Review Jurnal Yahya Naufal Hawari A Eks '15

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 59

REVIEW JURNAL

KAJIAN BAHAN AJAR


D

OLEH

Yahya Naufal Hawari


A EKSTENSI 2015
3153331029

Dosen Pengampu
Fitra delita, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq, dan
Hidayah nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelasaikan tugas
Individu yaitu Review Jurnal tepat pada waktunya.
Penyusun mengharapkan adanya saran yang sifatnya membangun, guna
memperbaiki dan menyempurnakan tugas ini.
Secerah harapan yang senantisa digantungkan, mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi yang
senantiasa membaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Medan 25 Maret 2017

Penulis

i
Critical Jurnal

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

BAB II RINGKASAN REVIEW JURNAL..............................................2

A. Identitas Jurnal....................................................................................2
B. Ringkasan Jurnal Utama .....................................................................3
C. Ringkasan Jurnal Pembanding............................................................6
BAB III PEMBAHASAN REVIEW JURNAL.......................................10
-Analisis Review Jurnal..........................................................................10
BAB IV PENUTUP.................................................................................13
-Kesimpulan..........................................................................................13
-Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................14
LAMPIRAN JURNAL............................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Setiap Individu adalah unik, artinya setiap individu memiliki


perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut
bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berfikir dan cara
merespon atau mempelajari hal-hal baru. Salah satu komponen dalam
system pendidikan adalah adanya peserta didik, peserta didik merupakan
komponen yang sangat penting dalam system pendidikan, sebab seseorang
tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak ada yang dididiknya.

Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu
dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik
pendidikan itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan
masyarakat dimana anak tersebut berada. sebagai peserta didik juga harus
memahami hak dan kewajibanya serta melaksanakanya. Hak adalah sesuatu
yang harus diterima oleh peserta didik, sedangkan kewajiban adalah sesuatu
yang wajib dilakukan atau dilaksanakan oleh peserta didik.

Namun itu semua tidak terlepas dari keterlibatan pendidik, karena


seorang pendidik harus memahami dan memberikan pemahaman tentang
dimensi-dimensi yang terdapat di dalam diri peserta didik itu sendiri, kalau
seorang pendidik tidak mengetahui dimensi-dimensi tersebut, maka potensi
yang dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit dikembangkan, dan
peserta didikpun juga akan sulit mengenali potensi yang dimilikinya.

BAB II

1
Critical Jurnal

IDENTITAS DAN RINGKASAN JURNAL

A. Identitas Jurnal
 Jurnal Utama
 Judul : CAPITAL MANAGEMENT PRACTICE IN
JAPAN
 Penulis : Tomonori Shinoda
 Nama Jurnal : Jurnal
 Penerbit : Hokkaido University
 Tahun terbit : 2010
 ISSN :-
 No/Vol. : Vol.39

 Jurnal Pembanding
 Judul : REVIEW CAPITAL BUDGETING
TECHNIQUES AND FIRM SIZE
 Penulis : NADIA UMAIR
 Nama Jurnal : Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi
 Penerbit : Universitas Karachi Kampus, Pakistan
 Tahun terbit : 2015
 No/Vol : No.7/Vol.6
B. RINGKASAN JURNAL UTAMA
A. Latar Belakang Masalah yang di Kaji
Penganggaran modal adalah salah satu faktor paling penting dalam proses
pengambilan keputusan porate. Data dari berbagai penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa manusias lebih memilih metode pembayaran kembali
yang sederhana (model payback non-diskon) melalui metode nilai bersih
saat ini (model arus kas yang didiskontokan), yang ics dianggap sebagai
superior. Secara khusus, hampir semua penelitian investigasi di Jepang telah
menunjukkan bahwa para manajer perusahaan Jepang cenderung memilih
non-diskon model arus kas, seperti metode payback period yang sederhana.
Kesenjangan yang menarik ini antara praktek bisnis dan teori akademis
telah lama menjadi teka - teki komunitas akademis. Dari Oktober, 2008,
hingga Januari 2009, saya melakukan survei dalam bentuk kuesioner yang
dikirim ke 225 orang yang bertanggung jawab atas penganggaran modal di
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo, dengan fokus
pada praktik penganggaran modal. Ini makalah menyajikan hasil survei
kuesioner dan mengevaluasi modal praktik penganggaran di perusahaan
Jepang.

2
Critical Jurnal

Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan Jepang mengelola pengambilan


keputusan mereka dengan kombinasi metode payback period dan metode
nilai sekarang bersih. Sementara sebagian besar manajer keuangan
menggunakan banyak alat dalam proses penganggaran modal, hasil ini
mencerminkan perataan pandangan yang lebih baik antara akademisi dan
bisnis.
B. Metode Penelitian
Untuk menentukan kondisi praktis dan aktual yang relevan dengan
penganggaran modal di Jepang, penulis melakukan survei dengan kuesioner
dari Oktober, 2008, ke Januari, 2009. Formulir kuesioner dikirim ke masing-
masing manajer 2.224 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo yang
bertindak sebagai koordinator penganggaran modal proses getah. Hasilnya,
225 tanggapan yang dapat digunakan diterima, yang merupakan kompo rable
ke tingkat dalam survei serupa lainnya di Jepang dan Amerika Serikat
Interpretasi data survei memiliki, tentu saja, beberapa keterbatasan 7) .
Sejak itu formulir kuesioner dalam survei ini dikirim ke manajer yang
bertanggung jawab atas cap anggaran ital, tanggapan hanya pendapat satu
individu. Data mungkin tidak mewakili pendapat keseluruhan dalam
perusahaan.
Untuk mengatasi keterbatasan ini juga mungkin, permintaan agar
seseorang yang berkenalan dengan anggaran modal proses geting harus
melengkapi formulir dengan jelas dinyatakan pada kuesioner. Ada satu
batasan lagi ketika menggunakan metode pengiriman yang diadopsi: karena di
sana pasti banyak non-responden, tidak mungkin untuk menghindari non-
respons bias. Akibatnya, untuk memoderasi masalah ini, saya telah melakukan
untuk mendiskusikan ulang hasil survei ini dibandingkan dengan beberapa
survei di luar negeri dan di Indonesia Jepang yang menderita keterbatasan
serupa
C. Hasil dan pembahasan

a) Frekuensi Penggunaan Metode Penganggaran Modal di Jepang


Tabel 4 menunjukkan hasil survei ini tentang frekuensi penggunaan
modal metode penganggaran. Survei ini menanyakan seberapa sering
perusahaan menggunakan masing-masing speci mengabdikan metode

3
Critical Jurnal

penganggaran pada skala lima poin: selalu, sering, kadang, jarang, dan tak
pernah. Tabel 4 menunjukkan bahwa 30,5% responden sering ("selalu" dan
"sering" gabungan) menggunakan NPV. Jika kami memasukkan kategori
"kadang-kadang", penggunaan kumulatif NPV naik menjadi 50,5% dari
perusahaan. Sehubungan dengan penggunaan NPV, dengan perbandingan
frekuensi penggunaan antara hasil survei ini selesai pada tahun 2009 di
Jepang dan hasil dari kedua Gra- ham dan Harvey (2001) atau Ryan dan
Ryan (2002).

