Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Perkembangan Islam Pada Masa Modern

Menjelang pada awal-awal masa pembaharuan yaitu sebelum dan sesudah tahun 1800 M, umat islam di
berbagai negara telah banyak menyimpang dari ajaran islam yang bersumber kepada al-alqur’an dan
hadits. Penyimpangan itu terdapat dalam hal:
a.Ajaran islam tentang ketauhitan telah becampur dengan ke musyirikan. Hal ini di tandai dengan
banyaknya umat isalam menyembah selain kepada allah swt juga memuja kepada makanan atau
tempat yang dianggap keramat dan bahkan memintah tolong dalam urusan gaib kpada dukun yang
dianggap sakti.

b.adanya kelompok umat islam yang hidup di dunia ini hanya mementingkan urusan dunia saja tanpa
mengindahkan kepntingan akhirat. Mereka beranggapan bahwa apa yang mereka dapatka di dunia ini
dapat mengekalkan kehidupan mereka. Selain dari pada itu, banyak umat islam yang menganut paham
fatalisme yaitu paham yang mengharuskan berserah diri kepada nasip dan tidak perluh beriktiar karena
hidup manusia dikuasai dan ditentuka oleh nasib.

Faktor Perkembangan Islam pada Masa Modern

a. Kesadaran Melakukan Pembaharuan Pemikiran, Politik dan Peradaban


Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni
membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.
Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran.
Persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu,
mereka berusaha bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah masalah politik dan peradaban
untuk menciptakan keseimbangan kekuatan (balance of power). Hal ini tercermin dalam pengiriman
para pelajar muslim oleh penguasa Turki dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu
pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa
mereka. Pelajar-pelajar India juga banyak yang menuntut ilmu ke Inggris.
Gerakan pembaharuan itu, dengan segera juga memasuki dunia politik, karena Islam memang tidak
bisa dipisahkan dengan politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan Pan-
Islamisme (Persatuan umat Islam Sedunia) yang pada awalnya didengungkan oleh gerakan
Wahhabiyah dan Sanusiayah. Namun, gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh
pemikir Islam terkenal, Jamaludin al-Afghani. Al-Afghani-lah orang pertama yang menyadari
sepenuhnya akan dominasi Barat dan bahayanya.
Gagasan nasionalisme yang berasal dari Barat tersebut masuk ke negeri-negeri Islam melalui
persentuhan umat Islam dengan Barat yang menjajah mereka dan dipercepat oleh banyaknya
pelajar Islam yang menuntut ilmu ke Eropa atau lembaga-lembaga pendidikan barat yang didirikan
di negeri mereka. Gagasan kebangsaan ini pada mulanya banyak mendapat tantangan dari pemuka-
pemuka Islam, karena dipandang tidak sejalan dengan semangat uóuwaú al-Islamiyaú. Akan tetapi,
gagasan ini berkembang dengan cepat setalah gagasan Pan-Islamisme redup.

b. Kemerdekaan Negara Mayoritas Islam dari Penjajahan Bangsa Barat


Negara berpenduduk mayoritas Muslim yang pertama kali memproklamasikan kemerdekaannya
adalah Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945. Pakistan tanggal 15 Agustus 1947, ketika Inggris
menyerahkan kedaulatannya di India kepada dua Dewan Konstitusi, satu untuk India dan satunya
untuk Pakistan.
Mesir tanggal 23 Juli 1952 menganggap dirinya benar - benar merdeka. Pada tahun 1951 di Afrika,
tepatnya Libiya merdeka, Sudan dan Maroko tahun 1956, Aljazair tahun 1962. Semuanya
membebaskan diri dari Prancis. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Yaman Utara, Yaman selatan
dan Emirat Arab memperoleh kemerdekaannya pula. Di Asia tenggara, Malaysia, yang saat itu
termasuk Singapura mendapat kemerdekaan dari Inggris pada 1957, dan Brunai Darussalam pada
1984 M.
Demikianlah, satu persatu negeri-negeri Islam memerdekakan diri dari penjajahan. Bahkan,
beberapa diantaranya baru mendapat kemerdekaan pada tahun-tahun terakhir, seperti negera
Islam yang dulunya bersatu dalam Uni Soviet, yaitu Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan,
Tasjikistan dan Azerbaijan pada tahun 1992 dan Bosnia memerdekakan diri dari Yugoslavia pada
tahun 1992.

