Professional Documents
Culture Documents
CBR Perencanaan
CBR Perencanaan
MK. PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
PRODI S1 PTE - FT
Skor Nilai:
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Doli Saputra
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
Alasan dibuatnya Critical book Review yaitu untuk
Penyelesaian tugas : Critical book Review yang membandingkan
beberapa buku yang akan kita baca.
Menambah : Pengetahuan dan wawasan mengenai bukul yang
akan dikritik.
Meningkatkan : Ketelitian dan pemahaman dari buku yang kita
kritik dengan cara meneliti isi buku lalu
meringkas pembahasan jurnal tersebut.
E. Tipe-Tipe Balajar
Pada hakikatnya merupakan prinsip umum baik dalam belajar maupun mengajar.
1. Belajar Isyarat
Tipe belajar seperti ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Menurut Therndike
(1961) bntuk belajar seperti ini biasanya bersifat tidak disadari, dalam arti respons
diberikan secara tidak sadar.
2. Belajar Stimulus-Respons (Stimulus Respons Learning)
Belajar stimulus respons sama dengan teori asosiasi (S-Rbond). Setiap respons dapat
diperkuat dengan reinforcement. Hal ini berlaku pula pada tipe belajar stimulus respons.
3. Belajar Rangkaian
Semacam rangkaian antara berbagai S-R yang bersifat segera. Seperti gerakan dalam
mengikat sepatu, makan-minum-merokok.
4. Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)
Tipe belajar ini mampu mengaitkan suatu yang bersifat verbalisme kepada sesuatu yang
sudah dimilikinya.
5. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)
Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian seperti membedakan
berbagai bentuk wajah, hewan, tumbuhan, dan lain-lain.
6. Belajar Konsep (Concept Learning)
Konsep merupakan simbol berfikir. Hal ini diperoleh dari hasil memuat tafsiran terhadap
fakta atau realita, dan hubungan antara berbagai fakta. Suatu konsep dapat
diklasifikasikan berdasarkan ciri tertentu. Misalnya konsep tentang manusia dll.
7. Belajar Aturan (Rule Learning)
Tipe belajar ini lebih meningkat dari tipe belajar konsep. Dalam belajar aturan seseorang
dianggap telah memiliki berbagai konsep yang dapat digunakan untuk mengemukakan
berbagai formula, hukum atau dalil.
Komponen yang melakukan proses transformasi disebut subsiste, karena masing-masing bagian atau
komponen itu sesungguhnya adalah suatu sistem pula.
E.Interaksi Atau Saling Hubungan
Semua komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain. Sebagai
misal dalam proes pembelajaran disajikan penyampaian pesan melalui media OHP, maka diperlukan
adanya aliran listrik untukmembantu memberikan sinar dalam jaringan OHP
F.Penggabungan Yang Menimbulkan Jaringan Keterpaduan
Dalam kaitan dengan kegiatan pembelajaran, para guru sebaiknya berusaha menjalin keterpaduan
antara sesama guru, antara guru dengan siswa, atau antara materi, guru, media, dan siswa.
G.Proses Transformasi
Proses kerja sistem ini secara sederhana dapat dilukiskan seperti berikut:
Hasil yang dikeluarkan oleh suatu sistem kepada sebuah atau beberapa sistem lainnya sebagai
masukan yang akan diproses lebih lanjut. Pemrosesan kedua akan menghasilkan sesuatu yang akan
dikeluarkan oleh sistem pemrosesan dan ditampung lagi oleh sistem lain lagi.
BAB III. TIGA VARIABEL PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
a. Siswa untuk dapat mengatur waktu, dan pemusatan perhatian pada tujuan yang
ingin dicapai.
b. Guru untuk dapat mengatur kegiatan instruksionalnya, metodenya, dan strategi
untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Evaluator untuk dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai
oleh anak didik.
2. Melaksanakan analisis pengajaran
Dengan hal ini akan diidentifikasikan keterampilan-keterampilan bawahan. Jadi hal ini
dalam keseluruhan desain pembelajaran merupakan perilaku prasyarat, sebagai perilaku
yang menurut urutan gerak fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang menurut proses
psikologis muncul lebih dahulu atau secara kronologis terjadi lebih awal, sehingga
analisis ini merupakan acuan dasar dalam melanjutkan langkah-langkah desain
berikutnya.
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik mahasiswa sangat perlu
dilakukan untuk mengetahui kualitas perseorangan untuk dapat dijadikan sebagai
petunjuk dalam menmpreskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran.
