Professional Documents
Culture Documents
Proposal Print
Proposal Print
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendapatkan komposisi larutan pengawet yang paling bagus untuk buah
nanas.
2. Menjaga kandungan nutrisi dan protein buah nanas.
3. Meningkatkan daya tarik dari buah nanas.
4. Memudahkan dalam grading buah nanas yang telah diolah.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat mencegah kerugian petani
akibat kerusakan buah selama penyimpanan ataupun selama proses distribusi buah
nanas. Kemudian dengan adanya penelitian ini, diharapkan juga dapat membantu
meningkatkan nilai ekonomis dari buah nanas.
3
2.1 Nanas
Sebagai tanaman tropis, tumbuhan nanas dengan mudah kita jumpai di
berbagai pelosok wilayah Indonesia. Nanas berkerabat dekat dengan palem kipas.
Adapun secara lengkap, klasifikasi tanaman Nanas adalah sebagai berikut :
dibudidayakanpetanisaatinisudahkehilangankemampuanmemperbanyakdirisecara
seksual, jadipetanimengembangkantanamanmuda (bagianmahkotabuah) yang
merupakansaranaperbanyakansecara vegetatif.
Sebagaibuah-buahan nanas kaya akansumber vitamin dan mineral.Buah
nanas mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium, zatbesi,
natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gulatebu), danenzimbromelain.
Bromelainberkhasiatantiradang, membantumelunakkanmakanan di lambung,
mengganggupertumbuhanselkanker, menghambatagregasi platelet,
danmempunyaiaktivitasfibrinolitik. Kandunganseratnyadapatmempermudahbuang
air besarpadapenderitasembelit (konstipasi). Komposisigizi per 100 g
nanasdisajikanpadaTabel 1.
2.2Pengawetan
Pengawetan adalah upaya yang dilakukan oleh manusia
yang bertujuan untuk mempertahankan keadaan makanan dalam
5
b. GulaPasir
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi
dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan
dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk
mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula
sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim
atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
7
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren.
Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti
kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggur, atau
jagung, juga menghasilkan semacam gula/pemanis namun bukan tersusun
dari sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstrasi
(pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan).
Gula bisa digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai
dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan
pengawet, pengunaan gula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.
c. GaramDapur
Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam
dapur merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi
memberikan rasa asin. Selain meningkatkan cita rasa garam juga berfungsi
sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap
air, sehingga adanya garam akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme
mati karena dehidrasi.
Garam dapur juga dapat menghambat dan menghentikan reaksi
autolisis yang dapat mematikan bakteri yang ada di dalam bahan pangan.
Penggunaan garam sebagai pengawet biasanya dikenal dengan istilah
penggaraman, seperti yang dilakukan pada proses pembuatan ikan asin,
telur asin, atau asinan sayuran dan buah.
15menit untukmematikansporadanjamur.
b. Secarakimiawi
Dapatdilakukandenganmenggunakan:
1. Antiseptik (alkohol, asamdan alkali, air raksa, zatpengoksida, dll)
sebagaipenghambatataupembunuhjasadreniksepertibakteri,
jamurdanlainnya.
2. Desinfektan
(chloratauformaldehid)sebagaipencegahterjadinyainfeksiataupencem
aranjasadreniksepertibakteridan virus,
2. Pasteurisasi
Dilakukan dengan memanaskan tempat yang telah diisi makanan atau
minuman dalam air mendidih pada suhu sekurang-kurangnya 63⁰C selama
30 menit, kemudian segera diangkat dan didinginkan hingga suhu
maksimum 10⁰C. Dengan cara ini maka pertumbuhan bakteri dapat
dihambat dengan cepat tanpa mempengaruhi rasa makanan dan minuman.
Proses perekaman citra dari kamera video menjadi file digital disebut
imageacquisition dan proses ini memerlukan kamera video, framegrabber, dan
komputer. Gambar yang ditangkap oleh kamera diubah menjadi citra digital oleh
framegrabber dan ditempatkan dalam memori komputer. Selanjutnya data citra
yang diperoleh disimpan ke dalam media penyimpanan data (harddisk, disket, dan
lain-lain) dalam bentuk citra digital.
Mutu citra yang ditangkap dan disimpan akan ditentukan oleh beberapa
hal seperti jenis kamera dan framegrabber yang digunakan seperti keadaan
pencahayaan di sekitar objek. Selain itu, terlepas dari kemampuan hardware,
resolusi dan kedalaman warna (colordepth)citra yang disimpan akan sangat sangat
mempengaruhi kualitas citra yang disimpan. Selanjutnya, kualitas citra yang
ditangkap dan disimpan ini akan mempengaruhi hasil analisisnya.
Teknik pengolahan citra biasanya melakukan transformasi dari suatucitra
kepadacitra yang lain, sementara tugas perbaikan informasi terletak pada manusia.
Bidang ini meliputi penajaman citra, kompresi citra, koreksi citra yang tidak fokus
ataupun kabur dan lain-lain.
Penggunaan teknik pengolahan citra dalam bidang pertanian telah banyak
digunakan.Penerapan pada berbagai sistem pertanian, baik pra panen maupun
pasca panen telah mempercepat proses sortasi hasil panen, pengujian kualitas,
seleksi produk yang rusak, seleksi dan observasi terhadap tumbuhan di lapangan,
dan berbagai aspek yang ingin diukur tanpa merusak bahan pertanian (non
destructive) (Sandra, 2011).
2.4.1 Warna
Menurut Ahmad (2005), munculnyasuatuwarna,
baikdalamkehidupansehari-harimaupundalampengolahancitratergantungdaritiga
factor,yaitu:
1. Sifatpantulanspektrum (spectral reflectance) darisatupermukaan, yang
menentukanbagaimanasatupermukaanmemantulkangelombangcahayas
ehinggamenampakkansatuwarna,
10
3.1 WaktudanTempat
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan Maret – April 2014 di
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan Hasil Pertanian, Program Studi
Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.
(nanas) bisa memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan tanpa
pemberian perlakuan apapun.
3.4 Pengamatan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penanganan pasca
panen terhadap lama umur simpan pada buah nanas, terutama buah dengan kadar
air yang lumayan tinggi. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan mutu
nanas yang dihasilkan selama penyimpanan. Adapun pengamatan ini terdiri dari:
panelis dan di ukur berdasarkan dengan nilai skala kesukaan dari 1 sampai 5 .
Nilai (1) menunjukkan sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) biasa, (4) suka, (5)
sangat suka.
3.4.4 Kekerasan
Pengamatan terhadap kekerasan nanas dilakukan setiap 24 jam sekali
selama penyimpanan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat
forcegauge. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali pada titik yang berbeda.
Kekerasan daging buah dinyatakan dalam bentuk tekanan dengan satuan Pascal
(Pa). Persamaan yang digunakan adalah :
𝐹
P= ………………………………………………………….… . (3)
𝐴
𝜋−𝐷²
A= ……………………………………………………………. (4)
4
DAFTAR PUSTAKA
Sandra. Pengembangan Sistem Cerdas untuk Sortasi dan Pemutuan Buah Pisang
Secara nondestruktif. Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas Andalas, 2011.