4 - Bab 3 Victor

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

31

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,
memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang biasa
mempengaruhi validitas suatu hasil. Desain penelitian sebagai petunjuk peneliti
dalam penemuan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau
menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2009 : 77).
Penelitian korelasional adalah mengkaji hubungan antara variabel, peneliti
dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji
berdasarkan teori yang ada. Penelitian korelasi bertujuan mengungkapkan
hubungan korelatif antarvariabel dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali
pada satu saat (Nursalam, 2009 : 82-83).

3.2 Kerangka Kerja


Kerangka kerja menurut Nursalam (2009 : 55) merupakan tahap yang
penting dalam suatu penelitian yaitu menyusun kerangka konsep. Konsep adalah
abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu
teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel baik variabel yang diteliti
maupun yang tidak diteliti.

31
32

Populasi
Perawat yang berjumlah 84 orang di bangsal rawat inap Aster, Bougenville,
Dahlia, Gardenia dan Nusa Indah di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
.

Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan yaitu probability sampling dengan
menggunakan simple random sampling.

Sampel
Jumlah sampel 69 orang perawat yang memenuhi kriteria inklusi adalah
perawat di bangsal rawat inap Aster, Bougenville, Dahlia, Gardenia dan Nusa
Indah di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

Informed consent Responden menandatangani informed consent

Desain penelitian Corelasional metode pengumpulan data menggunakan


Kuesioner dan Observasi/Checklist

Variabel independen : Variabel dependen :


Pengetahuan perawat dalam Kepatuhan perawat dalam
identifikasi pasien di bangsal rawat pelaksanaan identifikasi pasien di
inap. bangsal rawat inap.

Kuesioner tingkat pengetahuan Lembar observasi/checklist


perawat tentang identifikasi pasien. kepatuhan perawat dalam
pelaksanaan identifikasi pasien.

Analisis Data
Menggunakan metode Editing, coding, scoring, data entry, tabulating dan
ditentukan dengan rumus presentase Uji Statistik (Chi Square)

Penyajian Data
Disajikan dalam bentuk diagram dan presentase
33

Bagan 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan


Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Identifikasi Pasien Di
Bangsal Rawat Inap RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

3.3 Identifikasi Variabel


Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu seperti benda, manusia, dan lain-lain. Dalam penelitian, variabel
dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah dan perbedaan. Variabel juga
merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu
fasilitas untuk pengukuran atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2014 :
177).
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati
dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain
(Nursalam, 2014: 177). Variabel bebas dari penelitian ini yaitu tingkat
pengetahuan perawat tentang identifikasi pasien.
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) dipengaruhi oleh nilai variabel lain, akan
muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain. Dalam ilmu
perilaku, variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang diamati dari suatu
organisasi yang dikenal stimulus (Nursalam, 2014: 178). Variabel terikat dari
penelitian ini yaitu kepatuhan perawat dalam pelaksanaan identifikasi pasien.

3.4 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)
itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Hal ini memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena yang kemudian dapat diulang lagi oleh orang lain (Nursalam,
2014: 181).
34

Table 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Perawat Dalam Pelaksanaan Identifikasi Pasien Di Bangsal Rawat Inap RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.

No Variabel Definisi Operasional Parameter Instrument Skala Skor

1. Independen: Segala sesuatu yang diketahui Pengetahuan perawat Kuesioner Ordinal a) Nilai
Pengetahuan dan dipahami oleh perawat tentang : 1. Benar, nilai 1
perawat dalam terkait bagaimana memastikan 1. Definisi identifikasi 2. Salah, nilai 0
identifikasi identitas pasien agar tidak b) Rumus
pasien. 𝑠𝑝
pasien. terjadi kesalahan dalam N = 𝑠𝑚 x 100%
pemberian tindakan pelayanan 2. Maksud dan tujuan Keterangan :
di Bangsal Rawat Inap RSUD N = Nilai pengetahuan
dilakukannya
dr. Doris Sylvanus Palangka Sp = Skor yang didapat
Raya. identifikasi pasien. Sm = Skor tertinggi
3. Elemen identifikasi c) Kategori
1. Baik : 75 - 100%
pasien. 2. Cukup : 56-74%
4. Akibat kesalahn 3. Kurang : < 55%
identifikasi pasien.