Hal ini dilakukan karena untuk menyempurnakan bahan pembelajaran sehingga lebih
menarik, efektif bila digunakan dalam keperluan pembelajaran, sehingga memudahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif
Hal ini dilakukan karena melalui evaluasi sumatif dapat ditetapkan atau diberikan nilai
apakah suatu desain pembelajaran, di mana dasar keputusan penilaian didasarkan pada
keefektifan dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar.
A. Pendahuluan
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan
pembelajaran. Sebagai segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut
B. Arti Tujuan Pembelajaran
Banyak pengertian dari para ahli salah satunya menurut Robert F. Mager (1962) pengertian tujuan
pemebelajaran sebagai perialaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada
kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.
2. Kedekatan (proximity), pendengar akan lebih tertarik apabila yang disajikan suatu
peristiwa yang dekat secara fisik dengan pengalamannya.
3. Popularitas, pemberitaan seorang tokoh yang populer akan mempunyai daya tarik
tersendiri.
4. Pertentangan (conflict), sesuatu yang mengungkapkan pertentangan.
5. Komedi (humor), hal-hal yang lucu dan menyenangkan akan lebih menarik untuk
didengar sehingga tidak membosankan.
6. Keindahan, menyenangi keindahan dan kecantikan adalah salah satu sifat manusia.
7. Emosi, sesuatu yang membangkitkan emosi dan menyentuh perasaan yang
merupakan daya tarik tersendiri dalam pengemasan suatu pesan
8. Nostalgia, hal-hal yang mengungkapkan pengalaman di masa lalu.
9. Human interest, pada dasarnya akan menyukai tentang cerita yang menyangkut
kehidupan orang lain (sendjaja:1993)
D. Struktur Pesan
Struktur pesan mengacu pada bagaimana mengorganisasi elemen-elemen pokok dalam sebuah pesan,
yaitu :
1. sisi pesan, terdiri atas dua bentuk penyusunan yaitu satu sisi dan dua sisi.
2. urutan penyajian,berbentuk climax versus anticlimax order dan recency and primacy
model.
3. penarikan kesimpulan, membuat suatu kesimpulan dapat secara merata langsung
dan jelas (explisit) atau secara tidak langsung (implisit).
E. Daya Tarik Pesan
Daya tarik pesan berkaitan dengan teknik penampilan dalam penyusunan suatu pesan, ide yang
meliputi fear (threat) appeals, emotional appeals, rational appeals dan humor appeals.
F. Beberapa Teori Pembelajaran Visual
Riset yang dilaukukan (Knolton, 1966; Levie & Dickie, 1973; Reiber, 1994; dan Winn, 1987) telah
membuktikan bahwa paling sedikit ada empat riset mengenai ilustrasi yang meliputi : (1) persepsi
gambar, (2) memori atau gambar, (3) pembelajaran dan kognisi, (4) respon yang efektif terhadap
gamabar.
G. Model Memori
Bukti-bukti memperlihatkan bahwa pada umumnya memori gambar lebih baik dari pada memori kata.
Hal ini sesuai dengan efek superioritas gambar (picture superiority effect). Paling tidak ada tiga teori
yang dapat menggambarkan picture superiority effect, yaitu (1) model kode gambar, (2) model kode
tunggal, dan (3) model semantik sensorik
variabel kondisi pengajaran, sedangkan desain pesan berada dalam variabel strategis penyampaian
pengajaran yang penjelasannya di bawah ini.
A. Karakteristik Siswa
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa karakteristik siswa merupakan salah satu variabel dari kondisi
pengajaran. Variabel ini didefinisikan sebagai aspek atau kualitas perseorangan siswa. Aspek-aspek
ini bisa berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir dan
kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik siswa akan amat berpengaruh
dalam pemilihan strategi peneglolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran,
khususnya komponen-komponen strategi pengajaran agar sesuai dengan karakteristik peeerseorangan
siswa.
B. Aliran Behaviorisme Kaitannya dengan Karakteristik Siswa
Aliran perilaku stimulus dan respons (S-R) adalah suau aliran perilaku yang menekankan antecendent
sebagai penyebab dari prilaku yang umumnya disebut metodologi aliran perilaku (Skiner, 1974).
