Professional Documents
Culture Documents
TUGAS
TUGAS
Persamaan empiris ini berlaku untuk tipe jalan pengerasan dengan kandungan
liat tertentu. Pada kondisi jalan beraspal, jumlah debu yang terdispersi (E)
dapat dihitung menggunakan rumus empiris berikut (Nipi, 1999)
(RUMUS)
Dengan
VMT = Frekwensi kegiatan
W = Berat kendaraan (ton)
sL = silt loading (g/m2)
Dispersi gas buang akibat kegiatan mobilisasi alat dapat diprediksi
dengan persamaan Goussian ( line Source) Sebaga berikut
(RUMUS)
Dengan
C (x,z) = konsentrasi pencemar di udara ambient (atmosfer), g/m3
X = Jarak antara jalan dengan receptor, m
z = Tinggi receptordiatas permukaan tanah, m
Q =Emision rate per unit jarak, g/s,m
Π = koefisien, 3,14
u = rata – rata kecepatan angin pada subu x, (m/det)
H = Tinggi sumber titik gas buang dari kendaraan, m
dz = koefisien disperse vertical Goussian, m
Untuk mensimulasikan pengaruh emisi terhadap kualitas uadara,
digunakan model perhitungan disperse Goussian . Model Goussian
merupakan bentuk persamaan matematika yang dapat dimasukkan kedalam
perhitungan variable yang bersifat fisik dan diberikan informasi yang lebih.
Detail mengenai sumber pelarutan pada suatu daerah yang diteliti (bakar,
2006). Pada persamaan Gauss, Penyebaran pencemaran pada arah vertical dan
horizontal diasumsikan terjadi secara difusi yang sederhana disepanjangarah
angin berhembus, persamaan ini umumnya digunakan untuk memprediksi
konsentrasi pencemaran yang diemisikan oleh suatu cerobong asap berikut
bentuk persamaannya:
RUMUS
Dimana:
X = konsentrasi pencemar (g/m3)
Q = Laju emisi pencemar (g/s)
u = Kecepatan angin pada ketinggian cerobong (m/s)
ay = Standar deviasi konsentrasi pencemar dalam arah-y (m)
az = Standar deviasi konsentrasi pencemar dalam arah-z (m)
y = Jarak horizontal reseptor dari sumber dalam arah-y
z = Jarak vertical receptor dari sumber dalam arah-y
H = Tinggi efektif pencemar (hs + ∆H)
Persamaan tersebut memiliki beberapa asumsi, yaitu
a. Penyebaran kepulan memiliki distribusi normal/Gauss
b. Laju emisi (Q) constant dan berkesinambungan
c. Kecepatan dan arah angin uniform
d. Kondisi pencemar stady state, atau tidak akan berubah terhadap waktu
e. Reaksi yang melibatkan senyawa pencemar di udara diabaikan
2. Kebisingan
Untuk menggambarkan perubahan tingkat kebisingan digunakan dua
parameter penting, yaitu akumulasi tingkat kebisingan akibat berbagai suber suara
dan perubahan tingkat kebisingan akibat perubahan jarak sumber suara dan titik
yang ditinjau. Akumulasi tingkat kebisingan akibat dua sumber suara dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut (Godish, 2004)
RUMUS
Dengan
LP = Tingkat kebisingan total dBA
P1 = Intensitas suara sumber 1, N/m2
P2 = Intensitas suara sumber 2, N/m2
P0 = Intensitas suara referensi, N/m2
Lebih lanjut formulasi dasar ini telah ditransformasikan ke dalam bentuk
grafik dan dipakai dalam analisis kebisingan. Perubahan tingkat kebisingan grafik
akibat perubahan jarak dihitung berdasarkan fenomena atenuasi geometris, yaitu
sumber titik/sumber diam dan sumber garis/sumber bergerak. Kebisingan sumber
titik/sumber diam mengggunakan rumus
r2
LP2 = LP1 – 20 log 𝑟1
A = RKLSCP
Dimana
𝐶𝑥𝑅𝑥𝑡𝐸𝑥𝑓𝐸𝑥𝐷𝑡
𝐼= 𝑊𝑏𝑥𝑡𝑎𝑣𝑔
Dimana:
I : Asupan (intake), mg/kg/hari
C : Konsentrasi Risk Agent
R : Laju asupan atau konsumsi
tE : Waktu Pajanan, Hari/tahun
fE : Frekuensi Pajanan, Hari/Tahun
Dt : Durasi Pajanan Tahun
Wb : Berat badan, kg
b. Karakteristik Resiko
Karakteristik resiko non karsinogenik
𝐼𝑛𝑘
𝑅𝑄 = 𝑅𝑓𝐷𝑎𝑡𝑎𝑢𝑅𝑓𝐶
Dimana :
RQ : Risk Quatient (Tingkat Resiko)
Ink : Asupan intake Non Karsinogen
RfD : Reference Dose (Toksisitas kuantitatif Non Karsinogenik), Pajanan Oral
c. KarakteristikRisiko Karsinigenik
ECR = CSFxlk
Dimana
B. METODE ANALOGI
Metode analogi akan digunakan untuk memprakirakan dampak besar dan
penting yang timbul akibat aktifitas sejenis yang ada di tempat lain yang
diasusikan mempunyai karakteristik lingkungan yang kurang lebih serupa dengan
kondisi limgkungan di lokasi rencana pembangunan PLTMG 50 MW daya output
(terpasang 60 MW/ 6 x 10 MW ) dan Regasifikasi serta pengoperasian PLTU Nii
Tanasa 3 X 12 MW di desa Nii Tanasa, Kecamatan Lalonggameeto, Kabupaten
Konawe.