Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 160

TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banjir merupakan sebuah bencana yang disebabkan oleh alam maupun manusia. Banjir
yang disebabkan alam biasanya melimpahnya curah hujan atau tingginya intesitas jumlah hujan
sehingga menyebabkan permukaan air sungai meluap. Banjir yang disebabkan oleh manusia
adalah meluapnya permukaan air sungai karena banyaknya kotoran atau pencemar yang berada
di air sungai sehingga menyebabkan terhambatnya aliran sungai. Banjir adalah meluapnya
Permukaan air sungai ke daratan. Cara mengatasi agar tak terjadi banjir maka perlu dibuat
sistem saluran hujan drainase dan sitem saluran air buangan sewarge. . Penanganan untuk
mengalirkan kelebihan air yang berasal dari air hujan agar tidak terjadi genangan yang
berlebihan pada suatu kawasan perlu dibuat suatu sistem pengeringan dan pengaliran air yang
baik, sehingga dapat berfungsi sebagai drainase perkotaan (Permen PU No.12/PRT/M/2014).
Ada empat jenis sistem drainase yang kita kenal, yaitu drainase hujan daerah perkotaan (urban
storm drainage), drainase air limbah (waste water drainage), drainase lahan (land drainage),
dan drainase jalan raya (highway drainage). Drainase perkotaan merupakan suatu sistem
drainase yang dapat mencakup keempat sistem drainase tersebut (H.Mardjono, Notodiharjo,
et.al, 1998).
Sewerage adalah suatu sistem pengelolaan air limbah mulai dari pengumpulan (sewer),
Pengelolaan ( treatment ) sampai dengan pembuangan akhir ( disposal ). Air buangan
merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya aktivitas kehidupan manusia, selain air
hujan sebagai salah satu komponen limbah cair yang timbul secara alamiah dari aktifitas alam.
Air buangan timbul sebagai akibat dari adanya kehidupan manusia sebagai makhluk individu
maupun makhluk sosial.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Perencanaan Sistem Drainase dan Sewerage


Maksud dari perencanaan dari sistem drainase ini adalah untuk menghambat
terjadinya limpasan air pada daerah upstream (hulu) selama aliran tersebut tidak

1
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

membahayakan kepentingan manusia, lalu menghalaunya setelah sampai daerah


downstream (hilir).

1.2.2 Tujuan dari Perencanaan Sistem Drainase


1. Mengendalikan banjir.
2. Mengendalikan elevasi badan air permukaan, seperti sungai, danau, parit, dan lain-
lain
3. Mengendalikan elevasi air tanah pada lahan produktif.
4. Mencegah terjadinya erosi tanah.
5. Menjaga kesehatan lingkungan dari penyebaran penyakit melalui air.

1.2.3 Tujuan dari Perencanaan Sistem Sewerage


1. Mengurangi dan menghilangkan pengaruh buruk air buangan pada kesehatan
manusia dan lingkungannya yang akan berdampak pada terciptanya suatu kondisi
lingkungan yang sehat
2. Meningkatkan mutu lingkungan hidup melalui pengolahan, pembuangan dan atau
pemanfaatan air buangan untuk kepentingan hidup manusia dan lingkungannya
3. Melaui desain sistem penyaluran yang baik akan diperoleh suatu jaringan yang
efektif dan efisien dengan memperoleh hasil yang semaksimal mungkin
4. Mencegah timbulnya penyakit bawaan air (water born diseases) dan secara estetika
mencegah bau tidak sedap yang ditimbulkan air buangan.

1.3.RUANG LINGKUP
Tugas perencanaan drainase ini merupakan perencanaan sistem drainase pemukiman
kecamatan sleman, kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Adapun ruang lingkup perencanaan
sistem drainase meliputi :
1. Penentuan daerah pelayanan
2. Perencanaan sistem drainase, meliputi :
a. Penentuan sistem yang direncanakan
b. Layout jaringan
3. Perhitungan beban aliran
a. Penentuan blok pelayanan (sub area)

2
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Perhitungan kapasitas aliran (sesuai dengan tata guna lahan)


c. Menghitung curah hujan rata-rata (ekuivalen) dengan menggunakan cara Thiessen,
menghitung hujan harian maksimum dengan metode :
 Gumbel
 Log Person Type III
 Iwai Kadoya
d. Menghitung distribusi hujan dengan menggunakan metode Hasper Weduwen
e. Menghitung lengkung intensitas hujan untuk tinggi hujan rencana yang dipilih
menggunakan cara :
 Talbot
 Ishiguro
 Sherman
4. Pemilihan bentuk dan bahan saluran
5. Perhitungan dimensi dan elevasi saluran
6. Rencana bangunan pelengkap
 Pompa dan rumah pompa (bila diperlukan)
 Bangunan bantu bila diperlukan
7. Gambar-gambar
a. Peta kecamatan studi
b. Peta daerah pelayanan dengan pembagian blok pelayanan
c. Layout jaringan saluran air hujan
d. Profil hidrolis saluran induk
e. Gambar detail bangunan bantu / pelengkap
8. Perhitungan BOQ dan RAB.

1.4.SISTEMATIKA LAPORAN
1.4.1. Pendahuluan
Berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, serta sistematika
laporan.
1.4.2. Kriteria Perencanaan
Meliputi gambaran terkait dengan perencanaan drainase dan sewerage yang akan
dilakukan, meliputi dasar teknis perencanaan dan rumus yang akan digunakan.

3
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1.4.3. Deskripsi Daerah Perencanaan


Berisi tentang gambaran umum daerah study meliputi batas wilayah administrasi, data
curah hijan, demografi kependudukan, fasilitas prasarana kota, kondisi eksisting
draibase, dan kondisi eksisting air limbah.
1.4.4. Perencanaan Drainase Kecamatan Sleman
Meliputi detail desain perencanaan drainase yang dilakukan di kecamatan Sleman.
1.4.5. Perencanaan Sewerage Kecamatan Sleman
Meliputi detail desain perencanaan sewerage yang dilakukan di kecamatan Sleman.
1.4.6. BOQ dan RAB
Berisikan tentang daftar bahan bahan-bahan dan anggaran belanja yang diperlukan
dalam pelaksanaan perencanaan drainase dan sewerage di kecamatan Sleman.

1.5.Peraturan terkait
Agar perencanaan ini dapat berjalan teratur, dan sesuai dengan standar maka dalam
perencanaan ini peraturan-peraturan terkait mengacu pada :
 NSPM
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
 Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
 Departemen Pekerjaan Umum Pemukiman dan Prasarana Wilayah
 Buku-buku referensi
 Dan sebagainya

4
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB II
KONDISI UMUM DAERAH PERENCANAAN

2.1. BATAS WILAYAH ADMINISTRATIF

Sleman adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa


Yogyakarta. Kecamatan sleman berada di bagian tengah dari Ibukota Kabupaten Sleman dan
memiliki wilayah seluas 30,44 km2 dari luas seluruh wilayah Kabupaten Sleman yang
berbatasan dengan :
 Sebelah Utara : Kecamatan Turi
 Sebelah Timur : Kecamatan Ngaglik
 Sebelah Selatan : Kecamatan Mlati
 Sebelah Barat : Kecamatan Tempel

Secara administratif Kecamatan Sleman terdiri dari 5 desa. Kelima desa tersebut terdiri dari
Caturharjo dengan luas wilayah 7,02 km2, Triharjo dengan luas wilayah 5,32 km2, Tridadi
dengan luas wilayah 4,82 km2, Pandowoarjo dengan luas wilayah 7,27 km2, dan Trimulyo
dengan luas wilayah 5,79 km2.

5
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.2.DEMOGRAFI KPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kecamatan Sleman berdasarkan hasil sensus penduduk Badan Pusat
Statistika Kabupaten Sleman tahun 2016 adalah 67.201 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 33.300 jiwa dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 33.901 jiwa. Lebih lengkapnya data jumlah dan kepadatan penduduk Kecamatan
Sleman tahun 2016, dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
Di Kecamatan Sleman Hasil Sensus Penduduk 2016

Desa Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan


Caturharjo 7020 7098 14118
Triharjo 8603 8644 17247
Tridadi 7469 7512 14981
Pandowoharjo 5798 6054 11852
Trimulyo 4410 4593 9003

Sumber : Kecamatan Sleman Dalam Angka 2016


Desa Caturharjo memiliki jumlah penduduk yang terbanyak yaitu dengan sekitar 14.118
jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk di Kecamatan sleman 67.201 jiwa. Sedangkan yang
paling sedikit penduduknya yaitu Desa Trimulyo dengan persentase yang hanya 12% yaitu
sekitar 9003 jiwa dari keseluruhan Trimuyo.

6
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.3. Data Fasilitas Umum


Kecamatan Sleman terdiri dari 5 desa yaitu desa caturharjo, Triharjo, Tridadi,
Pandowoharjo, Trimulyo dan 83 pandukuhan. Jumlah pegawai di lingkungan Kecamatan
Sleman pada tahun 2016 sebanyak 27 orang. Dari jumlah tersebut, 12 orang lulusan
Perguruan tinggi, 3 orang lulusan Akademi, 12 orang lulusan SMA/SMK.
Tabel 2.2 Banyaknya Pandakuhan, RW, RT per desa di Kecamatan Sleman, 2016

Desa Pandakuhan RW RT

Caturharjo 20 49 110
Triharjo 12 43 113
Tridadi 15 40 96
Pandowoharjo 22 47 102
Trimulyo 14 30 68
Kecamatan 83 209 489

Sumber: Data Kecamatan Sleman dalam angka 2017


1. Fasilitas Aparat Pemerintahan
Tabel 2.3. Banyaknya aparat pemerintah per Desa di Kecamatan Sleman 2016

Pembantu
Desa Pamong
Pamong
Caturharjo 7 7
Triharjo 7 6
Tridadi 5 3
Pandowoharjo 7 6
Trimulyo 7 6
Kecamatan 33 28
Sumber: Data Kecamatan Sleman dalam angka 2017

2. Fasilitas pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kecamatan sleman meliputi SD, SMP, SMA/SMK, AKADEMI,
dan PT.

2.4 Tabel banyaknya pendidikan per Desa di Kecamatan Sleman 2016

7
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Desa SD SMP SMA/SMK AKADEMI PT

Caturjarjo 0 0 6 1 7
Triharjo 0 2 4 1 6
Tridadi 0 1 5 0 2
Pandowoharjo 0 0 11 0 2
Trimulyo 0 0 6 2 5
Kecamatan 0 3 32 4 22
Sumber Kecamatan Sleman dalam angka 2017

3. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Kecamatan Sleman meliputi Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Dokter, Poliklinik, dan RS Bersalin.

2.5 Tabel banyaknya sarana kesehatan per desa di Kecamatan Sleman 2016

Puskesmas Dokter RS
Desa Puskesmas Poliklinik
Pembantu Praktek Bersalin
Caturjarjo 0 1 7 0 0
Triharjo 1 0 5 4 0
Tridadi 0 1 1 1 0
Pandowoharjo 0 2 7 0 1
Trimulyo 0 1 4 1 0
Kecamatan 1 5 24 6 1
Sumber Kecamatan Sleman dalam angka 2017

8
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB III
KRITERIA PERENCANAAN
3.1 Perencanaan Drainase
Air hujan yang jatuh di suatu daerah perlu dialirkan atau dibuang. Caranya yaitu
dengan pembuatan saluran drainase yang dapat menampung air hujan yang mengalir di
permukaan tanah tersebut. Sistem saluran drainase di atas selanjutnya dialirkan ke
sistem yang lebih besar yaitu ke badan air atau sungai.
Sesuai dengan prinsipnya sebagai jalur pembuangan pada waktu hujan, maka
air yang mengalir di permukaan diusahakan secepatnya dibuang agar tidak
menimbulkan genangan-genangan yang dapat menggnggu aktivitas di perkotaan dan
bahkan dapat menimbulkan kerugian sosial ekonomi terutama yang menyangkut aspek-
aspek kesehatan lingkungan pemukiman kota. Menurut Draft Petunjuk Teknis
Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Drainase Perkotaan Dinas PU, Fungsi dari
drainase antara lain adalah :
1. Membebaskan suatu wilayah terutama pemukiman yang padat dari genangan air, erosi
dan banjir.
2. Meningkatkan kesehatan lingkungan, bila drainase lancar maka memperkecil resiko
penyakit yang ditransmisikan melalui air (water borne disease) dan penyakit lainnya.
3. Dengan sistem drainase yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga
memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan bangunan-bangunan
lainnya.
4. Dengan sistem drainase yang terencana maka dapat dioptimalkan pengaturan tata-air;
yang berfungsi mengendalikan keberadaan air yang berlimpah pada musim penghujan
dan kekeringan pada musim kemarau.

3.1.1 Bentuk-Bentuk Dan Jenis Saluran


a. Sistim Saluran Tertutup
Sistim ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama untuk kota
yang tinggi kepadatannya seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.
Lahan yang tersedia sudah begitu terbatas dan mahal harganya, sehingga kadang-
kadang tidak memungkinkan lagi untuk membuat sistim saluran terbuka. Walaupun

9
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

tertutup sifat alirannya merupakan sifat aliran pada saluran terbuka yang mengalir
secara gravitasi.
Saluran tertutup ini dapat berupa pipa beton bertulang, besi tuang, tanah liat,
plastik (PVC) atau bahan-bahan lain yang tahan karat (korosif). Pemasangannya
dilakukan dengan cara menanamkannya beberapa meter di bawah muka tanah dan
harus dapat mendukung beban lalu-lintas di atasnya. Untuk saluran yang besar atau
apabila kondisi setempat tidak mengijinkan maka sebagai alternatif dapat dipakai
box beton bertulang. Biasanya harganya lebih tinggi dan masa pelaksanaannya lebih
lama.
Untuk keperluan pengawasan pemeliharaannya, pada setiap belokan,
perubahan dimensi atau bentuk dan pada setiap pertemuan saluran serta pada setiap
jarak 25 – 50 m dibuat bangunan pemeriksa (manhole).
Dengan sistim saluran tertutup ini kemungkinan terhadap penyalahgunaan
saluran drainase yang biasanya terjadi seperti tempat pembuangan sampah dapat
dihindari serta memungkinkan pemanfaatan permukaan tanah untuk keperluan-
keperluan lain.