34
35

Table 3.2 Definisi Operasional Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Identifikasi Pasien Di Bangsal Rawat Inap RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
Definisi
No Variabel Parameter Instrument Skala Skor
Operasional
2. Defenden: Ketaatan perawat Kepatuhan Perawat Dalam Lembar Ordinal a) Nilai
Kepatuhan dalam melakukan Pelaksanaan Standar Prosedur Observasi 1. Sangat Sering Dilakukan = 4
perawat identifikasi pasien Operasional (SPO) Identifikasi 2. Sering Dilakukan = 3
dalam sebelum Pasien: 3. Kadang Dilakukan = 2
pelaksanaan memberikan 4. Tidak Dilakukan = 1
1. Perawat memperkenalkan diri.
identifikasi tindakan kepada b) Rumus
𝑥
pasien. pasien sesuai 2. Perawat menjelaskan tujuan P = 𝑁 x 100%
dengan Standar Keterangan :
pelayanan dan meminta
Prosedur P = Nilai kepatuhan
Operasional persetujuan sebelum tindakan.
x = Skor yang didapat
(SPO) di Bangsal N = Skor tertinggi
3. Memasangan gelang identitas
Rawat Inap c) Kategori
RSUD dr. Doris pasien (nama pasien, nomor
1. Sangat patuh (76 - 100%)
Sylvanus 2. Patuh (56 - 75%)
rekam medik, tanggal lahir
Palangka Raya. 3. Tidak patuh (26 - 55%)
pasien).
4. Sangat tidak patuh (<26%)
4. Memastikan identitas pasien
atau periksa ulang (double
check).

35
36

3.5 Populasi, Sampel, Sampling


3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Arikunto, 2010 : 173).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat di Bangsal Rawat Inap
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya berjumlah 84 perawat, sesuai table
berikut ini :
Tabel 3.3 Data Tenaga Perawat Di Bangsal Rawat Inap
No Unit Kerja Jumlah Perawat
1. Aster 17
2. Bougenvile 15
3. Dahlia 21
4. Gardenia 15
5. Nusa Indah 16
JUMLAH 84
Sumber: Data Bidang Keperawatan RSUD dr. Doris Sylvanus (April 2017)

3.5.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Nursalam, 2009: 91). Menurut
Nursalam (2011), suatu penelitian dilakukan pada sampel yang terpilih dari
populasi terjangkau yang sudah ditentukan sebelumnya. Menetapkan besar atau
jumlah sampel yang di gunakan pada penelitian tergantung pada dua hal yaitu
adanya sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari
besarnya sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian perawat di unit
kerja bangsal rawat inap RSUD dr. Doris Sylvanus. Metode penentuan sampel
untuk mendapatkan jumlah sampel dengan pendekatan statistik didasarkan pada
rumus formula slovin. Dengan rumus sebagai berikut (Ferdinan 2014) :
37

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑)2
Keterangan :
n = jumlah Sampel
N = ukuran populasi
d = tingkat signifikasi (0,05).

Maka besar sampel dalam penelitian ini adalah :


𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑)2

84 84
𝑥= = = 69,4 = 69
1 + 84(0,05)² 1,21

Jumlah sampel penelitian ini 69 dari 84 populasi pada 5 Unit Kerja, oleh
karena itu jumlah sampel di masing-masing unit kerja sebagai berikut :
Tabel 3.4 Jumlah sampel penelitian
No Unit Kerja Populasi Jumlah Sampel
1 Aster 17 (69/84)X17 = 14
2 Bougenville 15 (69/84)X15 = 12
3 Dahlia 21 (69/84)X21 = 18
4 Gardenia 15 (69/84)X15 = 12
5 Nusa Indah 16 (69/84)X16 = 13

