5182 12452 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Mayang Sari, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.

2 (2016) : S22-S29 S22

PEMBUATAN ALAT PENGEPRES BIJI MELINJO SEBAGAI TEKNOLOGI TEPAT


GUNA UNTUK MENGOLAH BIJI MELINJO MENJADI EMPING

THE PROCESS OF PRESSING TOOL MELINJO’S GRAIN AS AN PROCESS


MELINJO’S GRAIN INTO THE CHPIS

Mayang Sari1), Subari Yanto2) dan Muh. Yahya3).


1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian FT UNM,
2) dan 3)Dosen FT UNM

mayangnur05@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang alat pengepres biji melinjo dan
mengetahui hasil pengujian alat pengepres biji melinjo untuk mengolah biji melinjo menjadi
emping. Penelitian ini merupakan penelitian rekayasa atau rancang bangun. Data
penelitian diperoleh dari pengujian alat pada perhitungan tekanan alat pengepres,
kapasitas kerja alat, persentase bahan rusak dan pengukuran ketebalan emping melinjo.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dengan statistik
deskriptif. Berdasarkan hasil perhitungan, tekanan alat pengepres biji melinjo harus lebih
besar dari 2,6 kg/cm2, kapasitas kerja alat menghasilkan nilai rata-rata 0,173 kg/jam,
persentase kerusakan bahan mempunyai nilai rata-rata 40,29 % dan pengukuran
ketebalan emping melinjo mempunyai ketebalan paling baik pada pengujian ke-3 dengan
rata-rata ketebalan 1,208 mm.
Kata Kunci : Biji Melinjo, Alat Pengepres, Emping Melinjo.

ABSTRACT
The aims of this research is to design a pressing tool melinjo’s grain and to know
the results of testing pressing tool melinjo’s grain to process the melinjo’s grain into the
chips. The research is the engginering research and design. Research data obtained
from testing tool by calculation pressing pressure, the capacity of working tools, the
percentage of damaged materials and measurements of the thickness of melinjo’s chip.
The technique of data analysis using quantitative analysis with descriptive of statistic.
Based on the results of the calculation, pressure of pressing tool melinjo’s grain must be
greater than 2,6 kg/cm2, the working capacity of tool must product average percentage
0,173 kg/h, the percentage of materials damage has average percentage 40,29 % and
thickness measurement of chip has the best thickness on the 3rd testing with average
thickness 1,208 mm.
Key Words : Melinjo’s Grain, Pressing Tool, Chips Melinjo

PENDAHULUAN masyarakat Indonesia. Tanaman melinjo


ini telah tumbuh tersebar di seluruh
Melinjo merupakan tanaman
yang sudah dikenal akrab di tengah daerah di Indonesia. Tanaman yang
Mayang Sari, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : S22-S29 S23

