Metode Penelitian Kualitatif - Lexy J Moleong

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Judul: Metodologi Penelitian Kualitatif [Edisi Revisi]

Penulis: Prof. Lexy J. Moleong, M.A


Penerbit: Remaja Rosdakarya
Edisi/Tahun: 32, 2014
Halaman: xiv + 410
Dimensi: 15.5 x 24 x 2 cm
Sampul: Soft Cover

Penelitian kualitatif bertitik tolak pada paradigma fenomenalogis yang objektivitasnya


dibangun atas rumusan tentang situasi tertentu sebagaimana yang dihayati oleh individu atau
kelompok social tertentu dan relevan dengan tujuan dari penelitian itu. Penelitian kualitaif
tidak selalu mencari sebab akibat sesuatu, tetapi lebih berupaya memahami situasi tertentu.

Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang


diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic dan rumit. Penelitian
kualitatif dari sisis beberapa definisi merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara
terbuka, observasi, dokumentasi dan triangulasi untuk menelaah dan memahami sikap,
pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistic atau cara kuantifikasi lainnya. Jelas bahwa
pengertian ini mempertentangkan peneltian kualitatif dengan penelitian yang bernuansa
kuantitatif yaitu dengan menonjolkan bahwa usaha kuantifikasi apapun tidak perlu
diguanakan pada penelitian kualitatif.

Bab I Fondasi Penelitian Kualitatif

Fondasi dapat berarti dasar-dasar, penelitian kualitatif didasarkan pada upaya


membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata,
gambaran holistik dan rumit. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan
prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi
lainya. Jelas bahwa pengertian ini mempertentangkan penelitian kualitatif dengan penelitian
yang bernuansa kuantitatif yang dengan menonjolkan bahwa usaha kuantifikasi apapun tidak
perlu digunakan pada penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Pihak inkuiri alamiah


menamakannya penelitian alamiah. Inkuiri atau penelitian alamiah merupakan suatu taraf,
taraf itu merupakan fungsi sesuatu yang dilakukan oleh peneliti, dalamnya faktor stimulus
atau kondisi antiseden memegang peranan penting, dan meneliti tidak dituntut untuk
membentuk konsepsi atau teori sebelum penelitian dilakukan.

Peneliti kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan
manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data
secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dasar-dasar,
bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus,
memiliki seperangkat criteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya
bersifat sementara dan hasil penelitianya disepakati oleh kedua belah pihak (peneliti dan
subjek penelitian).

Dasar teoritis penelitian kualitatif bertumpu pada pendekatan fenomenalogis, interaksi


simbolik, kebudayaan dan etnometodologi. Pendekatan fenomenalogi berusaha memahami
subjek dari segi pandangan mereka sendiri. Interaksi simbolik mendasarkan dari pada
pengalaman manusia yang ditengahi oleh penafsiran; segala sesuatu yang tidak memiliki
pengertian sendiri-sendiri, sedangkan pengertian itu dikenkan padanya oleh seseorang
sehingga dalam hal ini penafsiran menjadi esensial. Di pihak lain, kebudayaan dipandang,
sebagai kerangka teoritis untuk memahami pengalaman yang menimbulkan perilaku.
Terkahir etnometodologi merupakan studi tentang bagaimana individu menciptakan dan
mencapai kehidupanya sehari-hari. Dari segi paradigma dan metodologis penelitian kualitatif
dan kuantitatif memiliki sisi kelamiahan masing-masing.

Bab II Paradigma Penelitian Kualitatif

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian
dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada
konteks khusus dimensi waktu). Masalah, paradigma, teori, dan konteks harus menyatakan
kongruensi nilai jika inkuiri itu akan menghasilkan sesuatu nilai yang berarti. Focus
paradigma alamiah terletak pada kenyataan jamak yang dapat diumpamakan sebagai susunan
lapisan kulit bawang, atau seperti sarang tetapi yang saling membantu satu dengan yang
lainya. Setiap lapisan menyediakan perspektif kenyataan yang berbeda dan tidak ada lapisan
yang dapat di anggap lebih benar dari pada yang lainya.