JUMLAH 84 69

Dengan cara di atas peneliti akan memilih sampel di masing-masing jumlah


sesuai tabel di atas pada masing-masing unit kerja dan responden dipilih dengan
menggunakan simple random sampling. Karakteristik simple random sampling
setiap responden memiliki kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk
dipilih menjadi anggota sampel (Ferdinan, 2014). Prosedurnya berikut ini :
1) Peneliti menyiapkan sebuah sampling frame yang lengkap.
2) Memberikan masing-masing setiap nomor yang berbeda, dimulai dari 1 dan
jumlah sesuai dengan masing-masing unit kerja.
38

3) Menentukan sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan pada masing-


masing unit kerja.
4) Memilih sampel dengan menggunakan undian sesuai jumlah sampel pada
masing-masing unit kerja.

3.5.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang sesuai dengan keseluruhan
subjek penelitian (Nursalam, 2014 : 173). Pengambilan sampel menggunakan
teknik probability sampling dengan menggunakan simple random sampling, yang
merupakan jenis probabilitas yang paling sederhana. Dalam probability sampling
semua elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi sampel. Jenisnya stratified sampling. Pada teknik ini semua orang dalam
sampling frame dibagi ke dalam strata (kelompok atau kategori) lalu ke dalam
setiap kategori tersebut sampel yang simple random atau sampel yang sistemik
dipilih (Ferdinan, 2014).

3.5.4 Kriteria Sampel


3.5.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2009 : 92)
1) Perawat pelaksana yang sudah mendapatkan pelatihan/sosialisasi terkait
patient safety.
2) Pendidikan minimal D3.
3) Perawat yang sudah bekerja di rumah sakit minimal 1 tahun.
4) Perawat yang bersedia menjadi responden.
3.5.4.2 Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang
penyebabnya.
1) Perawat yang sedang cuti.
2) Perawat yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan.
39

3) Perawat yang tidak bersedia menjadi responden.

3.6 Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisa Data


3.6.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Langkah dalam pengumpulan data tergantung pada rancangan penelitian dan
teknik instrument yang digunakan. Selama proses pengumpulan data, peneliti
memfokuskan pada penyediaan subjek, melatih tenaga pengumpul data (jika
diperlukan), memperhatikan prinsip validitas dan reabilitas serta menyeslesaikan
masalh yang terjadi agar data dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan (Nursalam, 2009: 111).
Langkah-langkah dalam pengumpulan data:
Proses pengumpulan data pada penelitian ini dengan meminta izin ketua
STIKES Eka Harap Palangka Raya untuk mengadakan penelitian. Sebelum
penelitian dilakukan, peneliti menyampaikan surat survey pendahuluan ke RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, setelah mendapat ijin dari RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya untuk melakukan survey pendahuluan, peneliti kemudian
diberikan ijin untuk melakukan survey pendahuluan, setelah itu peneliti meminta
persetujuan untuk menjadi responden dengan memberikan lembar persetujuan
(Informed Consent) sebagai bukti kesediaan sebagai responden dalam penelitian,
jika responden bersedia maka responden menandatangani lembar persetujuan.
Peneliti melakukan pengmpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
1) Peneliti melakukan observasi langsung tindakan identifikasi pasien yang
dilakukan oleh perawat menggunakan checklist observasi. 2) Peneliti memberikan
kuesioner tingkat penegtahuan tentang identifikasi kepada perawat yang sudah
diobservasi oleh peneliti. 3) Setelah kuesioner terisi sepenuhnya, kuesioner
dikembalikan lagi kepada peneliti kemudian peneliti mengecek kelengkapan
kuesioner.
Setelah pengumpulan kuesioner, peneliti menggabungkan data dengan
analisis data dalam bentuk tabulasi, untuk mempermudah pembacaan hasil
tabulasi tersebut diubah dalam bentuk diagram pie dan tabel hasil korelasi antara
40

kedua variabel. Semua data yang ada dikumpulkan, diperiksa kelengkapannya


untuk kemudian di analisa oleh peneliti.

