Bab Ii Pembahasan 2.1 Amonia Dan Sifat-Sifatnya

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Amonia dan Sifat-Sifatnya
Amonia (NH3) adalah gas atau cairan tak berwarna yang memiliki bau yang
berbeda. Amonia merupakan kontaminan yang umum di tanah maupun air
limbah. Konsentrasi NH3-N dapat bervariasi dari 5 sampai 1000 mg / L dalam air
limbah industri kokas, pupuk kimia, gasifikasi batubara, pemurnian minyak
bumi, farmasi dan industri katalis (Ekasari, 2013).
Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan titik didih -33oC.
Gas ammonia lebih ringan dibandingkan udara, dengan densitas kira-kira 0,6 kali
densitas udara pada suhu yang sama. Bau yang tajam dari ammonia dapat
dideteksi pada konsentrasi yang rendah 1-5 ppm Amonia sangat beracun bagi
hamper semua organisme. Pada manusia, resiko terbesar adalah dari penghirupan
uap ammonia yang berakibat beberapa efek diantaranya iritasi pada kulit, mata
dan saluran pernafasan. Pada tingkat yang sangat tinggi, penghirupan uap
ammonia sangat bersifat fatal.
Kelarutan ammonia sangat besar di dalam air, meskipun kelarutannya
menurun tajam dengan kenaikan suhu. Amonia bereaksi dengan air secara
reversible menghasilkan ion amonium (NH4+) dan ion hidroksida (OH-) menurut
persamaan reaksi berikut :
NH3 + H2O ↔ NH4+ + OH-
Amonia merupakan basa lemah. Pembentukan ion hidroksida akan
meningkatkan pH larutan, sehingga larutan menjadi alkali. Jika ion-ion hidroksida
atau ammonium bereaksi lebih lanjut dengan senyawa lain yang ada di dalam air,
maka ammonia akan terkonversi lebih banyak lagi untuk menjaga kesetimbangan
reaksi.
Dalam keadaan terlarut, amonia ada dalam dua bentuk. Salah satunya adalah
gas beracun amonia (NH3) dan yang lainnya adalah ion amonium kurang
berbahaya (NH4+).
2.2 Proses Pembuatan Amonia
Rumus molekul amoniak adalah NH3, berdasarkan rumus molekul tersebut
amoniak terbentuk dari gugus N dan H yang masing-masing dapat diperoleh dari
H2(Hidogen) dan N2 (Nitrogen). H2 adalah salah satu komponen gas sintesa yang
diperoleh dari pemrosesan gas alam yang mengandung 80 – 95 % CH4(Metan).
Sedang N2 diperoleh dari udara yang mengandung 79% N2 dan 21% O2.
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan
amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang
insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia
adalah :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ΔH = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2×105
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk
ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan
tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah,
bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm,
penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula
dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan
katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi
eksoterm lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi
berjalan sangat lambat. Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia ditekanan
atmosfer fasanya gas. Titik didih Amonia -33,35oC, titik bekunya -77,7oC,
temperatur & tekanan kritiknya 133oC & 1657 psi. Entalpi pembentukan (ΔH),
kkal/mol NH3(g) pada 0oC, -9,368; 25oC, - 11,04. Kondisi optimum pembuatan
amonia (NH3) dapat digambarkan pada tabel berikut :
No. Faktor Reaksi : N2(g) + 3H2(g) ⇄ Kondisi Optimum
2NH3(g)

 Reaksi bersifat eksoterm.


 Suhu rendah akan menggeser
1. Suhu kesetimbangan kekanan. 400-600oC
 Kendala:Reaksi berjalan
lambat.
 Jumlah mol pereaksi lebih
besar dibanding dengan
jumlah mol produk.
 Memperbesar tekanan akan
2. Tekanan menggeser kesetimbangan 150-300 atm
kekanan.
 Kendala Tekanan sistem
dibatasi oleh kemampuan alat
dan faktor keselamatan.
Pengambilan NH3 secara terus
3. Konsentrasi menerus akan menggeser -
kesetimbangan kearah kanan
Katalis tidak menggeser Fe dengan
kesetimbangan kekanan, tetapi campuran
4. Katalis
mempercepat laju reaksi secara Al2O3KOH dan
keseluruhan garam lainnya
Tahapan Proses
1. Desulfurisasi.
Gas alam pada umumnya mengandung sulfur dalam bentuk H2S atau
Sulfur Anorganik dan Sulfur Organik seperti mercaptan yang rumus
molekulnya RS. Kadar sulfur anorganiknya di dalam gas alam yang diterima
industri pupuk adalah relatif kecil yaitu berkisar 0,18 -0.3 ppm sedang sulfur
organiknya relatif tidak ada.

