Professional Documents
Culture Documents
Isi CMD Fix
Isi CMD Fix
PENDAHULUAN
1
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan praktikum lapangan CMD ini yaitu dapat mengetahui
dan memahami proses akuisisi data dilapangan, mengetahui dan mampu
mengolah dalam processing data dan mampu menginterpretasi data berdasarkan
hasil dari pengolahan data dan geologi lokal maupun regional.
Tujuan dari kegiatan praktikum lapangan CMD ini yaitu dapat membuat peta
inphase dan peta konduktivitas berdasarkan high and low frequency dan dapat
membuat pemodelan 3D
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2. Penelitian Mengenai Benda Terpendam Menggunakan Elektromagnetik
Investigasi Tangki Bawah Permukaan dengan Menggunakan
Conductivity Multi Depth (CMD) di Perta Arun Gas (PAG)
Lhokseumawe
Oleh :
Asrillah1, Marwan1,2, Muzakir Zainal1
1
Jurusan Teknik Kebumian Prodi Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Unsyiah
2
Jurusan Fisika FMIPA Unsyiah
4
BAB III
DASAR TEORI
5
Conductivitymenggunakan CMD ini menjalarkan gelombang secara vertical
dipole, berikutilustrasi penjalaran gelombangnya.
Keterangan :
Hs = medan magnet sekunder pada koil penerima
Hp = medan magnet primer pada koil penerima
Ω=2πf
f = frekuensi (Hz)
μo = permeabilitas ruang hampa
σ = konduktivitas (mS/m)
s = intercoil spacing
i =√−1
Jadi persamaan untuk mendapatkan harga konduktivitas (σa) suatu medium
yakni :
4 𝐻𝑠
𝜎𝑎 = 𝜔𝜇 𝑠2 (𝐻𝑝) (III.2)
0
3.3. Konduktivitas
Konduktivitas merupakan parameter utama yang terukur dariinstrumen CMD,
hal ini dikarenakan adanya proses induksi gelombangelektromagnetik di bawah
permukaan bumi yang menginduksi material yangbersifat konduktif.
6
Konduktivitas itu sendiri merupakan kemampuanmaterial atau bahan yang
terdapat di bawah permukaan untukmenghantarkan arus ataupun panas.
Konduktivitas didefinisikan sebagaikuantitas dalam mS/m.
3.4. Inphase
Parameter kedua yang diukur secara simultan dengan konduktivitasjelas
adalah In Phase. Hal ini didefinisikan sebagai kuantitas relatif dalamppt dari
medan magnet primer dan terkait erat dengan kerentanan magnetikbahan diukur.
Jadi peta InPhase dapat membantu membedakan strukturbuatan dari geologi alam
di peta konduktivitas terlihat jelas.
3.5. Moving Average
Moving Average dapat diartikan sebagai perubahan harga rata – rata darisuatu
time frame tertentu. MA berfungsi mengkompensasi noise acak yang muncul
selama pengukuran akibat aktivitas kelistrikan maupun ketidakhomogenan bawah
permukaan.
Dalam pengolahan data CMD, data yang diperoleh dilapangan adalah
datakonduktivitas serta data inphase. Data – data tersebut tak lepas dari gangguan
atau
noise, maka pengolahan data MA ini sangat diperlukan. Dalam pengolahan
dataEM terdapat langkah ini, yang sebenarnya disebut dengan filter moving
averageatau dapat diartikan sebagai rata – rata nilai anomali, yang kemudian
dibagi denganjumlah jendela yang digunakan. Hal ini digunakan untuk
memisahkan data yangmengandung frekuensi yang tinggi dan rendah. Setelah
dilakukannya tahap ini,diharapkan sinyal yang ada benar – benar menggambarkan
anomali yangdisebabkan oleh benda – benda konduktif dibawah permukaan.
MA Xn =X(n-1)+2Xn + X(n+1)/4
7
BAB IV
METODOLOGI
8
4.3. Peralatan dan Perlengkapan
Pada metode CMD terdapat alat yang dipakai pada saar akuisisi data yaitu
sebagai berikut :
CMD Display
Alat ini digunakan untuk menampilkan hasil ndari konduktivitas,
inphase dan error.