tidak hanya ditemukan di hutan dan Para pengrajin emping yang


lahan perkebunan, juga telah ditanam di bekerja di industri rumahan di Selayar
pekarangan rumah penduduk di membuat emping melinjo secara
pedesaan maupun di kota oleh beberapa tradisional. Tahapan-tahapan
masyarakat. “Tanaman melinjo (Gnetum pengolahan biji melinjo menjadi emping,
Gnemon L.) merupakan tanaman biji- yaitu: pemisahan kulit buah,
bijian, hampir dari seluruh bagian penyangraian, pemisahan kulit keras biji,
tanaman mempunyai manfaat” penumbukan biji melinjo, pelepasan
(Ramdhani, 2014). “Berbagai bagian dari emping dari batu landasan, penjemuran,
pohon melinjo dapat dimanfaatkan tahap sortasi dan pengemasan
sebagai bahan makanan seperti daun, (Direktorat Kredit, BPR dan UMKM,
bunga, biji melinjo dan kulit biji melinjo 2008). Peralatan yang umum digunakan,
(Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, seperti: umpak dari kayu atau batu, palu
2008). dari batu/kayu/besi, tungku/kompor,
Salah satu olahan biji melinjo wajan, serok atau kape, dan anyaman
yang sangat terkenal adalah emping bambu untuk mengeringkan. Para
melinjo. “Emping melinjo adalah sejenis pengrajin emping melinjo membutuhkan
keripik yang dibuat dari biji melinjo yang alat yang dapat memudahkan untuk
telah tua” (Direktorat Kredit, BPR dan mengolah biji melinjo menjadi emping
UMKM, 2008). Emping melinjo memiliki seperti teknologi tepat guna.
nilai ekonomi tinggi dan mudah Pembuatan alat pengepres biji
dipasarkan untuk memenuhi permintaan melinjo sebagai teknologi tepat guna
konsumen baik dalam negeri maupun untuk mengolah biji melinjo menjadi
luar negeri sebagai sumber devisa emping dilakukan karena biji melinjo
negara. bersifat musiman dan mudah rusak.
Daerah produsen emping yang Salah satu alternatif pengolahan biji
sangat potensial di Indonesia adalah melinjo agar tidak terbuang begitu saja,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur yaitu mengolah biji melinjo menjadi
dan Yogyakarta. Di luar pulau Jawa, emping. Emping melinjo yang telah
industri pengolahan melinjo menjadi dijemur dan dikemas dengan baik akan
emping juga terdapat di Propinsi Aceh, memiliki jangka waktu penyimpanan
Sumatera Utara, Lampung, Jambi, dan yang lebih lama dan memiliki harga jual
Sulawesi Selatan. Emping melinjo tidak yang relatif mahal.
hanya populer di Indonesia, tetapi juga
digemari oleh masyarakat luar negeri. TUJUAN
Emping melinjo buatan Indonesia, antara
lain ada yang diekspor ke Singapura, Penelitian pembuatan alat
Hongkong dan Belanda (Made, 2009). pengepres biji melinjo sebagai teknologi
Salah satu wilayah di Sulawesi Selatan tepat guna untuk mengolah biji melinjo
yang merupakan penghasil emping menjadi emping ini dilaksanakan dengan
melinjo adalah Kabupaten Kepulauan tujuan: Untuk merancang alat pengepres
Selayar. Melinjo (Gnetum Gnemon L.) biji melinjo dan untuk mengetahui hasil
merupakan salah satu tanaman pengujian pada penggunaan alat
perkebunan yang cukup banyak terdapat pengepres biji melinjo untuk pengolahan
di Selayar. biji melinjo menjadi emping.
Mayang Sari, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : S22-S29 S24

METODE PENELITIAN 6 = Blok bearing UCF


7 = Dudukan alat
1. Desain Perancangan 8 = Mal kayu
9 = Meja kerja
10 = Plat penekan
11 = Mur-baut
Desain produk digambar
menggunakan bantuan komputer
dengan aplikasi Google Skecth Up 8
hasil dari modifikasi. Desain produk yang
digambar terbagi dua bagian utama,
yaitu; meja dan alat pengepres.

3. Pengujian alat

Pengujian alat dilaksanakan


untuk mengetahui hasil dari alat yang
dirancang. Pengujian alat pengepres
melinjo meliputi; perhitungan tekanan
alat pengepres, kapasitas kerja alat,
persentasi bahan rusak dan ketebalan
Gambar 1. Desain perancangan alat
emping melinjo.
2. Gambar Desain Produk .Rumus dari ulir sekrup ini dapat
digunakan untuk menghitung berat
beban yang digunakan untuk mengepres
biji melinjo (Surono, dkk., 2006). Pada
perhitungan tekanan alat pengepres
yang pertama dihitung adalah berat
beban dengan rumus:

.𝟐.𝛑.𝐥.𝛈
L= …………………..(1)

