Professional Documents
Culture Documents
BAB II Al
BAB II Al
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2. Falsafah Dasar
RS PKUMuhammadiyah Gamping sebagai salah satu amal usaha
Muhammadiyah berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan medik
umum, spesialistik dan sub spesialistik dengan berorientasi pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat sesuai yang dicita-citakan oleh
Persyarikatan Muhammadiyah. (Qaidah Amal Usaha Kesehatan, 1998).
Hal tersebut harus dapat menjadi jiwa bagi berjalannya organisasi dan
6
perlu untuk dikaitkan dengan keyakinan dasar pada Al Qur’an dan Hadist
Nabi yang menjadi dasar sebagai berikut ini:
a. Dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar :
ِّ ة َي ۡدعُونَ ِّإلَى ۡٱلخ َۡي ِّر َو َي ۡأ ُم ُرونَ ِّب ۡٱل َمعۡ ُرٞ َو ۡلت َ ُكن ِّمن ُك ۡم أ ُ َّم
َوف َو َي ۡن َه ۡون
َٰٓ
١٠٤ ََع ِّن ۡٱل ُمن َك ِّر َوأ ُ ْولَئِّ َك هُ ُم ۡٱل ُم ۡف ِّل ُحون
ِّ ضتُ فَ ُه َو يَ ۡش ِّف
٨٠ ين ۡ َو ِّإذَا َم ِّر
Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku (QS. Asy-
Syuara: 80)
c. Perwujudan Iman dan amal shaleh
٩٦ ٱلر ۡح َم ُن ُو ّٗدا
َّ س َي ۡج َع ُل لَ ُه ُم
َ ت َّ ِّإنَّٱلَّذِّينَ َءا َمنُواْ َو َع ِّملُواْ ٱل
ِّ ص ِّل َح
علَى ۡٱلبِّ ِّر َوٱلت َّ ۡق َوى َو ََل تَعَ َاونُواْ َعلَى َ ْ َوتَعَ َاونُوا........
ِّ شدِّيدُ ۡٱل ِّعقَا
٢ب َّ ْٱۡل ۡث ِّم َو ۡٱلعُ ۡد َو ِّن َوٱتَّقُوا
َّ ٱللَ ِّإ َّن
َ َٱلل ِّ ۡ
7
ض ُّ َو ََل َي ُح٢ يم ۡ ُّ ُ فَذَ ِّل َك ٱلَّذِّي يَد١ ِّين ُ أ َ َر َء ۡيتَٱلَّذِّي يُ َكذ
َ ِّع ٱل َيت ِّ ِّب ِّبٱلد
َ ٱلَّذِّينَ هُ ۡم َعن٤ َص ِّلين
ص ََلتِّ ِّه ۡم َ ل ِّل ۡل ُمٞ فَ َو ۡي٣ ينِّ ط َع ِّام ۡٱل ِّم ۡس ِّك
َ َعلَى
٧ َ َويَمۡ نَعُونَ ۡٱل َماعُون٦ َ ٱلَّذِّينَ ُه ۡم يُ َرآَٰ ُءون٥ َسا ُهون
َ
b. Misi
Falsafah tersebut kemudian diterjemahkan menjadi misi RS
PKU Muhamadiyah Gampingsebagai berikut:
1) Misi Pelayanan Publik/Sosial
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu berdasar pada
bukti ilmiah dan teknologi kedokteran terkini
2) Misi Pendidikan
Menyelenggarakan pendidikan bagi tenaga kedokteran dan tenaga
kesehatan lain secara profesional melalui pembentukan atmosfir
pendidikan dalam pelayanan
3) Misi Penelitian dan Pengembangan
Menyelenggarakan penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi modern bidang kesehatan
4) Misi Dakwah
Menyelenggarakan dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar yang
terintegrasi dalam proses pendidikan, penelitian dan pelayanan
kesehatan
c. Motto
Untuk lebih mendaratkan visi dan misi sehingga lebih mudah
diimplementasikan maka dibentuk motto pelayanan sebagai berikut:
AMANAH (Antusias, Mutu, Aman, Nyaman, Akurat, Handal)
Adapun makna dari motto pelayanan AMANAH dpat dijelaskan
sebagai berikut :
Antusias : pelayanan yang diberikan oleh petugas dilakukan dengan
penuh semangat atas dasar ghiroh keislaman dan kemuhammadiyahan
sebagai wujud kecintaan terhadap sesama manusia. Tolok ukurnya
adalah respon yang cepat terhadap kebutuhan pelanggan.
Mutu : pelayanan yang diberikan bermutu tinggi baik aspek mutu
dalam pandangan pasien (ramah, tidak berbelit dll) maupun aspek
mutu dalam pandangan teknis (sesuai dengan persyaratan medik dan
9
B. Tinjauan Teori
1. Definisi Asma
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas yang
mengalami radang kronik berrsifat hiperresponsif sehingga apabila
terangsang oleh faktor tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran
udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mucus, dan
meningkatnya proses radang (Almazini, 2012).
