Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat sekarang ini, masyarakat Indonesia mulai menggemari berbagai
macam makanan olahan. Terlebih lagi, jika makanan tersebut memiliki efek
positif dalam meningkatkan kesehatan tubuh, karena masyarakat mulai menyadari
betapa pentingnya kesehatan itu. Makanan olahan tersebut akan lebih disukai lagi,
apabila memiliki cita rasa, aroma, warna, dan bentuk yang lebih menarik
dibandingkan dengan makanan yang tanpa adanya perlakuan khusus. Untuk dapat
meningkatkan minat konsumsi masyarakat, maka makanan olahan tersebut juga
harus memiliki daya simpan yang lebih lama dan lebih baik lagi. Karena jika
tidak, maka makanan tersebut akan kehilangan daya tarik khusus yang didapat
dari proses pengawetan yang diberikan.

Nanas merupakan tanaman yang dikenal kaya akan sumber vitamin,


protein, dan mineral. Buah nanas mengandung vitamin (A dan C), Kalsium,
fosfor, magnesium, zat besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, dan enzim
bromelain. Semua itu diketahui sebagai zat-zat yang berguna dan dibutuhkan oleh
tubuh manusia dalam jumlah tertentu. Akan tetapi karena sifat fisik nanas yang
mudah dan cepat rusak akibat pengaruh sinar matahari ataupun akibat
pemotongan, juga akan berdampak pada kandungan buah nanas tersebut. Oleh
karena itu, diperlukan adanya proses pengawetan untuk menjaga kondisi nanas
dari kerusakan secara fisik dan kerusakan secara biologis.

Pengawetan nanas bisa dilakukan dengan secara kimiawi, dengan


pemanfaatan gula pasir dan asam sitrat yang mudah ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti diketahui, bahwa penambahan gula pasir dan asam sitrat dapat
mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh jamur maupun mikroorganisme
lainnya. Pertumbuhan mikroba yang paling rawan adalah keseimbangan elektrolit
pada sistem metabolismenya. Karena itu bahan kimia yang digunakan untuk
antimikroba yang efektif biasanya digunakan asam-asam organik. Penggunaan
gula pasir dan asam sitrat adalah pilihan yang cukup bagus, karena bisa dengan
mudah diperoleh oleh siapa saja.
2

Kemudian dengan adanya kemajuan dibidang teknologi, diharapkan dapat


memudahkan kerja manusia khususnya dalam bidang pertanian, seperti
penggunaanuntuk sortasi berdasarkan kondisi buah nanas. Terutama nanas yang
telah diawetkan, maka kita dapatmemanfaatkan Pencitraan Digital. Dimana warna
dari buah nanas, bisa menunjukkan bagaimana keadaan dari nanas tersebut. Dan
gambar yang diambil saat pencitraan digital, harus terlebih dahulu mengalami
ImageProcessing untuk mendapatkan data yang memudahkan dalam pembacaan
nantinya.

Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba untuk melakukan penelitian


dengan judul “APLIKASI PROSES CITRA DIGITAL UNTUK MENILAI
MUTU BUAH NANASTEROLAH MINIMUM DENGAN PERLAKUAN
PENAMBAHAN GULA PASIR (C2H12O6) DAN ASAM SITRAT (C6H8O7 )”.
Hal ini diharapkan dapat memberikan solusi pada permasalahan yang ada.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendapatkan komposisi larutan pengawet yang paling bagus untuk buah
nanas.
2. Menjaga kandungan nutrisi dan protein buah nanas.
3. Meningkatkan daya tarik dari buah nanas.
4. Memudahkan dalam grading buah nanas yang telah diolah.

1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat mencegah kerugian petani
akibat kerusakan buah selama penyimpanan ataupun selama proses distribusi buah
nanas. Kemudian dengan adanya penelitian ini, diharapkan juga dapat membantu
meningkatkan nilai ekonomis dari buah nanas.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nanas
Sebagai tanaman tropis, tumbuhan nanas dengan mudah kita jumpai di
berbagai pelosok wilayah Indonesia. Nanas berkerabat dekat dengan palem kipas.
Adapun secara lengkap, klasifikasi tanaman Nanas adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Bromeliales
Famili : Bromeliaceae
Genus :Ananas
Spesies : Ananascomosus