Dimana:
η = Efisiensi ulir
L = Berat beban (N)
S = Kisar ulir (cm)
l = Panjang lengan(cm)
K = Gaya (N)
Gambar 2. Desain perancangan alat π = Phi
Tekanan merupakan besarnya
Keterangan : gaya yang bekerja per satuan luas
1 = Gagang pengangan (Ningsih, 2010). Hubungan antara berat
2 = Poros berulir beban dan tekanan adalah dengan
3 =.Mur menggunakan rumus:
4 = Sambungan tiang
5 = Tiang alat
Mayang Sari, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : S22-S29 S25

p = ………………………..(2) yang mampu mengolah bahan dasar


atau menghasilkan produk seberapa
banyak bila digunakan (Putri, dkk.,
Dimana:
2015). Kapasitas kerja alat dapat
p = Tekanan (N/cm²)
dihitung dengan rumus:
L = Gaya (N)
A = Luas alas/penampang (cm²) 𝒎𝒐
KKA = ………………..(3)
Kapasitas kerja alat, persentasi 𝒕
bahan rusak dan pengukuran ketebalan Dimana:
emping melinjo didapatkan setelah mo = Massa bahan yang diolah (kg)
melaksanakan proses pembuatan t = waktu (jam)
emping melinjo. Langkah-langkah proses Persentase bahan rusak adalah
pembuatan emping melinjo, yaitu: jumlah hasil kerusakan bahan baku
a. Pengupasan kulit buah, pencucian pada saat proses pengolahan bahan
dan penjemuran biji melinjo. Biji (Putri, dkk., 2015). Persentase bahan
melinjo yang telah kering ditimbang rusak dapat dihitung dengan rumus:
sebanyak 1/2 kg untuk mengetahui
𝐏
berapa banyak biji melinjo yang akan PB= × 100%…………..(4)
𝐃
diolah menjadi emping selama 1
jam. Dimana:
b. Wajan diisi pasir dan dipanaskan di BBRSP = Berat bahan rusak setelah
atas kompor hingga panas pasirnya pengolahan (gram)
merata. BBD = Berat bahan yang diolah
c. Biji melinjo disangrai di dalam wajan (gram)
yang telah diisi pasir secukupnya. Emping melinjo diukur
d. Mengangkat biji melinjo dengan menggunakan jangka sorong dengan
mengggunakan serok dan ditaruh di ketelitian 0,05 mm (Anonim, 2015). Cara
dalam mangkuk kecil. Biji melinjo membaca angka yang ditunjukkan oleh
langsung dilepaskan/dipecahkan jangka sorong dapat dihitung
cangkangnya. menggunakan rumus:
e. Biji yang telah dikupas diletakkan di
atas umpak kayu untuk dipipihkan Hasil pengukuran jangka sorong =
menggunakan alat pengepres dan skala utama + skala nonius....(5)
dibantu dengan palu. Melinjo diambil
menggunakan kape kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
disimpan di talang.
f. Hasil olahan emping melinjo selama 1. Pembuatan Meja
1 jam ditimbang untuk menghitung
kapasitas kerja alat dan persentase Pembuatan meja dimulai dari
bahan rusak lalu mengukur menggambar bentuk meja, menentukan
ketebalan emping melinjo. ukuran, bahan yang akan digunakan
Penjelasan kapasitas kerja alat, dipersiapkan, mengukur bahan,
persentase bahan rusak dan memotong bahan, bahan dipahat, bahan
pengukuran ketebalan emping diketam dan dirangkai komponen-
melinjo, yaitu: komponennya.
Kapasitas kerja alat adalah
kemampuan maksimal dari alat tersebut
Mayang Sari, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : S22-S29 S26

2. Pembuatan Alat Pengepres pada alat pengepres. Data yang


sebagai Teknologi Tepat Guna diketahui, yaitu:
L = 601,98 kg
Pembuatan alat pengepres A = 225 cm2
sebagai teknologi tepat guna dimulai dari Tekanan dihitung dengan rumus
menggambar bentuk alat pengepres, (2), yakni:
menentukan ukuran, bahan disiapkan,
pengukuran bahan, pemotongan bahan, F
p=
pengelasan bahan, menggurinda bahan AA
, g
yang terlihat kasar dan dirangkai p= c 2
komponen-komponen alat. p = 2,6 kg/cm2