Gambar 3.1 Bentuk saluran drainase tertutup

10
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Sistim Saluran Terbuka


Dibandingkan dengan sistim saluran tertutup biaya pembuatan sistim
saluran terbuka lebih rendah dan tidak memerlukan teknologi yang begitu rumit
sehingga sistim ini cenderung lebih sering digunakan sebagai alternatif pilihan
dalam penanganan masalah drainase perkotaan mengingat sistim
pemeliharaannya relatif mudah dilakukan. Saluran terbuka cocok dipakai apabila
masih tersedia lahan yang cukup.
Sistim saluran terbuka ini biasanya direncanakan hanya untuk
menampung dan mengalirkan air hujan (sistim terpisah). Namun kebanyakan
sistim saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran (gabungan) dimana
misalnya sampah dan limbah penduduk dibuang ke saluran tersebut.
Saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan
batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata. Penampang saluran ini biasanya
dibuat berbentuk trapesium. Namun kadang-kadang mengingat kondisi lapangan
misalnya karena keterbatasan lahan yang tersedia sudah tidak memungkinkan lagi
maka penampang saluran dibuat persegi. Dasar saluran dapat berupa setengah
lingkaran atau datar maupun kombinasi keduanya. Apabila diperlukan, saluran
ini dapat juga ditutup dengan plat beton. Tetapi harus dibuat lubang celah
pemasukan (drain inlet) agar air dapat mengalir ke dalam saluran.

c. Berikut Adalah Bentuk Penampang Saluran Terbuka Primer Dan Sekunder


1. Bentuk Trapesium
Bentuk trapesium adalah bentuk penampang saluran yang terbentuk
secara alami dimana kemiringan talud mengikuti kemiringan dari jenis tanah
asli.
Jenis perkuatan yang digunakan:
a) saluran trapesium dengan perkuatan talud dengan pasangan batu belah
b) saluran trapesium dengan perkuatan plat beton dan balok beton
c) saluran trapesium dengan turap kayu

11
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 3.2 Saluran Bentuk Trapesium

2. Bentuk Segi Empat


Bentuk penampang saluran segi empat adalah bentuk yang dibuat,
dengan syarat perkuatan talud.
Jenis perkuatan yang digunakan:
a) Saluran segi empat dengan perkuatan talud dari pasangan batu pecah.
b) Saluran segi empat dengan perkuatan talud dari beton bertulang.
c) Saluran segi empat dengan perkuatan talud site pile beton bertulang.
d) Saluran segi empat dengan perkuatan talud dari tiang pancang

Gambar 3.3 Saluran Bentuk Segiempat

12
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.1.2 Berdasarkan Fungsi Pelayanan


Sistem drainase kota yang dipakai dalam perencanaan ini, yaitu sistem
drainase utama, yang termasuk sistem drainase utama adalah saluran drainase
primer, sekunder, dan tersier beserta bangunan kelengkapannya yang melayani
kepentingan sebagian besar warga masyarakat. Tetapi dalam perencanaan ini
hanya menggunaka saluran sekunder. Pengelolaan sistem drainase utama
merupakan tanggung jawab pemerintah kota (NSPM, 2009).

3.1.3 Berdasarkan Fisiknya


Sistem drainase yang digunakan dalam perencanaan ini, yaitu sistem
saluran sekunder. Sistem saluran sekunder adalah saluran terbuka yang berfungsi
menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan alir dari permukaan
sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung
pada debit yang dialirkan.

3.1.4 Curah hujan Maksimum


Curah hujan rata – rata menggunakan curah hujan rata – rata untuk
wilayah Kota Yogyakarta. Dengan pertimbangan bahwa dalam satu kota
memiliki curah hujan yang sama. Dimana luas Kota Yogyakarta 32 km2 yang
terbagi dalam 3 stasiun pengamatan.
Data curah hujan maksimum menggunakan perhitungan metode Gumbel,
Iwai Kadoya, dan Log Pearson III. Untuk menghitung intensitas yang digunakan
dalam Periode Ulang Hujan (PUH). Hal ini berfungsi agar saluran memiliki
kapasitas yang maksimal untuk digunakan. Sedangkan untuk PUH digunakan
metode Talbot, Sherman, Ishiguro yang kemudian dicari nilai beda yang
mendekat nol, untuk dipakai dalam PUH perencanaan yang kemudian menjadi
dasar rumus intensitas dalam pembangunan saluran. Untuk perhitungan intensitas
digunakan PUH 5 tahun, dimana Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk luas wilayah
10 – 100 ha, menggunakan PUH 2 – 5 tahun (Suripin, 2003). Sehingga
perencanaan ini untuk saluran sekunder dan primer menggunakan PUH yang
sama.

13
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.1.5 Perencanaan Saluran


Menurut Suripin (2003), saluran drainase harus direncanakan untuk dapat
melewatkan debit rencana dengan aman. Dalam perencanaan ini, dapat
disebutkan sebagai berikut :
1. Tipe saluran yang digunakan yaitu jenis saluran terbuka dengan
pertimbangan memudahkan dalam memantau salurannya. Dibandingkan
dengan sistem saluran tertutup biaya pembuatan sistem saluran terbuka lebih
rendah dan tidak memerlukan teknologi yang begitu rumit sehingga sistem
ini cenderung lebih sering digunakan sebagai alternatif pilihan dalam
penanganan masalah drainase perkotaan mengingat sistem pemeliharaannya
relatif mudah dilakukan. Saluran terbuka cocok dipakai apabila masih
tersedia lahan yang cukup.
2. Bentuk saluran yang digunakan yaitu bentuk ekonomis segi empat, dengan
pertimbangan mengacu pada Kementrian PU dan Kimpraswil (2003), dimana
bentuk saluran ini umumnya digunakan pada daerah yang lahannya tidak
terlalu lebar, dan harga lahan mahal. Umunya digunakan untuk saluran yang
relatif besar dan sedang. Hal ini sesuai untuk topografi di Kecamatan
Ngemplak Sleman.
3. Berdasarkan material konstrusinya, saluran drainase perencanaan in
menggunakan saluran beton (yang diberi lapisan). Menurut Kementrian PU
dan Kimpraswil (2003), umumnya digunakan pada daerah yang mempunyai
topografi yang terlalu miring atau terlalu datar, serta mempunyai tekstur
tanah yang relatif lepas. Lapisan saluran dimaksudkan untuk melindungi
saluran dari erosi, serta untuk memudahkan pengaliran pada volume air yang
kecil
4. Perhitungan drainase kota menggunakan perhitungan sistem drainase, dari
peta situasi diperoleh data :
 Kemiringan saluran rencana
 Panjang saluran rencana
 Luas masing – masing catchment area untuk masing – masing saluran

14
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

5. Koefisien run off masing – masing jenis catchment area untuk masing –
masing saluran. Dimana dalam perencanaan ini koefisien aliran ( c ) untuk
periode desain5 – 10 tahun.
6. Slope limpasan dihitung dengan menggunakan beda tinggi elevasi,
berdasarkan garis kontur dan panjang limpasan dalam meter. Panjang
limpasan merupakan panjang jarak terjauh dari saluran drainase. Sedangkan
slope saluran menggunakan panjang saluran yang digunakan dalam meter
7. Waktu konsentrasi (Tc) menggunakan rumus yang dikembangkan oleh
Kirpich (1940) untuk memudahkan perhitungan intensitas hujan
8. Luas area ditentukan berdasarkan luas zona/ blok yang dilayani saluran
tersebut.

3.1.6 Prinsip-Prinsip Pengaliran


Prinsip pokok dalam pengaliran adalah sedapat mungkin memanfaatkan
jalur drainase alamiah sebagai badan penerima, selain itu, dikenal juga kaidah-
kaidah pengaliran sebagai berikut:
a. Limpahan air hujan dari bawah saluran (tributary) selama masih belum
bebahaya, dihemat agar ada kesempatan untuk infiltrasi sebesar-besarnya.
Sehingga dapat mengurangi limpasan kebawah aliran dan sekaligus
berfungsi untuk konversi air tanah pada daerah atas (up stream). Koefisien
pengaliran untuk daerah limpasan adalah 0.045 karena dianggap permukaan
rumput sedang.
b. Penentuan kecepatan aliran dalam saluran didasarkan pada kecepatan
minimum agar tetap self cleaning (tidak ada endapan lumpur) dan tidak
terjadi penggerusan maka sesuai bentuk saluran persegi dengan permukaan
diperkeras maka range kecepatannya 0.3-0.5 m/det.
c. Sesuai didnding dasar saluran permukaan (boton halus) maka koefisien
gesek yang digunakan adalah 0.013.
d. Profil saluran menggunakan PUH 10 tahun.

15
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

e. Berdasarkan PU maka,
1) Sistim Drainase Mikro
Sedangkan drainase mikro adalah sistim saluran dan bangunan
pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah
tangkapan hujan dimana sebagian besar di dalam wilayah kota. Secara
keseluruhan yang termauk dalam sistim drainase mikro dalah: saluran di
sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan,
goronggorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit
air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya
drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2,5 dan
10 tahun tergantung pada tata guna tanah yang ada. Sistim drainase
untuk lingkungan pemukiman lebih cenderung sebagai sistim drainase
mikro.
2) Sistim Drainase Major
Yang dimaksud dengan sistim drainase utama atau drainase
makro (major drainage) yaitu sistim saluran yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment
Area). Biasanya sistim ini menampung aliran yang berskala besar dan
luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai.
Pada umumnya sistim drainase mayor ini disebut juga sebagai sistim
saluran pembuangan utama. Sistim ini merupakan penguhubung antara
drainase dan pengendalian banjir.

3.1.7 Kriteria Penentuan Pembagian Daerah Layanan (Catchment Area)


Dalam menentukan luasan catchment area dari sebuah saluran yang
melayani suatu areal tertentu, perlu diperhatikan sistem drainase pada kota
tersebut secara keseluruhan. Mengingat masing-masing areal pelayanan dari
setiap saluran merupakan sebuah subsistem dari sistem drainase kota sebagai
suatu kesatuan. Penentuan besarnya catchment area sangat tergantung dari
beberapa faktor, antara lain :
1. Kondisi topografi daerah proyek.
2. Sarana/prasarana drainase yang sudah ada.
3. Sarana/prasarana jalan yang sudah ada dan akan dibangun.

16
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4. Sarana/prasarana kota lainnya seperti jaringan listrik, air bersih, telepon,


dan lain-lain.
5. Ketersediaan lahan alur saluran.

3.1.8 Analisa Hidrologi


Untuk menyelesaikan persoalan drainase sangat berhubungan dengan
aspek hidrologi khususnya masalah hujan sebagai sumber air yang akan di alirkan
pada sistem drainase dan limpasan sebagai akibat tidak mampunyai sistem
drainase mengalirkan ke tempat pembuangan akhir. Disain hidrologi diperlukan
untuk mengetahui debit pengaliran.
a. Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara
kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali
ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara
kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
1) Evaporasi / transpirasi; Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dan sebagainya kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer)
dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu
akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju dan es.
2) Infiltrasi/ perkolasi ke dalam tanah; Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air
dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.
3) Air Permukaan; Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah,

17
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat


dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama
lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang
mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air
bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan
berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah
Aliran Sungai (DAS).

b. Analisa Curah Hujan Rencana


Hujan merupakan komponen yang sangat penting dalam analisis
hidrologi. Pengukuran hujan dilakukan selama 24 jam baik secara manual
maupun otomatis, dengan cara ini berarti hujan yang diketahui adalah hujan
total yang terjadi selama satu hari. Dalam analisa digunakan curah hujan
rencana, hujan rencana yang dimaksud adalah hujan harian maksimum yang
akan digunakan untuk menghitung intensitas hujan, kemudian intensitas ini
digunakan untuk mengestimasi debit rencana.
Untuk berbagai kepentingan perancangan drainase tertentu data hujan
yang diperlukan tidak hanya data hujan harian, tetapi juga distribusi jam
jaman atau menitan. Hal ini akan membawa konsekuen dalam pemilihan
data, dan dianjurkan untuk menggunakan data hujan hasil pengukuran
dengan alat ukur otomatis. Dalam perencanaan saluran drainase periode
ulang (return period) yang dipergunakan tergantung dari fungsi saluran serta
daerah tangkapan hujan yang akan dikeringkan. Menurut pengalaman,
penggunaan periode ulang untuk perencanaan (Wesli, 2008) :
- Saluran Kwarter : periode ulang 1 tahun
- Saluran Tersier : periode ulang 2 tahun
- Saluran Sekunder : periode ulang 5 tahun
- Saluran Primer : periode ulang 10 tahun

18
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 3.1 Rekomendasi Periode Ulang (Tahun) untuk Desain Banjir dan Genangan

Penentuan periode ulang juga didasarkan pada pertimbangan


ekonomis. Analisis frekuensi terhadap data hujan yang tersedia dapat
dilakukan dengan beberapa metode antara lain Disrtibusi Normal, distribusi
Log Normal, Distribusi Log Person III, dan Distribusi Gumbel.

c. Analisa Frekuensi Curah Hujan


Distribusi frekuensi digunakan untuk memperoleh probabilitas
besaran curah hujan rencana dalam berbagai periode ulang. Dasar
perhitungan distribusi frekuensi adalah parameter yang berkaitan dengan
analisis data yang meliputi rata-rata, simpangan baku, koefisien variasi, dan
koefisien skewness (kecondongan atau kemencengan).

Tabel 3.2 Parameter Statistik

19
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi


yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi. Berikut ini empat jenis
distribusi frekuensi yang paling banyak digunakan dalam bidang hidrologi:
1) Distribusi Normal
Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss.
Perhitungan curah hujan rencana menurut metode distribusi normal,
mempunyai persamaan sebagai berikut:

di mana:

di mana:
XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang
T-tahunan,
X = nilai rata-rata hitung variat,
S = deviasi standar nilai variat,

20
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

KT = Faktor Frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode


ulang dan tipe model matematik disrtibusi peluang yang
digunakan untuk analisis peluang.
Untuk mempermudah perhitungan, nilai faktor frekuensi KT
umumya sudah tersedia dalam tabel seperti berikut.

3.3 Variabel Reduksi Gauss

2) Distribusi Log Normal


Dalam distribusi Log Normal data X diubah kedalam bentuk logaritmik
Y = log X. Jika variabel acak Y = log X terdistribusi secara normal, maka X
dikatakan mengikuti distribusi Log Normal. Untuk distribusi Log Normal
perhitungan curah hujan rencana menggunakan persamaan berikut ini:

21
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

di mana:

YT\ = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahun,

Y = nilai rata-rata hitung variat,

S = deviasi standar nilai vatiat,dan

KT = Faktor Frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang


dan tipe model matematik disrtibusi peluang yang digunakan untuk analisis
peluang.

3) Distribusi Log Person III


Perhitungan curah hujan rencana menurut metode Log Person III,
mempunyai langkah-langkah perumusan sebagai berikut:
a) Ubah data dalam bentuk logaritmis, X = Log X
b) Hitung harga rata-rata:

c) Hitung Harga Simpangan Baku

d) Hitung Koefisien Kemencengan:

e) Hitung logritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus:

22
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

dimana:

K = Variabel standar ( standardized variable) untuk X yang besarnya


tergantung koefisien kemencengan G.

Tabel 3.4 Nilai K untuk distribusi Log-Person III

23
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4) Distribusi Gumbel
Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Gumbel, mempunyai
perumusan sebagai berikut:

di mana:
X = harga rata-rata sampel
S = standar deviasi (simpangan baku) sampel
Nilai K (faktor probabilitas) untuk harga-harga ekstrim Gumbel dapat
dinyatakan dalam persamaan:

di mana:

Yn = reduced mean yang tergantung jumlah sample/ data n (Tabel 2.5)

Sn = reduced standard deviation yang juga tergantung pada jumlah


sample/data n

YTr = reduced variate, yang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini

Tabel 3.5 Reduced Mean, Yn

24
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 3.6 Reduced Standad Deviation, Sn

d. Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu.
Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya
cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula
intensitasnya. Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis
data hujan baik secara statistik maupun secara empiris. Biasanya intensitas
hujan dihubungkan dengan durasi hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 30
menit, 60 menit dan jam-jaman. Data curah hujan jangka pendek ini hanya
dapat diperoleh dengan menggunakan alat pencatat hujan otomatis. Apabila
data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan harian,
maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe.