Fenomena tidak dapat berkonvergensi kedalam suatu bnetuk saja, yaitu bentuk
kebenaran tetapi berdivrgensi dalam pelbagai bentuk, yaitu bentuk kebenaran jamak.
Selanjutnya lapisan-lapisan itu tidak dapat diuraikan atau dipahami dari segi variabel bebas
dan terikat secara terpisah tetapi terikak secara erat dan membentuk suatu pola kebenaran.
Paradigma penelitian kualitatif yang bersumber dari asumsi dan dirumuskan dalam bentuk
aksioma-aksioma guna mempertajam isi yang terkandung dalam aksioma penelitian
kualitatif, aksioma-aksioma tersebut dikaitkan perbedaanya dengan aksioma penelitian
ilmiah. Aksioma tersebut telah dibahas dari segi hakikat kenyataan, hubungan pencari-tahu
dengan yang-tahu, kemungkinan generalisasi, kemungkinan sebab-akibat, dan peranan nilai.

Beberapa segi teori diungkapkan sebagai pokok yang kedua dan diawali dengan usaha
menjelaskan pengertian dan fungsi teori. Karena penelitian kualitatif berakar dari data, maka
pengertian teorinya tidak lari dari pada aturan menjelaskan proposisi atau seperangkat
proposisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah. Funsgsi teori adalah untuk
menjelaskan dan meramalkan perilaku, meramalkan teori lainnya, digunakan untuk aplikasi
praktis, memberikan perspektif bagi usaha penjaringan data, membimbing dan menyajikan
gaya penelitian. Teori ini dapat diformulasikan secara deskriptif maupun secara proporsional.
Teori dibedakan atas teori substansif dan teori formal. Teori substansif disusun untuk
keperluan empiris sedangkan teori formal untuk keperluan pengembangan secara konseptual
yang berbeda dalam taraf abstraksinya, dan teori substansif harus terlebih dahulu disusun.
Unsur-unsur suatu teori terdiri atas ketegori dan kawasannya, hipotesis kerja, dan
integrasinya dalam penyusunan teori.

Penyusunan teori dimulai dengan teori subsatansif melalui usaha menemukan kategori
dengan kawasannya, mencari hubungan-hubungan yang logis sehingga dapat dirumuskan
kedalam hipotesis kerja dengan memanfaatkan teori substansif, baik untuk satu bidang
maupun bidang ganda. Teori formal itu terutama bermanfaat untuk menguji teori formal
lainnya dan untuk menganalisis hasil-hasil penelitian. Verifikasi teori yang lazim menguji
teori baru yang muncul dari data.

Pokok terakhir berkaitan, pertama, dengan persoalan generalisas, yaitu pada cara
konvensional lebih menitik beratkan upaya universalitas bebas konteks waktu dan tempat
yang ternyata memiliki sejumlah kelemahan. Dengan memanfaatkan criteria kecocokan
kondisi tempat pengalihan maka generalisasi itu lebih dimungkinkan. Kedua, persoalan
kausalitas yang lazim dilakukan dalam penelitian konvensional ternyata juga mengandung
kelemahan-kelemahan tertentu. Walaupun ada kalangan peneliti kualitatif yang masih ingin
mempertahankan konsep kausalitas lama, konsep itu mungkin perlu ditinjau kembali dengan
memasukan dua factor yang saling mempertajam. Terakhir, dibahas pula persoalan emik-etik.
Penelitian kualitatif lebih menitik beratkan diri pada pendekatan emik dari pada pendekatan
etik walaupun dalam pekerjaan peneliti masih banyak yang berada diantara keduanya.

Bab III Perumusan Masalah Dalam Penelitian Kualitatif

Penelitian jenis apapun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa
masalah penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikitkan
suatu peneltian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas.
Hal itu disebabkan oleh seluruh unsure penelitian lainnya berpangkal pada perumusan
masalah tersebut.

Perumusan masalah merupakan hal yang penting dalam penelitian kualitatif.


Sehubungan dengan hal itu, bab ini telah mengungkapkan perumusan masalah dari empat
segi tinjauan. Pertama, perumusan masalah penelitian melalui focus. Masalah penelitian itu
dirumuskan dalam bentuk focus yang dalam penelitian membatasi studi itu sendiri di samping
di perlukan sebagai criteria inklusi-eksklusi; sifat perumusan masalah sebelum penelitian
akhirnya masih tentatif, yang berarti masih dapat berkembang sekaligus disempurnakan
sewaktu peneliti sudah berada dilapangan. Kedua, model perumusan yang dicatat dari
duabelas contoh yang memberikan gambaran lengkap pelbagai cara dan gaya dalam
merumuskan masalah penelitian. Dengan berpatokan pada sejumlah criteria tertentu, maka
bagian ketiga mencoba menganalisis kedua belas contoh yang disajikan.
Hal analisis perumusan masalah penelitian tersebut dituangkan ke dalam prinsip-prinsip
perumusan masalah yang dapat disajikan pegangan oleh para pembaca sewaktu merumuskan
masalah penelitiannya sendiri.