Kadar sulfur dalam gas alam yang diijinkan untuk memasuki Primary
Reformer maksimum adalah 0,1 ppm. Untuk menyerap sulfur dari gas yang
dari gas alam digunakan ZnO sebagai adsorbent ini bukan katalis.

Keberhasilan adsorbsi sulfur anorganik praktis diadsorbsi pada temperatur


yang lebih rendah (200-250oC) dibandingkan dengan sulfur organik (250-
400oC).

Kondisi operasi di Desulfurisasi:

 Pressure : 35-40 kg/cm2G


 Temperature Inlet : 350-400oC
 Temperature Outlet : 330-380oC

2. Primary Reformer.
Ke dalam Primary Reformer dimasukan Steam bersama gas alam yang
keluar dari Desulfurisasi. Sebelum bertemu katalis yang berada dalam tube
yang dipanasi secara radiasi oleh burner-burner (seperti burner pada kompor
gas), campuran steam dan gas terlebih dahulu dipanasi hingga temperatur
reaksi 530-650oC. Hal ini sesuai dengan jenis reaksinya yang endotermis.
Disamping reaksi reforming, reaksi shift juga terjadi di Primary Reformer.

Untuk menjamin bahwa reaksi berjalan sesempurna mungkin, rasio steam


terhadap carbon yang ada dalam gas alam (S/C) dijaga sekitar 3,1-4
(mol/mol)
Kondisi operasi Primary Reformer :

 Pressure : 35 – 40 kg/cm2G
 Temperature Inlet : 530 – 650oC
 Temperature Outlet : 770 – 811oC
 Kadar CH4Outlet : 9 – 16 % berat
 Kadar CO Outlet : 8 – 9 % berat
 Kadar H2 Outlet : 65 – 70 % berat.

3. Scondary Reformer.
Pada dasarnya Scondary Reformer berfungsi untuk menyempurnakan
reaksi reforming yang telah terjadi di Primery Reforming. Kalau Primery
Reformer sumber panasnya untuk reaksi reforming yang endotermis disuplay
oleh burner-burner yang memberikan panasnya secara radiasi, maka
sumber panas di Scondary Reformer disuplay oleh udara yang dimasukkan
ke Scondary Reformer menggunakan kompresor udara.

Reaksi pembakaran O2 dari udara dengan H2 hasil reaksi reforming di


Primary Reformer :

O2 + H2 H2O + Panas ( exothermic)

Akan menghasilkan panas yang akan dipakai oleh reaksi reforming Scondary
Reformer. Campuran hasil reaksi di Scondary Reformer ini akan
menyisakan N2 yang praktis tidak/belum bereaksi dengan H2 dan campuran
gas lainnya. N2 akan bereaksi dengan H2 nantinya di Converter Amoniak
setelah menjalani berbagai proses pemurnian berikutnya. Adapun reaksi
yang terjadi di scondary reformer adalah sebagai berikut :

CH4 + udara CO + 2H2 + N2

Kondisi operasi di Scondary Reformer :

 Pressure : 35-40 kg/cm2G


 Temperature Inlet : 520-560oC
 Temperature Outlet : 950-1050oC
 CH4 Outlet : 0,2-1,0 % berat
 CO Outlet : 10-13 % berat
 H2 Outlet : 54-56 % berat

4. Shift converter, CO2 removal dan metanasi


Karbondioksida yang ada dalam gas hasil reaksi yang terjadi pada
scondary reformer (Reforming Unit) dipisahkan dahulu di Unit Purification,
Karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik
Urea. Sisa Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan
menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu
sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih
dahulu masuk ke Methanator.

5. Compression Synloop & Refrigeration Unit


Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas
Hidrogen dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai
tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi
pembentukan uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga
didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan urea.

Hasil/Produk pada proses diatas adalah gas amonia cair serta karbon
dioksida yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.