25
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

di mana:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
T = Lamanya hujan (jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian (selama 24 jam)(mm).
e. Debit Rencana
Debit rencana adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh saluran
drainase untuk mencegah terjadinya genangan. Untuk drainase perkotaan
dan jalan raya, sebagai debit rencana debit banjir maksimum periode ulang
5 tahun, yang mempunyai makna kemugkinan banjir maksimum tersebut
disamai atau dilampaui 1kali dalam 5 tahun atau 2 kali dalam 10 tahun atau
20 kali dalam 100 tahun. Penetapan debit banjir maksimum periode 5 tahun
ini berdasarkan pertimbangan:
a.) Resiko akibat genangan yang ditimbulkan oleh hujan relatif kecil
dibandingkan dengan banjir yang ditimbulkan meluapnya sebuah
sungai.
b.) Luas lahan diperkotaan relatif terbatas apabila ingin direncanakan
saluran yang melayani debit banjir maksimum periode ulang lebih
besar dari 5 tahun.
c.) Daerah perkotaan mengalami perubahan dalam periode tertentu
sehingga mengakibatkan perubahan pada saluran drainase.
Perencanaan debit rencana untuk drainase perkotaan dan jalan
raya dihadapi dengan persoalan tidak tersedianya data aliran. Umumnya
untuk menentukan debit aliran akibat air hujan diperoleh dari hubungan
rasional antara air hujan dengan limpasannya (Metode Rasional). Untuk
debit air limbah rumah tangga diestimasikan 25 liter perorang perhari.
Adapun rumusan perhitungan debit rencana Metode Rasional adalah
sebagai berikut:

26
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

di mana:
Q =Debit rencana dengan periode ulang T tahun (m3/dtk)
C =Koefisien aliran permukaan
Cs =Koefisien tampungan oleh cekungan terhadap debit rencana
I =Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A =Luas daerah pengaliran (km2).
Tc =Waktu konsentrasi (jam)
Td =Waktu aliran air mengakir di dalam saluran dari hulu hingga ke tempat
pengukuran (jam)

Dalam perencanaan saluaran drainase dapat dipakai standar yang


telah ditetapkan, baik debit rencana (periode ulang) dan cara analisis yang
dipakai, tinggi jagaan, struktur saluran, dan lain-lain.

Tabel 3.7 berikut menyajikan standar desain saluran drainase berdasar “ Pedoman
Drainase Perkotaan dan Standar Desain Teknis”.

f. Koefisien Pengaliran ( C )
Koefisien pengaliran (runoff coefficient) adalah perbandingan antara jumlah air
hujan yang mengalir atau melimpas di atas permukaan tanah (surface run-off)
dengan jumlah air hujan yang jatuh dari atmosfir (hujan total yang terjadi). Besaran
ini dipengaruhi oleh tata guna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi tanah.

27
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pemilihan koefisien pengaliran harus memperhitungkan kemungkinan adanya


perubahan tata guna lahan dikemudian hari. Koefisien pengaliran mempunyai nilai
antara, dan sebaiknya nilai pengaliran untuk analisis dipergunakan nilai terbesar
atau nilai maksimum.
Tabel 3.8 Koefisien Limpasan untuk metode Rasional

g. Waktu Konsentrasi ( Tc )
Menurut Wesli (2008; 35) pengertian waktu konsentrasi adalah waktu yang
diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang paling jauh pada daerah aliran ke
titik kontrol yang ditentukan di bagian hilir suatu saluran. Pada prinsipnya waktu
konsentrasi dapat dibagi menjadi:
a. Inlet time (to), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir diatas
permukaan tanah menuju saluran drainase.

28
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Conduit time (td), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir
disepanjang saluran sampai titik kontrol yang ditentukan di bagian hilir. Titik
terjauh to menuju saluran darainase.

Gambar 3.3 Lintasan aliran waktu inlet time (to) dan conduit time (td)

Waktu konsentrasi besarnya sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor


berikut ini:
a. Luas daerah pengaliran
b. Panjang saluran drainase
c. Kemiringan dasar saluran
d. Debit dan kecepatan aliran

Harga Tc ditentukan dengan menggunakan rumus seperti berikut ini:

di mana:

29
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tc = Waktu Konsentrasi (jam)

To = Inlet time ke saluran terdekat (menit)


Td = Conduit time sampai ke tempat pengukuran (menit)
n = angka kekasaran manning
S = kemiringan lahan (m)
L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)
Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluran (m)
V = kecepatan aliran di dalam saluran (m/dtk)

3.1.9 Analisa Hidrolika


Zat cair dapat diangkut dari suatu tempat lain melalui bangunan
pembawa alamiah maupun buatan manusia. Bangunan pembawa ini dapat
terbuka maupun tertutup bagian atasnya. Saluran yang tertutup bagian atasnya
disebut saluran tertutup (closed conduits), sedangkan yang terbuka bagian
atasnya disebut saluran terbuka (open channels).
Pada sistem pengaliran melalui saluran terbuka terdapat permukaan air
yang bebas (free surface) di mana permukaan bebas ini dipengaruhi oleh
tekanan udara luar secara langsung, saluran terbuka umumnya digunakan pada
lahan yang masih memungkinkan (luas), lalu lintas pejalan kakinya relatif
jarang, beban kiri dan kanan saluran relatif ringan. Pada sistem pengaliran
melalui saluran tertutup (pipa flow) seluruh pipa diisi dengan air sehingga tidak
terdapat permukaan yang bebas, oleh karena itu permukaan tidak secara
langsung dipengaruhi oleh tekanan udara luar, saluran tertutup umumnya
digunakan pada daerah yang lahannya terbatas (pasar, pertokoan), daerah yang
lalu lintas pejalan kakinya relatif padat, lahan yang dipakai untuk lapangan
parkir.
Berdasarkan konsistensi bentuk penampang dan kemiringan dasarnya
saluran terbuka dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Saluran prismatik (prismatic channel), yaitu saluran yang bentuk penampang
melintang dan kemiringan dasarnya tetap.
Contoh : saluran drainase, saluran irigasi.

30
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Saluran non prismatik (non prismatic channel), yaitu saluran yang bentuk
penampang melintang dan kemiringan dasarnya berubah-ubah.
Contoh : sungai.
Aliran pada saluran terbuka terdiri dari saluran alam (natural channel), seperti
sungai-sungai kecil di daerah hulu (pegunungan) hingga sungai besar di muara,
dan saluran buatan (artificial channel), seperti saluran drainase tepi jalan,
saluran irigasi untuk mengairi persawahan, saluran pembuangan, saluran untuk
membawa air ke pembangkit listrik tenaga air, saluran untuk supply air minum,
dan saluran banjir. Saluran buatan dapat berbentuk segitiga, trapesium, segi
empat, bulat, setengah lingkaran, dan bentuk tersusun.

Gambar 3.4 Bentuk-Bentuk Profil Saluran

a. Dimensi Saluran
Perhitungan dimensi saluran didasarkan pada debit harus ditampung oleh
saluran (Qs dalam m3/det) lebih besar atau sama dengan debit rencana yang
diakibatkan oleh hujan rencana (QT dalam m3/det). Kondisi demikian dapat
dirumuskan dengan persamaan berikut:

Debit yang mampu ditampung oleh saluran (Qs) dapat diperoleh dengan rumus
seperti di bawah ini:

31
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Di mana:
As = luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/det)

Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran dapat dihitung dengan menggunakan


rumus Manning sebagai berikut:

Di mana:
V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/det)
n = Koefisien kekasaran Manning
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Kemiringan dasar saluran
As = luas penampang saluran (m2)
P = Keliling basah saluran (m)

Nilai koefisien kekasaran Manning n, untuk gorong-gorong dan saluran pasangan.


Tabel 3.9 Koefisien Kekasaran Manning

32
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Nilai kemiringan dinding saluran diperoleh berdasarkan bahan saluran yang


digunakan. Nilai kemiringan dinding saluran dapat dilihat pada Tabel 3.10

Tabel 3.10 Nilai Kemiringan Dinding Saluran Sesuai Bahan

3.2 Perencanaan Sewerage


Suatu sistem pengelolaan Air Limbah mulai dari pengumpulan (sewer),
pengolahan (treatment) sampai dengan pembuangan akhir (disposal).
Tabel 3.11 Kriteria Perencanaan Sistem Shallow Sewerage dan Small bore
sewerage

Shallow Sewerage Small bore sewerage Daerah Perencanaan

Kepadatan penduduk sedang Kepadatan penduduk sedang Kepadatan penduduk 121


(>160 jiwa/Ha). (>160 jiwa/Ha). jiwa/Ha.

Suplai air bersih > 60%. Suplai air bersih <60 %. Suplai air bersih < 30 %.

Permeabilitas tanah buruk Permeabilitas tanah buruk Permeabilitas tanah

(<0,0416 cm/mnt) (<0,0416 cm/mnt) < 0.0146 cm/det.

Kemiringan lahan <2% Kemiringan lahan <2%. Kemiringan lahan 0.5-2 %

Persentase yang memiliki Persentase yang memiliki Persentase yang memiliki


septic tank <60% septic tank >60% septic tank >60%

33
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sewarage adalah limbah cair yang dihasilkan oleh aktifitas masyarakat


perkotaan. Pembuangan limbah cair dilakukan dengan bantuan rangkaian saluran yang
disebut sewer system. Proses pembuangan tersebut disebut sebagai sewerage dan
sistem yang mengatur rangkaian saluran tersebut dan pengaruhnya disebut
sistem sewerage atau sistem penyaluran air buangan.
Limbah cair domestik dibuang menggunakan sebuah jaringan saluran air
buangan dan jaringan lainnya yang digunakan untuk pengumpulan air hujan.
Perencanaan dan pengoperasian saluran air buangan mempengaruhi proses yang terjadi
di dalamnya. Jenis saluran air buangan turut menentukan apakah kondisi aerob atau
anaerob yang akan terjadi, penambahan ventilasi di saluran air buangan dapat
mendispersikan gas berbahaya hasil proses mikrobial dan menambahkan oksigen ke
dalam saluran. Ada beberapa jenis saluran air buangan, yaitu sanitary sewer,storm
sewer dan combined sewer. Sistem saluran yang digunakan untuk mengalirkan air
buangan disebut sebagai sanitary sewer atau dikenal sebagai jaringan terpisah. Jenis air
buangan yang disalurkan melalui jaringan ini adalah gabungan dari biomassa (berupa
bakteri heterotrof) dan substrat untuk biomassa tersebut. Aliran yang terdapat di saluran
tersebut dikendalikan melalui gravitasi atau tekanan. Untuk saluran air buangan yang
hanya terisi sebagian, transfer oksigen di lapisan pembatas air dan udara bisa terjadi
dan mungkin membentuk proses heterotrof aerob. Sedangkan untuk saluran yang
menggunakan tekanan proses reaerasi akan cukup sulit dilakukan, oleh karena itu
proses yang terjadi adalah proses anaerob. Jenis saluran yang digunakan untuk
penyaluran air hujan disebut sebagai storm sewer atau saluran drainase. Untuk kondisi
tertentu, saluran air buangan menerima dua jenis air buangan, sehingga jenis salurannya
disebut combined sewer atau saluran gabungan. Jenis pengolahan seperti ini mungkin
mengalami variasi yang cukup banyak bila dibandingkan dengan yang ada di
saluran sanitary. Bila sebuah kota menggunakan kedua jenis sistem pengaliran tersebut
untuk daerah pelayanannya, maka kota tersebut memiliki sebuah sistem penyaluran air
buangan tercampur.
Pembuangan limbah cair merupakan tahap terakhir yang diterapkan di ujung
saluran air buangan. Tahap ini bisa dilanjutkan oleh instalasi pengolahan air buangan
dan bisa juga tidak. Tujuan dari sistem penyaluran air buangan adalah untuk
menyalurkan limbah cair yang diterima dari beragam titik ke sebuah tempat

34
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

pembuangan dalam waktu paling singkat dan dapat dilakukan secara terusmenerus.
Idealnya, tidak ada bagian dari limbah cair tersebut yang tertahan di sistem, baik dalam
bentuk cairan atau sedimen yang menempel di dasar atau dinding saluran, karena hal
tersebut bisa menyebabkan proses biologis terjadi sebelum limbah cair mencapai titik
pembuangan.

Gambar 3.5 Sistem Dalam Sewer

Sebuah sistem sewerage modern memiliki sebagian atau seluruh bagian berikut
:

 Sebuah jaringan saluran atau beberapa jaringan yang semuanya menuju satu titik
pembuangan yang sama. Setiap sistem tersebut memiliki saluran air buangan utama
yang menerima air buangan dari beberapa saluran cabang. Saluran cabang menerima
air buangan dari saluran lateral yang terkadang disebut sebagai sistem retikulasi.
 Manhole yang ada di tiap interval dari tiap jaringan saluran. Bagian ini berfungsi untuk
memberikan akses terhadap saluran air buangan, umumnya dalam bentuk lorong atau
sumur yang terletak secara vertikal menuju permukaan tanah, dimana juga terdapat
tutup yang bisa dipindahkan.
 Cabang (T atau Y) : Cabang dibangun di dalam saluran air buangan untuk
menyambungkannya dengan sambungan rumah atau pipa lainnya. Pipa ini dibangun
di dalam tembok saluran air buangan.
 Sambungan rumah.
 Inlet : Bukaan di permukaan jalan yang memungkinkan air hujan masuk ke dalam
sistem saluran air buangan.
 Tangki penyiram : Diletakkan di ujung atas saluran pengumpul dan digunakan untuk
menyiram saluran untuk mencegah terjadinya pengendapan di saluran atau clogging.

35
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Pompa, dll : Peralatan yang digunakan untuk menaikkan air buangan dari saluran yang
lebih rendah ke saluran yang lebih tinggi, ke titik pengeluaran atau menuju instalasi
pengolahan.
 Lainnya : Ventilasi, pelimpah, overflow
Gambar 3.6 Sistem Pengaliran Sewer.

Saluran air buangan merupakan sistem yang kompleks, dimana perubahan di


dalamnya bisa terjadi karena faktor panjang saluran atau karena waktu. Perubahan
bisa terjadi secara diurnal, mingguan atau terjadi secara acak tergantung pada
kondisi hujan. Sistem yang ada di saluran air buangan bisa dibagi menjadi empat
bagian :

 Atmosfer atau situasi udara yang berada di dalam saluran.


 Air buangan : Hanya memenuhi sekitar 10% dari volume saluran. Air buangan
ini mengalirkan limbah yang juga mengandung biomassa yang aktif.
 Biofilm : Lapisan lendir yang menempel di dinding pipa. Lapisan ini
merupakan tempat hidupnya bakteri dan merupakan bagian yang menahan agar
bakteri tidak terbuang dari saluran.

36
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Sedimen : Merupakan zat yang muncul akibat kecepatan aliran air berada di
bawah rata-rata.

Interaksi keempat bagian sistem tersebut dipengaruhi oleh empat hal :

 Kondisi fisik saluran : dimensi, kemiringan dan kekasaran saluran.


 Kondisi hidrodinamis : sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik saluran.
Hidrodinamika ini terjadi karena adanya infiltrasi, asupan air hujan dan
fluktuasi dari air buangan.
 Kondisi lingkungan : Suhu dan Tekanan
 Proses biologi, kimia dan fisika.