Koil
Koil ini digunakan sebagai tempat pemasangan receiver dan transmitter
Baterai.
Digunakan sebagai daya pada saat pengukuran
Kabel Konektor
Digunakan untuk penghubung antara CMD Display dengan koil
Meteran
Digunakan untukmengukur panjang lintasan total.
Kompas dan GPS
Digunakan untuk menentukan titik koordinat dan arah lintasan
9
4.4. Diagram Alir Pengambilan Data
Mulai
Persiapan Alat
Pemasangan alat
Akuisisi Data
Nilai Konduktivitas,
Inphase, error
Mencatat Hasil
Packing Alat
Selesai
10
4.5. Pembahasan Diagram Alir Pengambilan Data
Pada masalah ini akan dijelaskan diagram alir pada proses pengambilan data
sebagai berikut :
Pertama langkah yang harus dilakukan yaitu persiapan alat, persiapan alat
seperti mengkoreksi keadaan alat dan sebagainya.
Setelah itu dilakukan pemasangan alat yang meliputi pemasangan koil
satelit ke display agar terbaca nilai konduktivitas dan nilai inphasenya.
Setelah itu alat display dipasang ke pinggang.
Setelah itu lakukan pemasangan lintasan menggunakan meteran
Selanjutnya melakukan proses pengukuran dengan cara setiap 2 meter
dihitung nilai konduktivitas dan inphase menggunakan alat. Dalam
akuisisi data dilakukan sebanyak 2 kali menggunakan low frequency dan
high frequency
Setelah mengukur akan dihasilkan nilai konduktivitas dan nilai inphase
dann nilai error
Selanjutnya catat hasil tersebut kedalam tabulasi data. Ulangi langkah ini
sampai lintasan akhir.
Setelah selsai pengukuran, akan dilakukan packing alat
11
4.6. Diagram AlirPengolahan Data
12
4.7. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Pada bagian ini, akan dijelaskan maksud dari diagram alir pengoolahan data
sebagai berikut :
Pada langkah awal, masukkan data yng sudah ditulis ditabulasi data ke
Microsoft excel. Data tersebut berisikan data inphase dan conductivity
yang masing masing memiliki high dan low penetration
Setelah itu setelah data dimasukan kedalam excel, maka hitung nilai MA
pada inphase high and low penetration dan conductivity high and low
penetration.
setelah itu dibuat grafik yaitu konduktivitas vs inphase dan MA
konduktivitas vs inphase.
Selanjutnya data tersebut dimasukan ke notepad dan simpan dalam format
txt lalu masukan data ke software Surfer untuk diolah sehingga
menghasilkan output berupa peta 2D. Pada peta ini terdapat 4 jenis yaitu
MA low conductivity, MA low Inphase, MA high conductivity and MA high
inphase.
Setelah membuat peta, maka akan dibuat penampang 3D dengan software
voxler dengan memasukan data koordinat, kedalaman dan parameter
kedalam notepad dan setelah itu buka notepad yang disimpan dalam
software Voxler lalu buat penampang 3D.
Setelah dibuat penampang dalam bentuk 3D, maka pada grafik, peta 2D
dan penampang 3D diinterpretasi.
