Professional Documents
Culture Documents
Bab Ii Pembahasan 2.1 Amonia Dan Sifat-Sifatnya
Bab Ii Pembahasan 2.1 Amonia Dan Sifat-Sifatnya
Bab Ii Pembahasan 2.1 Amonia Dan Sifat-Sifatnya
PEMBAHASAN
2.1 Amonia dan Sifat-Sifatnya
Amonia (NH3) adalah gas atau cairan tak berwarna yang memiliki bau yang
berbeda. Amonia merupakan kontaminan yang umum di tanah maupun air
limbah. Konsentrasi NH3-N dapat bervariasi dari 5 sampai 1000 mg / L dalam air
limbah industri kokas, pupuk kimia, gasifikasi batubara, pemurnian minyak
bumi, farmasi dan industri katalis (Ekasari, 2013).
Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan titik didih -33oC.
Gas ammonia lebih ringan dibandingkan udara, dengan densitas kira-kira 0,6 kali
densitas udara pada suhu yang sama. Bau yang tajam dari ammonia dapat
dideteksi pada konsentrasi yang rendah 1-5 ppm Amonia sangat beracun bagi
hamper semua organisme. Pada manusia, resiko terbesar adalah dari penghirupan
uap ammonia yang berakibat beberapa efek diantaranya iritasi pada kulit, mata
dan saluran pernafasan. Pada tingkat yang sangat tinggi, penghirupan uap
ammonia sangat bersifat fatal.
Kelarutan ammonia sangat besar di dalam air, meskipun kelarutannya
menurun tajam dengan kenaikan suhu. Amonia bereaksi dengan air secara
reversible menghasilkan ion amonium (NH4+) dan ion hidroksida (OH-) menurut
persamaan reaksi berikut :
NH3 + H2O ↔ NH4+ + OH-
Amonia merupakan basa lemah. Pembentukan ion hidroksida akan
meningkatkan pH larutan, sehingga larutan menjadi alkali. Jika ion-ion hidroksida
atau ammonium bereaksi lebih lanjut dengan senyawa lain yang ada di dalam air,
maka ammonia akan terkonversi lebih banyak lagi untuk menjaga kesetimbangan
reaksi.
Dalam keadaan terlarut, amonia ada dalam dua bentuk. Salah satunya adalah
gas beracun amonia (NH3) dan yang lainnya adalah ion amonium kurang
berbahaya (NH4+).
2.2 Proses Pembuatan Amonia
Rumus molekul amoniak adalah NH3, berdasarkan rumus molekul tersebut
amoniak terbentuk dari gugus N dan H yang masing-masing dapat diperoleh dari
H2(Hidogen) dan N2 (Nitrogen). H2 adalah salah satu komponen gas sintesa yang
diperoleh dari pemrosesan gas alam yang mengandung 80 – 95 % CH4(Metan).
Sedang N2 diperoleh dari udara yang mengandung 79% N2 dan 21% O2.
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan
amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang
insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia
adalah :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ΔH = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2×105
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk
ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan
tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah,
bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm,
penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula
dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan
katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi
eksoterm lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi
berjalan sangat lambat. Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia ditekanan
atmosfer fasanya gas. Titik didih Amonia -33,35oC, titik bekunya -77,7oC,
temperatur & tekanan kritiknya 133oC & 1657 psi. Entalpi pembentukan (ΔH),
kkal/mol NH3(g) pada 0oC, -9,368; 25oC, - 11,04. Kondisi optimum pembuatan
amonia (NH3) dapat digambarkan pada tabel berikut :
No. Faktor Reaksi : N2(g) + 3H2(g) ⇄ Kondisi Optimum
2NH3(g)
Kadar sulfur dalam gas alam yang diijinkan untuk memasuki Primary
Reformer maksimum adalah 0,1 ppm. Untuk menyerap sulfur dari gas yang
dari gas alam digunakan ZnO sebagai adsorbent ini bukan katalis.