Asma bronchial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang
ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan
10
Tipe Asma
a. Asma alergik atau ekstrinsik
Asma alergik merupakan suatu bentuk asma dengan allergen seperti
bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan dll.Allergen
terbanyak adalah airborne dan musiman.Klien dengan asma alergik
biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada keluarga dan
riwayat pengobatan eksim atau rhinitis alergik. Paparan terhadap
alergi akan mencetuskan serangan asma. Bentuk asma ini biasanya
dimulai sejak anak-anak.
b. Ideopatik atau nonalergik asma / intrinsic
c. Asma nonalergik
Asma nonalergik tidak berhubungan secara langsung dengan alergi
spesifik. Factor factor seperti common cold, infeksi saluran napas atas
aktivitas, emosi atau stress, dan polusi lingkungan akan mencetuskan
serangan. Beberapa agen farmakologi, seperti antagonis β-adrenergi
dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi factor
penyebab. Serangan dari asma idiopatik atau nonalergi menjadi lebih
berat dan sering kali dengan berjalannya waktu dapat berkembang
menjadi bronchitis dan empisema. Pada beberapa kasus dapat
berkembang menjadi asma campuran. Bentuk asma ini biasanya
dimulai ketika dewasa (>35 tahun).
d. Asma campuran (mixed asma)
Asma campuran merupakan bentuk asma yang paling
sering.Dikarakteristikan dengan bentuk kedua jenis asma alergi dan
nonalergi (Muttaqin, 2008).
11
2. Anatomi Fisiologi
1) Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari
atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer, dalam
proses ventilasi ini terdapat beberapa hal yang mempengaruhi, di
antaranya adalah perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru.
Semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
Demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara
semakin tinggi. Hal lain yang mempengaruhi proses ventilasi
kemampuan thoraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempisnya, adanya jalan napas yang
dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot
15
3. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronchial.
a. Faktor predisposisi
1) Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita
dengan penyakit alergibiasanya mempunyai keluarga dekat juga
menderita penyakit alergi.Karenaadanya bakat alergi ini,
penderita sangat mudah terkena penyakit asmabronkhial jika
terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifitassaluran
pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
1) Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Contoh : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur,
bakteri dan polusi.
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut
Contoh : makanan dan obat-obatan
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma.Atmosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang- kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan,
musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah
angin serbuk bunga dan debu.
3) Stress
Stress gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma ,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
18
Bronkopasme
bertambah Produksi mucus
Kontraksi otot polos
Hipersekresi
Hipersekresi
Respon alami
tubuh
Ketidakefektifan bersihan
Edema mukus jalan napas
Mekanisme
pertahanan tubuh
Obstruksi saluran pernapasan
Batuk
Hiperventilasi Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Sesak napas
Energi menurun
Kekurangan ATP Asam laktat meningkat
Intoleransi aktivitas
5. Manifestasi Klinis
a. TRIAS gejala asma terdiri atas :
1) Dispnea (sesak nafas), terjadi karena pelepasan histamine dan
leukotrien yang menyebabkan kontraksi otot polos sehingga
saluran nafas menjadi sempit.
2) Batuk, adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan hasil dari inflamasi
atau benda asing yang masuk ke saluran nafas.
3) Mengi (bengek), suara nafas tambahan yang terjadi akibat
penyempitan bronkus.
b. Gambaran klinis pasien yang menderita asma :
- Gambaran objektif :
1) Sesak nafas parah dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing.
2) Dapat disertai dengan sputum kental dan sulit dikeluarkan.
3) Bernafas dengan menggunakan otot-otot nafas tambahan.
4) Sianosis, takikardia, gelisah dan pulsus paradoksus.
5) Fase ekspirasi memanjang dengan disertai wheezing (di afek dan
hilus).
- Gambaran subjektif :
1) Pasien mengeluhkan sukar bernafas, sesak dan anoreksia.
- Gambaran psikososial
1) Cemas, takut, mudah tersinggung dan kurang pengetahuan pasien
terhadap situasi penyakitnya.
6. Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul (vietha, 2009) adalah:
a. Status asmatikus adalah setiap serangan asma berat atau yang
kemudian menjadi berat dan tidak memberikan respon (refrakter)
adrenalin dan atau aminofilin suntikan dapat digolongkan pada status
asmatikus. Penderita harus dirawat dengan terapi yang intensif.
b. Atelektasis adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat
penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat
pernafasan yang sangat dangkal.
22
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal.Pada waktu
serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta
diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka
kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Bila disertai dengan bronkhitis, maka bercak-bercak di hilus akan
bertambah
2) Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran
radiolusen akan semakin bertambah.
3) Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrat pada
paru
4) Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal
5) Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneutoraks, dan
pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran
radiolusen pada paru-paru.
b. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang
dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
c. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat
dibagi menjadi 3 bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang
terjadi pada empisema paru, yaitu:
23
8. Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
b. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan
serangan asma.
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya
mengenaipenyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang
perjalanan penyakitnyasehingga penderita mengerti tujuan
penngobatan yang diberikan danbekerjasama dengan dokter atau
perawat yang merawatnnya.