Gambar 3.7 Subsistem dalam Saluran Air Buangan (Langeveld, 2002)

Saluran air buangan dirancang agar bisa menampung aliran maksimum, yaitu
aliran yang lebih besar dari keadaan rata-rata tiap tahun. Jumlah air buangan yang
dihasilkan bisa mencapai 20 – 30 % diatas rerata tahunan selama beberapa minggu
secara berurutan, 50 % lebih tinggi selama beberapa hari berturutan dan 100 % lebih
tinggi untuk beberapa jam. Tingkat aliran maksimum air buangan domestik bisa
diasumsikan mencapai 70 – 100 % lebih besar dari rata-rata harian. Kondisi ini terjadi
karena adanya aliran gabungan dari banyak titik masuk ke pipa utama yang berasal dari
pipa cabang.

37
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.2.1 Periode Desain


Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Ngemplak didesain
untuk periode 15 tahun kedepan. Penentuan periode desain ini dilakukan berdasarkan
sistem pembangunan di Indonesia yang biasanya dilakukan secara bertahap dalam
jangka waktu tertentu. Dengan demikian diharapkan selama dalam periode tertentu
perencanaan tidak terlau kesulitan dalam menyediakan dana untuk kelangsungan
proyek tersebut. Selain itu, periode desain juga harus disesuaikan dengan kondisi kota
yang akan direncanakan sistem penyaluran air buangannya, sehingga penduduk yang
ada pada saat itu dan proyeksi penduduk yang akan datang dapat terlayani sepenuhnya.

3.2.2 Sistem Jaringan Penyaluran Air Buangan


Sistem penyaluran air buangan yang akan digunakan untuk daerah perencanaan
ini adalah sistem terpisah (separate sewer system ) dengan pertimbangan bahwa daerah
perencanaan terletak di daerah tropis dengan periode musim hujan dan musim
kemaraunya cukup panjang sehingga dengan diterapkan sistem terpisah akan
memerlukan dimensi saluran air buangan yang kecil.

3.2.3 Sistem Pengaliran


Sistem pengaliran air buangan yang digunakan adalah sistem pengaliran secara
gravitasi dengan mengikuti topografi daerah yang mempunyai kondisi tanah yang
menurun.

3.2.4 Penentuan Blok Pelayanan


Daerah pelayanan jaringan penyaluran air buangan disesuiakan dengan
kebutuhan. Pada perencanaan ini luas Kecamatan Ngemplak adalah 35,71 km² dan
daerah yang akan terlayani adalah 60% dari luas total daerah perencanaan. Penentuan
blok pelayanan in dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut mempunyai
kepadatan yang cukup tinggi, sehingga sistem penyaluran air buangan tidak mungkin
menggunakan sistem on site, karena terbatasnya lahan yang tersedia. Sedangkan untuk
daerah – daerah yang mempunyai kepadatan yang cukup rendah, penyaluran air
buangannya dapat menggunakan sistem on site.

38
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Penentuan luas blok daerah pelayanan berguna untuk mempermudah


perencanaan penyaluran air buangan dan untuk mempermudah penentuan beban aliran
air buangan yang akan disalurkan ke pipa yang akan melayani daerah pelayanan.
Pembagian blok pelayanan penyaluran air buangan biasanya berdasarkan kepadatan
penduduk, keadaan topografi, perkembangan daerah, dan tata guna lahan. Dalam
perencanaan sistem penyaluran air buangan Kecamatan Ngemplak dibagi dalam 4 blok
pelayanan yang dapat dilihat pada peta Kecamatan Ngemplak dalam lampiran gambar.

3.2.6 Perencanaan Pipa


Akan dijelaskan dalam BAB V
3.2.7 Penanaman Minimum Pipa
Penempatan saluran air buangan perlu dipertimbangkan terhadap keadaan
lapangan, keamanan sistem jaringan itu sendiri dan pengaruh terhadap jaringan pipa
distribusi yang ada ataupun yang direncanakan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan pipa air buangan adalah
sebagai berikut :
 Pipa service dipasang dibelakang rumah dan pipa lainnya dipasang di tepi jalan, di
bawah trotoar, hal ini mengingat kemungkinan penggalian jika diperlukan perbaikan,
atau ditengah median (jalur hijau) yaitu jalur antara jalur lambat dan jalur cepat
 Kedalaman minimal saluran dimaksudkan untuk melindungi saluran terhadap beban –
beban diatasnya. Kedalaman saluran harus disesuaikan dengan kedalaman maksimum:
6 – 7 m.

39
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB IV
PERENCANAAN DRAINASE
4.1 Penentuan Daerah Pelayanan
Daerah yang akan dilayani dalam perencanaan ini adalah Kecamatan Sleman,
Sleman 30,44 km² (BPS Kota Sleman, 2017).

Gambar 4.1. Pembagian Daerah Pelayanan

4.2. Perencanaan Sistem Jaringan Drainase


4.2.1. Penentuan Sistem yang Direncanakan
Sistem yang direncanakan adalah sistem terpisah dari saluran pengumpul air
buangan kota. Di dalam perencanaan sistem drainase perkecamatan ini, digunakan
beberapa parameter yang merupakan dasar perencanaan sistem. Dalam menentukan arah
jalur saluran air hujan yang direncanakan terdapat batasan-batasan sebagai berikut:
1. Arah aliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada sehingga diharapkan
pengaliran secara gravitasi dan menghindari pemompaan.
2. Pemanfaatan sungai/anak sungai sebagai badan air penerima dari outfall yang
direncanakan.

40
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan, sehingga mengurangi


penggunaan gorong-gorong.
Dari parameter–parameter tersebut ditunjukkan adanya faktor pembatas yaitu
kondisi topografi setempat. Dari kondisi ini dikembangkan suatu sistem dengan berbagai
alternatif dengan memperhitungkan segi teknis dan ekonomisnya.

4.2.2. Layout Jaringan

Gambar 4.2. Layout jaringan Drainase

4.3. Perhitungan Beban Aliran


4.3.1 Penentuan Blok Pelayanan
Blok yang dilayani dalam perencanaan ini dibagi dalam 3 blok, yang dibagi
berdasarkan jalan utama di Kecamatan Ngemplak.

41
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.1 Pembagian Blok Kecamatan Ngemplak


Blok Luas ( km2)
Daerah I 7,02
Daerah II 5,32
Daerah III 7,27
Derah IV 5,79
Jumlah 30,44

4.3.2 Penentuan Kapasitas Aliran


Kapasitas aliran ditentukan berdasarkan curah hujan yang ada di wilayah
tersebut. Dalam perencanaan menggunakan cakupan wilayah Kabupaten Sleman,
dengan 3 stasiun pengamat. Alasan menggunakan wilayah Kabupaten Sleman
didasarkan atas pertimbangan curah hujan dalam setiap kota sama.
Terdapat beberapa pengamatan stasiun yang hilang seperti dalam tabel 4.2., hal
tersebut dapat dilengkapi sebagai berikut :

Tabel 4.2. Data Curah Hujan Harian Maksimum pada Stasiun Pengamat
No Tahun ST. A (mm) ST. C (mm) ST. E (mm) ST. F (mm) rerata
1 1998 62 69 60 61 62,85
2 1999 72 64 72 69 69,45
3 2000 99 98 96 101 98,30
4 2001 59 63 60 60,66666667 60,61
5 2002 93 91 88 94 91,25
6 2003 92 96 90 91 92,22
7 2004 61 60 62 57 60,19
8 2005 51 50 45 52 49,18
9 2006 56 52 54 54 54,02
10 2007 40 41 38 43 40,29
11 2008 39 39 40 38 39,08
12 2009 63 60 58 61 60,36
13 2010 72 70 69 72 70,63
14 2011 60 59 61 58 59,63
15 2012 60 56 59 61 58,97
16 2013 57,33333333 60 53 59 57,03
17 2014 46 49 44 45 45,90
18 2015 68 65 63 64 64,92
19 2016 70 67 70 69 69,07

42
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Jumlah 1220,666667 1209 1182 1209,666667 1203,93


Rata-
64,24561404 63,63157895 62,21052632 63,66666667 63,36
Rata

Rumus perhitungan data curah hujan yang hilang ( Analisis Hidrologi, 2009) :

Keterangan :
Px = curah hujan yang hilang
PA, PB, PC… = curah hujan pada stasiun A,B,C
Nx = curah hujan tahunan rata - rata pada stasiun yang kehilangan data
NA, NB, = curah hujan tahunan rata – rata pada stasiun A,B,n,n,n

Contoh : Perhitungan untuk curah hujan harian yang hilang Stasiun E


 Tahun 2000 – stasiun E
Dengan menggunakan persamaan diatas maka dapat dihitung :

1 𝑁𝑥 𝑁𝑥
PE = n−1 (𝑁𝐷 𝑃𝐷 + 𝑁𝐹 𝑃𝐹

1 62,2 62,2 62,2


PE= 4−1 ( 61 93 + 63,6 91 + 91
63

PE = 88 mm

43
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.3. Data Curah Hujan Rata – Rata

Tahun Rata-rata

1996 64

1997 69

1998 98

1999 61

2000 91

2001 93

2002 61

2003 49

2004 54

2005 40

2006 39

2007 60

2008 70

2009 60

2010 58

2011 47

2012 46

2013 65

2014 69

2015 65

2016 69

4.3.3. Kala Ulang Hujan


Suatu data hujan adalah (x) akan mencapai suatu harga tertentu/ disamai (x 1)
atau kurang dari (x1 ) atau lebih dilampaui dari (x1 ) dan diperkirakan terjadi sekali
dalam kurun waktu T tahun, maka T ini dianggap sebagai periode ulang dari (x1 ).
Analisa frekuensi terhadap data hujan yang tersedia dapat dilakukan dengan beberapa
metode antara lain Gumbel, Iwai Kadoya, dan Log Pearson III ( Hardihardjaja, 1997
).

44
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1. Metode Gumbel
Dari data hujan rata – rata yang telah diperoleh, maka dapat dihitung curah
hujan harian maksimum dengan menggunakan metode Gumbel.
Tabel 4.4. Data Curah Hujan Rata – Rata
Rerata hujan
No Tahun (X-Ẋ) (X-Ẋ)^2
tahunan (X)
1 1998 62,84509741 34,91 1218,43
2 1999 69 6,06 36,67
3 2000 98 34,91 1218,43
4 2001 61 -2,78 7,74
5 2002 91 27,85 775,78
6 2003 92 28,82 830,67
7 2004 60 -3,20 10,25
8 2005 49 -14,21 201,90
9 2006 54 -9,38 87,92
10 2007 40 -23,10 533,73
11 2008 39 -24,31 591,08
12 2009 60 -3,04 9,22
13 2010 71 7,23 52,33
14 2011 60 -3,77 14,19
15 2012 59 -4,42 19,58
16 2013 57 -6,36 40,47
17 2014 46 -17,50 306,18
18 2015 65 1,53 2,33
19 2016 69 5,68 32,23
Jumlah 1141 34,91 5989,13
Rata-
Rata(Ẋ) 63,39 1,84 315,22
Sx 16,75

Tabel 4.5. Curah Hujan Harian Maksimum Metode Gumbel

PUH Yt Yn Sn K Ẋ Sx XT
2 0,3665 0,5236 1,0565 -0,149 63,390 16,75 60,90
5 1,4999 0,5236 1,0565 0,924 63,390 16,75 78,87
10 2,2502 0,5236 1,0565 1,634 63,390 16,75 90,76
20 2,318 0,5236 1,0565 1,698 63,390 16,75 91,84
25 3,1985 0,5236 1,0565 2,532 63,390 16,75 105,80
Jumlah 428,17
Rata-rata 85,63

45
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Perhitungan dengan metode Gumbel mengikuti kaidah Sosrodarsono dan


Takeda (2006), sebagai berikut :
 Menghitung rata – rata ( r )
∑𝑅
r= 𝑛

 Menghitung nilai Standar Deviasi (SD)


∑(𝑅−𝑟 )²
SD = √ 𝑛−1

Menghitung nilai reducer deviation ( Yt )


𝑇
YT = [ln 𝑥 ln 𝑇−1]

Menghitung reducer standar deviation (Sn) yang juga tergantung pada jumlah data n
(lampiran pustaka, 4)
 Menghitung nilai faktor probabilitas (K) untuk harga – harga ekstrim
Gumbel dapat dinyatakan dalam persamaan :
𝑌𝑇−𝑌𝑛
K= 𝑆𝑛

Contoh : Perhitungan curah hujan metode Gumbel


1. Tahun PUH menggunakan 2, 5, 10, 25, 50.
5
2.Yt dari persamaan YT = [ln 𝑥 ln 5−1]

YT = 0,3665
3. Yn = 0,5236 (lampiran pustaka)
4. Menghitung Sn =1,0565 (lampiran pustaka)
5. Nilai K dari persamaan
0,3665−0,5236
K= = -0,149
1,0565

2. Metode Iwai Kadoya


Metode Iwai Kadoya disebut pula cara distribusi terbatas sepihak. Prinsipnya
adalah mengubah variabel (x) dari kurva kemungkinan kerapatan dari curah hujan
maksimum ke log x atau mengubah kurva distribusi yang asimetris menjadi kurva
distribusi normal.
Hal pertama yang dilakukan menurut Sosrodarsono dan Takeda (2006), yaitu
urutkan data curah hujan rata – rata terlebih dahulu dari terbesar sampai terkecil, seperti
dalam tabel 4.6. Selanjutnya tahapan perhitungannya adalah sebagai berikut :

46
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.6. Pengurutan Curah Hujan Rata – rata :

Rerata hujan Hujan Tahunan


No Tahun R= Log Xi Z= Xi + b Log (Z) (Log Z)²
tahunan (Xi) Terurut

1 1998 62,84509741 98 1,9912 62,84509741 1,7983 3,2338


2 1999 69 92 1,9638 69,44905781 1,8417 3,3917
3 2000 98 91 1,9590 98,29990418 1,9926 3,9703
4 2001 61 71 1,8513 60,61098691 1,7826 3,1775
5 2002 91 69 1,8388 91,24656659 1,9602 3,8424
6 2003 92 69 1,8388 92,21516023 1,9648 3,8604
7 2004 60 65 1,8129 60,19195145 1,7795 3,1668
8 2005 49 62,8 1,7853 49,18460556 1,6918 2,8623
9 2006 54 61 1,7782 54,01724689 1,7325 3,0017
10 2007 40 60 1,7782 40,29128074 1,6052 2,5767
11 2008 39 60 1,7782 39,08176302 1,5920 2,5344
12 2009 60 60 1,7709 60,35675503 1,7807 3,1710
13 2010 71 59 1,7559 70,62759502 1,8490 3,4187
14 2011 60 57 1,7324 59,62695624 1,7754 3,1522
15 2012 59 54 1,6902 58,96901948 1,7706 3,1351
16 2013 57 49 1,6628 57,03183222 1,7561 3,0839
17 2014 46 46 1,6021 45,89587991 1,6618 2,7615
18 2015 65 40 1,6021 64,92175024 1,8124 3,2848
19 2016 69 39 1,5911 69,07058448 1,8393 3,3830
Jumlah 1203,933993 33,78 1203,933993 33,9865 61,0082
Rata-
63,36 1,78 63,36494702 1,7888 3,2110
Rata

Tabel 4.7 Menghitung Nilai B :

47
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.8 Menghitung Hujan Harian Maksimum :

Langkah-langkah perhitungan curah hujan harian maksimum untuk periode ulang hujan
(PUH) dipilih :
1. Menyusun data-data curah hujan (R) mulai dari harga yang terbesar s.d. harga terkecil
2. Memperkirakan harga X dengan persamaan :
X = Log R
𝑛
1
x̅ = ∑ log 𝑅𝑖
𝑛
𝑖=1

3. Memperkirakan harga b
- Nilai Rs merupakan angka tertinggi dari curah hujan tahunan. Banyaknya Rs
ditentukan dari nilai m. Misal m adalah 1, maka Rs adalah angka tertinggi pertama
dari data curah hujan, jika m adalah 2, maka Rs adalah angka tertinggi pertama dan
tertinggi kedua. Nilai m dapat dicari dengan persamaan berikut :
𝑛
𝑚=
10
- Nilai Rt merupakan angka terendah dari curah hujan tahunan, banyaknya Rt
disesuaikan dengan Rs.
- Nilai bi, dapat dicari melalui persamaan :
𝑅𝑠. 𝑅𝑡 − 𝑅𝑖2
𝑏𝑖 =
2𝑅𝑖 − (𝑅𝑠 − 𝑅𝑡)
- Nilai b, dapat dicari melalui persamaan :
𝑛
1
𝑏= ∑ 𝑏𝑖
𝑚
𝑖=1

Jika nilai b negatif, maka b dianggap nol.