Nanasatau ananas (Ananascomosus) adalahsejenis tumbuhan tropis yang


berasaldari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhaninitermasukdalamfamilia
nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan (habitus)
tumbuhannyarendah, herba (menahun) dengan 30 ataulebih daun yang panjang,
berujungtajam, tersusundalambentukrosetmengelilingibatang yang tebal.
Buahnyadalam bahasaInggris disebutsebagai pineapple karenabentuknya yang
sepertipohonpinus. Nama 'nanas' berasaldarisebutan orang
Tupiuntukbuahini: anana, yang bermakna "buah yang sangatbaik".
Burungpenghisapmadu (hummingbird) merupakanpenyerbukalamiahdaribuahini,
meskipunberbagaiseranggajugamemilikiperan yang sama.
Buah nanas sebenarnyabukanlahbuahsejati,
melainkangabungandaribuahsejati(bekasnyaterlihatdarisetiap
“sisik”padakulitbuahnya) yang dalamperkembangannyatergabungbersama-
samadengantongkol (spadix) bungamajemukmenjadisatu 'buah' besar. Nanas yang
4

dibudidayakanpetanisaatinisudahkehilangankemampuanmemperbanyakdirisecara
seksual, jadipetanimengembangkantanamanmuda (bagianmahkotabuah) yang
merupakansaranaperbanyakansecara vegetatif.
Sebagaibuah-buahan nanas kaya akansumber vitamin dan mineral.Buah
nanas mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium, zatbesi,
natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gulatebu), danenzimbromelain.
Bromelainberkhasiatantiradang, membantumelunakkanmakanan di lambung,
mengganggupertumbuhanselkanker, menghambatagregasi platelet,
danmempunyaiaktivitasfibrinolitik. Kandunganseratnyadapatmempermudahbuang
air besarpadapenderitasembelit (konstipasi). Komposisigizi per 100 g
nanasdisajikanpadaTabel 1.

Tabel 1. Komposisi Gizi per 100 g Nanas


BahanPenyusun Nanas
Energi (kcal) 50
Karbonhidrat (g) 13.12
Serat (g) 1.4
Lemak (g) 0.12
Kalsium (mg) 13
Fosfor (mg) 8
Magnesium (mg) 12
Zat Besi (mg) 0,12
Natrium (mg) 1
Kalium (mg) 109
Vit. C (mg) 47,8
Vit. A (µg) , 3
Sodium (mg) 1
Protein (g) 0,54
Sumber: USDA nutrient database

2.2Pengawetan
Pengawetan adalah upaya yang dilakukan oleh manusia
yang bertujuan untuk mempertahankan keadaan makanan dalam
5

kondisi sebaik mungkin sehingga tidak mengalami kerusakan


secara fisik, kimia dan biologi. Secara garis besar pengawetan
dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu :

2.2.1 Pengawetan Secara Alami / Pengeringan


Pengeringan adalah suatu usaha pengawetan dengan cara menurunkan
aktifitas air (Aw) produk melalui penghilangan air yang dikandung produk dengan
proses penguapan, sehingga mikroorganisme tidak bisa tumbuh berkembang.
Semakin tinggi kadar air dalam makanan tertentu, maka semakin cepat proses
kerusakannya. Melalui proses ini, air yang terkandung dalam bahan makanan akan
diminimalkan. Dengan begitu, mikroorganisme perusak makanan tidak bisa
berkembang biak.

2.2.2 Pengawetan Secara Biologis


Proses pengawetan secara biologis misalnya dengan peragian (fermentasi)
dan bantuan dari enzim.
a. Peragian (Fermentasi)
Merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat
yang bekerja pada proses ini ialah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi.
Lamanya proses peragian tergantung dari bahan yang akan diragikan.
b. Enzim
Enzim adalah satu katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel
hidup dan dapat membantu mempercepat bermacam-macam reaksi
biokimia.

2.2.3 Pengawetan Secara Kimiawi


Menggunakan bahan-bahan kimia, seperti gula pasir, garam dapur, nitrat,
nitrit, natrium benzoat, asam propionat, asam sitrat, garam sulfat, dan lain-lain.
Proses pengasapan juga termasuk cara kimia sebab bahan-bahan kimia
dalam asap dimasukkan ke dalam makanan yang diawetkan. Apabila jumlah
pemakaiannya tepat, pengawetan dengan bahan-bahan kimia dalam makanan sangat
praktis karena dapat menghambat berkembangbiaknya mikroorganisme seperti
jamur atau kapang, bakteri, dan ragi.
6

a. AsamSitrat (citric acid)


Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan
bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah
rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam
sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di
dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini
juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan
sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun
ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering,
pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).
Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada
tabel informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama
IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
Asam sitrat merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang
berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini mudah larut dalam air,
spiritus, dan etanol. Tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika
dipanaskan akan meleleh kemudian terurai, yang selanjutnya terbakar
sampai menjadi arang. Asam sitrat ini juga terdapat dalam sari buah-buahan
seperti nanas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan
rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minuman,
produk air susu, selai, dll.