2. Primary Reformer.
Ke dalam Primary Reformer dimasukan Steam bersama gas alam yang
keluar dari Desulfurisasi. Sebelum bertemu katalis yang berada dalam tube
yang dipanasi secara radiasi oleh burner-burner (seperti burner pada kompor
gas), campuran steam dan gas terlebih dahulu dipanasi hingga temperatur
reaksi 530-650oC. Hal ini sesuai dengan jenis reaksinya yang endotermis.
Disamping reaksi reforming, reaksi shift juga terjadi di Primary Reformer.
Pressure : 35 – 40 kg/cm2G
Temperature Inlet : 530 – 650oC
Temperature Outlet : 770 – 811oC
Kadar CH4Outlet : 9 – 16 % berat
Kadar CO Outlet : 8 – 9 % berat
Kadar H2 Outlet : 65 – 70 % berat.
3. Scondary Reformer.
Pada dasarnya Scondary Reformer berfungsi untuk menyempurnakan
reaksi reforming yang telah terjadi di Primery Reforming. Kalau Primery
Reformer sumber panasnya untuk reaksi reforming yang endotermis disuplay
oleh burner-burner yang memberikan panasnya secara radiasi, maka
sumber panas di Scondary Reformer disuplay oleh udara yang dimasukkan
ke Scondary Reformer menggunakan kompresor udara.
Akan menghasilkan panas yang akan dipakai oleh reaksi reforming Scondary
Reformer. Campuran hasil reaksi di Scondary Reformer ini akan
menyisakan N2 yang praktis tidak/belum bereaksi dengan H2 dan campuran
gas lainnya. N2 akan bereaksi dengan H2 nantinya di Converter Amoniak
setelah menjalani berbagai proses pemurnian berikutnya. Adapun reaksi
yang terjadi di scondary reformer adalah sebagai berikut :
Hasil/Produk pada proses diatas adalah gas amonia cair serta karbon
dioksida yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.
1. Reaksi Desulfurisasi
2. Reaksi Reforming
a. Dalam primary reformer
katalis Ni
CH4(g) + H2O (g) CO + 2H2(g) H = 54,3 kkal
400 psig
3. Reaksi shift
CO + H2O katalis FeO + Cr2O3 CO2 + H2 H=-9,2 kkal
o
400 C
4. Reaksi Metanasi
Katalis Ni
a. CO + 3H2 CH4 +H2O (eksoterm)
o
315 C
DEA
K2CO3 + CO2 + H2O 2KHCO3 + Panas
Pembuatan urea secara komersil dari NH3 dan CO2 melalui 2 tahap reaksi
kesetimbangan sebagai berikut :
Bahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik
Amoniak. Proses pembuatan Urea di bagi menjadi 6 Unit yaitu :
Diagram Pembuatan Urea
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa
dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan
kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal
dari bagian Recovery.
Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim
ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan
amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2.
2. Purifikasi Unit
Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di Unit
Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan
pemanasan dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/Cm2 G. dan
22,2 Kg/Cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian
recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke bagian Kristaliser.
3. Kristaliser Unit
Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vacum,
kemudian kristal Ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang di perlukan
untuk menguapkan air diambil dari panas Sensibel Larutan Urea, maupun
panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke
HP Absorber dari Recovery.
4. Prilling Unit
Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk
dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor
dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan
menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke Bulk
Storage dengan Belt Conveyor.
5. Recovery Unit
Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil
kembali dengan 2 Step absorbasi dengan menggunakan Mother Liquor
sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.
6. Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian Kristalliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat
kemudian diolah dan dipisahkan di Stripper dan Hydroliser. Gas CO2 dan
gas NH3 nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang
air kondensatnya dikirim ke Utilitas.
