LP Mikrotia

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

LAPORAN PENDAHULUAN

MICROTIA

A. Pengertian
Mikrotia merupakan kelainan dimana daun telinga berukuran lebih kecil dan tampak
tidak sempurna (Soepardi, 2007). Kejadian microtia lebih sering menyerang laki-laki dari
pada perempuan, angka kejadian 1:7000 kelahiran dan lebih sering pada telinga kanan,
kejadian pada telingan unilatelar: bilateral adalah 3:1 (Soepardi, Efiaty Arsyad et al,
2015).

B. Etiologi
Penyebab kelainan ini belum diketahui dengan jelas. Diduga factor genetic, infeksi virus,
intoksikasi bahan kimia dan obat teratogenik pada kehamilan muda adalah penyebabnya
(Soepardi, Efiaty Arsyad et al, 2015).

C. Manifestasi klinis
Diagnosis mikrotia dapat ditegagkan dengan hanya melihat bentuk daun telinga yang
tidak sempurna dan liang telinga yang atresia. Biasanya semakin tidak sempurna bentuk
daun telinga dapat menjadi petunjuk buruknya keadaan ditelinga tengah. Tapi jarang,
karena perkembangan embriologi telinga tengah dan luar memang berbeda (Soepardi,
Efiaty Arsyad et al, 2015).
D. Pathway

Faktor genetic, infeksi virus, obat


teratogenik pada kehamilan muda

Kelainan pada daun telinga, tidak


terbentuknya liang telinga

Microtia

Tidak dapat mendengar Operasi


atau kurang pendengaran konstruksi

Hambatan komunikasi
verbal Kerusakan Risiko infeksi
integritas jaringan

E. Komplikasi
komplikasi penyakit microtia adalah gangguan pendengaran dan perkembangan bicara.
Untuk komplikasi bedah adalah paresis (Kelumpuhan) nervus VII, hilangnya
pendengaran dan restenosis ( penyempitan atau penyumbatan arteri ) (Lucente Frank E,
2011).
.
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk penyakit microtia (Lucente Frank E, 2011) :
No. Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat
1. Pemeriksaan audiogram ( 10 dB – 25 dB Mengetahui penurunan ambang
fungsi pendengaran ) pendengaran
2. CT Scan Tidak ada kelainan di 1. Menegakan diagnosis kelainan
anatomi tubuh tulang, dan otot
2. Menetukan lokasi kanker, infeksi
atau bekuan darah
3. Memantau perjalan penyakit atau
suatu terapi pengobatan

G. Penatalaksanaan
Operasi rekontruksi bertujuan untuk memperbaiki pendengaran dan sebagai kosmetik.
Bila diagnosis telah ditegakkan sebaiknya penderita di anjurkan memakai alat bantu
dengar dahulu, baru setelah usia 5-7 tahun dilakukan operasi pada satu telinga. Bila
autresi unilateral, dilakukan operasi sebaiknya setelah penderita berusia 15-17 tahun
(Rospa hetharia & Sri Mulyani, 2012).

H. Diagnosa keperawatan
1. Hambatan komunikasi verbal b.d Hambatan fisik (mis, Telinga tidak terbentuk)
Noc : Komunikasi : Mengenali pesan yang diterima, ,menggunakan bahasa tertulis, lisan, isyarat, non
verbal, foto dan gambar.
Nic : Peningkatan komunikasi: kurang pendengaran (lakukan atau atur pengkajian dan skrining rutin
terkait dengan fungsi pendengaran,catat dan dokumentasikam metode komunikasi yang disukai pasien,
tahan diri untuk berteriak pada pasien, hadapi pasien secara langsung bangun kontak mata hindari
berpaling ditengah kelimat)
2. Kerusakan Integritas Jaringan
Noc: perfusi jaringan baik, di pertahankannya integritas kulit yang baik seperti : sensai, elasitas,
temperatur, hidrasi, dan figmentasi, serta tidak ada luka/lesi.
Nic: Manajemen Tekanan ( anjurkan klien menggunakan pakaian longgar, jaga kebersihankulit agar
tetap bersih dan kering, anjurkan mobilisasi setiap 2 jam, monitor kulit adanya kemerahan, olesi
minyak/baby oil pada kulit yang tertekan, monitor aktivitas dan mobilisasi pasien serta memandikan
klien dengan air hangat ).
3. Risiko infeksi
Noc :pemulihan pembedahan : integritas jariangan, penyembuhan luka, nyeri, cairan merembes pada
balutan
Nic : Kontrol infeksI (ganti peralatan perawatan per pasien sebagai protocol institusi, ajarkan cara cuci
tangan, anjurkan pasien mengenai teknik mencuci tangan dengan tepat, pakai sarung tangan
sebagaimana dianjurkan oleh kebijakan pencegahan universal)

Daftar Pustaka

Lucente Frank E. (2011). Ilmu THT Esensial, Ed. 5. Jakarta : EGC

Rospa hetharia & Sri Mulyani. (2012) . Asuhan Keperawatan THT (Telinga,Hidung
Tenggerokan). Jakarta: Trans Info Media

Soepardi, Efiaty Arsyad et al. (2015) . Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga, Hidung,
Tenggerok Kepala & leher, Ed. 7 cetakan ke-4. Jakarta : FKUI

Banjarmasin, November 2017


Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Mira, Ns., M.Kep Jurmiati, S.Kep., Ns

You might also like