b. GulaPasir
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi
dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan
dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk
mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula
sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim
atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
7

Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren.
Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti
kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggur, atau
jagung, juga menghasilkan semacam gula/pemanis namun bukan tersusun
dari sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstrasi
(pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan).
Gula bisa digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai
dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan
pengawet, pengunaan gula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.

c. GaramDapur
Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam
dapur merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi
memberikan rasa asin. Selain meningkatkan cita rasa garam juga berfungsi
sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap
air, sehingga adanya garam akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme
mati karena dehidrasi.
Garam dapur juga dapat menghambat dan menghentikan reaksi
autolisis yang dapat mematikan bakteri yang ada di dalam bahan pangan.
Penggunaan garam sebagai pengawet biasanya dikenal dengan istilah
penggaraman, seperti yang dilakukan pada proses pembuatan ikan asin,
telur asin, atau asinan sayuran dan buah.

2.3 Proses Bebas Kuman


Ada dua cara proses bebas kuman, yaitu:
1. Sterilisasi
Adalah proses bebas kuman, virus, spora dan jamur. Keadaan steril ini
dapat dicapai dengan cara alami maupun kimiawi.
a. Secaraalami
Dapatdilakukandengan:
1. memanaskanalat-alatdalam air mendidihpadasuhu 100⁰C selama
15menit, untukmematikankumandan virus.
2. memanaskanalat-alatdalam air mendidihpadasuhu 120⁰C selama
8

15menit untukmematikansporadanjamur.

b. Secarakimiawi
Dapatdilakukandenganmenggunakan:
1. Antiseptik (alkohol, asamdan alkali, air raksa, zatpengoksida, dll)
sebagaipenghambatataupembunuhjasadreniksepertibakteri,
jamurdanlainnya.
2. Desinfektan
(chloratauformaldehid)sebagaipencegahterjadinyainfeksiataupencem
aranjasadreniksepertibakteridan virus,
2. Pasteurisasi
Dilakukan dengan memanaskan tempat yang telah diisi makanan atau
minuman dalam air mendidih pada suhu sekurang-kurangnya 63⁰C selama
30 menit, kemudian segera diangkat dan didinginkan hingga suhu
maksimum 10⁰C. Dengan cara ini maka pertumbuhan bakteri dapat
dihambat dengan cepat tanpa mempengaruhi rasa makanan dan minuman.

2.4 Citra Digital


Citra adalah suatu representasi (gambaran) kemiripan atau imitasi suatu
objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optic
berupa foto yang bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada
monitor televisi atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu
media penyimpanan (Sutoyo, T 2009).
Citra Analog adalah citra yang bersifat continue (seperti TV, X-Ray, foto,
lukisan, ctscandll). Citra analog tidak dapat direpresentasikan pada komputer
sehingga komputer tidak mampu mengolah data secara langsung. Maka
dibutuhkan konversi citra analog ke citra digital. Dan citra digitallah yang dapat
diolah oleh komputer secara langsung.
Proses pengolahan dan analisa citra yang banyak melibatkan persepsi
visual merupakan pengolahan citra. Proses ini mempunyai data masukan dan
informasi keluaran yang berbentuk citra. Dalam pengolahan citra digital, citra
masukan diperoleh melalui suatu kamera yang di dalamnya terdapat suatu alat
digitasi yang mengubah citra masukan berbentuk analog menjadi citra digital,
9

dimanacitra yang direkam maupun sensor yang digunakan mempunyai posisi


yang tetap.

Proses perekaman citra dari kamera video menjadi file digital disebut
imageacquisition dan proses ini memerlukan kamera video, framegrabber, dan
komputer. Gambar yang ditangkap oleh kamera diubah menjadi citra digital oleh
framegrabber dan ditempatkan dalam memori komputer. Selanjutnya data citra
yang diperoleh disimpan ke dalam media penyimpanan data (harddisk, disket, dan
lain-lain) dalam bentuk citra digital.
Mutu citra yang ditangkap dan disimpan akan ditentukan oleh beberapa
hal seperti jenis kamera dan framegrabber yang digunakan seperti keadaan
pencahayaan di sekitar objek. Selain itu, terlepas dari kemampuan hardware,
resolusi dan kedalaman warna (colordepth)citra yang disimpan akan sangat sangat
mempengaruhi kualitas citra yang disimpan. Selanjutnya, kualitas citra yang
ditangkap dan disimpan ini akan mempengaruhi hasil analisisnya.
Teknik pengolahan citra biasanya melakukan transformasi dari suatucitra
kepadacitra yang lain, sementara tugas perbaikan informasi terletak pada manusia.
Bidang ini meliputi penajaman citra, kompresi citra, koreksi citra yang tidak fokus
ataupun kabur dan lain-lain.
Penggunaan teknik pengolahan citra dalam bidang pertanian telah banyak
digunakan.Penerapan pada berbagai sistem pertanian, baik pra panen maupun
pasca panen telah mempercepat proses sortasi hasil panen, pengujian kualitas,
seleksi produk yang rusak, seleksi dan observasi terhadap tumbuhan di lapangan,
dan berbagai aspek yang ingin diukur tanpa merusak bahan pertanian (non
destructive) (Sandra, 2011).