Bab IV Tahap-tahap Penelitian

Usaha mempelajari penelitia kualitatif tidak terlepas dari usaha menegnal tahap-tahap
penelitian. Tahap-tahap penelitian kualitatif dengan salah satu cirri pokoknya peneliti
menjadi sebagai alat penelitian. Khususnya analisis data ciri khasnya sudah dimulai sejak
awal pengumpulan data, hal itu yang amat berbeda dengan pendekatan yang menggunakan
eksperimen.

Dalam penelitian kualitatif dapat dibagi kedalam empat tahap, yaitu tahap sebelum
kelapangan, pekerjaan lapangan, analisis data, dan penulisan laporan. Pertama, tahap
lapangan yang mempersoalkan segala macam persiapan yang diperlukan sebelum peneliti
terjun kedalam bagian penelitian itu sendiri.

Usaha menyusun rancangan penelitian yang masih diperdalam, pertimbangan


konseptual teoritis maupun logistic hendaknya diguanakan dalam memilih tempat penelitian.
Mengurus perizinan merupakan suatu persoalan yang tidak dapat diabaikan begitu saja,
apalagi kegiatan demikian melibatkan manusia diarena penelitian. Kegiatan pra-lapangan
lainya yang perlu diperhatikan ialah latar penelitian itu sendiri perlu dijajaki dan dinilai guna
melihat dan sekaligus mengenal unsur-unsur social dan keadaan alam pada latar penelitian.
Disamping itu, kontak pertama yang diadakan pada tahap ini diusahakan sedemikian rupa
agar sejak waktu itu peneliti oleh subjek sudah dianggap sebagai anggota masyarakat atau
kelomoknya. Hal lainnya yang perlu diperhatikan ialah pada tahap ini diadakan pemilihan
informan yang akan membantu peneliti dengan syarat-syarat tertentu. Bagian ini
mempersoalkan pula usaha peneliti dalam menyiapkan perlengkapan penelitian, terakhir pada
bagian ini membahas persolaan etika, terutama berkaitan dengan tata cara peneliti
berhubungan dengan masyarakat yang asing baginya. Etika ini akan memberikan pegangan
bagi para pembaca agar menghormati seluruh nilai yang ada didalam masyarakat.

Usaha peneliti agar secara bersungguh-sungguh berusaha memahami latar penelitian.


Disamping itu peneliti benar-benar dengan segala daya, usaha, da tenaganya mempersipakan
dirinya mengahdapi lapangan penelitian. Untuk itu diberikan seperangkat petunjuk termasuk
bagaimana cara mengingat data hasil jaringannya yang dikemukakan pula pada bagian ini.
Pada tahap pelaksanaan pengumpulan data , sekaligus analisis data sudah dimulai. Kemudian
bagaimana analisis data, juga dipersoalakan bahwa analisis data dibimbing oleh usaha untuk
menemukan tema dan hipotesis kerja. Sejumlah petunjuk analisis data diberikan sebagai
pegangan peneliti.

Bab V Teknik Penelitian


Teknik penelitian sebagai salah satu bagian penelitian merupakan salah satu unsur
yang sangat penting. Teknik penelitian sebagai salah satu bagian penting dalam penelitian
kualitatif dapat dibagi kedalam tujuh persoalan.

Pertama, mempersoalkan sumber dan jenis data yang terdiri atas kata-kata dan
tindakan , sumber tertulis foto dan data statistic. Selain itu masih ada sumber data yang tidak
dipersolakan di sini seperti yang bersiat non non verbal. Namun, keterbatasan buku ini tidak
memungkinkan untuk membahas seluruhnya. Sumber data statistic dimasukan juga sebagai
sumber data tambahan guna melengkapi data utama yang dikumpulkan, misalnya mengenai
data demografi.

Pokok persoalan kedua yang dibahas ialah peranan manusia sebagai instrument. Hal
itu merupakan salah satu cirri utama penelitian kualitatif, yaitu manusia sangat berperan
dalam keseluruhan proses penelitian, termasuk dalam pengumpulan data, bahkan peneliti
sendirilah instrumennya. Hal itu tampak dalam teknik pengamatan berperan serta, peneliti
bertindak sebgai peneliti, tetapi ia harus menjadi anggota diantara sekelompok anggota
lembaga social tertentu. Untuk melaksanakan peran itu diberikan petunjuk tentang caranya.
Cirri-ciri manusia sebgai instrument ialah ia haruns responsif, dapat menyesuaikan diri,
menekan keutuhan, mendasrkan diri atas perluasan pengetahuan, memproses data secepatnya,
memanfaatkan kesempatan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan dan mencari
respon yang tidak lazim.

