Professional Documents
Culture Documents
Bahan Spo
Bahan Spo
WSD adalah merupakan suatu tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan baik
darah atau pus dari rongga pleura ataupun rongga thorax (mediastinum) dengan menggunakan selang
penghubung dari rongga ke botol WSD.
TUJUAN
1. Membersihkan kulit kepala dan rambut
2. Menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman
KEBIJAKAN
1. Pasien yang rambutnya kotor
2. Pada pasien yang akan menjalani operasi besar
3. Setelah dipasang kap kutu
PETUGAS
Perawat
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengenakan sarung tangan dan celemek
3. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
4. Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala dipinggir tempat tidur
5. Memasang handuk dibawah kepala
6. Memasang ember dialasi kain pel
7. Memasang talang dengan ujung berada didalam ember
8. Menutup dada dengan handuk sampai ke leher
9. Menyisir rambut
10. Menutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan kain kassa/sapu tanganpasien
11. Menyiram dengan air hangat, menggosok (memijit-mijit) kulit kepala dan rambut dengan shampoo
12. Membilas rambut dengan air hangat sampai bersih
13. Melepas kapas penutup lubang telinga dan kain kassa penutup mata
14. Mengangkat talang, mengeringkan rambut dengan handuk, kemudian dengan pengering
15. Menyisir rambut
16. Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk kering
17. Merapikan pasien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Pengertian Pemberian Injeksi Intravena Melalui Selang Infus (Bolus)
Menurut Ambarawati (2009), pemberian obat secara injeksi (parenteral) merupakan pemberian obat
yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan
menggunakan spuit.
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan
alat suntik.
Injeksi intravena (bolus) adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh
darah vena atau melalui karet selang infuse dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah
vena adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung. Injeksi intravena bertujuan untuk
memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi perenteral lain, menghindari
terjadinya kerusakan jaringan serta memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.
1. Mendapatkan reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada injeksi parenteral lain
2. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,
protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral.
3. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit
4. Menghindari terjadinya kerusakan jaringan.
5. Memperbaiki keseimbangan asam basa
6. Memasukkan obat dalam jumlah yang besar
7. Memberikan tranfusi darah
8. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena
9. Membantu pemberian nutrisi parenteral
10. Memonitor Tekanan Vena Sentral (CVP)
Persiapan Alat sebelum Pemberian Injeksi Intravena Melalui Selang Infus (Bolus)
1. Memberikan salam dan menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan procedure serta
tujuannya.
2. Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat pasien.
3. Memasang sampiran.
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih.
6. Memakai sarung tangan.
7. Oplos obat menggunakan water steril for injection hingga tercampur. Selanjutnya tarik
menggunakan spuit.
8. Memastikan tidak ada gelembung udara pada spuit dengan cara mencoba spuit terlebih dahulu,
lalu simpan pada bak instrumen.
9. Mencari tempat penyuntikan obat pada karet selang atau pada tutup area injeksi pada vasofix.
10. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik.
11. Melalukan swab atau mendesinfeksi karet selang infus (bolus) dengan kapas alkohol, secara
sirkular dengan diameter + 5 cm.
12. Mengklem cairan infuse.
13. Menusukkan jarum ke dalam karet selang infus (bolus) dengan tangan yang dominan.
14. Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah jarum sudah masuk selang infus.
15. Memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam vena dengan kecepatan maksimal 5 cc/menit.
Untuk obat-obatan yang pekat sebaiknya dioplos terlebih dahulu menggunakan water steril.
16. Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan, selanjutnya swab lagi menggunakan kapas
alkohol.
17. Periksa kecepatan tetesan cairan infuse.
18. Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat dengan benar.
19. Buang sampah pada tempat sampah medis.
20. Buka sarung tangan dan buang pada tempat sampah medis.
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk atau tissue
hingga kering dan bersih.
22. Melakukan evalusi dan respon pasien setelah tindakan dilakukan.
23. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.
Semoga bermanfaat..
Diposting oleh slamet fadli di 09.25 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kumpulan sop terlengkap
Tujuan:
Dapat mengetahui nilai standart TLK tricep
Dapat mengetahui status gizi klien
Dapat menentukan derajat obesitas dengan menggunakan rumus densitas tubuh
Indikasi/Dilakukan pada :
Persiapan
a. Persiapan Alat :
Pita ukur flexibel (Anthropometry tape)
Skinfold calipers
Pensil (landmark pencil)
b. Persiapan Pasien :