NPV bekas yang digunakan pada frekuensi yang relatif rendah. Namun
demikian, ini menunjukkan dosis survei peningkatan frekuensi penggunaan NPV
di Jepang dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya, seperti Yamamoto
(1998): meskipun hasilnya tidak secara langsung perumpamaan, kita dapat
mengamati peningkatan sekitar 12% selama dekade terakhir dibandingkan
dengan hasil Yamamoto (1998). Selain itu, Tabel 4 menunjukkan bahwa 24,5%
responden sering ("selalu" dan "kadang-kadang" digabungkan) menggunakan
IRR. Ini adalah frekuensi penggunaan yang sangat rendah IRR bila dibandingkan
dengan hasil Graham dan Harvey (2001) dan Ryan dan Ryan (2002).
Tidak ada perbedaan signifikan dalam frekuensi penggunaan IRR antara
hasil Tabel 4 dan survei sebelumnya di Jepang oleh Yamamoto (1998). Makalah
ini membahas tiga jenis periode pengembalian: SPP, DPP dan PPP. Metode
pertama adalah metode payback period (SPP) sederhana. Itu tidak
dipertimbangkan nilai waktu uang.

4
Critical Jurnal

Metode kedua adalah periode pengembalian diskon metode (DPP).


Seperti Rappaport (1965) menunjukkan, diketahui bahwa DPP adalah modi fied
untuk mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Metode ketiga adalah premium
metode periode pengembalian (PPP). PPP diusulkan oleh Kazusa (2003).
Sementara PPP punya fungsi yang mirip dengan DPP dalam mempertimbangkan
nilai waktu uang, perhitungan prosedur antara DPP dan PPP agak berbeda. Untuk
DPP, pengembaliannya periode yang diperlukan untuk memulihkan investasi
awal dengan jumlah akumulasi dari nilai sekarang dari arus kas masuk dihitung.
Jadi, dalam DPP, nilai waktu uang dianggap dalam aspek arus kas masuk.
Di sisi lain, PPP menghitung Waktu pengembalian yang diperlukan untuk
memulihkan jumlah investasi awal dan antar biaya perolehan diberikan jumlah
akumulasi arus kas masuk. Artinya, dalam PPP, nilai waktu uang dianggap di
bawah aspek arus kas keluar (investasi awal ditambah biaya bunga). Alasan
mengapa PPP digunakan di Jepang adalah banyak perusahaan Jepang didukung
oleh bank-bank besar dan pembiayaan investasi dibiayai oleh pinjaman utang dari
bank. Konsekuensinya, PPP didasarkan pada konsep perhitungan periode
diperlukan untuk memulihkan jumlah pokok dan bunga. Ketiga tipe ini metode
payback period cenderung tidak digunakan dalam kombinasi pada saat yang sama.
menyebabkan semuanya fokus pada memperkirakan periode pengembalian. Hasil
pada Tabel 4 menunjukkan bahwa 50,2% dari responden sering ("selalu" dan
"kadang-kadang" digabungkan) gunakan SPP. SPP adalah metode paling umum di
Jepang. Selain itu, 20,4% perusahaan sering menggunakan DPP dan 5,9% dari
perusahaan sering digunakan PPP.
b) Jenis Investasi dan pengaangaran Modal
Meskipun terkadang kita terlalu menyederhanakan sifat investasi itu sendiri,
ada sebenarnya berbagai jenis investasi. Sedikit sebelumnya telah dilaporkan
tentang hubungan korespondensi antara jenis investasi dan anggaran modal-
teknik ing. Dalam survei ini, investasi diklasifikasikan ke dalam delapan jenis:
(1) peralatan baru investasi, (2) investasi peralatan ekstensif, (3) investasi
peralatan pengganti ment, (4) investasi dalam produk dan layanan baru, (5) R &
D, (6) investasi dalam sistem formasi, (7) investasi dalam bisnis asing, dan (8) M
& A. Atas dasar klasifikasi ini, penulis meminta manajer perusahaan Jepang untuk

5
Critical Jurnal

mempertimbangkan yang mana metode penganggaran modal adalah yang paling


penting ketika mereka mempertimbangkan masing-masing dari delapan jenis
investasi. Gambar 1 di bawah ini menunjukkan hasil.
Sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1, ketika perusahaan mengambil
keputusan tentang investasi sejumlah jenis (1) investasi peralatan baru, (2)
investasi peralatan ekstensif, dan (3) investasi peralatan pengganti, periode
pengembalian dihargai oleh manajer: sekitar 60% manajer yang mengambil
keputusan tentang peralatan investasi berpikir bahwa salah satu dari tiga jenis
metode payback period sangat luar biasa penting.
Namun, ketika manajer mempertimbangkan investasi untuk (5) R & D dan
(6) investasi dalam sistem informasi, pentingnya metode payback period adalah
sedikit ditingkatkan: khususnya, manajer yang berurusan dengan pengambilan
keputusan tentang investasi Dalam sistem informasi, pertimbangkan waktu
pengembalian modal menjadi sangat berguna. Di sisi lain, ketika manajer
membuat keputusan pada kedua (7) investasi di luar negeri bisnis dan, khususnya,
(8) M & A, manajer cenderung berpikir bahwa NPV lebih penting
portant: 37% dari manajer yang menghadapi pengambilan keputusan tentang M &
A menganggap NPV sebagai metode yang paling penting.
Temuan di atas membawa kita untuk mencatat poin-poin penting berikut
ini. Orang pertama-agers di perusahaan Jepang menganggap periode
pengembalian menjadi nilai ketika mereka membuat keputusan yang terkait
dengan rencana investasi sederhana, misalnya, investasi dalam peralatan. Kedua,
ketika manajer perusahaan Jepang memeriksa kepatutan dari R & D invest dan
investasi dalam sistem informasi, mereka menganggap payback period sebagai
C. RINGKASAN JURNAL PEMBANDING
A. Latar Belakang Masalah yang di Kaji
Penelitian ini mengkaji jenis metode penganggaran modal yang digunakan
oleh perusahaan tekstil di Pakistan dan dampak perusahaan ukuran pada metode
ini. Penelitian ini juga menyelidiki hubungan antara total aset perusahaan dan
omset tahunan perusahaan sesuai dengan teknik penganggaran modal primer yang
digunakan.
Metode kuesioner digunakan sebagai sumber pengumpulan data primer.
SPSS digunakan sebagai alat untuk analisis data. Tabulasi silang diterapkan

6
Critical Jurnal

setiap variabel. Uji chi square juga diterapkan untuk menyelidiki hubungan antara
total aset perusahaan dan total perputaran perusahaan sesuai dengan teknik
penganggaran modal primer yang digunakan. Temuan penelitian ini
mengungkapkan bahwa bersih metode nilai sekarang dan tingkat pengembalian
internal adalah dua metode yang paling banyak digunakan.
Temuan juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara total aset
perusahaan dan perputaran perusahaan sesuai dengan anggaran modal teknik
yang digunakan oleh perusahaan. Hasil ini didukung oleh literatur. Dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini, investasi modal jangka panjang telah
menjadi masalah kritis utama. Dan organisasi sedang dalam proses untuk
memahami teknik penganggaran modal mana yang cocok untuk mereka bertahan
hidup. Inilah alasan yang memberi arti penting bagi keputusan investasi modal
karena penciptaan kekayaan pemegang saham adalah tujuan dari suatu organisasi.
Karena alasan ini, penting untuk menyelidiki modal praktik penganggaran yang
sebagian besar digunakan oleh organisasi untuk membuat keputusan investasi
modal.
Modal penganggaran sangat penting karena keputusan yang dibuat
melibatkan arah dan peluang dan juga untuk pertumbuhan organisasi di masa
depan. Dalam metode tradisional yang digunakan untuk keputusan investasi
modal oleh sejumlah organisasi, bersih metode nilai sekarang adalah satu,
meskipun metode ini memiliki keterbatasannya sendiri. Misalnya, ketika suku
bunga tidak pasti tidak jelas apa tingkat diskon dapat digunakan. Ini merepotkan
karena dengan peningkatan dan penurunan tingkat diskonto NPV juga bisa
menurun dan meningkat.
Dalam banyak buku keuangan yang bekerja sama secara teoritis NPV
dianggap alat yang sehat dan disarankan. Dan setiap investor memilih proyek jika
NPV dari proyek itu positif. Untuk memaksimalkan tradisi ekonomi, NPV
dianggap sebagai batu bata karena di dalam gedung batu bata adalah dasar untuk
itu.
Hal ini dibuktikan oleh banyak ahli bahwa kekayaan pemegang saham
meningkat hanya sejauh itu di sana datang peningkatan nilai NPV. Dengan ide
diskon, satu unit mata uang saat ini lebih berharga daripada satu unit mata uang
besok. Tulisan ini mengkaji jenis teknik evaluasi penganggaran modal yang ada

