Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

IX.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan pertama, hal yang dilakukan pertama kali adalah
menimbang 0,3 gram NaNO2 yang memiliki karakteristik Kristal berwarna putih
setelah itu dimasukkan ke dalam erlenmeyer pipa samping. Setelah itu
ditambahkan dengan 10 mL air ke dalam erlenmeyer berpipa samping tersebut
yang menghasilkan larutan tidak berwarna. Ditimbang NH4Cl yang memiliki
karakteristik kristal berwarna putih sebanyak 0,3 gram dan melarutkannya dengan
10 ml air di dalam corong pisah sehingga menghasilkan larutan tidak berwarna.
Setelah itu corong pisah tersebut dirangkai diatas erlenmeyer pipa samping yang
telah terhubung dengan selang dan gelas ukur 100 mL yang diletakkan terbalik
dalam bak yang berisi air. Setelah rangkaian alat selesai, Erlenmeyer
pipasampingtersebutdipanaskandiatasspirtusdan selama pemanasan di tetesi
perlahan-lahan larutan yang ada di dalam corog pisah. Campuran dari kedua
larutan tersebut menghasilkan larutan tidak berwarna dan setelah di panaskan,
adanya gelembung gas yang masuk ke dalam gelas ukur yang ada di bak.
Gelembung gas yang timbul tersebut adalah gas N2. Gas N2 yang diperoleh
sebanyak 70 mL. Gas yang tertampung pada gelas ukur kemudian diuji dengan
sebilah kayu yang menyala dan gas N2 tersebut akan menyebabkan nyala api pada
kayu tersebut padam ketika dimasukan ke dalam gelas ukur yang berisi gas N2.
Hal ini mengindikasikan bahwa gas N2 sudah benar-benar terbentuk karena sifat
gas N2 adalah tidak mudah terbakar. Percobaan ini sesuai dengan reaksi :

NaNO2(aq) + NH4Cl(aq)NaCl(aq) + N2(g) + 2H2O(l)

Pada percobaan kedua, pertama-tama ditimbang 0,25 gram NaNO2 yang


memiliki karakteristik berupa Kristal berwarna putih dan melarutkannya dengan
2,5 mL air sehingga menghasilkan larutan jernih tak berwarna lalu larutan tersebut
dibagi dalam 2 tabung sama banyak. Tabung 1 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4
1 M yang mempunyai karakteristik larutan tak berwarna sehingga menghasilkan
larutan tak berwarna, timbul uap pada tabung I tersebut. Uap tersebut adalah gas
NO2 yang diidentifikasi dengan terbentuknya gelembung. Hal ini sesuai dengan
reaksi :
2NaNO2(aq) +H2SO4(aq)Na2SO4(aq) +2NO2(g) + H2(g)
Pada tabung 2 larutan NaNO2 diencerkan 4 kali dengan air kemudian
diambil sebanyak 2 mL kemudian dicampur dengan larutan KI yang memiliki
karakteristik larutan tidak berwarna dan amilum yang merupakan larutan tidak
berwarna, lalu ditambahkan dengan larutan H2SO4 encer yang tidak berwarna
sehingga menghasilkan larutan berwarna biru (+++) dan timbul gelembung gas.
Hal ini mengindikasikan adanya gas NO yang terbentuk dan iod akan dibebaskan
yang dapat diidentifikasi dari warna biru (+++) yang dihasilkan saat penambahan
amilum. Hal ini sesuai dengan reaksi :

NaNO2(aq)+ 2KI(aq) + 4H2SO4 (aq)4KHSO4(aq) + I2(aq) + 2NO(g)+ 2 H2O(l)

Pada percobaan ketiga, 1 ml HNO3 encer berupa larutan tidak berwarna


dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan larutan H2SO4 yang
volumenya sama banyak. Setelah itu didinginkan, pendinginan perlu dilakukan
karena reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm yang menyebabkan adanya
panas di dinding tabung. Setelah itu dituangkan larutan FeSO4 0,2 M yang
berwarna kuning jernih perlahan-lahan melalui dinding tabung sehingga
menghasilkan cincin berwarna kuning pada permukaan larutan. Cincin tersebut
adalah cincin [Fe(NO)]SO4. Cincin ini mengindikasikan adanya ion nitrat dalam
larutan sampel. Percobaan ini sesuai dengan reaksi :