Adapun Reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses pembuatan NH3 dan


CO2 adalah sebagai berikut :

1. Reaksi Desulfurisasi

H2S + ZnO ZnS +H2O

2. Reaksi Reforming
a. Dalam primary reformer
katalis Ni
CH4(g) + H2O (g) CO + 2H2(g) H = 54,3 kkal
400 psig

b. Dalam secondary reformer


katalis Ni
CH4 + udara Cu + 2H2 +aN2
o
1730 F

3. Reaksi shift
CO + H2O katalis FeO + Cr2O3 CO2 + H2 H=-9,2 kkal
o
400 C

4. Reaksi Metanasi
Katalis Ni
a. CO + 3H2 CH4 +H2O (eksoterm)
o
315 C

b. CO2 +4H2 CH4 +2H2O

5. Reaksi absorpsi/penyerapan CO2

DEA
K2CO3 + CO2 + H2O 2KHCO3 + Panas

6. Reaksi pelepasan CO2

2 KHCO3 K2CO3 + CO2 + H2O + Panas

7. Reaksi sintesa amoniak

N2 + 3H2 2NH3 H=-11,0 kkal (padda 18oC)

H=-13,3 kkal (pada 659oC)

2.3 Manfaat Amonia


Walaupun punya bau busuk menyengat yang notabenya tidak disukai oleh
manusia, ternyata amonia punya banyak manfaat yang sangat penting. Berikut
diantaranya.
 Amonia sangat mudah terlarut dalam air menjadi sebuah larutan sehingga ia
banyak digunakan sebagai bahan pembersih baik itu pembersih alat masak
maupun alat-alat rumah tangga. Seringnya pembersih yang kita gunakan
mengandung 5 sampai dengan 10% amonia.
 Amonia adalah bahan utama dalam pembuatan rayon dan urea.
 Zat ini juga digunakan dalam pembuaan pupuk seperti pupuk urea, amonium
nitrat, amonium sulfat, dan sebagainya.
 Di bidang industri furnitur, amonia digunakan sebagai bahan permbersih
furnitur dan juga pembersih permukaan kaca.
 Digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam nitrat melalui proses
Ostwald.
 Dalam proses Solvay memerlukan amonia untuk menghasilkan natrium
karbonat.

2.4 Pengertian Pupuk


Pupuk adalah substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman atau dapat dengan
pengertian lain merupakan material tertentu yang ditambahkan ke media tanam atau
tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman sehingga dapat berproduksi dengan baik. Pupuk memang sengaja dibuat
mengandung bahan-bahan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Menurut pengertian ini, bahan yang walapun mengandung zat yang
dibutuhkan tanaman tetapi tidak dibuat dengan sengaja untuk memberikan nutrisi
kepada tanaman tidak bisa dikatagorikan sebagai pupuk. Sebagai contoh, sisa
tanaman yang jatuh ke tanah dan menyediakan N bagi tanah tidak bisa dikatakan
sebagai pupuk.

Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar


tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu
banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat
tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik
adalah kompos.

2.5 Pupuk Berdasarkan Sumbernya


Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar yaitu
pupuk alami (bahasa Inggris: manure) dan pupuk buatan (Ing. fertilizer). Pupuk
alami mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ
hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk buatan dibuat melalui proses pengolahan
oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk buatan biasanya lebih "murni"
daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk
alami sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya, keunggulannya adalah
ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara
efektif.

2.5.1 Proses Pembuatan Pupuk Buatan


Pembuatan Pupuk Urea

Pembuatan urea secara komersil dari NH3 dan CO2 melalui 2 tahap reaksi
kesetimbangan sebagai berikut :

