Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Pohon merupakan salah satu unsur yang penting bagi kehidupan, terutama kehidupan

bagi manusia. Karena pohon mempunyai banyak manfaat seperti sebagai penghasil oksigen,
Pencegah banjir dan longsor, melawan pencemaran udara, penyimpan air hujan dan mengurangi
pemanasan global. Satu pohon yang kita tanam dan kita pelihara hingga tumbuh besar, ternyata
menjadi tempat hidup berbagai macam binatang dan flora lain, seperti berbagai macam
burung, semut, cicak, ulat, jamur, lumut, benalu, jasad renik di dalam tanah, dll. Berarti
dengan menanam pohon, kita telah memberikan kebaikan bagi makhluk hidup lain yang
hidup di pohon dan disekitarnya.

Pohon juga dapat mendaur ulang CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintesis di
daun. CO2 yang ada di udara, diolah menjadi karbohidrat dengan bantuan sinar matahari,
dimana selain karbohidrat akan dihasilkan juga O2 yang dibutuhkan oleh makhluk hidup
untuk bernafas. O2 hasil fotosintesis juga akan membawa kesejukan dan kesegaran disekitar
pohon. Apalagi dengan adanya isu pemanasan global, pohon merupakan solusi untuk
menghilangkan CO2 diudara, dan menyimpan karbon sebanyak-banyaknya dalam batang
pohon. Sangat disarankan apabila kita dapat menanam pohon disekitar rumah kita, karena
pohon adalah penghasil O2 maka kita menyediakan udara yang bersih dan sehat untuk
keluarga kita.

Pohon ternyata juga dapat meresapkan air hujan ke dalam tanah melalui batang dan
akarnya, sehingga dengan adanya pohon akan meningkatkan jumlah air didalam tanah. Selain
itu dengan adanya pohon, air hujan tidak langsung menghantam tanah dengan energi
kinetiknya yang dapat menimbulkan lapisan atas tanah terkikis dan mudah tererosi.

Menanam pohon dapat kita sesuaikan dengan tujuan penanamannya, sehingga


dengan tahu tujuan penanamannya, kita dapat menentukan jenis tanaman yang akan kita
tanam. Seperti misalnya untuk tujuan sebagai tanaman peneduh/perindang
pekarangan/halaman rumah, sekolah, tempat ibadah, kuburan, kantor, maupun kanan kiri
jalan maka jenis-jenis yang baik ditanam adalah jenis yang perakarannya dalam agar tidak
merusak pondasi maupun jalan, dimana tajuknya rindang, umur hidupnya lama dan kayunya
kuat/tidak mudah patah serta tidak mengandung zat-zat berbahaya. Apabila memungkinkan
tanaman tersebut juga membawa manfaat lain misalnya menghasilkan buah yang dapat
makan atau hasil lainnya seperti daun (untuk pakan ternak), maupun bunga. Beberapa
tanaman yang baik sebagai tanaman peneduh antara lain : Trembesi, Asam Jawa, Tanjung,
Bungur, Akasia, Kersen, Mahoni, Ketapang, Salam, dll.

Tanaman peneduh merupakan tanaman yang ditanam sebagai tanaman


penghijauan. Selain berhijau daun, pemilihan jenis tanaman penghijauan seyogyanya juga
mempertimbangkan fungsinya sebagai peneduh yang dapat memperbaiki iklim mikro, dan
juga dapat berfungsi sebagai barrier/penahan terhadap penyebaran polusi udara dari
kendaraan. Adapun tanaman peneduh yang ditanam di pinggir jalan raya selain berfungsi
sebagai penyerap unsur pencemar secara kimiawi, juga berfungsi sebagai peredam suara baik
kualitatif maupun kuantitatif.