Pusat Perkembangan Islam Pada Masa Modern

Makkah Al-Mukarramah merupakan kota tempat lahirnya agama Islam, di mana Nabi Muhammad SAW.
lahir dan memproleh wahyu Al-Qur’an di Kota Mekah. Mekah juga merupakan kota budaya Islam.

Awalnya Mekah merupakan pusat peradaban Jahiliah yang penuh dengan paganisme. Akan tetapi,
seiring dengan perkembangan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW., kota Mekah
menjadi kota suci umat Islam. Di kota ini juga terdapat Ka’bah di Masjidil Haram yang merupakan kiblat
umat Islam dalam shalat. Ka’bah di Masjidil Al-Haram, Mekah Al-Mukaramah sebagai lambang
persatuan umat Islam seluruh dunia.

Dari Madinah setelah posisi dan kekuatan Nabi Muhammad dan pengikutnya menjadi besar, beliau
merebut kembali kota Mekah dengan cara menaklukkan kota itu secara damai, pada tahun 8 H (630 M)
sehingga dikenal dengan Fathu Makkah, yaitu terbukanya kota Mekah.

Tokoh Perkembangan Islam Pada Masa Islam

Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran islam tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Jamaluddin Al Afgani (Iran Turki 9 Maret 1897)
Salah satu sumbangan terpenting di dunia islam diberikan oleh Sayid Jamaluddin Al Afgani. Gagasan
mengilhami kaum muslim di turki, iran, mesir, dan india.

2. Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyid Rida


Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan terkesan dengan
pengalaman mereka di sana. Rasyid Rida mendapat pendidikan islam tradisional dan mengguasai bangsa
asing.

3. Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)


Toha Husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya.
Ia merupakan seseorang pendukung modernisme yang gigih.

4. Sayid Qutub (Mesir 1906-1966)dan Yusuf Al Qardawi


Al Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud
bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern
serta peneratan teknologinya, maka Islam tidak menolaknya, bahkan mendukungnya.

5. Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)


Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seprti halnya Al
Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan moderen. Akan tetapi, berbeda
dengan Al afgani, ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi moderen.

6. Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)


Generasi awal abad ke-2 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama
dfi anak benua india yang sempat mendalami pemikiran Barat moderen dan mempunyai latar belakang
pendidikan yang bercorak tradisional intelektual islam.

Perkembangan Agama, Politik, Ekonomi

1. Perkembangan Agama

Masa moderen ini memberi landasan intelektual bagi pembaruan di berbagai bidang, termasuk dalam
bidang Agama. Dalam istilah Arab, pembaruan di kenal dengan nama Tajdid. Adapun secara istilah,
Tajdid di formulasikan sebagai upaya dan aktivitas untuk mengubah kehidupan umat islamdari keadaan
yang sedang berlangsung kepada keadaan yang hendak di wujudkan demi upaya kesejahteraan, baik di
dunia maupun di akhirat, di kehendaki oleh islam. Kata pembaharuan islam mempunyai
makna”modernisasi”, yaitu ajaran islam yang bersifat relatif dan terbuka untuk perubahan serta
pembaruan.

Islam adalah agama yang memberi kebebasan kepa umatnya untuk mengekspresikan diri asalkan sesuai
dengan kaidah ajaran islam Dan sejalan dengan tujuan penciptanya, yakni untuk beribadah kepada Allah
SWT. Perjalanan sejarah umat islam telah membuktikan bahwa setiap saat ada umat yang senantiasa
berposisi sebagai pemberi motivasi atau pembaru bagi masyarakat.