7
Critical Jurnal

digunakan oleh perusahaan-perusahaan tekstil di Pakistan. Kertas juga


menyelidiki hubungan antara ukuran perusahaan dan jenis teknik evaluasi
penganggaran modal yang digunakan. Ukuran perusahaan ditentukan oleh
besarnya perputaran dan aset perusahaan.
Bagian 2 membahas literatur dan studi sebelumnya yang dilakukan di
bidang ini. Ini juga berkaitan dengan metode yang digunakan dalam studi
sebelumnya. Bagian 3 membahas desain dan metodologi riset. Bagian selanjutnya
berkaitan dengan hasil dan diskusi. Pada bagian 5 membahas kesimpulan dan
area untuk penelitian masa depan

B. Metode Penelitian
Metode Bayar kembali Ini metode yang sangat sederhana.
Ini memberikan waktu pengembalian jumlah yang akurat. Proyek
harus diterima waktu pengembalian yang diproyeksikan (PB)
sama dengan / kurang dari waktu yang dibutuhkan oleh
organisasi (Brigham, 1988). Payback adalah periode waktu di
mana arus kas keluar awal akan pulih dari jumlah uang tunai
setiap tahun arus masuk (Peterson & Fabozzi, 2002). Jika periode
waktu proyek sama atau kurang dari periode cut off maka
proyek harus diterima dan jika periode waktu ini melebihi periode
cutoff maka proyek harus ditolak.
a) Tingkat Pengembalian Internal
Dengan investasi awal proyek; memberikan nilai
sekarang dari arus kas yang tingkat diskonto disebut
internal tingkat pengembalian. Ketika IRR melebihi
biaya proyek modal maka proyek itu akan diterima
(Brigham, 1988). Menurut Maher, et.al., (1997),
McWatters, et.al. (2001) tingkat pengembalian internal
adalah tingkat diskonto pada dimana nilai yang
disajikan dari proyeksi arus kas masa depan yang

8
Critical Jurnal

dihitung untuk setiap proyek, sama dengan nilai


sekarang dari investasi awal dan itu menyebabkan nilai
sekarang bersih sama dengan nol. IRR dan NPV adalah
hasil terbaik tetapi bertentangan muncul ketika kami
melakukan rangking proyek-proyek yang saling
eksklusif. Ketika waktu dan arus kas proyek berbeda
dengan satu lain kemudian konflik muncul. Jika IRR
kurang dari tingkat pengembalian yang diminta maka
proyek harus ditolak karena itu akan memberi NPV
negatif.
b) Pengembalian Internal yang dimodifikasi
MIRR menganggap lebih baik daripada IRR karena di
dalamnya kita menggunakan biaya modal rata-rata
tertimbang dan dari ini yang diberikan hasil yang lebih
akurat daripada IRR (Brigham, 1988)
c) Indeks Profitabilitas
Indeks profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi
berbagai proyek. Ini memberikan biaya per dolar dari nilai
manfaat saat ini. Proyek dianggap menerima jika indeks
Profitabilitas lebih besar dan sama dengan 1 (Brigham,
1988). PI didefinisikan sebagai perubahan dalam arus kas
masuk bersih diproyeksikan bersih, diskon kembali ke nilai
sekarang dengan menggunakan tingkat yang diperlukan
pengembalian, dan membagi jumlah arus kas yang
didiskontokan dengan biaya investasi awal (Peterson &
Fabozzi, 2002). Jika PI sama dengan satu, maka NPV sama
dengan nol. Karena itu, jika NPV positif, maka PIakan lebih
dari satu, tetapi jika NPV negatif, PI akan kurang dari satu.
d) Proses Penganggaran Modal

9
Critical Jurnal

Proses penganggaran modal terdiri dari langkah-langkah


(a) menetapkan tujuan, (b) mengembangkan strategi, (c)
Pencarian untuk peluang investasi, (d) mengevaluasi
peluang investasi, (e) memilih investasi, (f) menerapkan,
(g) memantau berbagai proyek, (h) melakukan post audit
(Seitz & Ellison, 2005)
D. Hasil dan pembahasan
Temuan dari penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam perusahaan sampel,
metode net present value digunakan oleh sebagian besar perusahaan. Tingkat
pengembalian internal adalah metode kedua yang paling banyak digunakan.
Indeks profitabilitas dan MIRR berada dalam urutan. Itu Hasil tes chi square
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara total aset
perusahaan dan perputaran perusahaan sesuai dengan teknik utama yang
digunakan. Hasil diterapkan pada tingkat signifikansi 5%. Nilai p lebih besar
dari 0,05%, itu berarti hipotesis nol harus diterima dan hipotesis alternatif
harus menolak.

BAB III

KRITIKAL REVIEW JURNAL

A. Analisis Review Jurnal Utama


1. Judul dan Relevansi Topik
Penamaan judul dan isi penelitian sudah tepat karena saling
berhubungan dan merujuk pada satu tujuan.

2. Argumentasi penulis pada Pendahuluan


Dalam hal ini penulis sudah menuliskan pendapatnya mengenai
Pembelajaran Geografi

3. Pemilihan Kajian Teori

10
Critical Jurnal

Pemilihan kajian teori sudah pas mencakup semua data-data yang


akan dilakukan si peneliti.

4. Relevasi Metodologi penelitian


Metode yang dilakukan adalah metode Research and Development
, mrtode ini terdiri dari 4 tahap :
 Define
 Design
 Develop
 Disseminate

5. Kerangka Berpikir

6. Sasaran Pembaca
Sasaran pembaca adalah ssemua orang yang tertarik membaca
jurnal ini,yang di maksud semua orang adalah orang yang sudah
bisa mengerti/menerima materi ini.

11
Critical Jurnal

B. Analisis Review Jurnal Pembanding


1. Judul dan Relevansi Topik
Ketika memasukan judul penulis harus melihat permasalahan yang
dikaji, menurut saya judul dan masalah berkaitan
2. Argumentasi penulis pada Pendahuluan
Argumentasi sudah bagus tapi yang berkaitan dengan topik hanya
di awal saja, jadi membuat pembaca bingung
3. Pemilihan Kajian Teori
Kajian teori nya saling berkaitan dan sangat sering di paparkan
4. Relevasi Metodologi penelitian
Tidak ada penelitian yang relevan di paparkan
5. Kerangka Berpikir
Sayang nya tidak ada kerangka berpikir yang dipaparkan dalam
jurnal ini

6. Sasaran Pembaca
Sasaran pembaca adalah untuk semua orang yang ingin
meneliti,menganalisis, atau membaca penelitian ini, ditujukan
pada semua orang.

