Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 16

1

CASE REPORT

Otitis Media Supuratif Kronik

Pembimbing :

dr. Lina Marlina, Sp.THT-KL

Disusun oleh :

Brian Jovi Barus

(1361050286)

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT THT

PERIODE 28 AGUSTUS 2017 – 30 SEPTEMBER 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA
2

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas
otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai
bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media
yaitu 25% pada anak-anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan
dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah1.

Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga
tengah dengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus
menerus atau hilang timbul,. sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah.
Jenis otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan
OMSK tipe maligna2.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis
media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi
kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk 2.
gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau
mukoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan
vertigo1.

BAB II
3

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Otitis media supuratif kronik ( OMSK ) ialah infeksi kronis di telinga tengah
dengan perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-
menerus atau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah.
Otitis media supuratisf kronis selian merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat
juga merusak tulang dikarenakan terbentuknya jaringan patologik sehingga sedikit
sekali / tidak pernah terjadi resolusi spontan.
Otitis media supuratif kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna
karena terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersifat osteolitik.
Penyakit OMSK ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita datang
dengan gejala-gejala penyakit yang sudah lengkap dan morbiditas penyakit telinga
tengah kronis ini dapat berganda, gangguan pertama berhubungan dengan infeksi
telinga tengah yang terus menerus ( hilang timbul ) dan gangguan kedua adalah
kehilangan fungsi pendengaran yang disebabkan kerusakan mekanisme hantaran suara
dan kerusakan konka karena toksisitas atau perluasan infeksi langsung.

2.2 ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran
bakteri dari meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba
eustachius saat infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris
eksternal termasuk staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan
aspergillus. Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans
( streptococcus A hemolitikus, streptococcus B hemolitikus dan pneumococcus).
Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis media nekrotikans akut
menjadi awal penyebab OMSK yang merupakan hasil invasi mukoperiusteum
organisme yang virulen, terutama berasalh dari nasofaring terbesa pada masa kanak-
kanak, atau karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis
jaringan akibat toxin nekrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi
perforasi pada membrane timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani
tetap berlubang atau sembuh dengan membrane atrofi.
4

Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya OMSK adalah
tuba eustachius, telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang menyebabkan
penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis sangat majemuk, antara lain :

1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :


a. infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang
b. obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total
2. Perforasi membrane timpani yang menetap
3. Terjadinya metaplasia skuamosa / perubahan patologik menetap lainnya pada
telinga tengah
4. Obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid
5. Terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten ddi mastoid
6. Faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan
mekanisme pertahanan tubuh.
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak,
jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring
(adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba
Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi
yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Down’s syndrom.
Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan
faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Kelainan humoral (seperti
hipogammaglobulinemia) dan cell-mediated (seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan
leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis1,2.

2.3 PATOLOGI
Otitis media supuratif kronik lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada
menetap, keadaan ini lebih berdasarkan waktu dan stadium daripada keseragaman
gambaran patologi, ketidakseragaman ini disebabkan oleh proses peradangan yang
menetap atau kekambuhan disertai dengan efek kerusakan jaringan, penyembuhan dan
pembentukan jaringan parut secara umum gambaran yang ditemukan :
5

1. Terdapat perforasi membrane timpani dibagian sentral, ukuran bervariasi dari


20 % luas membrane timpani sampai seluruh membrane dan terkena dibagian-
bagian dari annulus.
2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit. Dalam periode tenang akan
nampak normal kecuali infeksi telah menyebabkan penebalan atau metaplasia
mukosa menjadi epitel transisonal.
3. Jaringan tulang2 pendengaran dapat rusak/ tidak tergantung pada berat infeksi
sebelumnya
4. Mastoiditis pada OMSK paling sering berawal pada masa kanak-kanak ,
penumatisasi mastoid paling aktif antara umur 5 -14 tahun. Proses ini saling
terhenti oleh otitis media yang sering. Bila infeksi kronis terus berlanjut
mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran mastoid berkurang.
Antrum menjadi lebih kecil dan penumatisasi terbatas hanya ada sedikit sel
udara saja sekitar antrum.

2.4 GEJALA
1. Teling Berair
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada
OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering
kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan
infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak
dijumpai adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret
telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas.
Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan
polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu
sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis2.
2. Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta
keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe
maligna biasanya didapat tuli konduktif berat8
6

3. Nyeri Telinga (Otalgia)


Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri
dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses
otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis,
subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis1,2

2.5 KLASIFIKASI

2.5.1 OMSK TIPE BENIGNA


Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk , ketika
pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan
penggunaan antibiotiklokal biasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat
konstan atau intermitten.
Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat
ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang2 pendengaran dan koklea selama
infeksi nekrotik akut pada awal penyakit.
Perforasi membran timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu
meninggalkan sisa pada bagian tepinya . Proses peradangan pada daerah timpani
terbatas pada mukosa sehingga membrane mukosa menjadi berbentuk garis dan
tergantung derajat infeksi membrane mukosa dapt tipis dan pucat atau merah dan
tebal, kadang suatu polip didapat tapi mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada
meatus menghalangi pandangan membrane timpani dan telinga tengah sampai polip
tersebut diangkat . Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba
eustachius yang mukoid da setelah satu atau dua kali pengobatan local abu busuk
berkurang. Cairan mukus yang tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe
sentral dengan membran mukosa yang berbentuk garis pada rongga timpani
merupakan diagnosa khas pada omsk tipe benigna.