Salah satu pelopor pembaru dalam dunia islam Arab adalah satu aliran yang bernama Wahabiah yang
sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornyo adalah Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787M)
yang berasal dari Nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab
adalah upaya untuk memperbaiki kedudukan umat islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid
yang terdapat di kalangan umat islam saat itu. Paham tauhid mereka telah tercampur aduk oleh ajaran
tarikan yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia.

Di setiap negara islam yang dikunjunginya, Muhammad bin Abdul Wahab melihat makam syekh tarika
yang bertebaran. Setiap kota, ke makam itu lah umat islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh,
syekeh atau wali yang telah meninggal dunia di pandang orang yang berkuasa. Perbuatan ini merupakan
paham Wahabiah termasuk syirik karena permohonan tersebut tidak di paham lagi dipanjatan kepada
Allha SWT.
Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad bin Abdul Wahab memutuskan perhatiannya
pada persoalan ini. Ia memiliki pokok pemikiran sebagai berikut.

 Yang harus di sembah hanyalah Allah SWT. Dan orang yang menyembah selain dari-Nya telah
diinyatakan musyrik.
 Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka
meminta pertolongan bukann lagi kepada Allah, melainkan dari syekeh. Orang islam yang berperilaku
demikian dinyatakan musyrik
 Menyebut nama nabi,syekeh,atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan
sebagai syirik.
 Meminta syafaat selain kepada Allah adalah juga merupakan syirik
 Benazar kepada selain dari Allah juga perbuatan syirik
 Memperoleh pengetahuan selain Al Quran, hadis, dan kias merupakan ke kufuran
 Tidak percaya kepada kada dan kadar Allah merupakan kekufuran
 Menafsirkan Al Quran dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.

Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi dengan
tujuan mencari syafaat, keberuntungan, dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik.
Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan
pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut:

 Hanya Al Qurandan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran islam. Pendapat ulama
bukanlah merupakan sumber.
 Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
 Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup.

Muhammad bin Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya.
Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab juga di kembangkan di indonesia yang awalnya di bawa oleh
haji asal minangkabau, yaitu Haji Miskin, Haji Piobang, Haji Sumanik.

2. Perkembangan Politik

Terdapat dua agenda pemburuan dalam masyarakat islam tentang perkembangan politik yaitu:

a. Persoalan Internasional Politik Islam

Jamaluddin AL Afgani merupakan tokoh utama penggagas internasionalisme. Islam secara politik.
Menurut Al Afgani, umat islam harus menyatukan barisan dan kekuatannya dalam satu bentuk Pan-
Islamisme. Halini menjadi sangat penting untuk membentengi diri umat Islam dari dominasi penjajahan
Barat. Konsep nasionalisme, yang membuat umat islam terpecah-pecah dan terkotak-kotak dalam
sekian banyak notion-state, tidak akan konduktif dan tidak dapat diharapkan untuk menghadapi
dominasi Barat tersebut.

b. Persoalan Hubungan Agama dengan Konsep Negara dalam Islam


Respon umat islam terhadap masalah ini muncul dalam tiga bentuk, respon kalangan modermis,
revivalis, dan sekularis. Menurut kalangan revivalis, bentuk negara islam harus di kembalikan ke dalam
bentuk pengalaman awal sejarah umat islam . Menurut tokohnyo, Abul A’la Al Mududin, kedalutan
tertinggi dalam islam adalah Tuhan,Oleh karena itu, Al Quran haruslah menjadi konstituti dasar suatu
negara islam.

Bagi kalangan Modernis, Bentuk Negara islam di serahkan sepenuhnya kepada kebutuhan zamannya
masing-masing, Yang terpenting adalah bahawa pengelolahan politiknya harus mempunyai landasan
etik Islam yang kuat.

Yang paling kontrovesial adalah kalangan sekularis. Berawal dengan menjelaskan sifat kepemimpinan
Nabi, Ali Abdurraziq sampai pada kesimpulan bahwa islam tidak mengatur masalah –masalah
kenegaraan, tidak memerintahkan, dan juga tidak melarangnya. Hal ini tampak dalam kepemimpinan
Nabi yang murni bersifat keagamaan. Muhammad dalam pandangan Ali Abdurraziq, menyerahkan
sepenuhnya masalah kenegaraan kepada umat islam secara rasional dan berdasarkan pengalaman
historisnya masing-masing untuk mengatur, mengelola, dan memformat negaranya.