A. Analisis Tugas dan Tujuan Perilaku
Riset dalam tujuan perilaku dimasukkan ke dalam 4 kategori :
1. Pengaruh dari pengetahuan murid tentang tujuan perilaku pada cara belajar;
2. Pengaruh dari tuuan yang spesifik dengan tujuan yang umum pada belajar;
3. Pengaruh pada belajar murid dari penguasaan materi dari guru dan penggunaan
dari suatu tujuan;
4. Pengaruh pada penguasaan murid dari tujuan-tujuan perilaku tentang efisiensi.
B. Desain Saat ini dan Model Penyampaian
Tiga desain perilaku/ model penyampaian akan jelas melalui cara-cara:
1. PSI (Personalized System of Instruction)
Sistem ini sama seperti instruksi terprogram, menggunakan ajaran dari aliran perilaku dan
penguasaan cara belajar. PSI mempunyai 5 (lima) karakteristik, yaitu : menggunakan
instruktur atau pengajar, penguasaan materi pelajaran, menyusun sendiri kecepatan
belajarnya, guru sebagai motivator, menggunakan kata-kata tertulis.
2. Precision Teaching (Ketepatan Mengajar)
Suatu metode yang lebih menekankan monitoring kegiatan belajar di dalam kelas,
dibanding dengan menciptakan program yang didasarkan pada temuan-temuan di
laboratorium. Ketepatan mengajar telah menciptakan temuan-temuan praktis dari potensi
penggunaan pada teknologi pendidikan, seperti contoh seorang guru yang tetap secara
konsisten bahwa murid-murid yang diberikan tugas yang lebih sulit (menghasilkan tingkat
kesalahan yang lebih tinggi) dan lebih cepatnya tingkat untuk belajar kembali.
3. Direction Instruction (Pembelajaran Langsung)
Dalam mendesain pembelajaran agar belajar dapat lebih dimengerti diperlukan tiga analisis, yaitu
analisis perilaku, analisis komunikasi, dan analisis sistem ilmu pengetahuan. Analisis perilaku
berkaitan dengan bagaimana lingkungan mempengaruhi perilaku. Analisis komunikasi mencoba
mencari prinsip-prinsip untuk mendesain secara logis dari rangkaian mengajar efektif. Analisis dari
sistem pengetahuan berfokus pada organisasi yang logis atau kualifikasi dari pengetahuan dimana
keahlian dan konsep yang sama dapat diajarkan dengan cara yang sama.
PEMBAHASAN
Dalam bukunya Hamzah B. Uno, yang berjudul perencanaan pembelajaran, kemudian beliau
mengutip pendapat Degeng dijelaskan bahwa pengertian perencanaan pembelajaran adalah
upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran
terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan
pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dariperencanaan
pembelajaran.
Sedangkan dalam Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran
(Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), menerangkan bahwa dalam konteks pengajaran,
perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi
waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Berdasarkan beberapa pendapat tokoh ahli pendidikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa rencana pembelajaran adalah suatu perkiraan mengenai tindakan apa yang akan
dilakukan pada waktu proses belajar mengajar.
Kemudian konsep perencanaan pengajaran menurut Abdul Majid dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang sebagai berikut :
a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
b. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem
c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin
d. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
B.Kelebihan dan kekurangan isi buku
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku pembanding kurang menarik
karena didesain dengan tampilan hitam putih di setiap lembarannya.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan fontnya sudah
pas untuk dibaca..
3. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut sudah cukup bagus karena bahasanya mudah
dipahami oleh para pembaca.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku ini sangat cocok untuk dijadikan tambahan buku pegangan mahasiswa dalam
mengikuti mata kuliah Perencanaan pembelajaran,yang dapat menunjang pengetahuan
mahasiswa dalam memahami materi dalam mata kuliah perencanaan pembelajaran.
B.Saran
Dengan segala kekuranagan dan kelemahan tugas ini.Penulis berharap tugas ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.Buku tersebut cocok untuk dijadikan sebagai salah satu
wahana dalam pembentukan strategi pembelajaran yang baik. Dan memberi manfaat bagi
tenaga pendidik sebagai bahan dalam pembuatan strategi pembelajaran .Dan dapat
memperkaya ilmu pengetahuan yang bermakna badi pengembangan wawasan para pembaca,
sikap dan keterampilannya.khususnya mahasiswa dan calon guru
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari tugas ini masih mempunyai banyak kelemahan
dan kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun, yang akan diterima dengan tangan terbuka, demi kesempurnaan tugas ini
di kemudian harinya.