12
Critical Jurnal

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jurnal ini sudah layak atau sesuai dengan kriteria pada umumnya dan
sangat berguna jika di baca o;eh pembaca, penelitian jurnal ini semua nya
berkaitan dari awalk dan akhir hanya saja ada kekurangan misal tidak di
terbitkan nomor ISSN, hasil penelitian terlalu singkat terkadang peneliti
bingung untuk menganalisis.

DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, Aan Subhan. 2016. , PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK


PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA
CALON GURU MATEMATIKA. Univeristas Malikulsaleh

Sugiharto,dkk. 2018. PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS


SISWA MELALUI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TOEFL

13
Critical Jurnal

ITP PADA MATAKULIAH BAHASA INGGRIS GEOGRAFI. Universitas Negri


Medan

LAMPIRAN
JURNAL UTAMA

14
Critical Jurnal

15
Critical Jurnal

Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167

PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA MELALUI


PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TOEFL ITP PADA MATA KULIAH
BAHASA INGGRIS GEOGRAFI

Sugiharto, Fitra Delita, Muhammad Arif, Rohani


Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia
Email : delitafitra@gmail.com

Abstrak

Dalam era globalisasi ini penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris sangatlah
penting. Peningkatan kemampuan berbahasa Inggris pada mahasiswa dapat ditingkatkan
salah satunya dengan pengembangan bahan ajar yang dilakukan secara kontinu dan
tersedianya sumber belajar bagi mahasiswa tersebut. Tujuan utama penelitian ini adalah
menghasilkan produk berupa bahan ajar mata kuliah Bahasa Inggris Geografi berbasis
TOEFL ITP yang akan diterapkan di tahun ajaran 2017/ 2018. Penelitian ini tergolong
penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) pada bahan ajar mata
kuliah Bahasa Inggris Geografi. Pengembangan bahan ajar ini melibatkan tim dosen, ahli
materi, dan ahli media dengan melakukan FGD. Data dikumpulkan dari kuesioner yang
diisi oleh ahli materi, ahli media, dan mahasiswa. Kemudian data tersebut dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan skor yang dikonversi menjadi beberapa kategori.
Hasil penelitian menunjukkan pengembangan bahan ajar mata kuliah Bahasa Inggris
telah sesuai dengan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 dan standar yang ditetapkan
Universitas Negeri Medan. Pengembangan modul yang dilakukan dengan dua kali
proses revisi sesuai saran dari ahli materi dan ahli media serta masukan dari mahasiswa.
Ditinjau dari penilaian aspek materi, bahasa dan kegrafikan maka modul mata kuliah
Bahasa Inggris Geografi dapat dikategorikan “Baik” dan layak untuk digunakan dalam
proses pembelajaran.

Kata kunci : Pengembangan Bahan Ajar, TOEFL ITP, Bahasa Inggris Geografi
perguruan tinggi lainnya di Indonesia
bahkan di dunia. Proses pengembangan
PENDAHULUAN kurikulum dilakukan dengan mendesain
Kurikulum berbasis KKNI yang sebaran mata kuliah dan merancang
diimplementasikan Universitas Negeri pembelajaran sesuai dengan
Medan memiliki tujuan agar ada Permenistekdikti No 44 Tahun 2015
kesetaraan antara lulusan Unimed dengan Tentang Standar Nasional Perguruan
16
Critical Jurnal
Tinggi. Kurikulum berbasis KKNI ini telah
dilaksanakan pada tahun ajaran 2016/
2017 di setiap jurusan termasuk Jurusan mata kuliah wajib. Mata Kuliah ini
Pendidikan Geografi. Dalam sebaran mata disesuaikan dengan karakteristik jurusan
kuliah di Jurusan Pendidikan Geografi, dengan nama mata kuliah Bahasa Inggris
Bahasa Inggris Geografi menjadi salah satu Geografi bobot 2 SKS. Dengan pergantian
kurikulum maka bahan ajar yang terkait
dengan mata kuliah ini juga perlu direvisi.
Selama ini, bahan ajar dan materi hanya
terfokus pada kemampuan membaca
(reading) dan menterjemahkan (translating).
Content ini masih tergolong dangkal
apalagi untuk mempersiapkan mahasiswa
dalam menghadapi tes TOEFL seperti
TOEFL ITP.
TOEFL ITP terdiri dari 3 section
yaitu listening, grammar and written
comprehension dan reading. Selain itu
pengembangan bahan ajar hendaknya juga
dapat meningkatkan kemampuan Bahasa

42| Vol 10 No. 1 – 2018 Jurnal Geografi Vol 10 No.1 (42-50)

17
Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167

Inggris mahasiswa dalam speaking. Untuk (2) menganalisis penerapan bahan ajar
itu perlu dilakukan pembaharuan dalam berbasis TOEFL ITP dalam mata kuliah
pembelajaran mata kuliah Bahasa Inggris Bahasa Inggris Geografi di Jurusan
Geografi dimulai dari pengembangan Pendidikan Geografi
bahan ajar yang memuat konten TOEFL METODE PENELITIAN
ITP (listening, grammar and written Penelitian ini merupakan penelitian
comprehension dan reading) dan pengembangan atau R&D (Research and
meningkatkan keterampilan mahasiswa Development). Pengembangan model 4D
dalam berbahasa Inggris secara aktif. pada penelitian ini terdiri dari empat tahap
Penelitian terdahulu diantaranya (Trianto, 2010) yaitu: (1) Tahap
Hidayati (2015) penelitian “Pengembangan Pendefinisian (Define): menentukan dan
Media Pembelajaran TOEFL Reading mendefinisikan kebutuhan dalam proses
Berbasis Video Mind Map untuk pembelajaran yang akan berlangsung. (2)
Mahasiswa IAIN Surakarta” memetakan Tahap Perancangan (Design): perancangan
materi reading dalam sebuah mind map, bahan ajar; (3) Tahap Pengembangan
memvisualisasikan dalam Video TOEFL (Develop): menghasilkan bahan ajar yang
Reading berbasis mind map untuk sudah direvisi berdasarkan masukan pakar
mahasiswa IAIN Surakarta. Penelitian dan hasil uji penerapan ke mahasiswa; (4)
tersebut hanya terfokus pada video Tahap Pendiseminasian (Disseminate) atau
TOEFL. Sedangkan pada penelitianAnalisis Materiini tahap peyebarluasan
Desain RPS, dengan melakukan
berbasis TOEFL ITP secara keseluruhan. uji coba, kemudian mempublikasikan hasil
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendesain yang diperoleh.
pengembangan bahan ajar berbasis TOEFL Alur penelitian dapat diamati pada
ITP dalam mata kuliah Bahasa Inggris gambar 1 berikut ini:
Geografi di Jurusan Pendidikan Geografi;

Kontrak Kuliah,
Modul

FGD

Desain Penugasan

Revisi Uji Coba


Diseminasi
Evaluasi

Gambar 1. Alur Penelitian

Penerapan bahan ajar dilakukan bahan ajar Bahasa Inggris Geografi


pada kelas D Reguler angkatan 2016 berbasis TOEFL ITP hasil pengembangan
sebanyak 25 orang. Pengumpulan data ditinjau dari aspek isi, aspek bahasa dan
penelitian dilakukan dengan teknik gambar, aspek penyajian, dan aspek
komunikasi tak langsung dengan kegrafisan dari penilaian ahli materi dan
instrument berupa angket yang berisi ahli media serta keterbacaan modul oleh
seperangkat pertanyaan atau pernyataan mahasiswa. Teknik analisis data untuk
yang diisi secara langsung oleh kelayakan uji pakar dan keterbacaan
responden. Angket digunakan untuk siswa terhadap modul, dilakukan
mendapatkan data tentang kelayakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Peningkatan Kemampuan …..|43


Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167

1) Mengumpulkan
rumus : 𝑀� = semua
𝑥� data yang 3) Mengubah skor rata-rata menjadi
diperoleh dari ahli materi dan ahli nilai kategori. Penilaian modul
media. hasil pengembangan yang terdiri
2) Menghitung skor rata-rata tiap dari komponen isi, bahasa,
komponen penilaian dengan kegrafikan, dan penyajian akan
diketahui melalui pengubahan skor
rata-rata menjadi nilai kategori.
No Rentang �Skor Adapun
Rerata Sko acuan
Kategori pengubah skor
Keterangan
1 X>: Mi + 1,8 Sbi tersebut menurut
>4,2 Sangat Widoyoko
Baik (2009)
Me2 :Mean Mi + 0,6(rata-rata)
SBi < X ≤ tiap
Mi + 1,8 S sebagai
>3,4 – 4,2 berikut:
Baik
3
komponen. Mi – 0,6 SBi < X ≤ Mi +0,6 SBi >2,6- 3,4 Cukup
∑ :4JumlahMi – 1,8
skor SBi < X ≤ Mi – 0,6 SBi
komponen. >1,8 – 2,6 Kurang
5 X ≤ Mi – 1,8 SBi
n : Jumlah butir komponen. ≤1,8 Sangat Kurang

Tabel 1. Konversi Skor Penilaian

Sumber: Widoyoko, 2009


Dalam penilaian modul ini,
penilaian ditentukan dengan nilai
Keterangan: minimum “C” dengan kategori cukup.
X = skor aktual (skor yang dicapai) Jadi, jika hasil penilaian oleh ahli materi
Mi = rerata skor ideal = (1/2) (skor dan ahli media memberikan hasil akhir
tertinggi ideal + skor terendah ideal) “C”, maka pengembangan modul pada
SBi = simpangan baku skor ideal = (1/6) penelitian ini dikategorikan baik untuk
(skor tertinggi ideal – skor terendah ideal) digunakan dalam proses pembelajaran
Skor tertinggi ideal = Σ butir kriteria x skor Bahasa Inggris Geografi.
tertinggi
Skor terendah ideal = Σ butir kriteria x
skor terendah HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan bahan ajar berupa
Rencana Pembelajaran Semester (RPS), dan
kontrak kuliah yang melibatkan wakil Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 44
dekan 1 bidang akademik Bapak Dr. Deni tahun 2015 tentang Standar Nasional
Setiawan, M. Si menyatakan bahwa Pendidikan Tinggi serta sudah mengacu
komponen RPS, dan kontrak kuliah telah pada standar yang ditetapkan Universitas
sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Negeri Medan terutama SK Rektor
Universitas Negeri Medan No. 065 Tahun
2016 Tentang Panduan Input Nilai pada
44| Vol 10 No. 1 – 2018 DPNA di Lingkungan Universitas Negeri
Medan. Bahan ajar ini telah sesuai dengan
standar kurikulum berorientasi KKNI
dengan memuat capaian pembelajaran
(learning outcome/ LO) yang meliputi aspek
afektif, kognitif dan psikomotor, kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa (student center learning) dan
sistem 6 tugas beserta rubrik penilaian
secara rinci.
Penilaian terhadap modul yang
meliputi aspek isi/ materi, penyajian,
bahasa dan kegrafikan melibatkan tim
dosen, ahli media, ahli materi dan
mahasiswa.

Hasil Penilaian Ahli Materi


Konversi skor dari penilaian ahli
materi pada aspek isi dan bahasa modul
dapat diamati pada tabel 2 berikut ini :
Komponen Rentang Skor Available
Rerata Sko Kategor
at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo
Isi X> 50,4 > 4,2 e-ISSN: 2549–7057
SB | p-ISSN: 2085–8167
40,8 < X ≤ 50, >3,4 – 4,2 B
31,2 < X ≤ 40, >2,6- 3,4 C
21,6 < X ≤ 31,2 >1,8 – 2,6 K
Tabel 2. Konversi Skor Penilaian Ahli Materi
X ≤ 21,6 ≤1,8 SK
Bahasa X> 25,2 >4,2 SB
20,4 < X ≤ 25, >3,4 – 4,2 B
15,6 < X ≤ 2 >2,6- 3,4 C
10,8 < X ≤ 15,6 >1,8 – 2,6 K
X ≤ 10,8 ≤1,8 SK

No Kriteria Skal
1 Kesesuaian materi dengan SK dan KD 4
2 Materi yang tersaji sesuai dengan tujuan pembelajaran 4
3 Pemetaan materi berdasarkan KD 4
4 Sistematika materi sudah sesuai 3
5 Materi yang disusun cukup jelas 4
6 Materi yang dipadukan sudah sesuai 4
7 Kebenaran konsep dalam materi 5
8 Contoh yang disajikan sudah sesuai 5
9 Materi merangsang mahasiswa berpikir kritis 4
10 Materi dapat memberikan motivasi belajar 4
11 Materi mudah dipelajari mahasiswa 3
12 Materi yang disajikan menarik bagi mahasiswa 3
Skor Aktual : 47
Persentase Skor Aktual : 78,33%
Interval Skor : 40,8< 47≤ 50,4
Rerata Skor : 3,92
Sumber: Hasil Penelitian, 2017
Kategori : Baik

Penilaian komponen isi didalam materi. Hasil penilaian dapat dilihat pada
modul terbagi atas 12 kriteria. Penilaian tabel 3 berikut ini :
komponen isi ini dilakukan oleh ahli

No Kriteria Skal
1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual 4
2 Tabel 3.bahasa
Kejelasan Penilaian Komponen
dalam materi Isi oleh Ahli Materi 4
3 Bahasa mudah dipahami mahasiswa 3
4 Bahasa yang digunakan komunikatif 3
5 Bahasa dapat merangsang imajinasi mahasiswa 3
6 Kesesuaian dengan kaidah bahasa Inggris 5
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

Penilaian komponen bahasa didalam penilaian ini dapat dilihat pada Tabel 4
modul terbagi atas 6 kriteria. Hasil berikut ini :

Tabel 4. Penilaian Komponen Bahasa oleh Ahli Materi


Peningkatan Kemampuan …..|45
Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167

Skor Aktual : 22
Persentase Skor Aktual : 73,33%
Interval Skor : 20,4< 22≤ 25,2
Rerata Skor : 3,67
Kategori : Baik
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

No Kriteria Skal
1 Sistematika penyajian 4
Ditinjau dari penilaian ahli materi Kemudian penilaian komponen penyajian
2 Keruntunan penyajian 4
pada aspek isi 3modul dan bahasa,
Contoh-contoh soalterlihat didalam modul oleh ahli 4media terbagi
pada aspek tersebut
4 dengansoal
Penyajian rerata skor atas 8 kriteria. Hasil penilaian3dapat dilihat
3,92 dan 3,67 berada
5 pada
Daftarkategori
pustaka“Baik”. pada Tabel 5 berikut ini : 4
6 Mengaktifkan peserta didik 3
7 Masalah realistik 4
8 Menumbuhkan berfikir
Tabel 5. Penilaian kritis, Penyajian
Komponen kreatif, dan 3
inovatif
Skor Aktual : 29
Persentase Skor Aktual : 72,5%
Interval Skor : 27,2< 29≤ 33,6
Rerata Skor : 3,63
Kategori : Baik

