ALGORITMA

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

ALGORITMA

Tn. A (68 Tahun) datang ke IGD RSUP Dr.


Kariadi dengan keluhan sesak nafas dan nyeri
dada. Diagnosa medis klien adalah multiple
frakture costae sinistra (hematothorak).

Primary survey

A : Airway clear (bicara jelas)


B : RR 36x/menit (ireguler, pernapasan cepat
dan dalam, ada retraksi dinding dada,
pengembangan dada asimetris),
pernapasan dengan mulut, gerakan nafas
paradoksal
C : HR 137x/menit, TD 167/85 mmHg, tidak
ada perdarahan aktif
D : GCS E4M6V5, pupil isokor

Klien mengeluh sesak nafas dan nyeri pada


dada

a. Memposisikan semifowler
b. Memberikan terapi oksigen 8 lpm Non
Reabreathing Masker (NRM)
c. Memasang bedsite monitor
d. Memonitor SpO2, HR, TD, RR
e. Memasang infus set dengan cairan RL
500 cc/ 8 jam
f. Kolaborasi dengan dokter pemberian
terapi Tramadol (drip) 100 mg/ 8 jam,
Ranitidine 500 mg/ 12 jam, Morfine 2
ml/jam syringe pump, Nikardipine 2,5
ml/jam syringe pump
g. Mengkaji nyeri klien skala 7

Kaji kembali irama napas, RR, SPO2, penggunaan


otot bantu pernapasan, suara napas, nyeri dada
Klien masih mengeluh sesak nafas dan nyeri
pada dada berkurang menjasi skala 5, RR = 30
kali/menit

a. Memonitor kecepatan, irama,


kedalaman, dan usaha respirasi
b. Pantau aliran oksigen
c. Kolaborasi untuk melakukan
pemeriksaan darah (darah rutin, BGA,
kimia klinik, koagulasi)
d. Program foto thoraks

Kaji kembali irama napas, RR, SPO2, penggunaan


otot bantu pernapasan, suara napas, nyeri dada

RR = 34 kali/menit, Nyeri skala 4, SpO2 98%,


Terpasang NRM 10 lpm, Efusi pleura dupleks,
Multiple frakture pada aspek lateral os costae
3,4,5,6,7,8 sinistra, pH = 7,346 (L), PCO2 = 36,8
(N), PO2 = 157,7 (H), HCO3 = 20,5 (L)

Klien dipertimbangkan untuk dilakukan


operasi thorakotomi dan kolaborasi
pemasangan WSD Pasif

RR = 29 kali/menit, SpO2 100%, Terpasang NRM


Tindakan kolaborasi pemasangan WSD Pasif
10 lpm, pernapasan mulut berkurang, klien
mengatakan sesak nafasnya sedikit berkurang,
napas paradoksal, gerakan dada asimetris, HR =
160/87, N = 114 kali/menit, GCS = 15
Klien dipertimbangkan untuk dirawat di ICU,
kolaborasi dengan dokter pemasangan
ventilasi mekanik jika MAP klien lebih dari
170 mmHg

Kesimpulan :

1. Tn. A mengalami perbaikan kondisi dimana nyeri dada Tn. A berkurang dari skala 7
menjadi skala 4. Keluhan sesak napas Tn. A sedikit berkurang setelah dilakukan
pemasangan WSD pasif. Tn. A direkomendasikan untuk dirawat di ICU agar
mendapat pemantauan yang intensif jika terjadi keletihan otot pernapasan pada Tn.
A akibat dari cedera pada os costae dan efusi pleura dupleks yang membuat usaha
Tn. A untuk bernapas bertambah. Keletihan otot pernapasan dapat mengakibatkan
henti napas sewaktu-waktu, jika hal tersebut terjadi maka akan dilakukan
pemasangan ventilator pada Tn. A.

You might also like