Prosedur
1. Mencuci Tangan
2. Menerangkan prosedur dan tujuan pengukuran pada klien.
3. Menentukan sembilan tempat pengukuran TLK, yaitu: pada dada (chest), subscapula, mix-axilaris,
suprailiaka, perut (abdominal), triseps, biseps, thigh (paha), medial calf (betis)
4. Melakukan pengukuran TLK pada masing-masing lokasi
a. Pengukuran pada dada (chest):
- Ambil lipatan kulit dari arah diagonal antara axilla dan puting susu setinggi mungkin, sejajar
dengan lipatan bagian depan dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan
b. Pengukuran pada subscapula:
- Ambil lipatan kulit dari arah diagonal sepanjang garis cleavage tepat di bawah scapula dengan
ukuran 1 cm dibawah jari tangan
c. Pengukuran pada mid-axilla:
- Ambillah lipatan kulit dari arah horizontal pada garis midaxillaris, tepat pada pertemuan
xiphisternal
d. Pengukuran pada suprailiaka:
- Ambillah lipatan kulit dari arah miring ke arah belakang garis mid-axillaris dan ke atas iliaka,
dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan
e. Pengukuran pada abdominal :
- Lipatan kulit diambil dengan arah horizontal 3 cm di samping tali pusat dan 1 cm ke pusat
umbilicus
f. Pengukuran pada triseps:
- Lipatan kulit diambil dengan arah vertical pada jarak antara penonjolan lateral dari prosessus
acronial dan batas inferior dari prosessus olecranon dan diukur pada bagian lateral lengan dengan
bahu bersudut 90° menggunakan pita pengukur. Titik tengah ditandai pada sisi samping lengan.
Pengukuran diambil 1 cm diatas tanda tersebut.
g. Pengukuran pada biseps:
- Lipatan kulit diambil dengan arah vertical diatas biseps brachii yang sejajar dengan triseps di
bagian belakang. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari.
h. Pengukuran pada paha:
- Lipatan kulit diambil dengan arah vertical pada tengah paha antara lipatan inguinal dan batas dari
patella. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari
i. Pengukuran pada betis :
- Lipatan kulit diambil dengan arah vertikal pada lingkaran betis yang paling lebar pada bagian tengah
dari betis dengan lutut bersudut 90°.
5. Mencuci tangan setelah pengukuran
6. Klien dirapikan, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
7. Mendokumentasikan prosedur
8. Menentukan nilai TLK klien dengan membandingkan hasil pengukuran dengan nilai standar yang
ada pada acuan
9. Menentukan status gizi klien
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Saat melakukan Prosedur Tindakan Pengukuran
Antropometri :
Pengukuran-pengukuran tersebut sebaiknya jangan dilakukan segera setelah subyek melakukan
latihan fisik atau perlombaan, mandi sauna, berenang atau mandi, selama latihan fisik, atau kondisi
yang menyebabkan hiperemia karena dapat meningkatkan ketebalan lipatan kulit. Selain itu
dehidrasi juga dapat menyebabkan peningkatan tebal lipatan kulit akibat perubahan turgidity kulit.
Diposting oleh slamet fadli di 08.49 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kumpulan sop
PERSIAPAN ALAT
a. Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi. Anjurkan klien untuk tarik napas dalam.
b. Jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan masukkan ke hidung yang lain
kemudian masukkan kembali secara perlahan
c. Jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan menginspeksi tenggorokan lalu melanjutkan
memasukkan selang secara bertahap.
15. Mengecek kepatenan
a. Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok berisi air, klem dibuka jika
ternyata sonde masuk dalam lambung maka ditandai dengan tidak adanyagelembung udara yang
keluar.
b. Masukkan udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung sambil mendengarkan dengan stetoskop.
Bila terdengar bunyi kemudian udara dikeluarkan kembali dengan menarik spuit.
16. Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk lambung
1 17. Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
18. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
19. Merapikan dan membereskan alat
20. Melepas sarung tangan
2 21. Mencuci tangan
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan
alat suntik.
Injeksi intravena (bolus) adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh
darah vena atau melalui karet selang infuse dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah
vena adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung. Injeksi intravena bertujuan untuk
memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi perenteral lain, menghindari
terjadinya kerusakan jaringan serta memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.
1. Mendapatkan reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada injeksi parenteral lain
2. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,
protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral.
3. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit
4. Menghindari terjadinya kerusakan jaringan.
5. Memperbaiki keseimbangan asam basa
6. Memasukkan obat dalam jumlah yang besar
7. Memberikan tranfusi darah
8. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena
9. Membantu pemberian nutrisi parenteral
10. Memonitor Tekanan Vena Sentral (CVP)
Persiapan Alat sebelum Pemberian Injeksi Intravena Melalui Selang Infus (Bolus)
1. Memberikan salam dan menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan procedure serta
tujuannya.
2. Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat pasien.
3. Memasang sampiran.
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih.
6. Memakai sarung tangan.
7. Oplos obat menggunakan water steril for injection hingga tercampur. Selanjutnya tarik
menggunakan spuit.
8. Memastikan tidak ada gelembung udara pada spuit dengan cara mencoba spuit terlebih dahulu,
lalu simpan pada bak instrumen.
9. Mencari tempat penyuntikan obat pada karet selang atau pada tutup area injeksi pada vasofix.
10. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik.
11. Melalukan swab atau mendesinfeksi karet selang infus (bolus) dengan kapas alkohol, secara
sirkular dengan diameter + 5 cm.
12. Mengklem cairan infuse.
13. Menusukkan jarum ke dalam karet selang infus (bolus) dengan tangan yang dominan.
14. Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah jarum sudah masuk selang infus.
15. Memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam vena dengan kecepatan maksimal 5 cc/menit.
Untuk obat-obatan yang pekat sebaiknya dioplos terlebih dahulu menggunakan water steril.
16. Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan, selanjutnya swab lagi menggunakan kapas
alkohol.
17. Periksa kecepatan tetesan cairan infuse.
18. Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat dengan benar.
19. Buang sampah pada tempat sampah medis.
20. Buka sarung tangan dan buang pada tempat sampah medis.
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk atau tissue
hingga kering dan bersih.
22. Melakukan evalusi dan respon pasien setelah tindakan dilakukan.
23. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.
Semoga bermanfaat..
Diposting oleh slamet fadli di 09.25 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kumpulan sop terlengkap
Tujuan:
Dapat mengetahui nilai standart TLK tricep
Dapat mengetahui status gizi klien
Dapat menentukan derajat obesitas dengan menggunakan rumus densitas tubuh
Indikasi/Dilakukan pada :
Persiapan
a. Persiapan Alat :
Pita ukur flexibel (Anthropometry tape)
Skinfold calipers
Pensil (landmark pencil)
b. Persiapan Pasien :
Prosedur
1. Mencuci Tangan
2. Menerangkan prosedur dan tujuan pengukuran pada klien.
3. Menentukan sembilan tempat pengukuran TLK, yaitu: pada dada (chest), subscapula, mix-axilaris,
suprailiaka, perut (abdominal), triseps, biseps, thigh (paha), medial calf (betis)
4. Melakukan pengukuran TLK pada masing-masing lokasi
a. Pengukuran pada dada (chest):
- Ambil lipatan kulit dari arah diagonal antara axilla dan puting susu setinggi mungkin, sejajar
dengan lipatan bagian depan dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan
b. Pengukuran pada subscapula:
- Ambil lipatan kulit dari arah diagonal sepanjang garis cleavage tepat di bawah scapula dengan
ukuran 1 cm dibawah jari tangan
c. Pengukuran pada mid-axilla:
- Ambillah lipatan kulit dari arah horizontal pada garis midaxillaris, tepat pada pertemuan
xiphisternal
d. Pengukuran pada suprailiaka:
- Ambillah lipatan kulit dari arah miring ke arah belakang garis mid-axillaris dan ke atas iliaka,
dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan
e. Pengukuran pada abdominal :
- Lipatan kulit diambil dengan arah horizontal 3 cm di samping tali pusat dan 1 cm ke pusat
umbilicus
f. Pengukuran pada triseps:
- Lipatan kulit diambil dengan arah vertical pada jarak antara penonjolan lateral dari prosessus
acronial dan batas inferior dari prosessus olecranon dan diukur pada bagian lateral lengan dengan
bahu bersudut 90° menggunakan pita pengukur. Titik tengah ditandai pada sisi samping lengan.
Pengukuran diambil 1 cm diatas tanda tersebut.
g. Pengukuran pada biseps:
- Lipatan kulit diambil dengan arah vertical diatas biseps brachii yang sejajar dengan triseps di
bagian belakang. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari.
h. Pengukuran pada paha:
- Lipatan kulit diambil dengan arah vertical pada tengah paha antara lipatan inguinal dan batas dari
patella. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari
i. Pengukuran pada betis :
- Lipatan kulit diambil dengan arah vertikal pada lingkaran betis yang paling lebar pada bagian tengah
dari betis dengan lutut bersudut 90°.
5. Mencuci tangan setelah pengukuran
6. Klien dirapikan, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
7. Mendokumentasikan prosedur
8. Menentukan nilai TLK klien dengan membandingkan hasil pengukuran dengan nilai standar yang
ada pada acuan
9. Menentukan status gizi klien
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Saat melakukan Prosedur Tindakan Pengukuran
Antropometri :
Pengukuran-pengukuran tersebut sebaiknya jangan dilakukan segera setelah subyek melakukan
latihan fisik atau perlombaan, mandi sauna, berenang atau mandi, selama latihan fisik, atau kondisi
yang menyebabkan hiperemia karena dapat meningkatkan ketebalan lipatan kulit. Selain itu
dehidrasi juga dapat menyebabkan peningkatan tebal lipatan kulit akibat perubahan turgidity kulit.
Diposting oleh slamet fadli di 08.49 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kumpulan sop
PERSIAPAN ALAT
a. Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi. Anjurkan klien untuk tarik napas dalam.
b. Jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan masukkan ke hidung yang lain
kemudian masukkan kembali secara perlahan
c. Jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan menginspeksi tenggorokan lalu melanjutkan
memasukkan selang secara bertahap.
15. Mengecek kepatenan
a. Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok berisi air, klem dibuka jika
ternyata sonde masuk dalam lambung maka ditandai dengan tidak adanyagelembung udara yang
keluar.
b. Masukkan udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung sambil mendengarkan dengan stetoskop.
Bila terdengar bunyi kemudian udara dikeluarkan kembali dengan menarik spuit.
16. Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk lambung
1 17. Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
18. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
19. Merapikan dan membereskan alat
20. Melepas sarung tangan
2 21. Mencuci tangan