No Kriteria Skal
1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual 4
2 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan
sosial emosional 4
3 Keterbacaaan pesan 4
4 Ketepatan kaidah bahasa 4
5 Keruntutan dan keterpaduan antar paragraf 4
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

Skor terendah pada kategori “Cukup” skor pada komponen penyajian adalah 3,63
terdapat pada kriteria penyajian soal, (kategori “baik”). Penilaian komponen
kemampuan materi dalam mengaktifkan bahasa didalam modul terbagi atas 5
peserta didik serta menumbuhkan berfikir kriteria Hasil penilaian dapat dilihat pada
kritis, kreatif dan inovatif. Skor aktual Tabel 6 berikut ini :
yang diperoleh adalah 29 sehingga rerata

Tabel 6. Penilaian Komponen Bahasa oleh Ahli Media

46| Vol 10 No. 1 – 2018


Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167

Skor Aktual : 20
Persentase Skor Aktual : 80%
Interval Skor : 17< 20≤ 21
Rerata Skor :4
Kategori : Baik
Sumber: Hasil Penelitian, 2017
No Kriteria Skala
1 Kesesuaian ukuran modul dengan standar I 4
SO
Semua kriteria pada kategori “Baik” “Baik”). Penilaian komponen kegrafikan
2 (International Organization for Standardization) 4
dimana skor aktual yang diperoleh 20 oleh ahli media dapat diamati pada Tabel 7
Penampilan unsur tata letak cover, belakang da
sehingga rerata skor adalah 4 (kategori berikut ini :
n
3 4
punggung secara harmonis memiliki irama dan kesatuan
4 (unity) serta konsisten 5
WarnaTabelunsur tata letak
7. Penilaian harmonisKegrafikan
Komponen memperjelas olehfungsi
Ahli Media
Ukuran huruf judul modul lebih dominan
5 5
dan
proporsional dibandingkan ukuran buku, na
6 ma 4
7 pengarang 4
Warna judul bahan ajar kontras dengan warna lat
8 ar 4
9 belakang 4
10 Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf 4
11 Menggambarkan isi/materi ajar dan menungkapka 3
12 n 3
13 karakter objek 4
14 Bidang cetak dan margin proporsional 4
Margin dua halaman yang berdampingan proporsional
15 Spasi antar teks dan ilustrasi warna 4
16 Judul bab, sub judul bab, dan angka halaman/folio 3
17 Ilustrasi dan keterangan gambar (caption) 3
18 Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf 4
19 Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all 4
capital,
Skor Aktual small capital) tidak berlebihan
: 74
Persentase Skor Aktual : 77,89%
Interval Skor : 64,6< 74≤ 79,8
Rerata Skor : 3,89
Kategori : Baik
Sumber: Hasil Penelitian, 2017
Pada komponen kegrafikan ini rerata
skor adalah 3,89 (kategori “Baik”).
Berdasarkan penilaian ahli media pada Peningkatan Kemampuan …..|47
komponen penyajian, bahasa dan
Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167

kegrafikan maka modul ini layak untuk Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 8
No Kriteria Rerata Skor
digunakan
1 dalam
Materi proses pembelajaran.
dalam modul mudah untuk dipahami berikut ini : 3,27
Penilaian
2 mahasiswa terhadap komponen
Materi yang disajikan dalam modul dekat dengan kehidupan 3,63
isi didalam sehari-hari
modul terbagi atas 6 kriteria.
3 Materi dalam modul meningkatkan pengetahuan dan 4,56
keterampilan berbahasa Inggris
4 Materi disajikan dari yang mudah sampai yang sulit (runtut) 3,38
Tabel 8. Penilaian Komponen Materi
5 Materi dalam modul disajikan dengan jelas 3, 42
6 Materi dalam modul meningkatkan pengetahuan di bidang 4,85
Geografi
Skor Aktual :19,69
Persentase Skor Aktual : 65,33%
Interval Skor : 20,4< 19,69≤ 25,2
Rerata Skor : 3,2
Kategori : Cukup

No Kriteria Rerata Skor


1 Bahasa yang digunakan dalam modul mudah 3,59
untuk dipahami
2 Materi yang disajikan menggunakan kalimat yang 3,87
jelas
3 Istilah yang digunakan dalam modul bis 4,16
a
4 dipahami 4,83
Kosa kata (vocabulary) yang digunakan dalam
modul dapat ditemukan dalam kamus
Skor Aktual :16,45
Persentase Skor Aktual : 82,25%
Interval Skor : 13,6< 16,45≤ 16,8
Rerata Skor : 4,11
Kategori : Baik
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

Pada komponen materi diperoleh Rerata skor pada komponen bahasa adalah
skor aktual 19,69 sehingga rerata skor yaitu 4,11 (kategori “Baik”). Hasil penilaian pada
3,2 (kategori “Cukup”). Penilaian komponen bahasa ini terlihat pada Tabel 9
mahasiswa terhadap komponen bahasa berikut:
didalam modul terbagi atas 4 kriteria.

Tabel 9. Penilaian Komponen Bahasa

Sumber: Hasil Penelitian, 2017

Penilaian mahasiswa terhadap 48| Vol 10 No. 1 – 2018


komponen kegrafikan didalam modul
terbagi atas 5 kriteria. Hasil penilaian
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No Kriteria Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo
Rerata
1 Modul meningkatkan motivasi belajar e-ISSN: 2549–70573,73 | p-ISSN: 2085–8167
2 Materi disajikan menarik dan menyenangkan 3,48
3 Daftar isi memudahkan dalam mencari materi 4,65
4 Jenis huruf dan ukuran yang digunaka 4,83
Tabel 9. Penilaian Komponen Kegrafikan
n
5 mudah untuk dibaca 4, 89
Bagian-bagian materi penting dalam modul
dicetak miring/ dihitamkan / dimasukka
n
dalam skema/ bagan
Skor Aktual : 21,58sehingga muda
Persentase Skor Aktual : 86,32%
Interval Skor : X> 21
Rerata Skor : 4,32
Kategori : Sangat Baik

Sumber: Hasil Penelitian, 2017


penilaian pada aspek materi/isi, bahasa
dan kegrafikan yang diperoleh dari respon
Pada komponen kegrafikan yang mahasiswa maka modul mata kuliah
dinilai oleh mahasiswa terlihat bahwa skor Bahasa Inggris Geografi ini layak untuk
aktual yang diperoleh adalah 21,58 digunakan dalam pembelajaran.
sehingga rerata skor menjadi 4,32 pada
kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan
KESIMPULAN DAN SARAN
Bahan ajar mata kuliah Bahasa
Inggris Geografi yang disusun berupa RPS, Arikunto, S. (2010). Evaluasi Program
kontrak kuliah sudah sesuai dengan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 dan Educational Testing Service. (2016). Test
standar yang ditetapkan Universitas Taker Handbook TOEFL ITP.
Negeri Medan. Kemudian pada penilaian Pricenton NJ USA.
modul yang dilakukan oleh ahli materi, Hidayati, F. N. (2015). Pengembangan
ahli media dan mahasiswa pada aspek isi/ Media Pembelajaran TOEFL Reading
materi, penyajian, bahasa dan kegrafikan Berbasis Video Mind Map Untuk
maka modul ini berada pada kategori Mahasiswa IAIN Surakarta.
“Baik” dan layak untuk digunakan dalam Konstruktivisme: Jurnal Pendidikan &
proses pembelajaran. Pembelajaran, 7(1), 1-12.
Berdasarkan kesimpulan tersebut Indriastuti. (2012). TOEFL Top Score.
dapat disarankan upaya pengembangan Jakarta : PT. Wahyu Media.
bahan ajar mata kuliah Bahasa Inggris Majid, A. (2008). Perencanaan
Geografi ini perlu dilakukan secara Pembelajaran. Bandung: Remaja
kontinu sesuai dengan tuntutan dunia Rosdakarya.
pendidikan dan pasar kerja. Nurgiyantoro. (2009). Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada.
DAFTAR PUSTAKA Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: DIVA Press.
Pujiati. (2007). Pengembangan Bahan
Ajar Praktikum Pengantar
Akuntansi. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan. Vol. 4 No. 2.
Pusat Bahasa Unimed. (2017). Sosialisasi
Pengembangan RPS Mata Kuliah
Bahasa Inggris Berbasis TOEFL ITP.
Medan.
Sukamerta, M.I. (2011). Implementasi
Kebijakan Penbelajaran Bahasa