4. Nilai b yang telah didapatkan, dijumlahkan dengan data awal, kemudian dilogkan,
dijumlahkan dan dicari data rata-ratanya :

48
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

𝑛
1
Xo = ∑ log(𝑅𝑖 + 𝑏)
𝑛
𝑖=1

5. Menentukan nilai ξ dari tabel Iway Kadoya


6. Menghitung nilai 1/c dengan persamaan :
1 2𝑛
= √𝑛−1 (𝑋 2 − 𝑥𝑜2 )
𝑐

7. Mengisi kolom (3) – (6). Nilalai curah hujan dengan periode ulang T tahun (PUH 5
dan 10) dapat dilihat pada kolom 6.
Contoh perhitungan 4.4 : Perhitungan curah hujan harian maksimum untuk PUH 5 tahunan
dengan menggunakan persamaan di atas adalah sebagai berikut :
Di ketahui Data dari tabel Iway Kadoya :
- Nilai ξ untuk PUH 5 tahunan : 0,595
- Nilai ξ untuk PUH 10 tahunan : 0,906

Perhitungan
- Memperkirakan harga X (untuk tahun 1998) dan Nilai Logaritma :
x = Log R = Log 62,8 = 1,7983
z = Ri + b = 62,8 + 0 = 62,8
Log z = Log 62,8 = 1,7983
(Log z)2 = 2,2810332 = 3,2338
Memperkirakan harga b
̅̅̅̅2
𝑋𝑠.𝑋𝑡+ 𝑋𝑜 223,66
𝑏𝑡 = = −17,028 = -13,135
2.𝑋𝑜2−(𝑋𝑠.𝑋𝑡)

b = -84, karena negatif maka b bernilai 0


- Memperkirakan harga PUH (untuk periode 5 tahunan) :
1 2𝑛
= √𝑛−1 (𝐿𝑜𝑔 𝑧 2 ) − (𝐿𝑜𝑔 𝑧 )2
𝑐

2.19
= √(19−1)^0,5(3,2110 − (1,7888)2 ) ^0,5 = 0,106

1
Kolom (3) = 𝑐 𝑥 ξ = 0,106 x 0,595 = 0,063

49
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Kolom (4) = log Z = 1,789


Kolom (5) = kolom (3) x kolom (4) =1,852
Kolom (6) = antilog (5) = 71,118
Kolom (7) = (6) – (5) = 69,226

3. Metode Log Person III

Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Metode Log Person III :

Tabel 4.10.Menghitung Nilai PUH Log Person III :

50
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Langkah-langkah pengerjaan perhitungan curah hujan harian maksimum untuk periode ulang
hujan (PUH) dipilih :
1) Menyusun data-data curah hujan (Ri) mulai dari harga yang terbesar sampai dengan
harga terkecil
2) Mengubah sejumlah N data curah hujan kedalam bentuk logaritma,
Xi = log Ri
3) Menghitung besarnya harga rata-rata besaran tersebut dengan persamaan :
1
x̅ = ∑(𝑋𝑖)
𝑛
4) Menghitung besarnya harga deviasi rata-rata dari besaran logaritma tersebut dengan
persamaan :

∑(𝑋 − x̅)2
σ= √
𝑁−1

5) Menghitung harga scew coefficient (koefisien asimetri) dari besaran logarirma di atas
dengan persamaan :
𝑁 ∑(𝑋 − x̅)2
𝐶𝑠 =
(𝑁 − 1)(𝑁 − 2)(σ)2
6) Berdasarkan harga Cs yang diperoleh dan periode ulang (T) yang ditentukan, dapat
diketahui nilai Kx dengan menggunakan Tabel Log Person III.
7) Menghitung besarnya harga logaritma dari masing-masing data curah hujan untuk suatu
periode ulang T tertentu :
XT = x̅ + (𝐾 𝑥 σ)
8) Jadi perkiraan harga Hujan Harian Maksimum untuk periode ulang T (tahun) adalah :
RT = antilog XT

Contoh perhitungan : Perhitungan curah hujan harian maksimum untuk PUH 5 tahunan
dengan menggunakan persamaan diatas adalah sebagai berikut :
- Nilai K untuk PUH 5 tahunan 0,924

51
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

- Nilai Kuntuk PUH 10 tahunan 1,634


Perhitungan :
- Rerata curah hujan :
1
x̅ = ∑(𝑋𝑖)
𝑛
1203,93
= 19

= 63,36
- Koefisien kemiringan :
𝑁 ∑(𝑋−x̅)2 20 𝑥−0,002483
𝐶𝑠 = (𝑁−1)(𝑁−2)(σ)2
= = -0,129
19 𝑥 18𝑥 0,1062

- PUH 5 tahun :
XT =Log Xi + K. S Log X
= 1,79 +0,098
= 1,89

*Selanjutnya untuk PUH 10 dst, diselesaikan dengan cara yang sama

4.3.4 DISTRIBUSI HUJAN


1 Perhitungan Distribusi Hujan dengan Metode Hasper Weduwen (Berdasarkan Log
Person III)
Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Curah Hujan Log Person III :

Perbandingan Nilai
PUH Curah Hujan (mm)
log person III
2 59,29
5 77,08
10 91,70
20 108,26
25 114,21
JUMLAH 450,54
RERATA 90,11

52
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.12. Distribusi Hujan PUH 2 Tahun :

PUH 2 TAHUN

t t Xt Ri Rt I
(jam) (mm) (mm) (mm)
(menit) (mm/jam)
5 59,288 6,16 73,87
0,083 35,90
10 59,288 10,45 62,69
0,167 43,65
20 59,288 16,88 50,63
0,333 51,10
30 59,288 21,62 43,24
0,500 54,72
40 59,288 25,36 38,04
0,667 56,86
60 59,288 31,0497 31,05
1,000
80 59,288 34,4852 25,86
1,333
120 59,288 39,39 19,69
2,000

Tabel 4.13. Distribusi Hujan PUH 5 Tahun :

53
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.15. Distribusi Hujan PUH 20 Tahun :

PUH 20 TAHUN
t t Xt Ri Rt I
(jam) (mm) (mm) (mm)
(menit) (mm/jam)
5 108,26 121,33
0,083 58,97 10,11
10 108,26 106,52
0,167 74,16 17,75
20 108,26 88,98
0,333 89,81 29,66
30 108,26 77,28
0,500 97,80 38,64
40 108,26 68,68
0,667 102,66 45,79
60 108,26 56,70
1,000 108,26 56,6968
80 108,26 47,23
1,333 111,40 62,97
120 108,26 35,96
2,000 114,80 71,9262

Tabel 4.16. Distribusi Hujan PUH 25 Tahun :

54
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Langkah-langkah pengerjaan perhitungan distribusi hujan untuk periode ulang hujan


(PUH) yang dipilih :
1) Menentukan T rencana yang akan dipilih berdasarkan gumbel (dipilih PUH
2,5,10,20,25)
2) Menentukan interval waktu t (menit)
3) Menentukan nilai R1 untuk 0<t<1 jam, dengan persamaan :
1218𝑡 + 59
𝑅1 = 𝑋𝑇 ( )
𝑋𝑇(1 − 𝑡) + 1272𝑡
4) Menentukan nilai RT :
Untuk 0<t<1 jam, RT dapat dicari dengan persamaan :
11300𝑡 𝑅1
𝑅𝑇 = √ 𝑡+2.13 100

Untuk 1 jam<t<24 jam, RT dapat dicari dengan persamaan :


11300𝑡 𝑋𝑇
𝑅𝑇 = √ 𝑡+2.13 100

5) Menentukan nilai I dengan persamaan :


𝑅𝑇
𝐼=
𝑡
Contoh Perhitungan: Perhitungan distribusi hujan untuk PUH 25 tahunan dengan
menggunakan persamaan di atas adalah sebagai berikut :
- Untuk 0<t<1 jam (contoh, t = 5 menit)
1218𝑡+59 1218.0,0833+59
𝑅1 = 𝑋𝑇 (𝑋𝑇(1−𝑡)+1272𝑡) = 114,21 (114,21(1−0,0833)+1272.0,0833)

= 60,69
11300𝑡 𝑅𝑇 11300.0,0833 60,69
𝑅𝑇 = √ 𝑡+2.13 = √ 0,0833+2.13 . = 10,41
100 100

𝑅𝑇 60,69
𝐼= = 0,0833 = 124,88 mm/jam
𝑡

55
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2. METODE TALBOT
Tabel 4.16. Intensitas curah hujan PUH 2 tahun :

PUH 2 TAHUN

No t I I.t I2 I2.t I Talbot


1 5 73,8693 369,3465 5456,673 27283,36 247,2208
2 10 62,6904 626,904 3930,087 39300,87 230,1664
3 20 50,6295 1012,59 2563,347 51266,93 202,2607
4 30 43,23756 1297,127 1869,486 56084,59 180,3899
5 40 38,04371 1521,748 1447,324 57892,95 162,7875
6 60 31,04968 1862,981 964,0826 57844,96 136,2056
7 80 25,86389 2069,111 668,9405 53515,24 117,0863
8 120 19,69499 2363,399 387,8926 46547,11 91,42076
Jumlah 345,079 11123,21 17287,83 389736 1367,538

a 3007,128 I=8340,74/(t+37,473)
b 37,48074

Tabel 4.17. Intensitas curah hujan PUH 5 tahun :

PUH 5 TAHUN

No t I I.t I2 I2.t I Talbot


1 5 91,93396 459,6698 8451,854 42259,27 88,6644
2 10 79,10646 791,0646 6257,832 62578,32 79,84449
3 20 64,81659 1296,332 4201,191 84023,81 66,59532
4 30 55,73394 1672,018 3106,273 93188,18 57,11742
5 40 49,23911 1969,565 2424,49 96979,61 50,00121
6 60 40,36617 2421,97 1629,428 97765,66 40,02727
7 80 33,62437 2689,95 1130,598 90447,87 33,37069
8 120 25,60449 3072,539 655,59 78670,8 25,04175
Jumlah 440,4251 14373,11 27857,26 645913,5 440,6626

a 4013,286 I=9214,13/(t+40,250)
b 40,26377

56
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.19. Intensitas curah hujan PUH 10 tahun :

PUH 10 TAHUN

No t I I*t I^2 (I^2)*t I Talbot


(menit) (mm/jam)
1 5 106,21 531,0501 11280,57 56402,85 102,9183
2 10 92,29313 922,9313 8518,021 85180,21 93,06647
3 20 76,29318 1525,864 5820,65 116413 78,11193
4 30 65,90899 1977,27 4343,995 130319,8 67,29803
5 40 58,39153 2335,661 3409,571 136382,8 59,1142
6 60 48,02399 2881,439 2306,304 138378,2 47,54958
7 80 40,00321 3200,257 1600,257 128020,6 39,76942
8 120 30,46189 3655,427 927,9268 111351,2 29,96391
517,586 17029,9 38207,29 902448,7 517,7919
a 4861,132 I=9815,07/(t+42,07)
b 42,2329

Tabel 4.20. Intensitas curah hujan PUH 20 tahun :

PUH 20 TAHUN

No t I I.t I2 I2.t I Talbot


1 5 121,3278 606,6391 14720,44 73602,19 118,1967
2 10 106,5181 1065,181 11346,11 113461,1 107,3677
3 20 88,97828 1779,566 7917,135 158342,7 90,74077
4 30 77,27652 2318,296 5971,661 179149,8 78,57296
5 40 68,68252 2747,301 4717,288 188691,5 69,28257
6 60 56,69681 3401,809 3214,528 192871,7 56,03219
7 80 47,22753 3778,203 2230,44 178435,2 47,03641
8 120 35,96311 4315,573 1293,345 155201,5 35,60416
Jumlah 602,6707 20012,57 51410,95 1239756 602,8335

a 5859,535 I=10597,13/(t+44,575)
b 44,57445

Tabel 4.21 Intensitas curah hujan PUH 25 tahun :

PUH 25 TAHUN

No t I I.t I2 I2.t I Talbot


1 5 124,8764 624,3819 15594,11 77970,56 122,1591

57
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2 10 110,4634 1104,634 12202,17 122021,7 111,3322


3 20 92,99871 1859,974 8648,759 172975,2 94,56905
4 30 81,09382 2432,815 6576,208 197286,2 82,19328
5 40 72,25216 2890,086 5220,374 208815 72,68179
6 60 59,81288 3588,773 3577,581 214654,9 59,02169
7 80 49,82317 3985,854 2482,349 198587,9 49,6839
8 120 37,93965 4552,759 1439,417 172730,1 37,74171
Jumlah 629,2602 21039,28 55740,97 1365041 629,3828

a 6280,775 I=11194,71/(t+46,414)
b 46,4147

Langkah-langkah pengerjaan perhitungan persamaan intensitas hujan dengan Metode Talbot


dapat dinyatakan dengan :
𝑎
𝐼=
𝑡+𝑏
Dimana t adalah waktu, sedangkan a dan b ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
(∑ 𝑙. 𝑡)(∑ 𝑙 2 ) − (∑ 𝑙 2 . 𝑡)( ∑ 𝑙)
𝑎=
𝑛(∑ 𝑙 2 ) − (∑ 𝑙)2
(∑ 𝑙)(∑ 𝑙. 𝑡) − 𝑛(∑ 𝑙 2 . 𝑡)
𝑏=
𝑛(∑ 𝑙 2 ) − (∑ 𝑙)2
Contoh perhitungan : Perhitungan persamaan intensitas hujan untuk PUH 5 tahunan dengan
metode talbot :
- Nilai a dan b
(∑ 𝑙.𝑡)(∑ 𝑙2 )−(∑ 𝑙2 .𝑡)( ∑ 𝑙) 34964.159868 −3798288.1059,89
𝑎= =
𝑛(∑ 𝑙2 )−(∑ 𝑙)2 8.159868 −(1059,892 )

