ny. A tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya.
b. Benefesience / Kemurahan Hati
Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan yang baik
dan tidak merugikan Ny. A. Sehingga perawat bisa memilih diantara 2 alternatif diatas mana
yang paling baik dan tepat untuk Ny. A dan sangat tidak merugikan Ny. A
c. Justice / Keadilan
Perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam melayani pasien. Adil berarti Ny.
A mendapatkan haknya sebagaimana pasien yang lain juga mendapatkan hak tersebut yaitu
memperoleh informasi tentang penyakitnya secara jelas sesuai dengan konteksnya/kondisinya.
d. Nonmaleficience / Tidak merugikan
Keputusan yang dibuat perawat tersebut nantinya tidak menimbulkan kerugian pada
Ny. A baik secara fisik ataupun psikis yang kronis nantinya.
e. Veracity / Kejujuran
Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi Ny. A tentang
penyakitnya. Karena hal ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab perawat untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan Ny. A secara benar dan jujur sehingga Ny. A akan
merasa dihargai dan dipenuhi haknya.
f. Fedelity / Menepati Janji
Perawat harus menepati janji yang sudah disepakati dengan Ny. A sebelum dilakukan
pemeriksaan yang mengatakan bahwa perawat bersdia akan menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada Ny. A jika hasil pemeriksaannya sudah selesai. Janji tersebut harus tetap
dipenuhi walaupun hasilnya pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan karena ini
mempengaruhi tingkat kepercayaan Ny. A terhadap perawat tersebut nantinya.
g. Confidentiality / Kerahasiaan
Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan yaitu menghargai
apa yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin kerahasiaan segala sesuatu yang telah
dipercayakan pasien kepadanya kecuali seijin pasien.

Berdasarkan pertimbangan prinsip-prinsip moral tersebut keputusan yang bisa diambil


dari dua alternatif diatas lebih mendukung untuk alternatif ke-2 yaitu secara langsung
memberikan informasi tentang kondisi pasien setelah hasil pemeriksaan selesai dan
didiskusikan dengan semua yang terlibat. Mengingat alternatif ini akan membuat pasien lebih
dihargai dan dipenuhi haknya sebagai pasien walaupun kedua alternatif tersebut memiliki
kelemahan masing-masing. Hasil keputusan tersebut kemudian dilaksanakan sesuai rencana
dengan pendekatan-pendekatan dan caringserta komunikasi terapeutik.

5. Mengevaluasi Hasil
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh mana Ny. A
beradaptasi tentang informasi yang sudah diberikan. Jika Ny. A masih denial maka pendekatan-
pendekatan tetap terus dilakukan dan support sistem tetap terus diberikan yang pada intinya
membuat pasien merasa ditemani, dihargai dan disayangi tanpa ada rasa dikucilkan.

http://nersdody.blogspot.co.id/2012/03/etik-dilema-etik-dan-contoh-kasus.html

You might also like