2.5.2 OMSK TIPE MALIGNA DENGAN KOLESTEATOM


Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau
dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keeping-keping kecil,
berwarna putih mengkilat.
7

Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatom


bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans
akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea
yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik
kolesteatom.

2.6 PATOFISIOLOGI
8

2.7 TATALAKSANA

OMSK Benign

Prinsip terapi OMSK Benign ialah konservatif atau dengan medikamentosa.


Bila secret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa
larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan
dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan
kortikosteroid. Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin atau
eritromisin. Ketika dicurigai adanya resisten terhadap ampisilin, dapat diberikan
ampisilin klavulanat.

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama
2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini
bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membrane
timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi.

OMSK Malign

Prinsip terapi OMSK Malign adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Terapi


konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum
dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi
abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi

2.8 KOMPLIKASI

Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan


patologik yang menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan
kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi
didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu
eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat
menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat
pada eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom.
9
10

BAB III

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN :

Nama : Ny. H

Usia : 41 Tahun

Alamat : Otista

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Terakhir : SMA

Agama : Islam

Status : Sudah Menikah

KELUHAN UTAMA : Nyeri disertai keluar cairan pada telinga kanan

KELUHAN TAMBAHAN : Gangguan pendengaran pada telinga kanan

KRONOLOGI

Seorang ibu berusia 41 tahun datang ke poliklinik THT RS UKI pada tanggal
31 Agustus 2017 dengan keluhan nyeri disertai keluarnya cairan dari telinga kanan.
Nyeri sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri yang dirasakan juga hilang
timbul, dan tidak menganggu aktifitas pasien. Si Ibu belum pernah berobat ke dokter
sebelumnya. Selain nyeri pada telinga, sang ibu juga mengeluhkan selama 3 bulan
yang lalu telinga kanannya mengeluarkan cairan yang jernih, tidak berbau, dan
konsistensi encer.

Riwayat Hipertensi dan Diabetes disangkal, riwayat penyakit dalam keluarga


disangkal. Pasien memiliki riwayat alergi debu.

STATUS GENERALIS
11

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Frekuensi nadi : 90 kali/menit

Frekuensi napas : 16 kali/menit

Suhu : 37oC

Leher : KGB tidak teraba membesar

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN TELINGA
12

PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG


13
14

PEMERIKSAAN FISIK OROFARING DAN MULUT

DIAGNOSA KERJA

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK AURICULA DEXTRA

DIAGNOSA BANDING

OTITIS MEDIA AKUT AURICULA DEXTRA

OTITIE EKSTERNA AURICULA DEXTRA


15

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Rontgen Mastoid :

- Proyeksi Schuler

Tes Resistensi Bakteri

- Menggunakan sekret dari telinga

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Iskandar N, sopeardi EA, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan
Tenggorok, edisi ketujuh FKUI Jakarta 2012
16

2. Adam GL, Boies LC, Hilger PA. Bois Fundamentals of otolaryngology. A


textbook of Ear, Nose and Throat Disease. 6 th edition WB Saunders Co,
2013.

3. P.D. Bull : Disease of the Ear, Nose and throat, edisi 6, Blackwell science ;
2005

4. Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit telinga tengah dan mastoid.
Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES buku ajar penyakit THT. Edisi 6.
Jakarta: EGC, 2014: 88-118www. Bcm.edu/oto/otologyprimer

5. otitis media complications Berman S. Otitis media ini developing countries.


Pediatrics. July 2015. Available from URL: http://www.pediatrics.org

6. Thapa N, Shirastav RP. Intracranial complication of chronic suppuratif otitis


media, attico-antral type: experience at TUTH. J Neuroscience. 2014; 1: 36-39
Available from URL: http://www.jneuro.org

7. Loy AHC, Tan AL, Lu PKS. Microbiology of chronis suppurative otitis media
in Singapore. Singapore Med J. 2012; 43: 296-9

8. Couzos S, Lea T, Mueller R, Murray R, Culbong M. Effectiveness of


ototopical antibiotics for chronic suppurative otitis media in Aboriginal children: a
community-based, multicentre, double-blind randomised controlled trial. Medical
Journal of Australia. 2003. Available from URL: http://www.mja.com.au

9. Miura MS, Krumennauer RC, Neto JFL. Intracranial complication of chronic


suppuratif otitis media in children. Brazillian Journal of Otorhinolaringology.
2005. Available from URL: http://www.rborl.org.br

10. Vesterager V. Fortnightly review: tinnitus–investigation and management.


BMJ. 2016. available from URL: http://www.bmj.org

You might also like