13
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
5.2. Grafik Analisis Lintasan 3
5.2.1. Grafik Konduktivitas Vs Inphase Low Penetration Lintasan 3
15
10
Low Penetration
5 Konduktivitas low
Inphase Low
0
0 10 20 30 40
-5
-10
lintasan
15
lintasan tersebut kemungkinan terdapat pipa milik PT.Pertamina. setelah itu pada
grafik konduktivitas low, lintasan 12 sampai 15 nilai konduktivitasnya juga
melonjak tinggi yaitu pada lintasan 12 bernilai 14.6 mS dan lintasan 15 bernilai 17
mS. Ini menandakan bahwa pada lintasan tersebut terdapat pipa milik
PT.Pertamina. pada lintasan 12 sampai 15 nilai dari grafik konduktivitas dan
inphase pada low penetration menunjukan pola yang sama, hal ini menandakan
bahwa nilai konduktivitas dan inphase berbanding lurus pada masalah ini. Setelah
itu pada grafik inphase lintasan 16 sampai 35, nilai inphase mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan lintasan 12 sampai lintasan 15 yang mana lintasan 16
memiliki nilai 1.54 ppt dan pada lintasan 35 bernilai 1.5 ppt. Sedangkan pada
grafik konduktivitas, pada lintasan 16 sampai 35 juga mengalami penurunan
drastis jika dibandingkan dengan lintasan 12 sampai 15, yang mana lintasan 16
sampai lintasan 35 bernilai konstan yaitu -3 mS.
16
5.2.2. Grafik MA Konduktivitas Vs MA Inphase Low Penetration
Lintasan 3
15
MA Low Penetration
10
MA Konduktivitas Low
5 MA Inphase Low
0
0 10 20 30 40
-5
lintasan
17
ini menandakan pada lintasan tersebut memiliki nilai kemagnetan yang besar
sehingga dilihat dari grafik, lintasan tersebut kemungkinan terdapat pipa milik
PT.Pertamina. setelah itu pada grafik konduktivitas low, lintasan 12 sampai 15
nilai konduktivitasnya juga melonjak tinggi yaitu pada lintasan 12 bernilai 10.35
mS dan lintasan 15 bernilai 11.8 mS. Ini menandakan bahwa pada lintasan
tersebut terdapat pipa milik PT.Pertamina dengan nilai konduktivitas tertinggi
terletak pada lintasan 14 yang bernilai 16,15. pada lintasan 12 sampai 15 nilai
dari grafik konduktivitas dan inphase pada low penetration menunjukan pola
yang sama, hal ini menandakan bahwa nilai konduktivitas dan inphase
berbanding lurus pada masalah ini. Setelah itu pada grafik inphase lintasan 16
sampai 35, nilai inphase mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
lintasan 12 sampai lintasan 15 yang mana lintasan 16 memiliki nilai 5.1825 ppt
dan pada lintasan 35 bernilai 1.1375 ppt. Sedangkan pada grafik konduktivitas,
pada lintasan 16 sampai 35 juga mengalami penurunan drastis jika dibandingkan
dengan lintasan 12 sampai 15, yang mana lintasan 16 bernilai 2 mS lintasan 17
sampai 34 bernilai -3 mS dan lintasan 35 bernilai -2.25 mS.
18
5.2.3. Grafik Konduktivitas Vs Inphase High Penetration Lintasan 3
4
2 Konduktivitas High
0 Inphase High
-2 0 10 20 30 40
-4
-6
Lintasan
19
tinggi yaitu pada lintasan 12 bernilai 4.8 mS dan lintasan 15 bernilai 4.2 mS
dengan nilai tertinggi yaitu 7.1 mS yang terletak pada lintasan 13. Ini menandakan
bahwa pada lintasan tersebut terdapat pipa milik PT.Pertamina. pada lintasan 12
sampai 15 nilai dari grafik konduktivitas dan inphase pada high penetration
menunjukan pola yang sama, hal ini menandakan bahwa nilai konduktivitas dan
inphase berbanding lurus pada masalah ini. Setelah itu pada grafik inphase
lintasan 16 sampai 35, nilai inphase mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan lintasan 12 sampai lintasan 15 yang mana lintasan 16 memiliki nilai 1.267
ppt dan pada lintasan 35 bernilai 1.556667 ppt yang mana pada lintasan tersebut
mengalami kenaikan dan penurunan nilai yang kurang berarti Sedangkan pada
grafik konduktivitas, pada lintasan 16 sampai 35 juga mengalami penurunan
drastis jika dibandingkan dengan lintasan 12 sampai 15, yang mana lintasan 16
sampai lintasan 35 bernilai konstan yaitu -3 mS.