2NH3(g) + CO2(g) NH2CONH4(l) ΔH =-28 kkal/mol

NH2CONH4(l) NH2CONH2(l) + H2O(l) endoterm

Bahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik
Amoniak. Proses pembuatan Urea di bagi menjadi 6 Unit yaitu :
Diagram Pembuatan Urea
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa
dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan
kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal
dari bagian Recovery.
Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim
ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan
amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2.
2. Purifikasi Unit
Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di Unit
Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan
pemanasan dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/Cm2 G. dan
22,2 Kg/Cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian
recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke bagian Kristaliser.
3. Kristaliser Unit
Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vacum,
kemudian kristal Ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang di perlukan
untuk menguapkan air diambil dari panas Sensibel Larutan Urea, maupun
panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke
HP Absorber dari Recovery.
4. Prilling Unit
Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk
dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor
dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan
menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke Bulk
Storage dengan Belt Conveyor.
5. Recovery Unit
Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil
kembali dengan 2 Step absorbasi dengan menggunakan Mother Liquor
sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.
6. Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian Kristalliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat
kemudian diolah dan dipisahkan di Stripper dan Hydroliser. Gas CO2 dan
gas NH3 nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang
air kondensatnya dikirim ke Utilitas.
Pada umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun
tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-hati. Jangan memberikan
pupuk urea ini terlalu dekat dengan tanaman. Sedangkan Bentuk dan sifat-
sifat Urea adalah berupa kristal putih yang mudah larut dalam air serta
mempunyai sifat fisis sebagai berikut :

 Density (padat pada 20 o C ) : 1335 kg/m3


 Titik leleh ( melting Point ) : 132 o C
 Panas Spesifik (Melt ) : 126j/mol/o C
 Panas peleburan ( Melt Point ) : 13,6 kj/mol
 Berat Molekul : 60,056
Limbah cair urea

Penyerapan tersebut perlu dilakukan karena bila limbah yang mengandung


senyawa nutrien tinggi, misalnya lembah pupuk urea yang masuk ke perairan,
maka dalam jangka panjang akan menyebabkan eutrofikasi. Beberapa dampak
dapat muncul akibat eutrofikasi, yakni bau dan rasa yang tidak sedap,
kekurangan (deplesi) oksigen pada malam hari, penetrasi cahaya ke dalam
kolam air berkurang, kematian ikan, dan keracunan pada hewan maupun
manusia.

Pengolahan limbah cair industry pupuk urea menggunakan chlorella sp pada


berbagai konsentrasi fosfat. Pemanfaatan alga dalam pengolahan limbah cair
industry pupuk akan menimbulkan dampak positif bagi lingkungan yaitu dapat
bertindak sebagai biokatalis dalam menurunkan kandungan bahan organic dan
anorganik dalam limbah. Mikroalga yang dimanfaatkan anatara lain Chlorella
sp juga memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Dampak limbah cair industri pupuk urea

 Menurunkan kualitas lingkungan


Limbah cair yang dihasilkan oleh proses produksi dari industri pupuk urea
dapat menimbulkan adanya rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air
bersih, akibat adanya amoniak dalam limbah cair tersebut

 Berdampak pada kesehatan makluk hidup


Bahan beracun yang terkandung dalam limbah cair industri pupuk mampu
merusak sel hewan terutama pada classis mamalia termasuk manusia, akibat
adanya amoniak. Apabila senyawa amniak dalam konsentrasi yang tinggi
masuk dalam perairan dapat membahayakan kehidupan hewan, biota air,
maupun manusia disekitarnya. Misalnya dampak amoniak pada ikan dapat
menyebabkan kerusakan pada insang, sehingga konsekuensi respirasi ikan akan
terganggu. insang penting untuk keseimbangan asam-basa dalam pengaturan
pH darah ikan serta untuk pertukaran ion seperti natrium dan klorida dalam
darah. Oleh karena itu, kerusakan insang akan mengganggu terjadinya
sejumlah proses penting dalam metabolisme ikan. Amoniak juga
menyebabkan kerusakan kulit, sirip, dan usus. Paparan amoniak yang lebih
kronis menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, mematiakan sistem
kekebalan serta merusak sistem syaraf.

