Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

JOURNAL READING

RSUD R. SYAMSUDIN SH, SUKABUMI

ILMU KESEHATAN MATA

I. Judul Jurnal Prevalence and associated factors of pterygium among adults


living in Gondar city, Northwest Ethiopia
II Latar Belakang Pterigium: terdapat pertumbuhan jaringan
fibrovaskular berbentuk seperti sayap pada
konjungtiva dengan berbagai macam ukuran, yang
memanjang hingga kornea dan/atau pada mereka yang
punya riwayat operasi pterigium.
 Derajat 1: jaringan fibrovaskular memanjang
kurang dari 2mm ke kornea
 Derajat 2: jaringan fibrovaskular memanjang
hingga 4mm ke kornea
 Derajat 3: jaringan fibrovaskular memanjang
lebih dari 4mm ke kornea dan melibatkan
lapang pandang
Apabila pterigium dibiarkan tanpa diobati dan faktor-
faktor risiko yang berhubungan tidak dihindar, maka
dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau
kebutaan karena tertutupnya aksis penglihatan kornea
oleh jaringan fibrovaskular konjungtiva. Hal ini
disebabkan oleh astigmatisma dan permukaan jaringan
yang tidak bening. Prevalensi pasien yang berobat ke
klinik mata di Ankara, Turki adalah 3.0%, kemudian
12.5% di antara pengguna sepeda motor di kota Benin,
Nigeria, serta 8.8% di Meskan, bagian selatan dari
Ethiopia.
Meskipun etiologi pterigium masih belum jelas,
namun ada beberapa faktor yang berhubungan dengan
pembentukan pterigium seperti lingkungan kerja
outdoor, usia tua, jenis kelamin laki-laki, tinggal di
daerah dengan paparan sinar ultraviolet yang tinggi,
serta cuaca/iklim yang kering dan berangin. Daerah
penelitian terletak di iklim tropis, dimana prevalensi
pterigium belum diketahui sebelumnya terutama
faktor-faktor yang berhubungan. Namun penelitian ini
bertujuan untuk mengukur seberapa parahnya
pterigium dan faktor-faktor yang berhubungan,
sehingga meningkatkan kewaspadaan untuk
menghindari faktor risiko, program skrining berkala,
dan intervensi awal bila ditemukan pterigium.

III. Tujuan Untuk menilai prevalensi dan faktor-faktor yang


berhubungan dengan pterigium pada orang dewasa
yang tinggal kota Gondar, Ethiopia Barat Laut.
IV. Metodologi
Penelitian Desain penelitian cross-sectional dilakukan terhadap
390 sampel kota Gondar sejak 15 April 2016 hingga 7
Mei 2016. Pemeriksaan dasar oftalmologi dilakukan
dengan menggunakan slit lamp portable, kaca
pembesar 3.5x dengan lampu senter serta diberikan
kuesioner terstruktur yang sudah diuji sebelumnya.
Data mentah dimasukkan ke dalam EPI INFO 3.5.1
dan dianalisa menggunakan SPSS versi 20. Statistik
deskriptif digunakan untuk mengolah data deksriptif.
Regresi logistic digunakan untuk menghitung
predictor pterigium. Variabel dengan nilai p kurang
dari 0.05 dianggap sebagai risiko pterigium yang
bermakna.
V. Hasil
Prevalensi pterigium dalam sampel penelitian adalah
151 (38.7% (95%CI; 33.8-43.8)). Di antara seluruh
sampel dengan pterigium, 149 (98.7%) mengalami
pterigium di sisi nasal dan 15 (9.9%) pada sisi
temporal kedua mata, dan 13 (8.6%) mengalami
keduanya. Usia 41-60 (AOR=2.20(95%CI: 1.22,
3.39)), usia antara 61-86 (AOR=7.97(95%CI: 2.74,
23.17)), jenis kelamin laki-laki (AOR = 2.20(95%CI:
1.28, 3.82)), lingkungan kerja outdoor (AOR =
3.75(95%CI: 2.18, 6.46)), penggunaan obat mata
tradisional (AOR = 2.55(95%CI: 1.04, 5.90)) dan
riwayat keluarga dengan pterigium (AOR=6.68(95%
CI: 2.53, 17.60)) memiliki asosiasi positif dengan
pterigium, sedangkan penggunaan kacamata hitam
atau topi (AOR = 0.40(95%CI: 0.20, 0.78)) memiliki
asosiasi negatif.
VI. Kesimpulan Angka prevalensi pterigium tinggi di kota Gondar,
Ethiopia Barat Laut. Usia tua, jenis kelamin laki-laki,
lingkungan kerja outdoor, penggunaan obat mata
tradisional, dan riwayat pterigium pada keluarga
secara statistik merupakan prediktor bermakna
pterigium. Penggunaan kacamata hitam/topi
merupakan faktor protektif bermakna terhadap
kejadian pterigium.
VII. Rangkuman &
Hasil Pembelajaran Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular

yang berbentuk seperti sayap di konjungtiva hingga ke


kornea. Pterigium terjadi di daerah lipatan palpebra,
lebih sering terjadi pada sisi nasal dibandingkan sisi
temporal, dan bisa juga terjadi pada kedua sisi
(pterigium ganda). Pterigium dapat menyebabkan
terjadinya astigmatisma dan gangguan penglihatan
(refraksi). Pterigium seringkali didahului oleh kondisi
yang disebut dengan pinguecula. Gejala klinisnya
antara lain warna kemerahan, iritasi, penglihatan
berkurang, dan rasa tidak nyaman pada mata.
Pterigium bisa juga tidak bergejala/asimptomatik.

You might also like