Perekonomian penduduk yang merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup dan hal ini disadari
oleh Kerajaan Usmani sebagai negara yang mengalami awal masa pembaruan. Maka dalam hal
perekonomian, Kerajaan Usmani melakukan hal-hal berikut:

 Pada periode pertama, Usmani bertujuan menguasai beberapa jalur perdagangan dan beberapa
sumner produktif.
 Berbagai produk dari Irian, Teluk Persia, dan, Laut Merah membantu dalam menjadikan Usmani
sebagai pusat perdagangan yang makmur.
 Beberapa rute haji mengantar warga dari berbagai wilayah Kerajaan Usmani ke Mekah dan
Madinah. Mekah merupakan sebuah kota pusat perdagangan rempah-rempah, mutiara, lada, dan kopi.
 Penyediaan sarana kendaraan haji di Damaskus, Koiro, dan Bagdad menjadi kegiatan bisnis yang
penting.
 Dalam rentangan abad 15 dan 16, Basrah menjadi pusat perdagangan terbesar di Anotolia serta
berbagai dermaga terbesar dalam pertukaran barang –barang.
 Kota Istambul di bangun dengan merekontruksi beberapa institusi publik seperti sekolah, rumah
sakit, tempat pemandian umum, dan tempat pengapdian.
 Pada abad 17 dan 18, berlangsung perubahan situasi yang sangat menonjol dalam sistem
kerajaan Usmani, artinya terjadi pula pecahnya peperangan yang berkepanjangan antara petinggi pusat
dan petinggi lokal untuk memperebutkan kekuasaan terhadap pendapatan atas pajak produksi
penduduk.