20
5.2.4. Grafik MA Konduktivitas Vs MA Inphase High Penetration
Lintasan 3
6
MA High Penetration
2 MA Konduktivitas High
MA Inphase High
0
0 10 20 30 40
-2
-4
lintasan
21
memiliki nilai kemagnetan yang besar sehingga dilihat dari grafik, lintasan
tersebut kemungkinan terdapat pipa milik PT.Pertamina. setelah itu pada grafik
konduktivitas high, lintasan 12 sampai 15 nilai konduktivitasnya juga melonjak
tinggi yaitu pada lintasan 12 bernilai 3.425 mS dan lintasan 15 bernilai 2.15 mS
dengan nilai tertinggi yaitu 5.55 ppt pada lintasan 13. Ini menandakan bahwa
pada lintasan tersebut terdapat pipa milik PT.Pertamina. Pada lintasan 12 sampai
15 nilai dari grafik konduktivitas dan inphase pada low penetration menunjukan
pola yang sama, hal ini menandakan bahwa nilai konduktivitas dan inphase
berbanding lurus pada masalah ini. Setelah itu pada grafik inphase lintasan 16
sampai 35, nilai inphase mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
lintasan 12 sampai lintasan 15 yang mana lintasan 16 memiliki nilai 2.66 ppt dan
pada lintasan 35 bernilai 1.164 ppt. Sedangkan pada grafik konduktivitas, pada
lintasan 16 sampai 35 juga mengalami penurunan drastis jika dibandingkan
dengan lintasan 12 sampai 15, yang mana lintasan 16 bernilai -1.2 mS lintasan
17 sampai 34 bernilai -3 mS dan lintasan 35 bernilai -2.25 mS.
22
5.3. Pembahasan Peta
5.3.1. Peta MA Konduktivitas Low Penetration
23
konduktivias suatu medium dimana, nilai konduktivitas ini didapat dari suatu
medium yang dapat mengalirakn suatu arus listrik. Jika kemampuan suatu
medium dapat menghantarkan arus listrik sangat besar, maka nilai
konduktivitasnya sangat tinggi dan jika kemampuan suatu medium
menghantarkan arus listrik sangat rendah maka nilai konduktivitasnya rendah..
24
konduktivitas sebesar 2 sampai -4 mS kemungkinan merupakan sawah milik
warga. Pada peta MA Konduktivitas Low Penetration ini menggunakan
frekuensi yang tinggi sehingga kedalaman penetrasi yang didapat menjadi lebih
rendah, dan pada peta ini menyelidiki nilai konduktivitas suatu medium dimana,
nilai konduktivitas ini didapat dari suatu medium yang dapat mengalirkan suatu
arus listrik. Jika kemampuan suatu medium dapat menghantarkan arus listrik
sangat besar, maka nilai konduktivitasnya sangat tinggi dan jika kemampuan
suatu medium menghantarkan arus listrik sangat rendah maka nilai
konduktivitasnya rendah. . Jika dibandingkan antara peta MA Konduktivitas
High Penetration dengan peta MA Konduktivitas Low penetration didapatkan
nilai konduktivitas yang tinggi dimiliki oleh low penetration dan nilai
konduktivitas yang rendah dimiliki oleh high penetration yang mana ini
disebabkan oleh pegunaan frekuensi yang berbeda.
25
sebesar 10-8 mS, warna hijau memiliki nilai kemagnetan sebesar 7-4 mS dan
warna biru memiliki nilai kemagnetan yang sangat rendah dengan rentang 3
sampai -4 mS. Dalam peta ini target yang ingin dicari merupakan keberadaan pipa
milik PT.Pertamina. dalam peta ini memiliki nilai kedalaman penetrasi sebesar
1..3 meter. pada peta tersebut dapat dilihat terdapat anomali-anomali yang
mengarah ke tenggara dengan nilai kemagnetan sebesar 16 sampai 6 mS yang
kemungkinan anomali tersebut merupakan keberadaan dari pipa PT.Pertamina.
sedangkan warna biru dengan nilai kemagnetan sebesar 5 sampai 0 mS
kemungkinan merupakan sawah milik warga. Pada peta MA Inphase Low
Penetration ini menggunakan frekuensi yang tinggi sehingga kedalaman penetrasi
yang didapat menjadi lebih rendah, dan pada peta ini menyelidiki nilai
kemagnetan suatu medium. Jika nilai kemagnetan suatu medium tinggi maka
nilai inphase akan semakin membesar dan jika nilai kemagnetan suatu medium
rendah maka nilai inphase menjadi lebih rendah.