3.6.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dengan waktu berikut :
Tabel 3.5 Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu
1. Pengurusan Surat Ijin Pendahuluan 26 April 2017
2. Pengurusan Surat Ijin Survey di RSUD dr. Doris 02 Mei 2017
Sylvanus

3.6.3 Instrument Penelitian


Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
angket/kuesioner. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan
tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner
mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuisioner ini mengacu
pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuia dengan penelitian yang
akan dilakukan. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
checklist. Kuisioner checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi
pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan
jawaban dengan memberikan cek (√) sesuai dengan hasil yang diinginkan peneliti
atau peneliti yang memberikan tanda (√) sesuai dengan hasil pengamatan
(Hidayat, 2009 : 86).
3.6.3.2 Kuesioner Tingkat Pengetahuan
Kuesioner dalam pengukuran tingkat pengetahuan tentang identifikasi
pasien ini menggunakan skala Guttman dengan dua pilihan jawaban adalah
“benar” diberi skor 1, “salah” diberi skor 0. Kuesioner ini dibuat oleh peneliti
sebelumnya dengan mengambil poin dari Identifikasi Pasien menurut
Dapartement Kesehatan RI Nomor. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Oleh Rahmaningrum (2016 : 30) kuesioner ini
41

telah dilakukan uji validitas, reliabilitas dan uji konten sehingga bisa digunakan
dalam penelitian.
Kuesioner pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini sudah
dilakukan uji validitas oleh Rahmaningrum (2016 : 30) di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dengan total 20 responden dan dilaksanakan pada
bulan Febuari 2016. Uji validitas menggunkan korelasi product moment dengan
hasil 18 pernyataan valid dan uji konten dilakukan untuk memvalidkan 6
pernyataan yang tidak valid sehingga didapatkan 24 pernyataan valid dan bisa
digunakan untuk penelitian. Peda pernyataan yang tidak valid kalimatnya telah
disederhanakan dan kemudian dilakukan uji konten didapatkan hasil 0,875
dinyatakan valid dan dapat dipergunakan dalam penelitian. Uji reabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan alpha corenbach didapatkan
hasil sebesar 0,917 dan instrument dikatakan reliabel dan dapat digunakan.
42

Tabel 3.6 Kisi–kisi Pernyataan Instrumen Penelitian.

Parameter
Nomor
No Tingkat Benar Salah Jml Soal
Item
Pengetahuan
1. Definisi 1,2,3,4,5,9 4 2 6
identifikasi pasien (1,2,4,5) (3,9)

2. Maksud dan 6,8,10,14, 3 3 6


tujuan 16,23 (8,10,23) (6,14,16)
dilakukannya
identifikasi pasien

4
3. Elemen 7,11,12,13 (7,12,13, 1 6
identifikasi pasien ,17,20 20) (11,17)

5
4. Akibat kesalahn 15,18,19,2 (15,18,21 1 6
identifikasi 1,22,24 ,22,24) (19)
pasien.

JUMLAH TOTAL 24

(Rahmaningrum, 2016 : 31)


43

3.6.3.2 Lembar Observasi/ Checklist


Dalam penelitian ini penelit menilai kepatuhan perawat melakukan
identifkasi pasien menggunakan lelmar observasi atau checklist yang dibuat dan
digunakan oleh Rahmaningrum (2016 : 31) dalam penelitiannya dan telah di uji
konten dan dinyatakan dapat digunakan sebagai lembar observasi dalam
penelitiannya. Checklist yang digunakan terdiri dari 9 aspek yang dinilai tentang
prosedur identifikasi pasien. Penilaian dalam checklist berdasarkan tingkat
kemampuan perawat dalam menerapkan identifikasi pasien dengan jawaban
“tidak” mendapat skor 0 dan jawaban “iya” mendapat skor 1. Hasil ukuran dari
lembar observasi ini akan dihitung total dari semua responden dan mencari nilai
rata-rata untuk mengetahui apakah perawat dikatakan patauh atau tidak dalam
mengidentifikasi pasien (Rahmaningrum, 2016 : 31).