3.EKONOMI

Pada masa Islam, kegiatan perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah maju dengan
pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi biasanya dilakukan adalah fakta yang
menguatkan hal itu. Berbagai bandar itu tidak hanya disingahi oleh pedagang prbumi, tapi juga oleh
pedagang asing/mancanegara. Pedagang dari mancanegara umumnya berasal dari arab, persia,
China,bahkan dari Eropa. Pedagang dari arab memperjualkan permadani, kain-kain, dyl. Uniknya,
pedagang dari arab seringkali membentuk komunitas Arab yang dikenal dengan nama kampung Arab.
Sering dijumpai kampung ini terletak di daerah pesisir. Namun tak jarang kampung ini juga dibentuk di
daerah yang jauh dari garis pantai, dan cenderung dekat dengan pusat kota yang ramai.
Sama halnya dengan pedagang dari Arab, pedagang dari Persia pun melakukan kegiatan perdagangan di
daerah pelabuhan serta di daerah pedalaman yang jauh dari pantai. Dan untuk barang-barang yang
dijual oleh pedagang dari Persia, hampir sama dengan pedagang asal Arab. Barang-barang itu meliputi
sorban, kain-kain permadani, dyl. Perbedaan dengan pedagang Arab adalah pedagang Persia tidak
mebentuk komunitas tersendiri, yang dapat menyatukan mereka dalam suatu wadah tersendiri. Tidak
kalah dengan dua bangsa asal Asia Barat, pedagang asal China di Indonesia pun mampu memberikan
perannya dalam memajukan perdagangan di Indonesia. Dari segi etos kerja, pedagang China pun sangat
baik. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya pedagang China yang sukses pada masa itu serta mampu
menempati posisi yang tinggi dalam kegiatan perdagangan. Dan guna menyatukan komunitas mereka
serta melancarjan kegiatan perdagangan mereka, mereka pun membentuk komunitas tersendiri yang
dikenal dengan kampung China atau ”Pecinan”. Untuk barang-barang diperjualkan oleh pedagang China
meliputi guci, keramik, sutera, kertas, dyl. Berbeda dengan ketiga pedagang Asia di atas, yang datang
sejak awal perkembangan Islam, atau bahkan jauh sebelum itu. Kedatangan pedagang Eropa ke
nusantara terjadi pada saat Islam sudah mulai memasuki masa keemasan di bumi Indonesia, yang
dibuktikan dengan semakin banyaknya kerajaan bercorak Islam. Bangsa Eropa datang jauh-jauh dari
Eropa karena Konstantinopel yang saat itu jatuh ke Turki Usmani, tertutup bagi orang Eropa. Karena hal
inilah, yang kemudian memaksa mereka untuk mencari sendiri kebutuhan pokok mereka yang salah
satunya adalah rempah-rempah. Dan perjalanan mereka untuk mencari rempah-rempah sendiri ke
daerah timur dipelopori oleh Ferdinand de Magelhans (asal Portugis). Antara Islam dan perdagangan
merupakan suatu keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Banyak sekali contoh yang menyebutkan
bahwa dalam perdagangan, disebarkan pula agama Islam atau perdagangan di Indonesia dilakukan oleh
pedagang Islam. Perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan kontribusi
pedagang-pedagang Islam. Misalnya pedagang Islam asal Arab, Gujarat, bahkan China. Perkembangan
ini dari mulai ujung barat Indonesia (Aceh) sampai Indonesia timur, termasuk berhasil masuk dan
berkembang di pulau rempah-rempah (Maluku). Para pedagang Jawa dan Melayu yang beragama Islam
menetap di pesisir Banda, tetapi tidak ada seorang raja pun di sana, dan daerah pedalaman masih non-
muslim. Ternate, Tidore, dan Bacan mempunyai raja-raja Muslim. Penguasa-penguasa Tidore dan Bacan
memakai gelar India ’raja’, tetapi penguasa Ternate telah menggunakan gelar ’Sultan’, dan raja Tidore
telah memakai nama Arab ”al-Manshur”. Keseluruhan bukti di atas memberi suatu gambaran umum
mengenai perkembangan ekonomi pada abad XIII hingga awal abad XVI. Derah-daerah yang paling
penting atau menjadi jalur perdagangan Intenasional meliputi pesisir-pesisir Sumatera di selat Malaka,
semenanjung Malaya, pesisir utara Jawa, Brunei, Sulu, dan Maluku. Menurut Tome Pires, tidak semua
daerah perdagangan yang penting telah memeluk Islam, misalnya Timor dan Sumba yang menghasilkan
kayu cendana tetapi masih tetap non-Islam. Adanya perdagangan internasional hanya memberi sedikit
penjelasan mengapa sudah ada bangsawan-bangsawan yang beragama Islam di Istana Majapahit pada
abad XIV, atau mengapa Trengganu merupakan daerah Malaya pertama tempat Islamisasi berlangsung.
Meskipun demikian, tampaknya memang ada kaitannya antara perdagangan dengan Islam.

Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam pada Masa Modern –

Dari upaya mempelajari secara seksama terhadap sejarah pekembangan islam pada abad modern, umat
islam dapat memetik hikmah hal hal sebagai berikut :

1. Islam tidak membenarkan sikap terlalu membanggakan terhadap generasi sebelumnya


Sejarah telah membuktikan bahwa sikap fanatisme atau bangga terhadap generasi sebelumnya,
melahirkan sikap lemah terhadap generasi itu sendiri. seperti: setelah lahir generasi emas pada masa
daulah abbasiyah, maka lahirlah menerasi jumud, yakni generasi yang tidak aktif dan tidak kreatif,
karena beranggapan bahwa semua jawaban terhadap segala persoalanumat islam telah lengkap dan
sempurna dijawab oleh generasi sebelumnya.