4 HNO3(aq) + 2 H2SO4(a) 4NO2(g) + O2 (g) + 2H2SO4(aq)


2NO3-(aq) + 4 H2SO4(aq) + 6 Fe2+(aq) 6Fe3+(aq) + 2NO(g) + 4SO42-(aq) + 4H2O(l)
Fe2+(aq)+NO(g)[Fe(NO)]2+(aq)

Pada percobaan keempat, 1 ml larutan NH4OH 2 M yang tidak berwarna


dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dialiri gas H2S yang dibuat dengan
menggunakan FeS dan penambahan larutan HCl dengan ukuran 1 mL semuanya,
sehingga menghasilkan gas H2S dan larutan berwarna keruh serta timbul
gelembung-gelembung gas. Kemudian ditambahkan dengan ammonium 0,1 M ke
dalam tabung yang sudah dialiri gas H2S tersebut sebanyak 1 ml sehingga
menghasilkan larutan berwarna kuning jernih lalu di tambahkan dengan bunga
belerang berupa serbuk berwarna kuning dan dikocok. Setelah itu larutan tersebut
disaring sehingga menghasilkan filtrate berwarna kuning dan residu bunga
belerang berupa pasta berwarna kuning . Hal ini mengindikasikan bahwa Gas
nitrogen bersifat tidak reaktif sehingga akan menghasilkan endapan kuning dari
sisa bunga belerang. Hal ini sesuai dengan reaksi :

FeS(s) + 2HCl(aq) FeCl2(aq) + H2S(g)


2NH4OH(aq)+H2S(aq)(NH4)2S(aq) + 2H2O(l)
(NH4)2S(aq)+S(s) (NH4)2S2 (s)
(NH4)2S2 (s)+ HCl(aq)2NH4Cl(aq)+H2S(aq) + S(s)

Pada percobaan kelima, pertama-tama membuat larutan NH4Cl


dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan seujung
sendok kecil Ca(OH)2 kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan. Gas yang
dihasilkan diuji dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi dengan aquades,
kertas lakmus merah berubah menjadi biru yang mengindikasikan bahwa gas NH3
yang terbentuk bersifat basa. Hal ini sesuai dengan reaksi :

2NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 (s)2NH3(g) + CaCl2 (aq) +2 H2O (aq)

Lalu pada tabung yang terdapat gas ammonia dimasukkan pengaduk


yang telah dicelupkan dalam HCl pekat sehingga terbentuk asap berwarna putih.
Asap putih tersebut merupakan NH4Cl.

Pada percobaan keenam, 5 ml larutan ammonium klorida pekat


dimasukkan dalam erlenmeyer 100 mL kemudian dipanaskan secara perlahan.
Lalu gas yang dihasilkan dialirkan dengan menggunakan selang ke dalam tabung
reaksi yang kering, kemudian tabung reaksi tersebut ditutup dengan penutup karet
agar gasnya tidak keluar. Kemudian diuji dengan pengaduk kaca yang telah
dicelupkan ke dalam HCl pekat sehingga menghasilkan uap putih. Ammonium
klorida yang dipanaskan akan menghasilkan gas NH3 dan jika diuji dengan HCl
pekat, maka akan terbentuk gas NH4Cl. Setelah itu gas NH3 yang terbentuk tadi
dialirkan kembali dalam air ketika sudah muncul gelembung gas maka hal ini
mengindikasikan bahwa gas sudah teralirkan dalam air kemudian dites dengan
indikator PP yang mempunyai rentang pHr 8,3 – 10 dan menghasilkan warna
merah muda. Perubahan warna merah muda ini mengindikasikan bahwa gas
tersebut bersifat basa. Hal ini sesuai dengan reaksi :

NH4OH(l) dipanaskan NH3(g) + H2O(aq)


NH3(g) + HCl(aq) NH4Cl(g)

X. KESIMPULAN
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Gas nitrogen dapat dibuat di laboratorium dengan mereaksikan NH4Cl
dengan NaNO2 dan mereaksikan NaNO2 dengan larutan H2SO4 pekat.
2. Gas ammonia dapat dibuat di laboratorium dengan mereaksikan larutan
NH4Cl dan serbuk Ca(OH)2 dan hanya dengan memanaskan ammonium
hidroksida saja.
3. Sifat dari gas nitrogen adalah tidak reaktif sehingga akan menghasilkan
endapan kuning dari sisa bunga belerang pada percobaan 4
4. Sifat dari gas NH3 adalah basa. Hal ini diidentifikasi karena gas tersebut
mampu membirukan kertas lakmus merah dan ketika diuji dengan PP maka
warna larutan akan berubah menjadi merah muda.

You might also like