Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 1

PEDOMAN ATURAN WESTGARD

1. a. Lakukan pemeriksaan bahan kontrol normal (PnU) setiap hari sebelum melakukan pemeriksaan sampel
pasien.
b. Lakukan pemeriksaan bahan kontrol patologis (PpU) 3 kali seminggu sebelum melakukan pemeriksaan
sampel pasien.
2. Catat hasil pengukuran no. 1 dan 2 pada buku control dan plot hasil tersebut pada kartu kontrol.
3. Hasil kontrol yang keluar dari Performance Limit diputuskan menyimpang (out of control), dilakukan
pemeriksaan ulang terhadap bahan control tersebut.
4. Cek hasil kontrol dengan menggunakan ketentuan 1 – 2S :
Hasil kontrol dapat diterima (in-control) bila hasil control normal dan hasil control patologis dalam limit X
± 2S.
Bila hasil kontrol in-control, maka pemeriksaan dapat dilanjutkan untuk sampel pasien.
Bila satu hasil kontrol (normal atau patologis) keluar dari limit X ± 2S, periksa hasil urutan kontrol
sebelumnya dengan menggunakan ketentuan pemeriksaan within run.
5. Periksa hasil kontrol within run :
a. Cek hasil kontrol dengan menggunakan ketentuan 1 – 3S :
Pemeriksaan ditolak (out of control) bila satu hasil control keluar dari limit X ± S. tunda pemeriksaan
sampel pasien dan lihat pada petunjuk Problem Solving.
b. Cek hasil kontrol dengan menggunakan ketentuan 2 – 2S :
Pemeriksaan ditolak (out of control) bila kedua hasil control keluar dari limit X+2S atau X–2S. Tunda
pemeriksaan sampel pasien dan lihat pada petunjuk Problem Solving.
c. Cek hasil kontrol dengan menggunakan ketentuan R – 4S :
Pemeriksaan ditolak (out of control) bila satu hasil control keluar dari limit X+2S dan satu hasil
control lainnya keluar dari limit X–2S. Tunda pemeriksaan sampel pasien dan lihat pada petunjuk
Problem Solving.
6. Periksa hasil kontrol A Cross Runs :
a. Cek hasil kontrol normal atau patologis between runs dengan menggunakan ketentuan 2-2S.
Pemeriksaan ditolak (out of control) bila hasil control sebelumnya pada level yang sama keluar dari
limit X+2S X–2S.
Tunda pemeriksaan sampel pasien dan lihat pada petunjuk Problem Solving.
b. Cek hasil kontrol normal dan patologis (digabung) between Runs dengan menggunakan ketentuan 4-1S.
Pemeriksaan ditolak (out of control) bila 4 hasil control berurutan keluar dari limit sama X+1S atau
X–1S.
Tunda pemeriksaan sampel pasien dan lihat pada petunjuk Problem Solving.
c. Cek hasil kontrol normal dan patologis between Runs dengan menggunakan ketentuan 4-1S.
Pemeriksaan ditolak (out of control) bila 4 hasil control berurutan keluar dari limit yang sama X+1S
atau X–1S.
Tunda pemeriksaan sampel pasien dan lihat pada petunjuk Problem Solving.
d. Cek hasil kontrol normal dan patologis (digabung) dengan menggunakan ketentuan 10-X.
Pemeriksaan ditolak (out of control) bila 10 hasil control berurutan jatuh pada sisi yang sama dari X.
Tunda pemeriksaan sampel pasien dan lihat pada petunjuk Problem Solving.
e. Cek hasil kontrol normal atau patologis betweens runs dengan menggunakan ketentuan 10-X.
Pemeriksaan ditolak (out of control) bila 10 hasil control berurutan pada level yang sama jatuh pada
sisi yang sama dari X.
Tunda pemeriksaan sampel pasien dan lihat pada petunjuk Problem Solving.
7. Penggunaan ketentuan R-4S, 4-1S dan 10-X dipakai bila sudah terjadi penyimpangan 1-2S.
Penyimpangan terhadap ketentuan 2-2S dan 1-3S dikatakan menyimpang (out of control) walaupun tidak
didahului penyimpangan 1-2S.
8. Bila setelah dicek dengan semua ketentuan tidak terjadi penyimpangan, pemeriksaan selanjutnya (sampel
Pasien) dapat dilanjutkan.

You might also like