= 10051,6
(∑ 𝑙)(∑ 𝑙.𝑡)−𝑛(∑ 𝑙2 .𝑡) 1059,89.159868−8.3798288
𝑏= =
𝑛(∑ 𝑙2 )−(∑ 𝑙)2 8.159868 −(1059,892 )

= 42,88
- Persamaan lengkung intensitas hujan :
𝑎 10051,6
𝐼= =
1 + 𝑏 𝑡 + 42,88

58
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3. Metode Sherman
Tabel 4.22 Intensitas curah hujan PUH 2 tahun :
t I
(Log Log t*Log
PUH No (mm/jam Log t Log I I Sherman
(menit) t)^2 I
)
1 5 73,8693 0,70 1,87 0,49 1,31 82,79
2 10 62,6904 1,00 1,80 1,00 1,80 62,33
3 20 50,6295 1,30 1,70 1,69 2,22 46,93
4 30 43,2376 1,48 1,64 2,18 2,42 39,75
2
5 40 38,0437 1,60 1,58 2,57 2,53 35,33
6 60 31,0497 1,78 1,49 3,16 2,65 29,93
7 80 25,8639 1,90 1,41 3,62 2,69 26,60
8 120 19,695 2,08 1,29 4,32 2,69 22,53
Log a 2,20 Jumlah 345,08 11,84 12,79 19,04 18,30 346,19
a 160,03
I=444/(t^0,41)
b 0,41

Tabel 4.23 Intensitas curah hujan PUH 5 tahun :


t I
(Log Log t*Log
PUH No (mm/jam Log t Log I I Sherman
(menit) t)^2 I
)
1 5 91,934 0,70 1,96 0,49 1,37 103,53
2 10 79,1065 1,00 1,90 1,00 1,90 78,74
3 20 64,8166 1,30 1,81 1,69 2,36 59,88
4 30 55,7339 1,48 1,75 2,18 2,58 51,02
5
5 40 49,2391 1,60 1,69 2,57 2,71 45,54
6 60 40,3662 1,78 1,61 3,16 2,86 38,80
7 80 33,6244 1,90 1,53 3,62 2,91 34,63
8 120 25,6045 2,08 1,41 4,32 2,93 29,51
Log a 2,29 Jumlah 440,43 11,84 13,65 19,04 19,61 441,64
a 195,51
I=449,06/(t^0,40)
b 0,39

59
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.24 Intensitas curah hujan PUH 10 tahun :

t I
(Log Log t*Log
PUH No (mm/jam Log t Log I I Sherman
(menit) t)^2 I
)
1 5 106,21 0,70 2,03 0,49 1,42 120,01
2 10 92,2931 1,00 1,97 1,00 1,97 91,88
3 20 76,2932 1,30 1,88 1,69 2,45 70,35
4 30 65,909 1,48 1,82 2,18 2,69 60,17
10
5 40 58,3915 1,60 1,77 2,57 2,83 53,86
6 60 48,024 1,78 1,68 3,16 2,99 46,07
7 80 40,0032 1,90 1,60 3,62 3,05 41,24
8 120 30,4619 2,08 1,48 4,32 3,08 35,27
Log a 2,35 Jumlah 517,59 11,84 14,23 19,04 20,47 518,84
a 223,10
I=452,66/(t^0.39)
b 0,39

Tabel 4.25 Intensitas curah hujan PUH 20 tahun :


t I
(Log Log t*Log
C No (mm/jam Log t Log I I Sherman
(menit) t)^2 I
)
1 5 121,328 0,70 2,08 0,49 1,46 137,55
2 10 106,518 1,00 2,03 1,00 2,03 106,12
3 20 88,9783 1,30 1,95 1,69 2,54 81,87
4 30 77,2765 1,48 1,89 2,18 2,79 70,34
20
5 40 68,6825 1,60 1,84 2,57 2,94 63,16
6 60 56,6968 1,78 1,75 3,16 3,12 54,27
7 80 47,2275 1,90 1,67 3,62 3,19 48,73
8 120 35,9631 2,08 1,56 4,32 3,23 41,87
Log a 2,40 Jumlah 602,67 11,84 14,77 19,04 21,29 603,89
a 251,23
I=454,34/(t^0,37)
b 0,37

60
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.26 Intensitas curah hujan PUH 25 tahun :


t I
(Log Log t*Log
PUH No (mm/jam Log t Log I I Sherman
(menit) t)^2 I
)
1 5 124,876 0,70 2,10 0,49 1,47 141,91
2 10 110,463 1,00 2,04 1,00 2,04 110,11
3 20 92,9987 1,30 1,97 1,69 2,56 85,44
4 30 81,0938 1,48 1,91 2,18 2,82 73,66
25
5 40 72,2522 1,60 1,86 2,57 2,98 66,29
6 60 59,8129 1,78 1,78 3,16 3,16 57,15
7 80 49,8232 1,90 1,70 3,62 3,23 51,44
8 120 37,9397 2,08 1,58 4,32 3,28 44,34
Log a 2,41 Jumlah 629,26 11,84 14,93 19,04 21,54 630,34
a 255,77
I=455,88/(t^0,37)
b 0,37

Langkah pengerjaan perhitungan Persamaan Intensitas Hujan dengan metode Sherman dapat
dinyatakan dengan :
𝑎
𝐼=
𝑡𝑏
Dimana t adalah waktu, sedangkan a dan n ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
(∑ 𝑙𝑜𝑔𝐼)(∑ 𝑙𝑜𝑔 𝑡 2 )−(∑ 𝐿𝑜𝑔.log 𝑡)(∑ log 𝑡)
𝐿𝑜𝑔 𝑎 = , a = antilog a
𝑛(∑ 𝑙𝑜𝑔 𝑡 2 )−(∑ 𝑙𝑜𝑔 𝑡)2

(∑ log 𝐼)(∑ log 𝑡) − 𝑛(∑ log 𝐼. 𝑙𝑜𝑔𝑡)


𝑏=
𝑛(∑ 𝑙𝑜𝑔 𝑡 2 ) − (∑ 𝑙𝑜𝑔 𝑡)2

Contoh 4.8 : Perhitungan persamaan intensitas hujan PUH 25 tahunan dengan metode Sherman
:
- Nilai a dan n
14,93.11,84− 21,54.11,84
𝐿𝑜𝑔 𝑎 = = a = 255,77
8.19,04−11,842

14,93.11,84 − 8.24,17
𝑏= = 0,37
8.19,04 − 11,842

- Persamaan lengkung intensitas hujan

61
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

𝑎 452,57
𝐼= = 0,3822
𝑡𝑏 𝑡

4. Metode Ishigoro
Tabel 4.27 Intensitas curah hujan PUH 2 tahun :
t I I
I*(t^0.5 (I^2)*(t^0.5
PUH No (mm/jam I^2 t^0.5 Ishigur
(menit) ) )
) o
1 5 73,8693 5456,67 2,24 165,18 12201,49 80,60
2 10 62,6904 3930,09 3,16 198,24 12428,03 62,85
3 20 50,6295 2563,35 4,47 226,42 11463,63 47,93
4 30 43,2376 1869,49 5,48 236,82 10239,60 40,54
2
5 40 38,0437 1447,32 6,32 240,61 9153,68 35,88
6 60 31,0497 964,08 7,75 240,51 7467,75 30,08
7 80 25,8639 668,94 8,94 231,33 5983,19 26,47
8 120 19,695 387,89 10,95 215,75 4249,15 22,04
17287,8
Jumlah 345,08 49,32 1754,87 73186,52 346,40
3
a 264,41
I=733,37/((t^0.5)+1,04)
b 1,04

Tabel 4.28 Intensitas curah hujan PUH 5 tahun :


t I I
I*(t^0.5 (I^2)*(t^0.5
PUH No (mm/jam I^2 t^0.5 Ishigur
(menit) ) )
) o
1 5 91,934 8451,85 2,24 205,57 18898,92 100,79
2 10 79,1065 6257,83 3,16 250,16 19789,00 79,58
3 20 64,8166 4201,19 4,47 289,87 18788,30 61,33
4 30 55,7339 3106,27 5,48 305,27 17013,76 52,15
5
5 40 49,2391 2424,49 6,32 311,42 15333,82 46,30
6 60 40,3662 1629,43 7,75 312,67 12621,49 38,98
7 80 33,6244 1130,60 8,94 300,75 10112,38 34,39
8 120 25,6045 655,59 10,95 280,48 7181,63 28,72
27857,2
Jumlah 440,43 49,32 2256,18 119739,29 442,24
6
a 350,19
I=804,01/((t^0.5)+1,24)
b 1,24

62
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.29 Intensitas curah hujan PUH 10 tahun :


t I I
I*(t^0.5 (I^2)*(t^0.5
PUH No (mm/jam I^2 t^0.5 Ishigur
(menit) ) )
) o
11280,5
1 5 2,24 237,49 25224,12 116,88
106,21 7
2 10 92,2931 8518,02 3,16 291,86 26936,35 93,01
3 20 76,2932 5820,65 4,47 341,19 26030,74 72,17
10 4 30 65,909 4343,99 5,48 361,00 23793,04 61,59
5 40 58,3915 3409,57 6,32 369,30 21564,02 54,81
6 60 48,024 2306,30 7,75 371,99 17864,55 46,27
7 80 40,0032 1600,26 8,94 357,80 14313,13 40,89
8 120 30,4619 927,93 10,95 333,69 10164,93 34,22
38207,2
Jumlah 517,59 49,32 2664,33 165890,88 519,84
9
a 421,94
I=851,99/((t^0.5)+1,36)
b 1,37

Tabel 4.30 Intensitas curah hujan PUH 20 tahun :


t I I
I*(t^0.5 (I^2)*(t^0.5
PUH No (mm/jam I^2 t^0.5 Ishigur
(menit) ) )
) o
14720,4
1 5 2,24 271,30 32915,90 134,06
121,328 4
11346,1
2 10 3,16 336,84 35879,56 107,63
106,518 1
3 20 88,9783 7917,13 4,47 397,92 35406,50 84,16
20 4 30 77,2765 5971,66 5,48 423,26 32708,13 72,09
5 40 68,6825 4717,29 6,32 434,39 29834,75 64,32
6 60 56,6968 3214,53 7,75 439,17 24899,63 54,47
7 80 47,2275 2230,44 8,94 422,42 19949,66 48,24
8 120 35,9631 1293,35 10,95 393,96 14167,89 40,48
51410,9
Jumlah 602,67 49,32 3119,25 225762,03 605,45
5
a 505,53
I=914,25/((t^0.5)+1,53)
b 1,53

63
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.31 Intensitas curah hujan PUH 25 tahun :


t I I
I*(t^0.5 (I^2)*(t^0.5
PUH No (mm/jam I^2 t^0.5 Ishigur
(menit) ) )
) o
15594,1
1 5 2,24 279,23 34869,49 138,43
124,876 1
12202,1
2 10 3,16 349,32 38586,64 111,84
110,463 7
3 20 92,9987 8648,76 4,47 415,90 38678,43 87,95
25 4 30 81,0938 6576,21 5,48 444,17 36019,38 75,57
5 40 72,2522 5220,37 6,32 456,96 33016,55 67,55
6 60 59,8129 3577,58 7,75 463,31 27711,82 57,34
7 80 49,8232 2482,35 8,94 445,63 22202,80 50,86
8 120 37,9397 1439,42 10,95 415,61 15768,03 42,76
55740,9
Jumlah 629,26 49,32 3270,13 246853,14 632,30
7
a 539,35
I=961,32/((t^0.5)+1,66)
b 1,66

Langkah-langkah perhitungan Persamaan Intensitas Hujan dengan Metode Ishiguro dapat


dinyatakan dengan :
𝑎
𝐼=
√𝑡 + 𝑏
Dimana t adalah waktu, sedangkan a dan b ditentukan dengan rumus, berikut contoh
perhitungan pada PUH 5 :
- Nilai a dan b

(∑ 𝐼. √𝑡)(∑ 𝐼 2 ) − (∑ 𝐼 2 . √𝑡)(∑ 𝐼) 3270,13.55740,97 − 246853,14.629,26


𝑎=
𝑛(∑ 𝐼 2 ) − (∑ 𝐼)2 8.55740,97 − (629,26)2
= 539,35

(∑ 𝐼. √𝑡)(∑ 𝐼) − 𝑛(∑ 𝐼 2 . √𝑡) 3270,13.629,26 − 8.246853,14


𝑏= =
𝑛(∑ 𝐼 2 ) − (∑ 𝐼)2 8.55740,97 − (629,26)2
= 1,66
- Persamaan lengkung intensitas hujan :

𝑎 870,99
𝐼= =
√𝑡 + 𝑏 √𝑡 + 1,4187

64
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Perbandingan intensitas hujan dari ketiga metode selanjutnya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.32 Perbandingan intensitas hujan PUH 2 tahun :
Δ I Δ I Δ
t I I Talbot
mutlak Sherman mutlak Ishiguro mutlak
5 73,8693 247,221 173,352 82,7904 8,92113 80,6016 6,73231
10 62,6904 230,166 167,476 62,3314 0,359 62,8548 0,16436
20 50,6295 202,261 151,631 46,9282 3,70133 47,9302 2,69931
30 43,2376 180,39 137,152 39,7488 3,48881 40,5433 2,69427
40 38,0437 162,787 124,744 35,3314 2,71234 35,8813 2,1624
60 31,0497 136,206 105,156 29,9261 1,12357 30,0792 0,97046
80 25,8639 117,086 91,2224 26,6003 0,73646 26,4707 0,60681
120 19,695 91,4208 71,7258 22,5308 2,83583 22,036 2,34102

Grafik 4.1 Lengkung intensitas hujan PUH 2 tahun :

LENGKUNG INTENSITAS PUH 2 TAHUNAN


talbot sherman ishiguro

200
150
100
50
0
5 10 20 30 40 60 80 120

Tabel 4.33 Perbandingan intensitas hujan PUH 5 tahun :


Δ I Δ I Δ
t I I Talbot
mutlak Sherman mutlak Ishiguro mutlak
5 91,934 88,6644 3,26956 103,532 11,5985 100,795 8,86075
10 79,1065 79,8445 0,73803 78,736 0,37043 79,5797 0,47323
20 64,8166 66,5953 1,77873 59,8784 4,93817 61,3255 3,49107
30 55,7339 57,1174 1,38348 51,0172 4,71676 52,1471 3,58688
40 49,2391 50,0012 0,76209 45,5373 3,70182 46,3045 2,93457
60 40,3662 40,0273 0,33889 38,7984 1,56781 38,9786 1,38757
80 33,6244 33,3707 0,25368 34,6309 1,00656 34,3915 0,76712
120 25,6045 25,0418 0,56274 29,506 3,9015 28,7214 3,11696

Grafik 4.3 Lengkung intensitas hujan PUH 5 tahun :

65
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

LENGKUNG INTENSITAS PUH 5 TAHUNAN


talbot sherman ishiguro

200
150
100
50
0
5 10 20 30 40 60 80 120

Tabel 4.34 Perbandingan intensitas hujan PUH 10 tahun :