3.7 Pengolahan Data


Data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi
informasi yang dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama
dalam pengujian hipotesis. Proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang
harus ditempuh diantaranya (Hidayat, 2009 : 108) :

3.7.1 Editing (Memeriksa Data)


Editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar
pertanyaan, kartu, buku register dan lain-lain, dalam melakukan pemeriksaan data
ini meliputi hal-hal seperti perhitungan, penjumlahan, dan koreksi
Pada penelitian ini, proses editing dilakukan setiap selesai pengumpulan
data. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengecek kembali kelengkapan data
mulai dari data demografi sampai kelengkapan pengisian masing-masing
instrumen.

3.7.2 Coding (Memberi Kode)


Coding adalah usaha memberikan kode-kode pada jawaban responden.
Pemberian kode dilakukan oleh peneliti dengan menuliskannya pada kolom di
44

samping jawaban yang telah diisi responden. Kode yang digunakan berupa angka
yang selanjutnya akan diproses dengan komputer.
1) Responden
Kode: R1, R2, R3, ...... dan seterusnya.
2) Usia
Kode: 1 = 20 - 39 tahun
2 = 40 - ≥65 tahun
3) Jenis Kelamin
Kode: 1 = laki-laki
2 = perempuan
4) Tingkat Pengetahuan
Kode: 0 = salah
1 = Benar
Nilai Kepatuhan
Kode: 1 = Tidak Dilakukan (TD)
2 = Kadang Dilakukan (KD)
3 = Sering Dilakukan (SD)
4 = Sangat Sering Dilakukan (SSD)
5) Kategori tingkat pengetahuan
Kode: 1 = Baik (75 - 100%)
2 = Cukup (56-74%)
3 = Kurang (< 55%)
6) Kategori Kepatuhan
Kode: 1 = Sangat patuh (76 - 100%)
2 = Patuh (56 - 75%)
3 = Tidak patuh (26% - 55%)
4 = Sangat tidak patuh (<26%)

3.7.3 Scoring (Penilaian)


Scoring adalah memberi skor terhadap semua item yang telah diisi
responden. Pemberian skor dilakukan pada setiap lembar kuisioner, sesuai dengan
skor pada definisi operasional.
45

3.7.3.1 Pengukuran kuesioner tingkat pengetahuan :


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat
alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau di ukur, selanjutnya
dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar di beri nilai 1 dan jika salah
diberi nilai 0.
Kategori kuesioner tingkat pengetahuan berdasar persentase :
1) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika 75 - 100%.
2) Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika 56-74%.
3) Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika < 55%.

3.7.3.2 Pengukuran kuesioner tingkat kepatuhan


Aspek kepatuhan menggunakan lembar Observasi/ checklist yang terdiri
dari terdiri dari 9 aspek yang dinilai dari prosedur identifikasi pasien. Penilaian
dalam checklist berdasarkan tingkat kemampuan perawat dalam menerapkan
identifikasi pasien dengan jawaban “tidak” mendapat skor 0 dan jawaban “iya”
mendapat skor 1.
Kategori tingkat kepatuhan berdasar persentase :
1) Sangat patuh (76 - 100%)
2) Patuh (56 - 75%)
3) Tidak patuh (26% - 55%)
4) Sangat tidak patuh (<26%)

3.7.4 Data Entry (Memasukkan Data)


Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi (Hidayat, 2009 : 108).

