This journal article discusses the results of a study on the prevalence and associated factors of pterygium among adults in Gondar, Ethiopia. The study found a 38.7% prevalence of pterygium in the sample. Older age, male sex, outdoor work environment, use of traditional eye medicines, and family history of pterygium were statistically significant predictors of pterygium. Wearing sunglasses or hats was a significant protective factor. The high prevalence of pterygium in Gondar suggests the need for increased awareness of risk factors, screening programs, and early intervention.
This journal article discusses the results of a study on the prevalence and associated factors of pterygium among adults in Gondar, Ethiopia. The study found a 38.7% prevalence of pterygium in the sample. Older age, male sex, outdoor work environment, use of traditional eye medicines, and family history of pterygium were statistically significant predictors of pterygium. Wearing sunglasses or hats was a significant protective factor. The high prevalence of pterygium in Gondar suggests the need for increased awareness of risk factors, screening programs, and early intervention.
This journal article discusses the results of a study on the prevalence and associated factors of pterygium among adults in Gondar, Ethiopia. The study found a 38.7% prevalence of pterygium in the sample. Older age, male sex, outdoor work environment, use of traditional eye medicines, and family history of pterygium were statistically significant predictors of pterygium. Wearing sunglasses or hats was a significant protective factor. The high prevalence of pterygium in Gondar suggests the need for increased awareness of risk factors, screening programs, and early intervention.
I. Judul Jurnal Prevalence and associated factors of pterygium among adults
living in Gondar city, Northwest Ethiopia II Latar Belakang Pterigium: terdapat pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk seperti sayap pada konjungtiva dengan berbagai macam ukuran, yang memanjang hingga kornea dan/atau pada mereka yang punya riwayat operasi pterigium. Derajat 1: jaringan fibrovaskular memanjang kurang dari 2mm ke kornea Derajat 2: jaringan fibrovaskular memanjang hingga 4mm ke kornea Derajat 3: jaringan fibrovaskular memanjang lebih dari 4mm ke kornea dan melibatkan lapang pandang Apabila pterigium dibiarkan tanpa diobati dan faktor- faktor risiko yang berhubungan tidak dihindar, maka dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan karena tertutupnya aksis penglihatan kornea oleh jaringan fibrovaskular konjungtiva. Hal ini disebabkan oleh astigmatisma dan permukaan jaringan yang tidak bening. Prevalensi pasien yang berobat ke klinik mata di Ankara, Turki adalah 3.0%, kemudian 12.5% di antara pengguna sepeda motor di kota Benin, Nigeria, serta 8.8% di Meskan, bagian selatan dari Ethiopia. Meskipun etiologi pterigium masih belum jelas, namun ada beberapa faktor yang berhubungan dengan pembentukan pterigium seperti lingkungan kerja outdoor, usia tua, jenis kelamin laki-laki, tinggal di daerah dengan paparan sinar ultraviolet yang tinggi, serta cuaca/iklim yang kering dan berangin. Daerah penelitian terletak di iklim tropis, dimana prevalensi pterigium belum diketahui sebelumnya terutama faktor-faktor yang berhubungan. Namun penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa parahnya pterigium dan faktor-faktor yang berhubungan, sehingga meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari faktor risiko, program skrining berkala, dan intervensi awal bila ditemukan pterigium.
III. Tujuan Untuk menilai prevalensi dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pterigium pada orang dewasa yang tinggal kota Gondar, Ethiopia Barat Laut. IV. Metodologi Penelitian Desain penelitian cross-sectional dilakukan terhadap 390 sampel kota Gondar sejak 15 April 2016 hingga 7 Mei 2016. Pemeriksaan dasar oftalmologi dilakukan dengan menggunakan slit lamp portable, kaca pembesar 3.5x dengan lampu senter serta diberikan kuesioner terstruktur yang sudah diuji sebelumnya. Data mentah dimasukkan ke dalam EPI INFO 3.5.1 dan dianalisa menggunakan SPSS versi 20. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah data deksriptif. Regresi logistic digunakan untuk menghitung predictor pterigium. Variabel dengan nilai p kurang dari 0.05 dianggap sebagai risiko pterigium yang bermakna. V. Hasil Prevalensi pterigium dalam sampel penelitian adalah 151 (38.7% (95%CI; 33.8-43.8)). Di antara seluruh sampel dengan pterigium, 149 (98.7%) mengalami pterigium di sisi nasal dan 15 (9.9%) pada sisi temporal kedua mata, dan 13 (8.6%) mengalami keduanya. Usia 41-60 (AOR=2.20(95%CI: 1.22, 3.39)), usia antara 61-86 (AOR=7.97(95%CI: 2.74, 23.17)), jenis kelamin laki-laki (AOR = 2.20(95%CI: 1.28, 3.82)), lingkungan kerja outdoor (AOR = 3.75(95%CI: 2.18, 6.46)), penggunaan obat mata tradisional (AOR = 2.55(95%CI: 1.04, 5.90)) dan riwayat keluarga dengan pterigium (AOR=6.68(95% CI: 2.53, 17.60)) memiliki asosiasi positif dengan pterigium, sedangkan penggunaan kacamata hitam atau topi (AOR = 0.40(95%CI: 0.20, 0.78)) memiliki asosiasi negatif. VI. Kesimpulan Angka prevalensi pterigium tinggi di kota Gondar, Ethiopia Barat Laut. Usia tua, jenis kelamin laki-laki, lingkungan kerja outdoor, penggunaan obat mata tradisional, dan riwayat pterigium pada keluarga secara statistik merupakan prediktor bermakna pterigium. Penggunaan kacamata hitam/topi merupakan faktor protektif bermakna terhadap kejadian pterigium. VII. Rangkuman & Hasil Pembelajaran Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular
yang berbentuk seperti sayap di konjungtiva hingga ke
kornea. Pterigium terjadi di daerah lipatan palpebra, lebih sering terjadi pada sisi nasal dibandingkan sisi temporal, dan bisa juga terjadi pada kedua sisi (pterigium ganda). Pterigium dapat menyebabkan terjadinya astigmatisma dan gangguan penglihatan (refraksi). Pterigium seringkali didahului oleh kondisi yang disebut dengan pinguecula. Gejala klinisnya antara lain warna kemerahan, iritasi, penglihatan berkurang, dan rasa tidak nyaman pada mata. Pterigium bisa juga tidak bergejala/asimptomatik.
Incidences of Pterygium by Physical Examination Using A Slit Lamp and To Find Its Association To Exposure To UV-B Rays in Outdoor Workers in A Tertiary Care Hospital
International Journal of Innovative Science and Research Technology