Perbandingan Intensitas PUH 10 Tahunan


Δ I Δ I Δ
t I I Talbot
mutlak Sherman mutlak Ishiguro mutlak
5 106,21 102,918 3,29168 120,005 13,7954 116,876 10,6659
10 92,2931 93,0665 0,77335 91,8797 0,41344 93,013 0,71988
20 76,2932 78,1119 1,81875 70,3458 5,94741 72,1734 4,11981
30 65,909 67,298 1,38904 60,1718 5,73716 61,5856 4,32342
40 58,3915 59,1142 0,72266 53,8588 4,53275 54,8074 3,58418
60 48,024 47,5496 0,47441 46,0693 1,95468 46,2654 1,75864
80 40,0032 39,7694 0,23379 41,2359 1,23265 40,8924 0,88921
120 30,4619 29,9639 0,49798 35,272 4,81012 34,2249 3,763

Grafik 4.4 Lengkung intensitas hujan PUH 10 tahun :

LENGKUNG INTENSITAS PUH 10 TAHUNAN


talbot sherman ishiguro

200
150
100
50
0
5 10 20 30 40 60 80 120

Tabel 4.35 Perbandingan intensitas hujan PUH 20 tahun :

Perbandingan Intensitas PUH 20 Tahunan

66
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Δ I Δ I Δ
t I I Talbot
mutlak Sherman mutlak Ishiguro mutlak
5 121,328 118,197 3,13113 137,547 16,2196 134,062 12,7342
10 106,518 107,368 0,84961 106,116 0,40168 107,626 1,10828
20 88,9783 90,7408 1,76249 81,8678 7,11049 84,1575 4,82073
30 77,2765 78,573 1,29644 70,3405 6,93601 72,0945 5,18199
40 68,6825 69,2826 0,60005 63,1602 5,52233 64,3219 4,36064
60 56,6968 56,0322 0,66462 54,267 2,42981 54,4705 2,22629
80 47,2275 47,0364 0,19112 48,7275 1,49992 48,2417 1,01415
120 35,9631 35,6042 0,35895 41,8665 5,90334 40,477 4,51392

Grafik 4.5 Lengkung intensitas hujan PUH 20 tahun :

LENGKUNG INTENSITAS PUH 20 TAHUNAN


talbot sherman ishiguro

300

200

100

0
5 10 20 30 40 60 80 120

Tabel 4.36 Perbandingan intensitas hujan PUH 25 tahun :

Perbandingan Intensitas PUH 25 Tahunan


Δ I Δ I Δ
t I I Talbot
mutlak Sherman mutlak Ishiguro mutlak
5 124,876 122,159 2,71726 141,911 17,0344 138,429 13,5531
10 110,463 111,332 0,86882 110,112 0,35144 111,842 1,37873
20 92,9987 94,569 1,57034 85,4385 7,56016 87,9525 5,04619
30 81,0938 82,1933 1,09946 73,655 7,43882 75,5669 5,52688
40 72,2522 72,6818 0,42963 66,2938 5,95833 67,5478 4,70434
60 59,8129 59,0217 0,7912 57,1507 2,66219 57,3403 2,47263
80 49,8232 49,6839 0,13927 51,439 1,61581 50,8608 1,03759
120 37,9397 37,7417 0,19795 44,3446 6,40495 42,7559 4,81625

Grafik 4.6 Lengkung intensitas hujan PUH 25 tahun :

67
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

LENGKUNG INTENSITAS PUH 25 TAHUNAN


talbot sherman ishiguro

300

200

100

0
5 10 20 30 40 60 80 120

4.3.5 PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DRAINASE


1 Pembagian Sistem Saluran Drainase
Gambar 4.3 Peta pembagian sistem drainase :

68
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.36 Saluran drainase Kecamatan Sleman Desa Trimulyo :

69
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.37 Saluran drainase Kecamatan Sleman Desa Tridadi :

Saluran ld
NO muka tanah awal muka tanah akhir sd lo (meter) so
primer (meter)

1 a-b 506 233 227 0,011858 488 0,012295

2 c-d 692 239 223 0,023121 508 0,031496

3 e-f 326 224 208 0,04908 350 0,045714

4 g-h 759 217 209 0,01054 350 0,022857

5 i-j 912 219 207 0,013158 803 0,014944

6 k-l 144 204 201 0,020833 192 0,015625

70
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

7 m-n 654 211 204 0,010703 471 0,014862

8 o-p 852 211 198 0,015258 565 0,023009

9 q-r 852 208 197 0,012911 509 0,021611

10 s-t 999 214 202 0,012012 653 0,018377

71
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.3.6 Penentuan Debit


1. Perhitungan Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran (C) berbeda-beda sesuai tata guna lahan dan faktor-faktor yang
berkaitan dengan aliran permukaan didalam sungai terutama kelembaban tanah. Menetapkan
harga koefisien pengaliran (C) sesuai dengan tata guna lahan yang dilewati saluran pada tiap
sub blok yang akan dilayani. Tahapan dalam perhitungan C adalah sebagai berikut :

a. Menentukan nilai C dari kondisi lahan yang ada


b. Menghitung luas (A) dalam persen, untuk mempermudah hitungannya.
c. Menghitung luas wilayah setiap koefisien pengalirannya.
d. Harga A dan C dikalikan, kemudian dijumlahkan dan didapat harga C gabungan.

Tabel 4.38 Koefisien Pengaliran Gabungan Saluran Drainase Desa Trimulyo :


Saluran Tipe
Luas C.A(Ha
NO Sekunde Daerah C A (%) A (Ha) C gab
(Ha) )
r Aliran
Pemukiman 0,6 70% 4,627 2,7762
1 a-b 6,61 Jalan 0,9 20% 1,322 1,1898 0,65
Lahan
0,5 10% 0,661 0,3305
Hijau
Pemukiman 0,6 50% 3,78 2,268
2 c-d 7,56 Jalan 0,9 30% 2,268 2,0412 1
Lahan
0,5 20% 1,512 0,756
Hijau
Pemukiman 0,6 30% 0,78 0,468
3 e-f 2,6 Jalan 0,9 10% 0,26 0,234 0,57
Lahan
0,5 60% 1,56 0,78
Hijau
Pemukiman 0,6 60% 1,86 1,116
4 g-h 3,1 Jalan 0,9 20% 0,62 0,558 1
Lahan
0,5 20% 0,62 0,31
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 12,04 7,224
5 i-j 17,2 Jalan 0,9 20% 3,44 3,096 0,65
Lahan
0,5 10% 1,72 0,86
Hijau
Pemukiman 0,6 60% 7,26 4,356
6 k-l 12,1 Jalan 0,9 20% 2,42 2,178 0,64
Lahan
0,5 20% 2,42 1,21
Hijau
7 m-n 3,61 Pemukiman 0,6 70% 2,527 1,5162 0,65

72
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Jalan 0,9 20% 0,722 0,6498


Lahan
0,5 10% 0,361 0,1805
Hijau
Pemukiman 0,6 40% 0,792 0,4752
8 o-p 1,98 Jalan 0,9 10% 0,198 0,1782 0,58
Lahan
0,5 50% 0,99 0,495
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 2,226 1,3356
9 q-r 3,18 Jalan 0,9 20% 0,636 0,5724 0,65
Lahan
0,5 10% 0,318 0,159
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 1,197 0,7182
10 s-t 1,71 Jalan 0,9 20% 0,342 0,3078 0,65
Lahan
0,5 10% 0,171 0,0855
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 8,89 5,334
11 u-v 12,7 Jalan 0,9 20% 2,54 2,286 0,65
Lahan
0,5 10% 1,27 0,635
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 3,248 1,9488
12 w-x 4,64 Jalan 0,9 20% 0,928 0,8352 0,65
Lahan
0,5 10% 0,464 0,232
Hijau
Pemukiman 0,6 60% 2,814 1,6884
13 y-z 4,69 Jalan 0,9 20% 0,938 0,8442 0,64
Lahan
0,5 20% 0,938 0,469
Hijau
Pemukiman 0,6 50% 1,655 0,993
14 a1-b1 3,31 Jalan 0,9 10% 0,331 0,2979 0,59
Lahan
0,5 40% 1,324 0,662
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 4,137 2,4822
15 c1-d1 5,91 Jalan 0,9 20% 1,182 1,0638 0,65
Lahan
0,5 10% 0,591 0,2955
Hijau

73
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.39 Koefisien Pengaliran Gabungan Saluran Drainase Desa Tridadi :


Saluran Tipe
Luas C.A(Ha
NO Sekunde Daerah C A (%) A (Ha) C gab
(Ha) )
r Aliran
Pemukiman 0,6 15% 1,62 0,972
1 a-b 10,8 Jalan 0,9 15% 1,62 1,458 0,575
Lahan
0,5 70% 7,56 3,78
Hijau
Pemukiman 0,6 30% 3,24 1,944
2 c-d 10,8 Jalan 0,9 20% 2,16 1,944 0,61
Lahan
0,5 50% 5,4 2,7
Hijau
Pemukiman 0,6 40% 4,64 2,784
3 e-f 11,6 Jalan 0,9 20% 2,32 2,088 0,62
Lahan
0,5 40% 4,64 2,32
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 12,53 7,518
4 g-h 17,9 Jalan 0,9 10% 1,79 1,611 0,66
Lahan
0,5 30% 5,37 2,685
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 11,76 7,056
5 i-j 16,8 Jalan 0,9 10% 1,68 1,512 0,66
Lahan
0,5 30% 5,04 2,52
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 1,134 0,6804
5 k-l 1,62 Jalan 0,9 10% 0,162 0,1458 0,66
Lahan
0,5 30% 0,486 0,243
Hijau
Pemukiman 0,6 30% 1,974 1,1844
6 m-n 6,58 Jalan 0,9 10% 0,658 0,5922 0,57
Lahan
0,5 60% 3,948 1,974
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 11,76 7,056
7 o-p 16,8 Jalan 0,9 10% 1,68 1,512 0,66
Lahan
0,5 30% 5,04 2,52
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 10,22 6,132
8 q-r 14,6 Jalan 0,9 10% 1,46 1,314 0,66
Lahan
0,5 30% 4,38 2,19
Hijau
Pemukiman 0,6 70% 9,31 5,586
9 s-t 13,3 Jalan 0,9 10% 1,33 1,197 0,66
Lahan
0,5 30% 3,99 1,995
Hijau

74
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Contoh : Perhitungan koefisien pengaliran gabungan, Daerah A-B Desa Trimulyo :


a. Luaas area yang dilayani diketahui 6,61 km2 (dari peta)
b. Tipe daerah pengaliran diketahui dari peta tata guna lahan
c. Harga C terlampir
d. Luas dalam persen (%) dihitung sebagai berikut :

Pemukiman 70%
Lahan Alami 20%
Jalan 10%
Total 100%
e. Koefisien pengaliran gabungan dapat dihitung sebagai berikut :
C pemukiman = 70% x 0,60 = 4,6
C sawah irigasi = 20% x 0,9 = 1,3
C jalan = 10% x 0,5 = 0,6

4.3.7 Slope Limpasan (So) dan Slope Saluran (Sd)


Slope limpasan adalah jarak terjauh panjang limpasan saluran. Sedangkan slope saluran
adalah panjang saluran. Dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :
∆𝐸𝑇
𝑆𝑜 = 𝐿𝑜

Keterangan :
So = Slope Saluran
∆ET = Elevasi Tanah Awal – Elevasi Tanah Akhir
Lo = Panjang Saluran
Tabel 4.40 Slope Desa Trimulyo :

75
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

76
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.41 Slope Desa Tridadi :

4.3.8 Perhitungan Debit Puncak


Contoh 4.11 : Perhitingan debit puncak, daerah A saluran a-b :
Diketahui :
Lo = 472,5 m
So = 0,026 m/m
C = 0,382
A = 45 ha
V = 1 m/s
n = 0,015
T = PUH 5
a = 10051,6
b = 42,88

Penyelesaian :

- Waktu Limpasan (to)

77
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1 1
108.𝑛.𝐿𝑜 3 108 𝑥 0,015 𝑥 472,53
𝑡𝑜 = 1 = 1 = 26 menit
𝑆05 0,0265
𝐿𝑜 472,5
𝑡𝑑 = 60.𝑉 = 60 𝑥 1 = 7,88 menit

- Waktu konsentrasi (tc)


tc = to + td = 26 + 7,88 = 33,97 menit

- Intensitas Hujan ( I )
𝑎 10051,6
𝐼= = = 130,80 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
(𝑡𝑐 + 𝑏) 33,97 + 42,88

- Debit (Q)
Q = 0,002778 x C x I x A
= 0,002778 x 0,382 x 130,80 x 45
= 6,25 m3/s

Tabel 4.42 Debit puncak Desa Trimulyo :

78
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.43 Debit puncak Desa Tridadi :

4.3.9 Dimensi
Pada perencanaan ini saluran yang akan digunakan adalah saluran berbentuk segi empat dengan
perencanaan saluran berdasarkan penampang hidrolis optimum yang berarti suatu luas penampang akan
memiliki daya tampung yang maksimum. Adapun bentuk dari saluran yang direncanakan seperti yang
terlihat pada gambarError! Reference source not found. dibawah ini:

Gambar 4.4 Bentuk Saluran Drainase yang Direncanakan

b
Saluran yang
direncanakan memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Saluran terbuat dari pasangan batu dilapisi semen atau beton dengan nilai kekasaran
manning (n) sebesar 0.014
b. Kecepatan saluran 0.3 – 3 m/s

79
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

c. Saluran berbentuk segi empat, sehingga rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
:
Debit :Q=VxA
V dalam saluran : V = 1/n x R2/3 x S1/2
Luas penampang :A=bxh
Lebar saluran : b = 2h
2ℎ2 ℎ
Jari-jari hidrolis : R = A/P = =
2ℎ+2ℎ 2

Freeboard saluran : Fb = (C x h) 0.5


Dimana C : 87/(1+(1000/(R^0.5)))

Tabel 4.44 Dimensi Desa Trimulyo :

Tabel 4.45 Dimensi Desa Tridadi :

80
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.3.10 Elevasi
Elevasi atau beda tinggi yang dihitung dari saluran yang direncanakan adalah:

1. Elevasi dasar saluran awal.


2. Elevasi dasar saluran akhir.
3. Elevasi muka air awal, dan
4. Elevasi muka air akhir.
Tabel 4.46 Elevasi Pada Desa Trimulyo :
Elevasi Muka Elevasi Dasar
Kedalaman Elevasi Muka Air
Tanah Saluran
No. Saluran Ld (m) Sd h(m) Fb Hf (m)
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
1 A-B 344 315 308 0,0203 0,4 0,1 7,0 314,4 307,4 0,6 1,0 314,9 307,9
2 C-D 515 309 299 0,0194 0,5 0,1 10,0 308,4 298,4 0,6 0,6 308,9 298,9
3 E-F 280 310 305 0,0179 0,3 0,1 5,0 309,6 304,6 0,4 0,4 309,9 304,9
4 G-H 232 322 314 0,0345 0,3 0,1 8,0 321,6 313,6 0,4 0,4 321,9 313,9
5 I-J 1515 291 264 0,0178 0,6 0,2 27,0 290,2 263,2 0,8 0,8 290,8 263,8
6 K-L 598 283 269 0,0234 0,5 0,2 14,0 282,3 268,3 0,7 0,7 282,8 268,8
7 M-N 402 289 284 0,0124 0,4 0,1 5,0 288,5 283,5 0,5 0,5 288,9 283,9
8 O-P 191 283 275 0,0419 0,2 0,1 8,0 282,7 274,7 0,3 0,3 282,9 274,9
9 Q-R 716 289 276 0,0182 0,3 0,1 13,0 288,5 275,5 0,5 0,5 288,9 275,9
10 S-T 185 292 284 0,0432 0,2 0,1 8,0 291,7 283,7 0,3 0,3 291,9 283,9
11 U-V 689 269 259 0,0145 0,6 0,2 10,0 268,2 258,2 0,8 0,8 268,8 258,8
12 W-X 407 273 258 0,0369 0,3 0,1 15,0 272,5 257,5 0,5 0,5 272,9 257,9
13 Y-Z 791 266 256 0,0126 0,4 0,1 10,0 265,4 255,4 0,6 0,6 265,9 255,9
14 A1-B1 135 279 256 0,1704 0,3 0,1 23,0 278,7 255,7 0,3 0,3 278,9 255,9