3.7.5 Tabulating (Tabulasi)


Yang dimaksud dengan kegiatan tabulasi data yakni menyusun dan
mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk
dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
Tabulasi pada penelitian ini dilakukan setelah semua data melalui proses editing
dan scoring (Hidayat, 2009 : 108).
46

3.8 Analisis Data


Analisis data dapat dimulai dari yang sangat sederhana, kemudian
melangkah menuju suatu analisis yang lebih sulit dan rumit. Pedoman sederhana
ini kadang sering dilupakan orang, seperti misalnya penyaringan data (editing)
(Hidayat, 2009 : 108).

3.8.1 Analisis Univariat


Teknik ini dilakukan terhadap setiap variabel hasil dari penelitian. Hasil dari
analisis ini berupa distribusi frekuensi, tendensi sentral, ukuran penyebaran
maupun presentase dari setiap variabel, ataupun dengan melihat gambaran
histrogram dari variabel tersebut. Dengan menggunakan analisis univariat ini
dapat diketahui apakah konsep yang kita ukur tersebut sudah siap untuk dianalisis
serta dapat dilihat gambaran secara rinci. Untuk kemudian disiapkan kembali
ukuran dan bentuk konsep yang akan digunakan dalam analisis berikutnya
(Hidayat, 2009 : 108).

3.8.2 Analisis Bivariat


Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua
variabel. Untuk analisis bivariat, maka terlebih dahulu dirumuskan hipotesis. Jenis
uji statistik yang akan digunakan sangat tergantung pada jenis data dari masing-
masing variabel.
3.8.2.5 Uji statistik

Uji coba statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan rumus :
∑(𝑂 − 𝐸)2
𝑥2 =
𝐸
Keterangan :
𝑥 2 = Chi Square
O = Hasil Observasi
E = Nilai Yang Diharapkan
Chi square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara
frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi atau aktual dengan frekuensi
harapan, yang dimaksud dengan frekuensi harapan adalah frekuensi yang nilainya
47

dapat di hitung secara teoritis (E), sedangkan dengan frekuensi observasi adalah
frekuensi yang nilainya di dapat dari hasil percobaan (O).
Dalam statistik, distribusi Chi Square termasuk dalam statistik
nonparametrik. Distribusi nonparametrik adalah distribusi dimana besaran-
besaran populasi tidak diketahui. Distribusi ini sangat bermanfaat dalam
melakukan analisis statistik jika kita tidak memiliki informasi tentang populasi
atau jika asumsi-asumsi yang dipersyaratkan untuk penggunaan statistik
parametrik tidak terpenuhi.
Melalui perhitungan Chi Square, ditarik suatu kesimpulan bila nilai p value
< 0,05 (α) maka H1 diterima yang berarti ada hubungan tingkat pengetahuan
dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan identifikasi pasien, bila p value >
0,05 (α) maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan tingkat pengetahuan
dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan identifikasi pasien.

3.9 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan merupakan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya suatu
penelitian. Penelitian ini terdapat banyak hambatan dan kelemahan, antara lain:
3.9.1 Penelitian menggunakan desain cross sectional, dimana data yang diperoleh
hanya dengan satu kali pengukuran sehingga belum bisa menggambarkan
apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
pelaksanaan identifikasi pasien di bangsal rawat inap RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya secara menyeluruh.
3.9.2 Hasil penelitian tergantung pada kejujuran responden, karena dalam
penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner.

3.10 Etika Penulisan


Setiap penelitian yang menggunakan subjek manusia, maka peneliti harus
memahami prinsip penelitian (Nursalam,2011: 144). Dalam melakukan peneltian,
peneliti perlu membawa rekomendasi dari institusi untuk pihak lain dengan cara
mengajukan permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat penelitian
yang dituju oleh peneliti. Setelah mendapat persetujuan, barulah peneliti dengan
menekankan masalah etika yang meliputi (Hidayat, 2009:83) :
48

3.10.1 Lembar persetujuan (Informed Consent)


Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed
consent tersebut diberikan sebelum peneliti dilakukan dengan memberi lembar
persetujuan untuk menjadi responden.

3.10.2 Tanpa nama (Anonimity)


Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality)


Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

You might also like