2.4.1 Warna
Menurut Ahmad (2005), munculnyasuatuwarna,
baikdalamkehidupansehari-harimaupundalampengolahancitratergantungdaritiga
factor,yaitu:
1. Sifatpantulanspektrum (spectral reflectance) darisatupermukaan, yang
menentukanbagaimanasatupermukaanmemantulkangelombangcahayas
ehinggamenampakkansatuwarna,
10

2. Kandunganspektrum (spectral content) daricahaya yang menyinari,


yang artinyawarna-warna yang terkandungdalamsatugelombangcahaya
yang menyinaripermukaan,
3. Responspektrum (spectral response) dari sensor dalamperalatansistem
visual yang merupakankepekaanmatapadasistem visual manusia,
ataukepekaankameradarisistem visual buatan.
Selanjutnyamengalirkansejumlahenergiketitik-titikpenyusunlayar
monitor.
Warna merupakan salah satu karakteristik penting dari citra. Model warna
adalah sebuah sistem koordinat yang bisa memetakan semua warna dalam sistem
tersebut dengan sebuah titik. Beberapa model warna yang ada adalah sebagai
berikut :
1) Model Warna RGB (Red, Green, Blue)
Model warna RGB berorientasi hardware, terutama untuk warna
monitor dan warna pada kamera video. Dalam model ini tiap warna
ditunjukkan dengan kombinasi tiga warna primer yaitu merah, hijau, biru.

2) Model Warna CMY (Cyan, Magenta, Yellow) dan CYMK


Model warna CMY digunakanuntukmencetakwarna. Model CMY
disempurnakanmenjadi model CYMK, dengan K
menyatakanwarnakeempat agar
dapatmenghasilkanwarnahitammurniSistem CMYK digunakanuntuk
proses cetakmencetakdengan media kertas. Dalamindustripercetakan,
untukmenghasilkanwarnabervariasi, diterapkanpemakaianwarna primer
subtraktif: magenta, kuningdancyandalamukuran yang bermacam-macam.
CMYK didapatkandarimenguraitinta.

3) Model Warna HIS (Hue, Saturation, Intensity)


Model HIS merupakan model yang
mendekaticarakerjamatamanusia. Hue berartiwarnamurni, Saturation
mendeskripsikanderajatbanyaknyawarnamurni yang
dilunakkandenganwarnaputih,
11

danintensitasmenggabungkaninformasiwarnadari H dan S (Sutoyo, T


2009).

III. METODE PENELITIAN

3.1 WaktudanTempat
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan Maret – April 2014 di
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan Hasil Pertanian, Program Studi
Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.

3.2 Bahan dan Alat


Pada penelitian yang akan dilakukan ini, bahan – bahan yang akan
digunakan nanas 18 Kg, gula pasir 6 Kg, air 24 liter, asam sitrat 0,5 Kg dan
garam 0,25 Kg. Alat – alat yang digunakan adalah refraktometer, forcegauge,
timbangan, panci, kompor, talenan, 12 botol stoples, pisau dan pengaduk.

3.3 Metode Penelitian


Metode penelitian yang dilakukan adalah pembuatan larutan pengawet
makanan, yang terdiri dari asam sitrat dan gula. Bahan-bahan tersebut sudah
umum digunakan sebagai bahan pengawet makanan oleh masyarakat, sangat
mudah diperoleh dan tidak merupakan bahan pengawet yang berbahaya untuk
dikonsumsi.
Penelitian diawali dengan pembelian nanas dari petani, kemudian nanas
dibersihkan dan dipotong persegi panjang. Selanjutnya larutan pengawet dibuat
dan dicampurkan pada nanas, dimana larutan ini bertujuan untuk mengawetkan
bahan pangan dari hasil produk pertanian, sehingga hasil produk pertanian
12

(nanas) bisa memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan tanpa
pemberian perlakuan apapun.

