Professional Documents
Culture Documents
BAB II Fix
BAB II Fix
BAB II Fix
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Ferro
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada suhu 1535.C. jarang terdapat besi komersial yang murni; biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit
grafit. Zat-zat pencemra ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi
dapat dimagnitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi,
pada mana dihasilkan garam-garam besi(II) dangas hidrogen (Vogel, 1985).
Besi atau Ferro memiliki simbol (Fe) dan merupakan logam berwarna putih
keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam
golongan VIII, dengan berat atom 55,85 g/mol, nomor atom 26, berat jenis 7,86 gr/cm3 dan
umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam yang
dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan
unsur besi, campuran lain harus dipisahkan melalui penguraian kimia. Besi digunakan
dalam proses produksi besi baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk
alloy (campuran beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon) (Eaton Et.al, 2005).
2.1.4 Spektrofotometri
Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur transmitans ataau
absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang; pengukuran terhadap
sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal dapat pula dilakukan
(Underwood, 2002).
II-1
II - 2
Bab II Tinjauan Pustaka
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar makromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan
fototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu
suatu alat yang di gunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dengan mengukur transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai
fungsi dari konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan
dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan ini
dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomik (Hardjadi, 1990).
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah berdasarkan
absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang mengandung
kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Proses ini disebut “absorpsi
spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang yang digunakan adalah gelombang cahaya
tampak, maka disebut sebagai “kolorimetri”, karena memberikan warna (Breysse dan
Lees,2003).
Dalam analisis secara spektrofotometri, terdapat tiga daerah panjang gelombang
elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200 – 380 nm), daerah visible (380 –
700 nm), daerah inframerah (700 – 3000 nm) (Khopkar, 1990).
o
6. Suhu C Suhu udara ± 3oC Termometer
KIMIA
KIMIA ANORGANIK
MIKROBIOLOGI
1. Bau - - Organoleptik
4. Rasa - - Organoleptik
o
5. Suhu C Suhu udara ± 1- Temometer
30C
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
b. Kimia Organik
C. MIKROBIOLOGIK