3. Perhitungan Tekanan Alat Hasil dari perhitungan


Pengepres didapatkan nilai tekanan yaitu 2,6
kg/cm2. Besar tekanan alat pengepres
Perhitungan tekanan alat digunakan untuk mengepres biji melinjo
pengepres dimulai pada rumus berat di atas umpak kayu.
beban untuk menghitung berat beban
yang digunakan kemudian menghitung 4. Kapasitas Kerja Alat
tekanan alat.
Gaya yang dikeluarkan ini Kapasitas kerja alat diperoleh
digunakan untuk menghitung berat dengan melakukan pengepresan biji
beban. Data yang diketahui untuk melinjo sebanyak tiga kali ulangan,
menghitung berat beban adalah: kemudian menghitung kapasitas kerja
η = 0.61 alat rata-rata. Kapasitas kerja alat
S = 0,7 cm menunjukkan produktifitas alat selama
l = 22 cm proses pembuatan emping melinjo.
K = 5 kg Pengepresan biji dilakukan dengan
π = 3,14 menggunakan alat pengepres dan palu
Berat beban dihitung dengan untuk memipihkan lalu dibagi dengan
rumus (1), yaitu: waktu proses yang ditentukan selama 1
jam.
. .π. .η
L= Hasil pengujian menunjukkan
S
gx x , x c x , bahwa massa biji melinjo yang diolah
L= menjadi emping melinjo sebanyak tiga
, c
, g kali ulangan mempunyai rata-rata
L=
,
sebesar 0,173 Kg. Hasil olahan tersebut
L= 601,98 kg
digunakan untuk menghitung jumlah
rata-rata kapasitas kerja alat selama 1
Berat beban yang dihasilkan
jam, sehingga kapasitas kerja alat
adalah 601,98 kg. Berat beban ini
menghasilkan nilai rata-rata sebesar
digunakan untuk menghitung besar
0,173 kg/jam. Kapasitas kerja alat
tekanan yang dihasilkan oleh alat
pengepres biii melinjo dapat dilihat pada
pengepres untuk memipihkan biji
Gambar 3.
melinjo. Besar tekanan pengepres ini
dihitung untuk memngetahui berat beban
Mayang Sari, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : S22-S29 S27

Gambar 3. Hasil Kapasitas Kerja Alat Gambar 4. Hasil Persentase Bahan


Rusak
5. Persentase Bahan Rusak
6. Pengukuran Ketebalan Emping
Kerusakan bahan ditandai Melinjo
dengan biji melinjo hangus pada
waktu penyangraian, terbuang saat Pengukuran ketebalan emping
pelepasan kulit keras biji melinjo ketika melinjo dilakukan pada tiap-tiap emping
ditumbuk menggunakan alat pengepres yang
dan palu serta biji yang telah disangrai dihasilkan mulai dari pengujian ke-1,
kembali dingin dan mengeras. pengujian ke-2 dan pengujian ke-3.
Pengukuran persentase kerusakan Pengukuran dilakukan dengan
bahan dilakukan pengamatan secara memposisikan emping melinjo secara
visual ketika pembuatan emping. vertikal dan untuk mengetahui tebal
Persentase kerusakan bahan didapatkan emping melinjo yang dihasilkan pada
dengan membagi antara berat bahan saat proses pengolahan. Emping melinjo
rusak dengan berat bahan yang diukur menggunakan jangka sorong
digunakan dan dinyatakan dalam persen. dengan ketelitian 0,05 mm.
Hasil pengujian menunjukkan Hasil pengujian menunjukkan
bahwa berat bahan yang digunakan bahwa ketebalan emping melinjo pada
mempunyai rata-rata sebesar 173,3 g. biji melinjo yang diolah menjadi emping
Berat bahan yang rusak setelah melinjo sebanyak tiga kali ulangan pada
pengolahan pada biji melinjo yang diolah pengujian ke-1 mempunyai rata-rata
menjadi emping melinjo sebanyak tiga ketebalan sebesar 1,572 mm, pengujian
kali ulangan mempunyai rata-rata ke-2 mempunyai rata-rata ketebalan
sebesar 70 g. Hasil olahan tersebut sebesar 1,477 mm dan pengujian ke-3
digunakan untuk menghitung jumlah mempunyai rata-rata ketebalan sebesar
rata-rata persentase bahan rusak, 1,208 mm. Perhitungan untuk ketebalan
sehingga persentase bahan rusak emping melinjo dapat dilihat pada
mempunyai nilai rata-rata sebesar 40,29 Gambar 5.
%. Perhitungan untuk persentase bahan
rusak dapat dilihat pada Gambar 4.
Mayang Sari, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : S22-S29 S28

