Professional Documents
Culture Documents
Tugas 6
Tugas 6
Laporan ini diajukan guna memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pertanian Organik
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
FAKULTAS PERTANIAN
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas limpah dan rahmat-
Nya sehingga dalam penyusunan Laporan Praktikum Mata Kuliah Pertanian Organik dengan
judul “Pembuatan Pupuk Organik Cair dengan Media Urine Sapi” ini bias selesai dengan
tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tek lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ir. Shodiq Eko Ariyanto, MP selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pertanian Organik,
2. Staff Laboratorium Universitas Muria Kudus,
3. Orang tua yang telah membantu dalam hal moril serta materiil,
4. Teman – teman yang telah memberikan saran serta kritikan yang membangun kepada
penyusun.
Penyusun juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari kata sempurna,
Untuk itu saran serta komentar yang membangun sangat penyusun harapkan agar dalam
penulisan selanjutnya dapat lebih baik dari sekarang.
Semoga laporan ini bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam dunia pertanian.
Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat
dikomposkan. Kompos adalah sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan
limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Seresah, daun-
daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan. Dalam pembuatan
kompos membutuhkan sarter untuk mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Kotoran
ternak, binatang, bahkan kotoran manusia dapat dijadikan starter. Kompos dari kotoran ternak
lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga
menjadi kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan ada
yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan. Bahan yang
agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan bambu. Bahan
yang sulit dikomposkan, antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut,
tanduk, dan bulu binatang.
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahanorganik asal tanaman dan
hewan yang dapat dirombak menjadi haratersedia bagi tanaman. Dalam Permentan
No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tenpupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk
organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahanorganik yang
berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan
kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya, nilai C-organik
itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik (Skoog 1962).
Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka
diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Pembenah tanah atau soil ameliorant
menurut SK Mentan adalah bahan-bahan sintesis atau alami,organik atau mineral. Sumber
bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri
yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk
pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan
cacing tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari
2
tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau
digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman,
kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azolla. Pupuk kandang merupakan kotoran ternak
(Skoog 1962).
Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang tulang,darah, dan
sebagainya. Limbah industri yang menggunakan bahan pertanian merupakan limbah berasal
dari limbah pabrik gula, limbah pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu
masak, dan sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota yang
berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak dapat dirombak misalnya
plastik, kertas, botol, dan kertas. Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk
semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam
tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan
dengan saat penggunaan salah satu jenis (Razdan ,1983).
pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah lebih
dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dalam buku ini dapat didefinisikan sebagai inokulan
berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau
memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman (Razdan ,1983).
Pada tanaman padi atau sayuran, misalnya, untuk menekan penggunaan pupuk
anorganik (kimia) hingga 50%, diperlukan pupuk organik 2,0-2,5 t/ha. Jika penggunaan
pupuk anorganik akan ditekan hingga 25% maka keperluan pupuk organik menjadi 3,5 t/ha
atau lebih. Pada tanaman perkebunan, apabila sumber hara hanya mengandalkan pupuk
organik maka kebutuhan pupuk mencapai 15 t/ha. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk
sejumlah itu diperlukan pemeliharaan 24-28 ekor domba/kambing atau 3-4 ekor sapi. Pupuk
cair organik merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk cair
organik kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang
mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan
bahan organik). Oleh karena itu, pada kegiatan praktikum kali ini dilakukan pembuatan pupuk
cair organik dari bahan-bahan sisa atau limbah pertanian.
3
BAB III
METODOLOGI
4
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada minggu pertama, urine sapi tidak mengalami perubahan, dan baunya masih
seperti urine aslinya. Hal ini diduga karena penutupan dirigen kurang rapat, sehingga harus
dirapatkan kembali.
Pada pengamatan minggu kedua, masih sama seperti minggu pertama, yakni urine sapi
tidak mengalami perubahan, hal ini diduga pemberian starter kurang, sehingga perlu di
tambahi starter lagi sebanyak 200cc.
Pada pengamatan minggu ketiga urine sapi sama sekali tidak mengalami perubahan,
hal ini diduga karena mikroba yang ada di alam bebas masuk melalui celah tutup dirigen, dan
pengamtan dihentikan.
5
BAB V
PENUTUP
4.4 Kesimpulan
- Pupuk organic cair adalah laruran dari pembusukan bahan-bahan organic yang berasal
dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsure haranya lebih
dari satu unsure.
- Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk organic cair terbilang sangat
mudah, yaitu :
- Percobaan pembuatan pupuk organic cair dinyatakan gagal, hal ini disebabkan karena
mikroba yang ada di alam masuk kedalam kedalam urine sapi yang menyebabkan
mikroba yang ada didalamnya tidak bisa memperbanyak dirinya.
5.2 Saran
Penyusun menyarankan bahwa didalam pembuatan pupuk organic cair, sebaiknya
dilakukan di tempat yang tertutup, hal ini untuk mencegah mikroba yang tidak bisa masuk
ke dalam urine sapi.
6
DAFTAR PUSTAKA