3.4 Pengamatan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penanganan pasca
panen terhadap lama umur simpan pada buah nanas, terutama buah dengan kadar
air yang lumayan tinggi. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan mutu
nanas yang dihasilkan selama penyimpanan. Adapun pengamatan ini terdiri dari:

3.4.1 Susut Berat


Perhitungan susut berat dilakukan setiap 24 jam sekali selama
penyimpanan dengan menimbang nanas pada timbangan digital. Data susut berat
diperoleh dari nanas yang sama. Timbangan digital dinyalakan dan pastikan telah
dikalibrasi dengan benar. Lalu letakkan nanas diatas timbangan, kemudian
dilakukan pembacaan angka yang ditunjukkan oleh timbangan. Susut berat
dihitung dengan persamaan:
𝑊𝑜 − 𝑊𝑎
𝑆𝑢𝑠𝑢𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 = × 100%........................................................ (2)
𝑊𝑜

dengan : Wo = beratawalpenyimpanan (g)


Wa = berat akhir penyimpanan (g)

3.4.2 Total Padatan Terlarut


Refraktometerdigunakan untuk menentukan jumlah total padatan terlarut
dalam bahan. Penentuan padatan dapat dilakukan dengan cara mengambil cairan
dari nanas dengan cara terlebih dahulu ditumbuk atau dihaluskan, kemudian
diteteskan diatas kaca refraktometer. Pada tahap ini dilakukan pembacaan angka
yang tertera pada alat dengan satuan ºBrix. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam
sekali selama penyimpanan nanas.

3.4.3 Uji Organoleptik


Uji organoleptik dilaksanakan berdasarkan uji kesukaan (hedonik)
terhadap warna, aroma dan tekstur. Uji organoleptik dilakukan terhadap 5 orang
13

panelis dan di ukur berdasarkan dengan nilai skala kesukaan dari 1 sampai 5 .
Nilai (1) menunjukkan sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) biasa, (4) suka, (5)
sangat suka.

3.4.4 Kekerasan
Pengamatan terhadap kekerasan nanas dilakukan setiap 24 jam sekali
selama penyimpanan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat
forcegauge. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali pada titik yang berbeda.
Kekerasan daging buah dinyatakan dalam bentuk tekanan dengan satuan Pascal
(Pa). Persamaan yang digunakan adalah :
𝐹
P= ………………………………………………………….… . (3)
𝐴
𝜋−𝐷²
A= ……………………………………………………………. (4)
4

dengan : P = tekanan (Pa)


F = gaya tekan yang terbaca pada forcegauge (N)
A = luas penampang penekan (m²)
D = diameter pluyerforgegauge (m)

3.4.5 Suhu dan Kelembaban Relatif (RH)


Untuk megukur suhu dan kelembaban relatif ruang penyimpanan selama
melakukan pengamatan digunakan alat Hygrometerdengan tipe HaarSynt. Suhu
diamati dengan satuan ºC(derajat Celcius) dan untuk mengamati kelembaban
relatif digunakan satuan % (Persen). Pengamatan dilakukan setiap hari selama
penyimpanan.

3.4.6 Pengolahan Citra Digital


Untuk mengolah Citra digital, terlebih dahulu dilakukan pengambilan
citra/gambar (image acquisition) dengan menggunakan kamera dan kotak media
tangkap yang dilakukan setiap 24 jam untuk mengamati perubahan dari kondisi
buah nanas. Barulah langkah selanjutnya dilakukan Proses pengolahan citra
(image processing), Analisa data citra (image analysis) dan Proses pemahaman
data citra (image understanding)dengan menggunakan komputer.
14

DAFTAR PUSTAKA

Sutoyo, T 2009, Teknik Pengolahan Citra Digital, Andi, Yogyakarta.

Sandra. Pengembangan Sistem Cerdas untuk Sortasi dan Pemutuan Buah Pisang
Secara nondestruktif. Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas Andalas, 2011.

Ahmad, Usman. 2005. Pengolahan Citra Digital dan Teknik Pemprogramannya.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dedi. 2013. Pengawet Makanan Alami.


(http://klinikpengobatanalami.wordpress.com/2013/06/05/pengawet-
makanan-alami/, diakses pada 22 Oktober 2013 pukul 21.05WIB).

Agricultural Research Service United States Department of Agriculture. 2013.


BasicReport: 09266, Pineapple, Raw, All varietas.
(http://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/, diakses pada 16 November 2013
pukul 13.54 WIB).

IPB Press. 2012. Teknik Pengolahan Pangan.


(http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pengolahan%20
Pangan/bab1.php, diakses pada 16 November 18.36 WIB).
15

You might also like