Pada umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun
tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-hati. Jangan memberikan
pupuk urea ini terlalu dekat dengan tanaman. Sedangkan Bentuk dan sifat-
sifat Urea adalah berupa kristal putih yang mudah larut dalam air serta
mempunyai sifat fisis sebagai berikut :
1. Equalisasi
Yaitu pengolahan air limbah yang berfungsi untuk meratakan beban
pencemar air limbah (mencampur untuk menjadi lebih homogen) serta untuk
mengurangi atau mengendalikan variasi karakteristik air limbah agar tercapai
kondisi optimum untuk proses lebih lanjut.
2. Netralisasi
Yaitu suatu proses pengolahan air limbah yang digunakan untuk
menetralkan asam atau basa karena beberapa limbah industri umumnya bersifat
asam atau basa, sehingga memerlukan netralisasi sebelum dialirkan ke proses
lebih lanjut atau dibuang ke badan air penerima.
3. Pengelolaan fisik / pengendapan
Yaitu suatu proses pengolahan air limbah untuk mengurangi padatan
tersuspensi. Pada proses pengendapan ini partikel padat dibiarkan mengendap
ke dasar tangki yang biasanya untuk mempercepat proses sedimentasi
ditambahkan bahan kimia.
4. Pengolahan biologi
Yaitu suatu proses pengelolaan air limbah yang bertujuan untuk
mengurangi zat organik melalui mekanisme oksidasi biologis. Pengolahan
secara biologi terdiri dari:
a) Kolam aerasi
Yaitu kolam yang diberikan perlakuan aerator sehingga akan mampu untuk
meningkatkan oksigen terlarut dalam air limbah tersebut sehingga dapat
mencukupi kebutuhan mikroba
b) Nitrifikasi dan Denitrifikasi
Yaitu pengolahan air limbah dengan cara menghilangkan nitrat melalui proses
biologis
c) Lumpur aktif
Yaitu melibatkan sejumlah mikroorganisme yang merupakan biomasa aktif
yang mampu mereduksi substrat dan memiliki permukaan yang dapat
menyerap.
d) Trickling filter
Yaitu kumpulan benda padat yang berbentuk silinder, pada tempat tersebut di
berikan kerikil, pasir dan substrat untuk menyaring air limbah yang akan
disemprotkan dari atas silinder tersebut. Pada kerikil dan pasir tersebut akan
membentuk lapisan biofilm sehingga mampu untuk mendegradasi bahan
organik yang berada pada air limbah tersebut
Selain pupuk buatan, terdapat pula pupuk alami sebagai contoh pupuk alami yaitu :
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan organik misal sisa-sisa
tanaman, hewan, manusia, limbah pasar, limbah pabrik, pupuk hiau, mineral alam,
dan lain-lain. Pupuk kompos ini sangat membantu dalam pertumbuhan sebuah
tanaman dimana pupuk kompos mempunyai bahan yang alami yang dapat membuat
tanaman tumbuh subur.
Untuk membuat pupuk organik granul kita perhatikan dahulu alur proses
pembuatannya berikut:
Keterangan :
1. Bahan Utama
6. Pengeringan
Kemudian kita lakukan proses pengeringan untuk menurunkan kadar air
menjadi 4-20 % dengan menggunakan dryer type DRY karena sudah teruji
tidak membuat butiran pupuk pecah atau bertambah besar sehingga produksi
meningkat. Proses pengeringan bertujuan agar produk tidak cepat rusak,
membunuh bakteri yang merugikan, menghilangkan bau, dan membunuh
bibit tanaman merugikan yang mungkin tercampur dalam bahan baku pupuk.
7. Pengayakan
Proses dilanjutkan dengan pengayakan untuk memisahkan ukuran yang
dibawah standar (under size) ukuran standar dan ukuran diatas standar (over
size) mengunakan screen type SC. Proses ini bertujuan agar pupuk yang kita
kemas ukuran butirannya seragam sehingga meningkatkan nilai jual.