Pengelolahan limbah cair industri pupuk urea

1. Equalisasi
Yaitu pengolahan air limbah yang berfungsi untuk meratakan beban
pencemar air limbah (mencampur untuk menjadi lebih homogen) serta untuk
mengurangi atau mengendalikan variasi karakteristik air limbah agar tercapai
kondisi optimum untuk proses lebih lanjut.
2. Netralisasi
Yaitu suatu proses pengolahan air limbah yang digunakan untuk
menetralkan asam atau basa karena beberapa limbah industri umumnya bersifat
asam atau basa, sehingga memerlukan netralisasi sebelum dialirkan ke proses
lebih lanjut atau dibuang ke badan air penerima.
3. Pengelolaan fisik / pengendapan
Yaitu suatu proses pengolahan air limbah untuk mengurangi padatan
tersuspensi. Pada proses pengendapan ini partikel padat dibiarkan mengendap
ke dasar tangki yang biasanya untuk mempercepat proses sedimentasi
ditambahkan bahan kimia.
4. Pengolahan biologi
Yaitu suatu proses pengelolaan air limbah yang bertujuan untuk
mengurangi zat organik melalui mekanisme oksidasi biologis. Pengolahan
secara biologi terdiri dari:
a) Kolam aerasi
Yaitu kolam yang diberikan perlakuan aerator sehingga akan mampu untuk
meningkatkan oksigen terlarut dalam air limbah tersebut sehingga dapat
mencukupi kebutuhan mikroba
b) Nitrifikasi dan Denitrifikasi
Yaitu pengolahan air limbah dengan cara menghilangkan nitrat melalui proses
biologis
c) Lumpur aktif
Yaitu melibatkan sejumlah mikroorganisme yang merupakan biomasa aktif
yang mampu mereduksi substrat dan memiliki permukaan yang dapat
menyerap.

d) Trickling filter
Yaitu kumpulan benda padat yang berbentuk silinder, pada tempat tersebut di
berikan kerikil, pasir dan substrat untuk menyaring air limbah yang akan
disemprotkan dari atas silinder tersebut. Pada kerikil dan pasir tersebut akan
membentuk lapisan biofilm sehingga mampu untuk mendegradasi bahan
organik yang berada pada air limbah tersebut

2.5.2 Proses Pembuatan Pupuk Alami

Selain pupuk buatan, terdapat pula pupuk alami sebagai contoh pupuk alami yaitu :

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan organik misal sisa-sisa
tanaman, hewan, manusia, limbah pasar, limbah pabrik, pupuk hiau, mineral alam,
dan lain-lain. Pupuk kompos ini sangat membantu dalam pertumbuhan sebuah
tanaman dimana pupuk kompos mempunyai bahan yang alami yang dapat membuat
tanaman tumbuh subur.

Untuk membuat pupuk organik granul kita perhatikan dahulu alur proses
pembuatannya berikut:
Keterangan :

1. Bahan Utama

Ada berbagai macam bahan utama pembuatan pupuk organik, sedangkan


yang mudah didapat dengan harga terjangkau antara lain kotoran ayam
(KA), kotoran sapi (KS), kompos (sampah pertanian, perkebunan, pasar),
blotong (bahan samping proses pembuatan gula), kompos limbah jamur, dan
masih banyak lagi bahan yang dianggap tidak berguna disekitar kita yang
bisa kita manfaatkan untuk diolah menjadi pupuk organik.
2. Fermentasi
Proses kedua lakukan fermentasi pada semua bahan utama secara terpisah,
fermentasi biasanya memakan waktu 5 – 30 hari. Proses ini bertujuan agar
bahan baku utama dapat segera di olah dan memenuhi spesifikasi pupuk
organik seperti diatas. Jika tidak di fermentasi bahan baku utama dapat
diproses sekitar 1 – 2 tahun kemudian. Proses ini membutuhkan bakteri
starter (bakteri pengkompos) dan yang mudah didapat di pasar antara lain
EM4, Stardec, Orgadec, Harmoni, Super Degra, dll, setiap bakteri
pengkompos yang ada dipasar mempunyai perbedaan proses fermentasi,
kualitas serta keunggulannya, dan semua itu tercantum pada kemasannya.
3. Penghalusan
Proses ketiga setelah selesai fermentasi, semua bahan utama dihalusan
dengan crusher type CRC tujuannya agar dalam proses pencampuran
didapatkan campuran yang homogen dan hasil granulasi bulat padat, dalam
proses ini bahan utama haruslah dalam kondisi kering dengan kadar air
maksimal 20%.
4. Pencampuran
Supaya mudah dalam proses granulasi dan untuk memenuhi spesifikasi
standar pupuk organik, bahan bakuutama dicampur bahan pendukung seperti
clay, kapur, dan bahan lain sehingga produk anda mempunyai keunggulan
dibanding produk lain.
5. Granulasi
Proses selanjutnya adalah granulasi.. Proses granulasi bertujuan agar pupuk
aman dalam penggunaan efektif dalam pemakaian serta unik dalam tampilan.
Agar proses granulasi efektif dan menghasilkan butiran bulat padat kita
gunakan mesin granulator type GN.