2. Mendorong semangat umat islam untuk berjuang

Generasi yag lahir dan akhirnya menjadi tokoh pemikir dan pembaharuan pada abad modern adalah
generasi yang sadar akan arti sebuah perjuangan. perjuangan adalah upaya dalam mengatasi persoalan
umat sesuai tuntutan zaman. Karena persoalan setiap zaman akan terus berubah, sehingga menuntut
kepedulian dan keterampilan tokoh pemikir umat islam untuk memberikan jawaban yang sesuai.
dengan demikian, belajar dari lahirnya para pembaharu islam pada abad modern, dapat mendorong
umat islam untuk senantiasa berjuang dalam bentuk membererikan solusi persoalan umat islam sesuai
tuntutan zaman

3. Mendorong umat islam untuk meraih kemajuan yang hakiki

Kemajuan yang hakiki atau kemajuan yang sebenarnya, hanya dapat diraih oleh umat islam apabila umat
islam berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan hadis, hal ini karena tidak ada tuntunan hidup yang paling
benar untuk membimbing manusia dalam meraih kemjuan hidup yang sebenarnya, kecuali bersumber
dari Al-Qur'an dan Hadis. Bentuk kemajuan hidup yang sebenarnya adalah kemajuan yang
mendatangkan keselamatan, keberkahan, dan kebahagiaan dalam hidup di dunia dan di akhirat kelak

4. Mendorong umat islam untuk memiliki prinsip hidup yang kuat

Islam menyerukan kepada umat islam agar di dalam mengemban tugas dan fungsi sebagai khalifah di
bumi, umat islam menggunakan bekal dalam bentuk prinsip hidup yang kuat dan selamat. Prinsip hidup
yang kuat dan selamat akan lahir dalam diri setiap umat islam melalui akidah (Keyakinan) yang benarm
yakni sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an dan Hadis. Prinsip hidup yang kuat sesuai petunjuk Al-Qur'an
dan Hadis, disamping akan mengantarkan umat islam pada keberhasilan, juga menjami keselamatan,
keamanan, dan kenyamanan di manapun umat islam berada.

5. Mendorong umat islam untuk memahami hakikat hidup dan kehidupan

Setiap umat islam di dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari hari yang harus dapat menjawab
hakikat hidup dan kehidupan. Hakikat hidup dan kehidupan yang harus diperjuangkan oleh setiap umat
manusia adalah untuk beribadah kepada Allah dan menjadi manusia yang bermanfaat

Alasan Eropa Menjajah Negara Islam atau Negara Yang Mayoritas Islam

Alasan bangsa Eropa menjajah negara negara islam atau negara perpenduduk mayoritas islam adalah
untuk menguasai sumber daya alam, yang awalnya adalah untuk menguasai perdagangan rempah-
rempah.

Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah saya ini adalah bahwa perkembangan Islam pada masa modern itu dimulai
pada tahun 1800 M. Pada sekitar pertengahan abad ke-20 M, setelah dunia Islam bangkit dan
memerdekakan negaranya dari penjajahan, maka periode ini merupakan zaman kebangkitan kembali
Islam setelah mengalami kemunduran pada periode pertengahan. Kesadaran inilah yang kemudian
berubah menjadi sebuah upaya dan agenda besar umat Islam di abad modern ini guna melakukan
pembaruan dalam modernisasi. Pada masa pembaharuan modern Islam ini banyak muncul tokoh-tokoh
yang memberi konstribusi dalam bidang pengetahuan Islam. Meskipun ada sebagian pihak yang
memanfaatkannya dengan menyebarkan agama baru sehingga banyak orang yang imannya lemah
berpaling dan meninggalkan Islam. Banyaknya oknum yang mengaku beragama Islam memanfaatkan
status dengan memecah belahkan persatuan Islam dengan melakukan hal yang dilarang oleh agama
seperti kasus pengeboman yang membunuh banyak orang ketika sedang melakukan ibadah shalat
jum’at di masjid. Hal ini, sebenarnya untuk menghancurkan persatuan umat Islam karena beberapa
orang beranggapan bahwa pelakunya adalah oknum dari agama lain.
Seharusnya ketika telah diadakannya pembaharuan dalam Islam ini kita sebagai umat Islam seharusnya
bisa mengambil manfaat dari perkembangan tersebut diadakan untuk mengubah kebiasaan dan perilaku
buruk dari manusia itu sendiri.

You might also like