8. Pendinginan
Proses selanjutnya pendinginan bertujuan agar pupuk tidak cepat rusak dan
bisa langsung dikemas, kita gunakan mesin pendingin cooler type CL untuk
mempercepat proses produksi, karena outlet mesin ini terintegrasi dengan
karung pupuk.
9. Pengepakan
Proses terakhir adalah pengepakan menggunakan karung dengan ukuran
sesuai permintaan pasar.
KCl ----------- K
TSP ---------- P
1. PT PUPUK SRIWIDJAJA
Didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 dengan kegiatan usaha produksi dan
pemasaran pupuk serta industri kimia lainnya. Kapasitasproduksi per tahun pupuk
urea sebanyak 2.262.000 ton dan 1.499.000 ton amonia. Beberapa anak perusahaan
yang berada di bawahnyamenghasilkan melamin, fabrikasi peralatan pabrik
serta bisnis hotel dan apartemen. Anak perusahaan tersebut adalah PT Sri
Melamin Rejeki, PT Slipi Sri Indopuri dan PT Puspetindo
2. PT PETROKIMIA GRESIK
Berdiri 31 Mei 1975, produk utama PT Petrokimia Gresik adalah pupuk Urea, SP-
36, ZA, NPK, Phonska, DAP, ZK dan kimia lainnya. Kapasitas produksi per tahun
445.000 ton Amonia, 460.000 ton urea, 650.000 ton ZA, 300.000 ton Phonska, SP
36 1.000.000 ton , 22 5.000 ton DAP, 160.000 ton NPK “Kebomas” dan 10.000 ton
ZK. Perusahaan yang berada di bawah Petrokimia Gresik adalah PT Petrosida
Gresik, PT Petrocentral,PT Petronika, PT Petrowidada, PT Kawasan Industri
Gresik,PT Puspetindo dan PT Petrokimia Kayaku.
3. PT PUPUK KUJANG
Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 9 Juni 1975 di Dawuan, Cikampek, dengan
bidang usaha industri pupuk urea dan industri kimia lainnya.Memiliki dua
unit pabrik pupuk urea dengan kapasitas terpasang 1.156.000 ton/tahun dan 713.000
ton/tahun amonia. Anak perusahaan PT Pupuk Kujang adalah PT Sintas Kurama
Perdana,PT Kujang Sud Chemie Catalyst, PT Peroksida Indonesia Pratama, PT
Multi Nitrotama Kimia danPT Kawasan Industri Kujang Cikampek
4. PT PUPUK KALTIM
Produsen pupuk urea dan kimia lainnya ini didirikan pada 24 Februari 1982 di
Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam. Kapasitas terpasang PIM-1 dan PIM-2
per tahun adalah 1.170.000 ton urea dan 762.000 amonia. Perusahaan inimempunyai
satu anak perusahaan yakni PT Ima Persada.
Phosphor (P) diserap oleh akar dalam bentuk ion HPO42- atau ion H2PO4-
yang berasal dari sisa-sisa organisme. Sebenarnya, di alam terdapat banyak
batuan fosfat berupa senyawa Ca3(PO4)2, tetapi sukar larut dalam air sehingga
tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Phosphor berfungsi memacu pertumbuhan
akar pada benih dan tumbuhan muda, mempercepat pembungaan dan
pemasakan buah atau biji, serta berguna pada pembentuan asam nukleat (inti
sel), fosfolopid (lemak), dan protein dan koenzim.
Kekurangan Phosphor menyebabkan pertumbuhan terhambat, daun mudah
rontok, pembentukan buah dan biji jelek, dan terjadi nekrosis atau kematian
sel.
Kalium (K) diserap oleh tumbuhan dalam bentuk ion K+ yang berasal dari
berbagai mineral seperti ortoklas (KSiO8) dan lesit (KSiO6). Kalium
berfungsi sebagai katalisator dalam pembentukan karbohidrat (fotosintesis)
dan protein, memperkokoh tubuh tumbuhan dan meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan hama.