SARAN

Berdasarkan hasil pengujian


pembuatan alat pengepres biji melinjo
sebagai teknologi tepat guna untuk
mengolah biji melinjo menjadi emping
dapat disarankan bahwa untuk
memproduksi emping melinjo,
membutuhkan alat pengepres yang
memberi tekanan lebih besar pada biji
melinjo yang dipres agar emping melinjo
Gambar 5. Hasil Pengukuran Ketebalan yang dihasilkan tipis dan ketebalannya
Emping Melinjo merata dan relatif sama, warnanya putih
kuning dan garis tengahnya seragam dan
KESIMPULAN mampu memproduksi beberapa biji
melinjo dalam satu kali proses untuk
Berdasarkan hasil pengujian menghemat waktu para pengrajin.
pembuatan alat pengepres biji melinjo Gagang pegangan untuk memutar poros
sebagai teknologi tepat guna untuk berulir dapat dibuat lebih panjang dari
mengolah biji melinjo menjadi emping ukuran yang telah dirancang untuk
dapat disimpulkan bahwa, penggunaan menambah besar tekanan yang diberikan
alat pengepres emping melinjo untuk alat pengepres.
memproduksi emping hasilnya belum
maksimal. Besar tekanan alat pengepres DAFTAR PUSTAKA
pada biji melinjo harus lebih besar dari
2,6 kg/cm2. Keunggulan dari Anonim. 2015. Cara Menghitung Jangka
penggunaan alat pengepres ini adalah Sorong dengan Mudah. (Online),(
dapat memipihkan beberapa biji melinjo http://www.artikelsiana.com/2015/0
(5-8 biji) untuk satu kali proses 8/cara-menghitung-jangka-sorong-
pemutaran alat pengepres. dengan. html#, Diakses 10 Januari
Hasil pengujian alat dengan 2015).
menghitung kapasitas kerja alat
menghasilkan nilai rata-rata sebesar Ramdhani S. 2014. Perancangan Alat
0,173 kg/jam dan hasil persentase Pengupas Kulit Lunak Melinjo
kerusakan bahan diperoleh persentase yang Ergonomis dengan
rata-rata sebesar 40,29 % yang Pendekatan Metode Rasional
diproses selama 1 jam. Emping melinjo untuk Meningkatkan Produktivitas
pada pengukuran ketebalan, hasil yang Produksi. (Online),
didapatkan berbeda-beda dipengaruhi (http://eprints.dinus.ac.id/8087/2/a
oleh kecepatan dalam memipihkan biji bstrak _13808.pdf, Diakses 16 Mei
melinjo setelah disangrai sehingga 2015).
emping melinjo yang mempunyai
ketebalan paling baik adalah pada Direktorat Kredit, BPR dan UMKM. 2008.
pengujian ke-3 yang mempunyai rata- Emping Melinjo. (Online),
rata sebesar 1,208 mm yang memenuhi (http://www.bi.go.id/id/umkm/kelay
standar ketebalan untuk emping melinjo. akan/polapembiayaan/industri/Doc
Mayang Sari, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : S22-S29 S29

uments/5b88d8a357a94ea686acf0
ea676946c5EmpingMelinjo.pdf,
Diakses 16 Mei 2015).

Made A. 2009. Sehat dengan Hidangan


Kacang dan Biji-Bijian. Cetakan 1.
Jakarta: Penebar Swadaya.

Ningsih R. 2010. Tekanan. (Online),


(https://rahmaningsih.files.wordpre
ss.com/2 010/05/tekanan1.pdf,
Diakses 12 Mei 2015).
Putri PC, Daulay SB dan Lukman AH.
2015. Rancang Bangun Alat
Pencetak Keripik
Biji - Bijian. Jurnal Rekayasa
Pangan dan Pertanian,
(Online), Vol.3
No.1.(http://jurnal.usu.ac.id/index.p
hp/jrpp/article/viewFile/Putri%20Ca
ndra%20Ayu/pdf, Diakses 12 Mei
2015).

You might also like