Peningkatan Kemampuan …..|49


Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167

Inggris pada Sekolah Dasar di Kota


Denpasar. Tesis, Universitas Udayana
Bali.
Suparno. (2010). Membangun Kompetensi
Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Suyanto, Pratiwi. (2013). Pengembangan
Kemampuan Berbahasa Inggris dan
Akademik Secara Terpadu Melalui
Read- Write-Talk (RWT) Learning
Strategy Pada Mata Kuliah English
For Biology. Prosiding Seminar
Nasional Pettelitian, Pendidikan
tlan Penerapan MIPA, Fakultas
MIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta, 18 Mei 2013.
Tarigan, H.G. 2008. Berbicara Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran
Terpadu. Surabaya: Bumi Aksara.
Widoyoko. (2009). Evaluasi Program
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
50| Vol 10 No. 1 – 2018
LAMPIRAN
JURNAL PEMBANDING

JPPM Vol. 9 No. 2 (2016)


PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENINGKATAN

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

CALON GURU MATEMATIKA

Aan Subhan Pamungkas1), Yuyu Yuhana2)


Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

asubhanp@untirta.ac.id

ABSTRACT
This research is motivated by the lack of teaching materials to improve mathematical reasoning ability for
prospective students middle school math teacher. Given the reasoning ability is needed to draw conclusions on
mathematical problems, then designed teaching materials that students can develop reasoning ability. The products of
this research is to produce teaching materials in the form of student worksheets. The method used is to use research
development with 4D model, which includes: (1) Define, at this stage the developer to analyze problems and potential;
(2) Design, at this stage the developer to make the initial product (prototype) or design products tailored to the needs
and potentials; (3) Development, at this stage of the activities carried out are divided into two activities, namely: expert
appraisal and developmental testing; (4) Disseminate, at this stage are the activities carried out validation testing.
The results from the trial show that expert teaching materials developed included into the category of good and decent
(80%) is used for backup sources lectures.

Keywords: Reasoning Ability, Instructional Materials

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan belum adanya bahan ajar untuk peningkatan kemampuan penalaran
matematis bagi mahasiswa calon guru matematika sekolah menengah. Mengingat kemampuan penalaran
tersebut sangat diperlukan untuk menarik kesimpulan atas permasalahan matematis, maka dirancanglah
bahan ajar yang dapat mengembangkan kemampuan bernalar mahasiswa. Produk dari penelitian ini
adalah menghasilkan bahan ajar dalam bentuk lembar kerja mahasiswa. Metode yang digunakan adalah
menggunakan penelitian pengembangan dengan model 4D, yaitu meliputi: (1) Define, pada tahapan ini
pengembang melakukan analisis masalah dan potensi; (2) Design, pada tahap ini pengembang membuat
produk awal (prototype) atau rancangan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada; (3) Development, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan dibagi kedalam dua kegiatan yaitu: expert
appraisal dan developmental testing; (4) Disseminate, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
validation testing. Adapun hasil dari uji coba ahli menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan
termasuk kedalam kategori baik dan layak (80%) digunakan untuk sumber pendukung perkuliahan.

Kata Kunci: Kemampuan Penalaran, Bahan Ajar

A. PENDAHULUAN menghadapi beberapa kasus atau


Kemampuan penalaran matematis permasalahan. Hal tersebut diperkuat oleh
adalah salah satu kemampuan berpikir yang Copi (Shadiq, 2007) reasoning is a special
perlu dikembangkan. Kemampuan ini kind of thinking in which inference takes
mendukung untuk mengasah kemampuan place, in which conclusions are drawn from
pemecahan masalah matematis, premises. Dari pendapat tersebut dapat
kemampuan koneksi matematis dan diambil makna bahwa penalaran adalah
kemampuan matematika lainnya. jenis khusus dari kegiatan berpikir dalam
Kemampuan ini diperlukan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
mengetahui apakah kesimpulan yang kondisi dan syarat (premis) yang ada.
didapat tepat atau tidak. Menurut Kusumah (1986) penalaran
Kemampuan bernalar adalah proses diartikan sebagai penarikan kesimpulan
mental yang terjadi dalam diri individu dalam sebuah argumen, dan cara berpikir
ketika mengembangkan pikiran pada saat yang merupakan penjelasan dalam upaya

177
Aan Subhan Pamungkas dan Yuyu Yuhana
melalui masa yang akan datang adalah
pembelajaran pembelajaran yang memberikan
matematika. kemampuan bernalar logis, sistematis,
Arah kritis, objektif dan terbuka.
pembelajaran Tentunya untuk mengembangkan
matematika kemampuan yang diharapkan harus
yang
mampu
menghasilkan
individu
seperti
di
memperlihatkan hubungan antara dua hal atas
atau lebih berdasarkan sifat-sifat atau adalah
hukum-hukum tertentu yang diakui pembelajaran
kebenarannya, dengan menggunakan yang
langkah-langkah tertentu yang berakhir memberikan
dengan sebuah kesimpulan. kesempatan
Hal di atas sejalan dengan pendapat kepada
Keraf (Shadiq, 2004) yang menyatakan siswa
bahwa penalaran sebagai proses berpikir untuk
yang berusaha menghubung-hubungkan menemukan
fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang kembali
diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. sep
Dari pengertian tersebut bahwa kemampuan dang
penalaran matematis adalah untuk dipelarinya.
mengembangkan proses berpikir yang Hal
diharapkan mendukung pada kemampuan ini
seseorang untuk memberikan sejalan
alasan/argumen-argumen dari apa yang dengan
dikemukakan dengan cara menghubungkan pendapat
fakta-fakta yang telah diketahuinya. Sumarmo
Berdasarkan uraian di atas, penalaran (2002)
merupakan kemampuan yang harus dimiliki yang
oleh individu dalam menarik kesimpulan menyatakan
atas permasalahan yang dihadapinya. bahwa
Individu yang memiliki kemampuan arah
penalaran yang baik akan mampu membuat pengembanga
keputusan yang tepat dalam setiap n
tindakannya. Sehingga sangat jelas bahwa pembelajaran
kemampuan penalaran matematis mutlak
harus dimiliki oleh seseorang untuk bagi
menghadapi perkembangan teknologi dan an
ilmu pengetahuan.
Salah satu cara untuk
mengembangkan kemampuan ini adalah
178
melak itu,) bahan ajar adalah materi yang harus
sanak dipelajari siswa sebagai sarana untuk
an ke mencapai standar kompetensi dan
giatan kompetensi dasar (Depdiknas, 2003).
belaj Bahan ajar ini akan dirancang dalam
ar mebentuk lembar kerja mahasiswa, dimana
ngaja mahasiswa secara berkelompok
r di memecahkan permasalahan yang harus
kelas. dipecahkan untuk menemukan kesimpulan.
Bah Kesimpulan dalam masalah tersebut akan
an y mendorong mahasiswa mendapatkan
ang konsep materi yang diharapkan yang sesuai
didukung oleh bahan ajar yang sesuai dima dengan indicator pembelajaran.
dengan kebutuhan masa depan. Namun ksud Masalah dalam lembar kerja bersifat
faktanya di lapangan ketersediaan bahan bisa terstruktur, dengan harapan agar mahasiswa
ajar dalam hal ini lembar kerja mahasiswa berup terbantu dengan hint yang diberikan.
yang berfokus pada pengembangan a Dengan lembar kerja ini peran mahasiswa
kemampuan bernalar belum ada. Sehingga bahan akan lebih dominan dibandingkan dengan
mendorong peneliti untuk mengembangkan tertul peran dosen. Karena posisi dosen disini
bahan ajar yang bersifat terstruktur agar is ma hanya sebagai fasilitator dan organisator di
mahasiswa dapat menemukan kesimpulan upun kelas. Dengan bahan ajar ini mahasiswa
atas permasahalan yang diberikan. tidak dituntut mandiri dan bekerja sama secara
Bahan ajar secara umum terdiri dari tertuli optimal dalam kelompok-kelompoknya.
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang s. Sel Dengan demikian berdasarkan uraian
harus dipelajari siswa untuk mencapai ain di atas, Rumusan Masalah yang diajukan
standar kompetensi yang telah ditentukan. dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Menurut Ahmadi dkk (2010) bahan ajar mendesain bahan ajar untuk peningkatan
adalah segala bentuk bahan yang digunakan kemampuan penalaran matematis
untuk membantu guru/instruktor dalam mahasiswa calon guru matematika?“.
Pengembangan Bahan Ajar