6. Pengeringan
Kemudian kita lakukan proses pengeringan untuk menurunkan kadar air
menjadi 4-20 % dengan menggunakan dryer type DRY karena sudah teruji
tidak membuat butiran pupuk pecah atau bertambah besar sehingga produksi
meningkat. Proses pengeringan bertujuan agar produk tidak cepat rusak,
membunuh bakteri yang merugikan, menghilangkan bau, dan membunuh
bibit tanaman merugikan yang mungkin tercampur dalam bahan baku pupuk.
7. Pengayakan
Proses dilanjutkan dengan pengayakan untuk memisahkan ukuran yang
dibawah standar (under size) ukuran standar dan ukuran diatas standar (over
size) mengunakan screen type SC. Proses ini bertujuan agar pupuk yang kita
kemas ukuran butirannya seragam sehingga meningkatkan nilai jual.
8. Pendinginan
Proses selanjutnya pendinginan bertujuan agar pupuk tidak cepat rusak dan
bisa langsung dikemas, kita gunakan mesin pendingin cooler type CL untuk
mempercepat proses produksi, karena outlet mesin ini terintegrasi dengan
karung pupuk.
9. Pengepakan
Proses terakhir adalah pengepakan menggunakan karung dengan ukuran
sesuai permintaan pasar.

2.6 Pupuk Berdasarkan Kandungannya


Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan
pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk
majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan.
a. Pupuk Tunggal (single fertilizer)adalah pupuk yang mengandung 1
unsur hara, contohnya :

 KCl ----------- K

 TSP ---------- P

b. Pupuk Majemuk (compound fertilizer) adalah pupuk yang mengandung


lebih dari 1 unsur hara, contohnya :

 DAP -------- mengandung N & P

 Mutiara 16 : 16 :16 -------- mengandung N, P, K

2.7 Pabrik Pupuk di Indonesia

1. PT PUPUK SRIWIDJAJA

Didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 dengan kegiatan usaha produksi dan
pemasaran pupuk serta industri kimia lainnya. Kapasitasproduksi per tahun pupuk
urea sebanyak 2.262.000 ton dan 1.499.000 ton amonia. Beberapa anak perusahaan
yang berada di bawahnyamenghasilkan melamin, fabrikasi peralatan pabrik
serta bisnis hotel dan apartemen. Anak perusahaan tersebut adalah PT Sri
Melamin Rejeki, PT Slipi Sri Indopuri dan PT Puspetindo

2. PT PETROKIMIA GRESIK

Berdiri 31 Mei 1975, produk utama PT Petrokimia Gresik adalah pupuk Urea, SP-
36, ZA, NPK, Phonska, DAP, ZK dan kimia lainnya. Kapasitas produksi per tahun
445.000 ton Amonia, 460.000 ton urea, 650.000 ton ZA, 300.000 ton Phonska, SP
36 1.000.000 ton , 22 5.000 ton DAP, 160.000 ton NPK “Kebomas” dan 10.000 ton
ZK. Perusahaan yang berada di bawah Petrokimia Gresik adalah PT Petrosida
Gresik, PT Petrocentral,PT Petronika, PT Petrowidada, PT Kawasan Industri
Gresik,PT Puspetindo dan PT Petrokimia Kayaku.

3. PT PUPUK KUJANG

Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 9 Juni 1975 di Dawuan, Cikampek, dengan
bidang usaha industri pupuk urea dan industri kimia lainnya.Memiliki dua
unit pabrik pupuk urea dengan kapasitas terpasang 1.156.000 ton/tahun dan 713.000
ton/tahun amonia. Anak perusahaan PT Pupuk Kujang adalah PT Sintas Kurama
Perdana,PT Kujang Sud Chemie Catalyst, PT Peroksida Indonesia Pratama, PT
Multi Nitrotama Kimia danPT Kawasan Industri Kujang Cikampek

4. PT PUPUK KALTIM

PT Pupuk Kalimantan Timur beroperasi sejak tanggal7 Desember 1977 di Bontang,


Kalimantan Timur, dengan bidang usaha industri pupuk urea dan kimia
lainnya. Pada tahun 2006, kapasitas terpasang per tahun produksi pupuk urea
sebanyak 2.980.000 ton dan 1.848.000 ton amonia.Perusahaan ini memiliki
beberapa anak perusahaan, yaitu PT Kaltim Industrial Estate, PT DSM Kaltim
Melamin, PT Rekayasa Industri dan PT Kaltim Sahid Baritosodakimia.