26
dengan nilai 7 sampai 5.5 PPT, sedangkan warna kuning memiliki nilai
kemagnetan sebesar 5 sampai 4.5 PPT, warna hijau memiliki nilai kemagnetan
sebesar 4.5 sampai 3 mS dan warna biru memiliki nilai kemagnetan yang sangat
rendah dengan rentang 3 sampai 0.5 PPT. Dalam peta ini target yang ingin dicari
merupakan keberadaan pipa milik PT.Pertamina. dalam peta ini memiliki nilai
kedalaman penetrasi sebesar 6 meter. Pada peta tersebut dapat dilihat terdapat
anomali-anomali yang mengarah ke tenggara dengan nilai kemagnetan sebesar 7
sampai 3.5 PPT yang kemungkinan anomali tersebut merupakan keberadaan dari
pipa PT.Pertamina. sedangkan warna biru dengan nilai kemagnetan sebesar 2.5
sampai 0 PPT kemungkinan merupakan sawah milik warga. Selanjutnya pada
koordinat X dari 428100 sampai 428110 dan koordinat Y sebesar 9134800
sampai 9134810 anomali pipa menjadi warna hijau yang kemungkinan pipa
tersebut nilai kemagnetanya berkurang yang disebabkan karena proses berkarat
dan aliran fluida dalam pipa sedangkan warna hijau pada peta disebelah utara
kemungkinan akibat pengaruh dari lapisan konduktif atau karena sawah-sawah
tersebut dekat dengan perumahan warga maka dari itu nilai kemagnetanya
semakin tinggi . Pada peta MA Inphase High Penetration ini menggunakan
frekuensi yang rendah sehingga kedalaman penetrasi yang didapat menjadi lebih
tinggi, dan pada peta ini menyelidiki nilai kemagnetan suatu medium. Jika nilai
kemagnetan suatu medium tinggi maka nilai inphase akan semakin membesar dan
jika nilai kemagnetan suatu medium rendah maka nilai inphase menjadi lebih
rendah. Jika dibandingkan antara peta MA Inphase High Penetration dengan peta
MA Inphase Low penetration didapatkan nilai Inphase yang tinggi dimiliki oleh
low penetration dan nilai Inphase yang rendah dimiliki oleh high penetration
yang mana ini disebabkan oleh pegunaan frekuensi yang berbeda yang mana
frekuensi tinggi dimiliki oleh low Penetration dan frekuensi rendah dimiliki oleh
high penetration
27
5.4. Pemodelan 3D
5.4.1. Pemodelan 3D Konduktivitas
28
5.4.2. Pemodelan 3D Inphase
29
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan laporan langan CMD ini
adalah :
Pada saat akuisisi data, parameter yang dibutuhkan untuk menentukan
target yaitu nilai konduktivitas dan nilai inphase.
Nilai konduktivitas tertinggi pada low penetration yaitu 16 mS dan
pada high penetration yaitu 7.5 mS
Nilai inphase tertinggi pada low penetration sebesar 16 ppt dan pada
high penetration sebesar 7 ppt.
Pada peta dan pemodelan, daerah yang terindikasi keterdapatan pipa
yaitu daerah yang membentuk pola anomali warna merah. Yang
berarah ke tenggara.
6.2. Saran
Saran pada praktikum lapangan CMD elektromagnetik yaitu harus
mengetahui dan mengerti tentang metode CMD, baik pada saat akuisisi data
maupun saat proesnya dan interpretasi. Sebelum mulai interpretasi data harus tau
terlebih dahulu geologi lokal pada daerah tersebut.
30