B. METODE PENELITIAN sebagainya untuk mengatasi masalah


Metode penelitian ini menggunakan pendidikan, dan bukan untuk menguji teori.
metode pengembangan. Menurut Bahan ajar ini dikembangkan dengan
Ruseffendi (2005), penelitian model pengembangan 4D. Model ini terdiri
pengembangan (Development Research) dari empat tahap, yaitu: define, design,
adalah penelitian untuk mengembangkan develop dan disseminate (Thiagaraja et.all,
dan menghasilkan produk-produk 1974). Berikut adalah diagram alur
pendidikan berupa materi, media, alat dan pengembangan bahan ajar.
atau strategi pembelajaran, evaluasi, dan
Diagram 1. Alur Pengembangan

Pengolahan data angket dilakukan ahli diminta untuk menjawab item-item


dengan menggunakan skala likert. Skala yang ada dalam lembar penilaian ahli
likert digunakan untuk mengukur penilaian dengan jawaban sangat baik, baik, cukup,
media untuk masing-masing uji ahli. Setiap kurang, dan sangat kurang.
Tabel 1. Skor Untuk Skala Penilaian Angket
Pernyataan Sangat baik Baik cukup Kurang Sangat kurang
Skor 5 4 3 2 1

Dari tabel di atas, dapat dilihat


bahwa untuk masing-masing pernyataan
dengan skornya. Skor maksimal skala likert
bagi suatu unit analisis adalah jumlah item
dalam skala dikalikan 5 diberi simbol 5k,
sedangkan skor minimal skala likert bagi
setiap unit analisis adalah jumlah item
dalam skala sikap dikalikan 1 diberi simbol
k (Djaali dan Muljono, 2008). 179
Untuk mendeskripsikan hasil angket
terhadap bahan ajar ini, maka hasilnya
dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
Keterangan: pedoman untuk menentukan tingkat
Skor mentah = jumlah skor jawaban persentase kelompok responden untuk tiap
responden pernyataan dalam angket digunakan kriteria
Skor ideal = jumlah skor jawaban tertinggi interpretasi skor seperti tampak pada tabel
Sedangkan sebagai dasar dan berikut.
Aan Subhan Pamungkas dan Yuyu Yuhana

Tabel 2. Kriteria interpretasi skor


Kriteria (%) Klasifikasi
80 < P ≤ 100 Sangat Kuat
60 < P ≤ 80 Kuat
40 < P ≤ 60 Cukup
20 < P ≤ 40 Lemah
0 < P ≤ 20 Sangat Lemah
Riduwan (2009)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN histogram. Sedangkan pada bahasan kedua


Desain produk awal bahan ajar ini yaitu peluang yang membahas mengenai
terdiri dari 2 bab utama yang terbagi dalam aturan pencacahan, permutasi, kombinasi,
13 lembar aktivitas. Bahasan pertama yaitu ruang sampel, peluang suatu kejadian dan
statistika yang membahas mengenai ukuran kejadian majemuk. Berikut adalah
pemusatan, ukuran letak dan ukuran gambaran bahan ajar.
penyebaran serta distirbusi frekuensi dan
a. Media penyimpanan : Kertas 80 gr
b. Ukuran : 17,5 cm x 25 cm
c. Ketebalan : 63 halaman + cover
d. Format : Portable Document Format (PDF)
e. Jenis huruf : Times New Roman
f. Materi : Statistika dan Peluang
Tampilan awal bahan ajar ini diawali dengan cover, halaman cover, kata pengantar dan
daftar isi.

Gambar 4.1
Cover

180
Gambar 4.2
Halaman Cover
Pengembangan Bahan Ajar
Gambar 4.3
Kata Pengantar

Gambar 4.5
Materi dan Indikator
Setelah bahan ajar dirancang, maka
langkah selanjutnya adalah menguji bahan

Gambar 4.4
Daftar Isi
Gambar 4.6
Aktivitas

ahli pendidikan. Berikut rangkuman hasil


uji validasi.
ajar tersebut kepada ahli matematika, dan

Tabel 3. Hasil Uji Ahli


Uji Prosentase Klasifikasi
Ahli Matematika 84,28% Sangat Kuat
Ahli Pendidikan 82,22% Sangat Kuat

181
Aan Subhan Pamungkas dan Yuyu Yuhana

D. KESIMPULAN DAN SARAN disimpulkan bahwa bahan ajar untuk


Berdasarkan hasil pengembangan peningkatan kemampuan penalaran bagi
dan hasil uji coba yang telah di lakukan, mahasiswa calon guru matematika ini layak
baik uji coba kepada ahli maupun uji coba digunakan dengan prosentasi uji coba
kepada sasaran (terbatas), maka dapat berada pada kategori sangat kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. UU Sisdiknas No 20


Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas Matematika 15-16 Maret 2007 di
P4TK (PPPG) Matematika.
Yogyakarta: Depdiknas, P4TK
Kusumah, Y. S. (1986). Logika Matematika Matematika Yogyakarta.
Elementer. Bandung: Tarsito.
Sumarmo, U. (2005). Pengembangan
Shadiq, F. (2004). Pemecahan Masalah,
Penalaran dan Komunikasi.
Yogyakarta: PPPG Matematika.

_________, (2007). Laporan Hasil Seminar


dan Lokakarya Pembelajaran
182
Berpikir Matematik Tingkat Tinggi
Siswa SLTP dan SMU serta
Mahasiswa Strata Satu melalui
Berbagai Pendekatan Pembelajaran.
Lemlit UPI : Laporan Penelitian.

You might also like