Bagian ketiga membahas pokok persolalan pengamatan. Pengamatan merupakan


salah satu teknik penelitian yang sangat penting. Pengamatan itu digunakan karena berbagai
alas an. Ternyata ada beberapa tipologi pengamatan, terlepas dari jenis pengamatan tersebut
dapatlah dikatakan bahwa pengamatan itu terbatas dan hal itu bergantung pada jenis peneliti.
Dijelaskan pula bagaiman mengadakan penulisan dan pembuatan catatan lapangan.
Bagaimanpun pada pengamatan sebagai teknik peneltian ternyata terdapat kelemahan-
kelemahan, antara lain kesukaran mencatat sewaktu mengamati, dan pengamat cenderung
tidak sistematis dalam melakukan pengamatan.

Teknik penelitian lainya adalah wawancara yang diurakan dari segi pengertian dan
macam-macamnya, bentuk-bentuk pertanyaan, penataurutan pertanyaan, perencanaan
wawancara, dan pelaksanaan serta kegiatan sesudah wawancara. Pada pelaksanaan antara lain
dipersoalkan strategi dan taktik berwawancara serta pencatatan data wawancara.

Salah satu kunci pokok pelaksanaan penelitian kualitatif terletak pada bagimana cara
seorang peneliti mencatat data dalam catatan lapangan, bentuk, isi, dan proses pemaketan
dikemukakan dalam rangka menguraikan catatan lapangan tersebut. Pembaca hendak
mempelajari dan menguasai tata cara pembuatan catatan lapangan itu agar penelitian yang
dilakukan dapat menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Disamping kedua teknik pokok tersebut, penggunaan dokumen baik itu dokumen
resmi atau dokumen pribadi, merupakan hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Dari segi
teknik pemanfaatan dokumen dikemukakan pergertian dan kegunaan dokumen pribadi,
dokumen resmi, dan teknik mempelajari dokumen melalui kajian isi suatu dokumen.
Bagian terakhir mempersoalkan sampling dan satuan dan satuan kajian, pengertian
dan tujuan sampling yang berbeda dengan penelitian kualitatif yang berbeda dengan
penelitian nonkualitatif, yang dapat digunakan ialah sampling bertujuan yang disajikan
bersama cirri-cirinya, disamping itu, dikemukakan pula satuan kajian dari segi maksud dan
tujuan. Bab ini diakhiri dengan teknik penelitian kelompok focus, teori dari dasar, etnografi
dan penelitian tndakan.

Bab VI Analisis dan Interpretasi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,
dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali,
setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data
yang dilakukan dengan jalan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman
yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada
didalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan
itu kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dibuat sambil
melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemerikasaan
keadaan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data
dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substansif dengan menggunakan beberapa
metode tertentu.

Dalam analisis data kualitatif terdapat berbagai aspek yakni; pertama, analisis data
dikaitkan dengan penulisan teori. Bagian ini pertama-tama mempersoalkan konsep analitis
data diikuti dengan pemrosesan satuan, kategorisasi, dan penafsiran data. Kedua,
mempersoalkan modus analisis data yang terdiri atas hermeneutic, semiotic, dan narasi dan
metafora. Ketiga, mempersoalkan tahap analisis data secara umum. Hal ini menjelaskan
tentang; menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja, menganalisis berdasarkan
hipotesis kerja. Keempat, menjelaskan adannya tiga model anlisis data yaitu metode
perbandingan tetap, analisis data model Spadley, dan analisis data model Miles dan
Huberman. Kelima, mempersolakan analisis data secara induktif, yang menjelaskan maksud
pendekatan, asumsinya, proses, pemeriksaan keabsahan data, dan ciri-ciri kode kategori.
Keenam analisis data dengan computer, pada bagian ini dikemukaan non-numerical
unstructured data, indexing, mencari dan menteoretisasi, dua data-base.

Bab VII Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk


menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada penelitian kualitaif yang mengatakan tidak
ilmiah, juga merupan sebagai unsure yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan
penelitian kualitatif. Dengan kata lain, apabila penelitian melaksanakan pemeriksaan terhadap
keabsahan data secara cermat sesuai dengan teknik yang diuraikan dalam bagian ini, maka
jelas bahwa hasil upaya penelitiannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala
segi.