9. Pencegahan
1. Menjaga Kesehatan Tubuh
Menjaga kesehatan tubuh merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari
pengobatan penyakit asma bronchiale.Usaha yang dilakukan berupa
makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang
cukup, rekreasi dan olah raga yang sesuai untuk mengatasi penyakit.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi
timbulnya serangan penyakit asma, keadaan rumah misalnya sangat
penting diperhatikan, rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi
dan cahaya matahari, saluran pembuangan air limbah harus lancar, dan
kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari
debu rumah.
3. Menghindari faktor pencetus serangan penyakit asmaperubahan dalam
suhu lingkungan, pertukaran atmosfir (asap rokok dan industri ozon),
bau yang menyengat (parfum) alergen, olah raga yang berlebihan, stres
dan gangguan emosional.
26
b) Ketakutan
c) Peka rangsangan
d) Gelisah
e) Asupan nutrisi
f) Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan
g) Penurunan berat badan karena anoreksia
16) Hubungan social
a) Keterbatasan mobilitas fisik.
b) Susah bicara atau bicara terbata – bata.
c) Adanya ketergantungan pada orang lain
c. Analisa Data
Produksi mucus
Hipersekresi
32
Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
Peningkatan permeabilitas
kapiler
Hipersekresi
33
Edema mukus
Obstruksi saluran
pernapasan
Hiperaktifitas pernapasan
Peningkatan kebutuhan O2
Hiperventilasi
Sesak napas
Hipoksemia
Peningkatan permeabilitas
kapiler
Hipersekresi
Edema mukus
Obstruksi saluran
pernapasan
Hiperaktifitas pernapasan
35
Ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan
tubuh
Peningkatan permeabilitas
kapiler
36
Hipersekresi
Edema mukus
Obstruksi saluran
pernapasan
Hiperaktifitas pernapasan
Peningkatan kebutuhan O2
Hiperventilasi
Sesak napas
Hipoksemia
Hb menurun
O2 menurun
37
Energi menurun
Intoleransi aktivitas
Bronkospasme,
permeabilitas meningkat,
produksi sekresi meningkat
Obstruksi saluran
pernapasan
Mekanisme pertahanan
tubuh
Batuk
Hipersekresi
Edema mukus
Obstruksi saluran
pernapasan
Hiperaktifitas pernapasan
Peningkatan kebutuhan O2
Hiperventilasi
Sesak napas
Keletihan pernafasan
d. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d edema mucus.
b. Gangguan pertukaran gas b/d hipoksemia.
40
e. Intervensi Keperawatan
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata-rata,
kedalaman, irama,
dan usaha respirasi
43
2. Catat pergerakkan
dada,amati
kesimetrisan,pengg
unaan otot
tambahan, retraksi
otot
supraclavicular dan
intercostal
3. Monitor suara
napas
4. Monitor pola napas
: bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi.
5. Catat lokasi trakea
6. Monitor kelelahan
otot diafragma.
7. Auskultasi suara
napas, catat area
penurunan atau
tidak adanya
ventilasi dan suara
tambahan.
8. Tentukan
kebutuhan suction
dengan
mengauskultasi
crakles dan ronkhi
pada jalan napas
utama.
9. Auskultasi suara
paru-paru setelah
44
tindakan untuk
mengetahui
hasilnya.
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam
batas normal.
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan.
3. Monitor turgor
kulit.
4. Monitor mual dan
muntah.
5. Monitor kalori dan
intake nutrisi.
6. Monitor pucat ,
kemerahan, dan
kekeringan
karingan
konjungtiva.
inspirasi/ekspirasi exchange
1. Posisikan pasien
5. Respiratory status :
semifowler untuk
-Penurunan pertukaran Ventilation
memaksimalkan
udara per menit 6. Vital sign status
ventilasi
-Menggunakan otot 2. Monitor TTV
pernafasan tambahan 3. Auskultasi suara
Setelah dilakukan tindakan
napas , catat adanya
-Nasal faring keperawatan selama 3x24 jam
suara tambahan
diharapkan klien menunjukkan
4. Keluarkan secret
-Dyspnea pola napas yang efektif
dengan batuk efektif
-Orthopnea Kriteria Hasil : 5. Anjurkan klien untuk
minum air hangat
-Perubahan Mendemonstrasi
6. Atur intake untuk
penyimpangan dada kan peningkatan ventilasi
cairan
dan oksigenasi yang
mengoptimalkan
-Nafas pendek adekuat
keseimbangan
Memelihara kebersihan
7. Berikan
paru – paru dan bebas
bronkodilator/
dari tanda – tanda distress
nebulizer
pernafasan
48
Mendemostrasikan batuk
efektif dan suara napas
Respiratory Monitoring
yang bersih , tidak ada
sianosis dan dyspneu Kolaborasi : pemberian
(mampu mengeluarkan IVFDKA EN 3A gtt : 12
sputum, mampu bernapas x/menit ( makro )dan terapi
dengan mudah,tidak ada O2 1 liter/menit
pursed lips )
Tanda- tanda vital dalam
rentang normal