Namun untuk menanam pohon sebagai pohon peneduh sendiri tidak boleh asal pohon saja, harus
ada kriteria sendiri jenis pohon yang akan dijadikan sebagai pohon peneduh. Kriteria-kriteria
dalam memilih jenis pohon peneduh yaitu: Penyerap gas CO2, Timbal serta menghasilkan
Oksigen. Tinggi pohon lebih dari 3 meter, namun tidak lebih dari 12 meter. Rimbun dengan
kerapatan daun yang bisa menutupi sinar matahari. Tajuk luas atau mampu menutupi area
yang luas. Perawatan mudah. Pertumbuhan agak cepat. Daun tidak mudah rontok. Ranting
tidak mudah patah bila tertiup angin kencang. Ranting atau cabang tidak berukuran terlalu
besar, karena berbahaya bila tumbang. Akar kuat menghujam ke dalam tanah sehingga pohon
tidak mudah tumbang bila tertiup angin kencang. Akar tidak timbul ke permukaan sehingga
merusak lantai dan tembok bangunan atau trotoar. Serbuk sarinya tidak bersifat alergi bagi
penderita asma. Disukai burung-burung.

Adapun jenis-jenis pohon yang biasa dijadikan sebagai pohon peneduh :

1. Pohon Tanjung (Mimusops elengi).


Berukuran sedang (batangnya tidak terlalu besar dan terlalu tinggi), tajuknya luas dan
rindang dan tumbuh secara simetris, tumbuh hingga ketinggian 15 m. Daunnya tidak mudah
rontok, Rantingnya juga tidak terlalu besar dan tidak mudah patah. Daun-daun tunggal,
tersebar, bertangkai panjang. Bunganya yang wangi mudah rontok. Bunga ini, dan aneka
bagian tumbuhan lainnya, juga memiliki khasiat obat. Buahnya dapat dimakan.
Pohon ini bisa mencapai tinggi 15 meter , meskipun sangat jarang ditemui.
2. Ketapang Kencana (Terminalia mantaly).
Pohon asal Madagaskar ini berwujud ramping, namun memiliki ranting membentang dan
bertingkat sehingga tepat untuk dijadikan sebagai peneduh halaman. Ketapang Kencana
mampu tumbuh dengan ketinggian mencapai 10 – 20 m dengan batang berdiri tegak dan
rapi. Pohon ini juga memiliki ranting ramping yang tumbuh lurus. Daun-daun kecilnya juga
subur bergerombol seperti membentuk payung sehingga bisa melindungi tanaman yang ada
di bawahnya. Daun pohon ini berwarna hijau terang ketika berumur muda, dan akan tetap
terlihat hijau meskipun tengah terjadi pergantian musim. Selain itu, pohon ini juga memiliki
bunga berwarna kehijauan dan buah kecil berukuran sekitar 1,5 cm.
3. Pohon Beringin (Ficus benjamin)

Beringin sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. Tumbuhan berbentuk pohon
besar ini sering kali dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Sesaji sering
diberikan di bawah pohon beringin yang telah tua dan berukuran besar karena
dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul.
Pohon Beringin memiliki ciri khas berupa akar gantung yang berfungsi untuk
menyerap air, mineral dan membantu pernafasan tanaman tersebut.
Pohon Beringin mampu hidup dan beradaptasi dengan bagus pada berbagai kondisi
lingkungan.
Pohon Beringin juga memiliki kemampuan sebagai tanaman konservasi mata air dan
penguat lereng serta mampu menyerap CO2 dan timbal di Udara.
Pohon beringin mempunyia filosofi kokoh kuat dan mengayomi. Beringin tidak tumbuh ke
atas namun tumbuhnya melebar, mengembang dan terkadang kembali ke bawah menjuntai.
Itulah mengapa sebabnya pohon beringin ini cocok dijadikan sebagai pohon peneduh.
Tanaman beringin memiliki kemampuan sebagai tanaman konservasi mata air dan penguat
lereng alami. Hal tersebut dapat dilihat dari struktur perakarannya yang dalam dan akar
lateral yang mencengkeram tanah dengan baik. Beringin merupakan tanaman yang memiliki
kemampuan hidup dan beradaptasi dengan bagus pada berbagai kondisi lingkungan.
Beringin juga merupakan tanaman yang memiliki umur sangat tua, tanaman tersebut dapat
hidup dalam waktu hingga ratusan tahun.
4. Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia).
Merupakan tumbuhan evergreen yang berasal dari India, umumnya ditanam karena
keefektifannya dalam mengurangi polusi suara dan sebagai tanaman pelindung. Keunikan
tanaman ini memang terletak pada tinggi dan lurusnya. Pohon glodok tiang tingginya bisa
mencapai 5-8 meter. Tanaman ini berbentuk piramida mengkerucut keatas, daunnya
berbentuk panjang dan bergelombang. Daunnya berwarna hijau glassy, batangnya tinggi.
Akar pada glodokan ini cukup menembus ke dalam, tidak dangkal, tetapi juga tidak menjalar
dengan ekstensif yang bisa mengganggu struktur seperti trotoar, jalan dan bangunan di
dekatnya. Sehingga selain terdapat di hutan kota, pohon ini biasa ditanam di sepanjang
pinggiran jalan sebagai peneduh jalan. Habitat dari tanaman ini terdapat di Dataran rendah
dengan tanah yang gembur.
5. Pohon trembesi (Samanea saman)