Merupakan factor yang menentukan dalam penelitian kualitatif, tiga pokok persoalan
yang dibahas ialah alasan dan acuan, criteria, dan teknik pemeriksaan keabsahan databagian
alasan dan acuan mempersoalkan mengapa diperlukan pemeriksaan keabsahan data dengan
menyajikan kelemahan ‘validitas’ dan reliabilitas data secara konvensional. Uraian tentang
teknik pemeriksaan keabsahan data mengacu pada konsep baru untuk memperbarui dan
mengacu pada teknik yang disodorkan oleh ahli inkuiri alamiah.

Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas criteria tertentu. Criteria itu terdiri atas
derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Masing-
masing criteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Criteria derajat
kepercayaan pemeriksaan datanya dilakukan dengan teknik perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan anggota. Criteria itu terdiri atas derajat
kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Masing-masing
criteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Criteria derajat
kepercayaan pemeriksaan datanya dilakukan dengan teknik perpanjangan keikut-sertaan,
ketekunan pengamatan, triangulasi, pengencekan anggota. Criteria kebergantungan dan
kepastian pemeriksaan dilakukan dengan teknik auditing. Masing-masing teknik tersebut
diraikan prinsip dan cara pemanfaatannya.

Bab VIII Teknik Penulisan Laporan Penelitian

Penulisan laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan kegiatan
dan unsur-unsur penelitian. Kemampuan melaporkan hasil penelitian merupakan suatu
tuntutan mutlak bagi seorang peneliti.

Penulisan laporan hasil penelitian merupakan suatu bagian yang terpisahkan dari
kagiatan penelitian dan dibagi atas empat bagian, yaitu fungsi, jenis dan bentuk laporan hasil
penelitian, kerangka dan isi laporan, teknik dan strategi penulisan laporan, dan penelaahan
laporan hasil penelitian.

Pada bagian pertama, fungsi laporan ada bermacam-macam sesuai dengan keperluan
penggunaan laporan penelitian itu sendiri, berkaitan dengan itu bentuk ilmiah dan disertasi.
Bagian kedua menyajikan tiga contoh kerangka dari beberapa segi pandangan, kemudian
penulis mensintesiskannya kedalam suatu kerangka laporan yang cukup tuntas. Walaupun
demikian, kepada pembaca dianjurkan agar memandang hal itu sebagai model yang dapat
disesuaikan menurut situasi dan keperluan.

Teknik dan strategi penulisan laporan mencakup langkah-langkah penulisan itu


sendiri, teknik penulisan, dan diakhiri dengan uraian tentang petunjuk penulisan laporan.
Petunjuk ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti sewaktu akan memulai menulis laporan.
Penelaahan terhadap laporan yang telah ditulis merupakan pekerjaan yang sebaikanya
dilakukan mengingat dengan memperoleh umpan balik dari beberapa pihak, hasil karya
penulisan dapat lebih disempurnakan.

Bab IX Proposal atau Rancangan Penelitian

Seorang peneliti yang akan melaksanakan penelitian jelas harus mengadakan


persiapan, baik persiapan fisik, administratif maupun persiapan secara teoritis. Peneliti harus
membuat keputusan-keputusan tentang persiapan-persiapan yang diadakan tersebut, untuk itu
peneliti perlu membuat proposal penelitian sebelum melaksanakan penelitian.

Tugas pertama seorang peneliti apabila akan melakukan penelitian ialah menyusun
rancangan penelitian. Rancangan penelitian pada dasarnya merencanakan suatu kegiatan
penelitian sebelum dilaksanakan. Kegiatan merencanakan tersebut mencakup komponen-
komponen penelitian yang diperlukan, diantara komponen-komponen peneltian yang
diperlukan itu adalah focus penelitian, pengumpulan data, analisis data, perlengkapan
penelitian, dan pemeriksaan keabsahan data. Suatu rancangan penelitian, rancangan
penelitian alamiah dan kedudukannya dalam paradigma, diakhiri dengan rancangan suatu
penelitian sesudah mempersoalkan pengertian rancangan penelitian dikemukakan adanya
sepuluh unsur rancangan penelitian. Penyusunan rancangan penelitian ada kaitannya dengan
paradigma yang dianut oleh peneliti. Ternyata ada variasi dalam paradigma yang dianut oleh
peneliti kualitatif sekalipun.

You might also like