5. PT PUPUK ISKANDAR MUDA

Produsen pupuk urea dan kimia lainnya ini didirikan pada 24 Februari 1982 di
Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam. Kapasitas terpasang PIM-1 dan PIM-2
per tahun adalah 1.170.000 ton urea dan 762.000 amonia. Perusahaan inimempunyai
satu anak perusahaan yakni PT Ima Persada.

2.8 Manfaat Pupuk bagi Tanaman


 Nitrogen (N) diserap oleh akar dalam bentuk ion nitrat NO3- atau ion
ammonium NH4+ yang berasal dari penguraian sisa-sisa organisme serta
senyawa nitrogen hasil fiksasi nitrogen oleh bakteri dan petir. Nitrogen
berfungsi untuk bahan síntesis asam amino, protein, asam nukleat, klorofil,
merangsang pertumbuhan vegatatif, membuat bagian tanaman menjadi lebih
hijau karena mengandung butir hijau yang penting dalam proses fotosíntesis
dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
Kekurangan unsur Nitrogen menyebabkan warna daun menjadi hijau muda
dan akhirnya kuning (menyebabkan klorosis), pertumbuhan lambat dan
tanaman menjadi kerdil dan buah masak sebelum waktunya. Sebaliknya,
kelebihan Nitrogen dapat menghambat pembungaan dan pembuahan.

 Phosphor (P) diserap oleh akar dalam bentuk ion HPO42- atau ion H2PO4-
yang berasal dari sisa-sisa organisme. Sebenarnya, di alam terdapat banyak
batuan fosfat berupa senyawa Ca3(PO4)2, tetapi sukar larut dalam air sehingga
tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Phosphor berfungsi memacu pertumbuhan
akar pada benih dan tumbuhan muda, mempercepat pembungaan dan
pemasakan buah atau biji, serta berguna pada pembentuan asam nukleat (inti
sel), fosfolopid (lemak), dan protein dan koenzim.
Kekurangan Phosphor menyebabkan pertumbuhan terhambat, daun mudah
rontok, pembentukan buah dan biji jelek, dan terjadi nekrosis atau kematian
sel.

 Kalium (K) diserap oleh tumbuhan dalam bentuk ion K+ yang berasal dari
berbagai mineral seperti ortoklas (KSiO8) dan lesit (KSiO6). Kalium
berfungsi sebagai katalisator dalam pembentukan karbohidrat (fotosintesis)
dan protein, memperkokoh tubuh tumbuhan dan meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan hama.

2.9 Dampak Penggunaan Pupuk Bagi Lingkungan


Pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Akan tetapi seharusnya unsur hara tersebut ada di tanah secara alami
dengan adanya siklus hara tanah misalnya tanaman yang mati kemudian dimakan
binatang pengerat/herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan oleh
organisme seperti bakteri, cacing, jamur dan lainnya. Siklus inilah yang seharusnya
dijaga, jika menggunakan pupuk kimia terutama bila berlebihan maka akan
memutuskan siklus hara tanah tersebut terutama akan mematikan organisme tanah,
maka hanya akan subur di masa sekarang tetapi tidak subur di masa mendatang.
Untuk itu, perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk oganik bukan pupuk
kimia. Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh
molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tak dapat
dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/ daya dukung tanah dalam memproduksi
menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak hanya itu penggunaan pupuk kimiawi
secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida
pertanian.
Masalah lainnya adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama
pemupukan Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan
nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai
50% disebabkan oleh penguapan, pencucian (leaching) serta terbawa air hujan
(run off). Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan
populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat
bermanfaat bagi tanaman.
Lapisan tanah yang saat ini ada sudah parah kondisi kerusakannya oleh karena
pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dan berlangsung lama, sehingga
mengakibatkan :
a. Kondisi tanah menjadi keras
b. Tanah semakin lapar dan haus pupuk
c. Banyak residu pestisida dan insektisida yang tertinggal dalam tanah
d. Mikroorganisme tanah semakin menipis
e. Banyak Mikroorganisme yang merugikan berkembang biak dengan baik
f. Tanah semakin sedikit memiliki unsur hara baik makro maupun mikro
g. Tidak semua pupuk dapat diserap oleh tanaman

You might also like