Pohon ini aslinya hidup di Amerika Selatan dan sekarang secara natural juga hidup
dalam cuaca tropis. Secara natural bisa mencapai pertumbuhan sampai ketinggian
25 meter dan diameter 30 meter.
Disebut Pohon Hujan (Rain Tree) karena air yang sering menetes dari tajuknya yang
disebabkan kemampuannya menyerap air tanah yang kuat.
Daunnya juga sangat sensitif terhadap cahaya dan menutup secara bersamaan
dalam cuaca mendung (ataupun gelap) sehingga air hujan dapat menyentuh tanah
langsung melewati lebatnya kanopi pohon ini. Ciri pohon trembesi ini sangat mudah
dikenali dari karakteristik dahan pohonnya yang akan membentuk seperti bentuk
payung. Dan pohon trembesi ini akan tumbuh melebar melebihi ketinggian
pohonnya.

Pohon ini banyak ditanam sebagai peneduh jalan. Pohonnya besar seperti payung. Akar,
batang, dan dahannya sangat besar seperti raksasa pohon yang indah. Usia pohon trembesi
bisa mencapai ratusan tahun. Naungan daun pohon trembesi bisa menurunkan suhu udara
sekitarnya. Kesejukan itu juga disebabkan pohon trembesi mampu menyerap gas karbon
dioksida di udara. Pohon trembesi sanggup menyerap 28 ton gas karbon dioksida setiap
tahunnya. Sehingga tidak heran jika disepanjang kini ditanami pohon trembesi.
6. Pohon mahoni. (Swetenia macrophyla)
Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35–40 m dan diameter
mencapai 125 cm. Relatif dapat tumbuh dalam berbagai kondisi tempat. Batang
lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna cokelat kehitaman,
beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang berwarna abu-abu dan halus
ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah
tua
Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut
sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air. Daun-
daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya.
Pohon ini cocok dijadikan sebagai tanaman peneduh jalan karena mampu tumbuh hingga
puluhan tahun, tidak mudah terkena hama atau penyakit, tidak mudah tumbang dengan
struktur kayu yang kuat, tumbuh lurus ke atas dengaan tajuk tinggi di atas batas ketinggian
kendaraan. Pohon mahoni selain untuk perindang jalan, sebenarnya dapat juga ditanam
sebagai tanaman produksi, hal ini karena kayu pohon mahoni bernilai ekonomis yang sangat
tinggi. Kayu pohon mahoni cukup keras, awet dan memiliki motif serta memiliki warna yang
menarik.
7. Pohon Kiara Payung (Fellicium decipiens)
Pohon ini merupakan pohon tropis yang berasal dari Afrika Timur dan India Selatan. Pohon
ini sangat baik sebagai pohon peneduh karena sangat rindang dan bertajuk luas. Cabang
tumbuh menyudut tajam ke arah atas menjadikan bentuk tanaman ini cukup indah.
Kemampuan menyerap CO2 pun sangat bagus. Tanaman ini memiliki daya reduksi yang
tinggi terhadap timbal yang merupakan emisi dari kendaraan bermotor, sehingga baik
digunakan sebagai pohon penyerap polusi. Tingginya dapat mencapai 11 meter, namun yang
sering ditemui 4-8 meter saja. Kayu tanaman ini digunakan sebagai kayu bakar karena banyak
cabang yang dapat dibuat arang. Tanaman ini disebut ki sabun karena seluruh bagian
tubuhnya mengandung saponin atau zat kimia yang menjadi salah satu bahan sabun.
8. Pohon Angsana.
Angsana atau yang dikenal dengan nama sonokembang (Pterocarpus indicus), merupakan
salah satu pohon asli semenanjung Malaya yang banyak digunakan oleh manusia terutama
bagian kayunya. Kayu dari pohon angsana ini memiliki nilai ekonomi yang baik dipasar dunia.
Tanaman ini biasanya menghiasi pinggiran jalan raya sebagai pohon peneduh. Tinggi pohon
Angsana bisa mencapai 40 meter dan gemang mencapai 350 cm.
9. Pohon Asam Jawa. Tamarindus indica
Tanaman asam jawa memang sangat baik pertumbuhannya didaerah yang memiliki iklim
tropis, Tanaman ini di perkirakan berasal dari wilayah afrika timur, penyebarannya hingga
asia tropis, karibia dan amerika latin. Di indonesia sendiri, tanaman ini sengaja ditanam
untuk keperluan komoditi dan pohon peneduh. Dengan bentuk pohon yang tinggi, rindang,
serta berakar kuat, tanaman asem jawa segaja ditanam untuk memperindah lingkungan dan
pohon peneduh di jalan-jalan kota dan jalan raya. Pohon asam juga bisa berperan sebagai
bahan penghijauan dan untuk menahan angin, bisa juga digunakan untuk memperbaiki
kawasan yang gersang dan tandus.

Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun),
tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang
berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya
rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.
Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m (kadang-kadang
hingga 1.500 m) dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang
musim keringnya jelas dan cukup panjang.

Pohon asam jawa memiliki daya serap CO2 sebesar 1,49 Kg/Phn/Thn
1. Bungur (Lagerstomia speciosa)

Bungur tumbuh di tanah gersang dan subur pada hutan atau tanaman pelindung tepi
jalan pada dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl. Bungur juga bisa ditemukan
sebagai pohon pelindung di tepi-tepi jalan dan juga sebagai tanaman hias.
Pohon tinggi mencapai 10-30 m. Batang bulat, percabangan mulai dari bagian
pangkalnya, berwarna cokelat muda.
Daun tunggal, kaku, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau
kadang-kadang ada yang memanjang, tebal seperti kulit, panjang 9-28 cm, lebar 4-
12 cm, berwarna hijau tua.
Bungur memiliki daya serap CO2 sebesar 160,14 Kg/Phn/Thn

2. Johar Cassea seamea

Pohon Johar berukuran kecil hingga sedang. Tingginya sekitar 5-20 meter dengan
batang bulat, lurus, dan pendek. Kulit batang (pepagan) berwarna abu-abu
kecoklatan. Percabangannya melebar dan membentuk tajuk yang membulat. Akar
pohon Johar berjenis akar tunggang.
Johar merupakan pohon peneduh dengan bunga khas berwarna kuning. Dengan
bunga malai-nya yang berwarna kuning dan dedaunan rimbun yang hijau, pohon
Johar selain memberikan keteduhan pun terlihat indah. Wajar jika kemudian pohon
Johar kerap dijadikan pohon peneduh (penghijauan), tanaman penaung, hingga
tanaman hias di taman-taman.

Tanaman Johar memiliki daya serap CO2 sebesar 116,25 Kg/Phn/Thn

10. Salam (Syzygium polyanthum)


pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30m dan gemang 60 cm. Pepagan (kulit batang)
berwarna coklat abu-abu, memecah atau bersisik.
Daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm. Helai daun berbentuk
jorong-lonjong, jorong sempit atau lanset, 5-16 x 2,5–7 cm, gundul, dengan 6-11 urat daun
sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal nampak jelas dekat tepi helaian, berbintik
kelenjar minyak yang sangat halus.
Salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan wanatani yang lain, terutama
untuk diambil daunnya.
Tanaman salam tumbuh pada tanah dengan ketinggian 225-450 meter di atas permukaan
laut dengan curah hujan 3.000 – 4.000 mm/tahun pada jenis latosol kehitaman. Pemupukan
dilakukan dengan menambah pupuk kandang secukupnya pada saat penanaman.

You might also like