81
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

15 C1-D1 443 269 263 0,0124 0,4 0,1 5,5 268,5 263,0 0,5 0,0 268,9 263,4

Tabel 4.47 Elevasi Pada Desa Tridadi :


Elevasi Muka Elevasi Dasar
Kedalaman Elevasi Muka Air
Tanah Saluran
No. Saluran Ld (m) Sd h(m) Fb Hf (m)
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
1 A-B 506 233 227 0,012 0,6 0,2 6,0 232,3 226,3 0,7 1,0 232,8 226,8
2 C-D 692 239 223 0,023 0,5 0,1 16,0 238,3 222,3 0,7 0,7 238,9 222,9
3 E-F 326 224 208 0,049 0,5 0,1 16,0 223,4 207,4 0,6 0,6 223,9 207,9
4 G-H 759 217 209 0,023 0,6 0,2 17,5 216,2 198,6 0,8 10,4 216,8 199,3
5 I-J 912 219 207 0,013 0,7 0,2 12,0 218,1 206,1 0,9 0,9 218,8 206,8
6 K-L 144 204 201 0,021 0,3 0,1 3,0 203,6 200,6 0,4 0,4 203,9 200,9
7 M-N 654 211 204 0,011 0,5 0,1 7,0 210,4 203,4 0,6 0,6 210,9 203,9
8 O-P 852 211 198 0,015 0,7 0,2 13,0 210,2 197,2 0,8 0,8 210,8 197,8
9 Q-R 852 208 197 0,013 0,7 0,2 11,0 207,2 196,2 0,8 0,8 207,8 196,8
10 S-T 999 214 202 0,012 0,6 0,2 12,0 213,2 201,2 0,8 0,8 213,8 201,8

82
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Contoh Perhitungan Elevasi Saluran :


Perhitungan elevasi saluran sekunder, saluran S-T pada Desa Tridadi
Diketahui :
Elevasi muka tanah awal = 214m
Elevasi muka tanah akhir = 202 m
Slope saluran (Sd) = 0.012
Tinggi saluran (h) = 0,6
Freeboard (fb) = 0.2
Panjang saluran (Ld) = 999 m
Penyelesaian :
 Headloss
Hf = Sd x Ld
= 0.012 x 999
= 12 m
 Elevasi dasar saluran
Awal = muka tanah awal – h – fb
= 214 – 0.6 -2
= 213,2 m
Akhir = elevasi dasar saluran awal – Hf
= 213,2-12
= 201,2 m
 Kedalaman Saluran
Awal = elevasi muka tanah awal – elevasi dasar saluran awal
= 214-213,2
= 0.8 m
Akhir = elevasi muka tanah akhir– elevasi dasar saluran akhir
= 202-201,2
= 0,8 m

 Elevasi muka air


Awal = h + elevasi dasar saluran awal
= 0.6 + 213,2 m
= 213,8 m
Akhir = h + elevasi dasar saluran akhir
= 0.6 + 201,2 m

83
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 201,8 m

4.3.11 Profil Hidrolisis


Tabel 4.48 Profil Hidrolisis Saluran A-B Desa Trimulyo :
a-b
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 315 308
Elevasi Dasar Saluran 314,4 307,4
Elevasi Muka Air 314,9 307,9
Kedalaman 0,58 1,00
Ld 0,0 344,0

Saluran
310
ELEVASI (M)

Series2
305 Series4
Series5

300
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.49 Profil Hidrolisis Saluran C-D Desa Trimulyo :


c-d
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 309 299
Elevasi Dasar Saluran 308,4 298,4
Elevasi Muka Air 308,9 298,9
Kedalaman 0,62 0,62
Ld 0,0 515,0

Saluran
310
308 Series2
ELEVASI (M)

306
Series4
304
Series5
302
300
PANJANG SALURAN (M)
Tabel 4.50 Profil Hidrolisis Saluran E-F Desa Trimulyo :

84
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

e-f
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 310 305
Elevasi Dasar Saluran 309,6 304,6
Elevasi Muka Air 309,9 304,9
Kedalaman 0,43 0,43
Ld 0,0 280,0

Saluran
315

Series4
ELEVASI (M)

310
Series2
305 Series5

300
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.51 Profil Hidrolisis Saluran G-H Desa Trimulyo :

g-h
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 322 314
Elevasi Dasar Saluran 321,6 313,6
Elevasi Muka Air 321,9 313,9
Kedalaman 0,40 0,40
Ld 0,0 232,0

Saluran
325
320 Series2
ELEVASI (M)

315
Series4
310
Series5
305
300
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.52 Profil Hidrolisis Saluran I-J Desa Trimulyo :

i-j

85
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Keterangan Awal Akhir


Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 291 264
Elevasi Dasar Saluran 290,2 263,2
Elevasi Muka Air 290,8 263,8
Kedalaman 0,83 0,83
Ld 0,0 1515,0

Saluran
300
ELEVASI (M)

280 Series4

260 Series1
Series2
240
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.53 Profil Hidrolisis Saluran K-L Desa Trimulyo :

k-l
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 283 269
Elevasi Dasar Saluran 282,3 268,3
Elevasi Muka Air 282,8 268,8
Kedalaman 0,69 0,69
Ld 0,0 598,0

Saluran
290
ELEVASI (M)

280 Series1

270 Series2
Series3
260
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.54 Profil Hidrolisis Saluran M-N Desa Trimulyo :

m-n

86
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Keterangan Awal Akhir


Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 289 284
Elevasi Dasar Saluran 288,5 283,5
Elevasi Muka Air 288,9 283,9
Kedalaman 0,51 0,51
Ld 0,0 402,0

Saluran
290
ELEVASI (M)

Series2
285
Series1
Series3
280
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.55 Profil Hidrolisis Saluran O-P Desa Trimulyo :

o-p
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 283 275
Elevasi Dasar Saluran 282,7 274,7
Elevasi Muka Air 282,9 274,9
Kedalaman 0,32 0,32
Ld 0,0 191,0

Saluran
285
ELEVASI (M)

280 Series2

275 Series1
Series3
270
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.56 Profil Hidrolisis Saluran Q-R Desa Trimulyo :

87
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

q-r
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 289 276
Elevasi Dasar Saluran 288,5 275,5
Elevasi Muka Air 288,9 275,9
Kedalaman 0,46 0,46
Ld 0,0 716,0

Saluran
300
ELEVASI (M)

290
Series1
280
Series2
270
Series3
260
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.57 Profil Hidrolisis Saluran S-T Desa Trimulyo :

s-t
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 292 284
Elevasi Dasar Saluran 291,7 283,7
Elevasi Muka Air 291,9 283,9
Kedalaman 0,31 0,31
Ld 0,0 185,0

Saluran
295
ELEVASI (M)

290
Series2
285
Series1
280
Series3
275
PANJANG SALURAN (M)

88
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.58 Profil Hidrolisis Saluran U-V Desa Trimulyo :

u-v
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 269 259
Elevasi Dasar Saluran 268,2 258,2
Elevasi Muka Air 268,8 258,8
Kedalaman 0,77 0,77
Ld 0,0 689,0

Saluran
270
ELEVASI (M)

265
Series1
260
Series2
255
Series3
250
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.59 Profil Hidrolisis Saluran W-X Desa Trimulyo :

w-x
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 273 258
Elevasi Dasar Saluran 272,5 257,5
Elevasi Muka Air 272,9 257,9
Kedalaman 0,46 0,46
Ld 0,0 407,0

89
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Saluran
280
ELEVASI (M)
270
Series1
260
Series2
250
Series3
240
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.60 Profil Hidrolisis Saluran Y-Z Desa Trimulyo :

y-z
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 266 256
Elevasi Dasar Saluran 265,4 255,4
Elevasi Muka Air 265,9 255,9
Kedalaman 0,55 0,55
Ld 0,0 791,0

Saluran
270
ELEVASI (M)

265
Series1
260
Series2
255
Series3
250
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.61 Profil Hidrolisis Saluran A1-B1 Desa Trimulyo :

a1-b1
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder

90
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Elevasi Muka Tanah 279 256


Elevasi Dasar Saluran 278,7 255,7
Elevasi Muka Air 278,9 255,9
Kedalaman 0,34 0,34
Ld 0,0 135,0

Saluran
290
280
ELEVASI (M)

Series2
270
260 Series1
250 Series3
240
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.62 Profil Hidrolisis Saluran C1-D1 Desa Trimulyo :

c1-d1
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 269 263
Elevasi Dasar Saluran 268,5 263,0
Elevasi Muka Air 268,9 263,4
Kedalaman 0,49 0,00
Ld 0,0 912,0

Saluran
270
268
ELEVASI (M)

266 Series1
264
Series2
262
260 Series3
258
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.63 Profil Hidrolisis Saluran A-B Desa Tridadi :

a-b
Keterangan Awal Akhir

91
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 233 227
Elevasi Dasar Saluran 232,3 226,3
Elevasi Muka Air 232,8 226,8
Kedalaman 0,72 1,00
Ld 0,0 506,0

Saluran
235
ELEVASI (M)

230 Series2
Series1
225
Series3
220
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.64 Profil Hidrolisis Saluran C-D Desa Tridadi :

c-d
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 239 223
Elevasi Dasar Saluran 238,3 222,3
Elevasi Muka Air 238,9 222,9
Kedalaman 0,66 0,66
Ld 0,0 692,0

Saluran
250
ELEVASI (M)

240
Series1
230
Series2
220
Series3
210
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.65 Profil Hidrolisis Saluran E-F Desa Tridadi :

e-f

92
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Keterangan Awal Akhir


Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 224 208
Elevasi Dasar Saluran 223,4 207,4
Elevasi Muka Air 223,9 207,9
Kedalaman 0,59 0,59
Ld 0,0 326,0

Saluran
230
ELEVASI (M)

220
Series2
210
Series3
200
Series4
190
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.66 Profil Hidrolisis Saluran G-H Desa Tridadi :


g-h
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 217 209
Elevasi Dasar Saluran 216,2 198,6
Elevasi Muka Air 216,8 199,3
Kedalaman 0,81 10,36
Ld 0,0 759,0

Saluran
220
ELEVASI (M)

210
Series1
200
Series2
190
Series4
180
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.67 Profil Hidrolisis Saluran I-J Desa Tridadi :

i-j

93
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Keterangan Awal Akhir


Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 219 207
Elevasi Dasar Saluran 218,1 206,1
Elevasi Muka Air 218,8 206,8
Kedalaman 0,89 0,89
Ld 0,0 912,0

Saluran
220
215
ELEVASI (M)

Series1
210
205 Series3
200 Series4
195
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.68 Profil Hidrolisis Saluran K-L Desa Tridadi :

k-l
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 204 201
Elevasi Dasar Saluran 203,6 200,6
Elevasi Muka Air 203,9 200,9
Kedalaman 0,35 0,35
Ld 0,0 144,0

94
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Saluran
ELEVASI (M) 206
204
Series2
202
Series3
200
Series4
198
PANJANG SALURAN (M)
]
Tabel 4.69 Profil Hidrolisis Saluran M-N Desa Tridadi :

m-n
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 211 204
Elevasi Dasar Saluran 210,4 203,4
Elevasi Muka Air 210,9 203,9
Kedalaman 0,62 0,62
Ld 0,0 654,0

Saluran
215
ELEVASI (M)

210
Series1
205
Series3
200
Series4
195
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.70 Profil Hidrolisis Saluran O-P Desa Tridadi :


o-p
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 211 198
Elevasi Dasar Saluran 210,2 197,2
Elevasi Muka Air 210,8 197,8
Kedalaman 0,85 0,85
Ld 0,0 852,0

95
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Saluran
215
210
ELEVASI (M)

Series2
205
200 Series3
195 Series4
190
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.71 Profil Hidrolisis Saluran Q-R Desa Tridadi :

q-r
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 208 197
Elevasi Dasar Saluran 207,2 196,2
Elevasi Muka Air 207,8 196,8
Kedalaman 0,83 0,83
Ld 0,0 852,0

Saluran
210
ELEVASI (M)

205
Series1
200
Series2
195
Series4
190
PANJANG SALURAN (M)

Tabel 4.72 Profil Hidrolisis Saluran S-T Desa Tridadi :

s-t
Keterangan Awal Akhir
Saluran sekunder
Elevasi Muka Tanah 214 202
Elevasi Dasar Saluran 213,2 201,2
Elevasi Muka Air 213,8 201,8
Kedalaman 0,82 0,82
Ld 0,0 999,0

96
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Saluran
215
210
ELEVASI (M)

Series2
205
200 Series3
195 Series4
190
PANJANG SALURAN (M)

97
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB V
PERENCANAAN SEWERAGE

5.1 Penentuan Daerah Pelayanan

 PENENTUAN BLOK PELAYANAN

Pada perencanaan sewerage ini akan direncanakan jalur sewerage di Kecamatan


Sleman. Penentuan jalur sewerage berdasarkan kepadatan penduduk di daerah
tersebut, dimana air limbah yang ada berasal dari pemukiman dan tempat-tempat
umum.

 PENENTUAN JARINGAN SEWERAGE


Sistem yang direncanakan berupa saluran sekunder dan saluran primer
diinstalasikan sepanjang jalan-jalan menuju ke Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Berdasarkan peta tata guna lahan, dapat diketahui luas terbangun daerah yang
dilayani oleh tiap-tiap saluran sewerage. Jumlah penduduk untuk masing- masing
wilayah didapatkan dengan berdasarkan pada kepadatan penduduk. Berikut adalah
jalur jaringan sewerage masing-masing daerah pelayanan.dapat dilihat pada gambar
5.1 &5.2

Gambar 5.1 Jalur Perencanaan Sewerage Desa Trimulyo :

98
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 5.2 Jalur Perencanaan Sewerage Desa Tridadi :

5.2 Perhitungan Beban Aliran


 Proyeksi Penduduk
Perencanaan Sewerage dilakukan dengan selang waktu 10 tahun. Perkiraan
perkembangan jumlah penduduk diproyeksikan untuk masa 10 tahun yang akan
datang. Terdapat 3 (tiga) metode yang digunakan dalam proyeksi penduduk dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 18/ PRT/ M/ 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yaitu metode
Aritmatik, Geometrik dan Least Square. Metode yang menghasilkan nilai standar
deviasi terkecil (mendekati nol) pada Backward Projection selanjutnya akan
digunakan sebagai metode proyeksi penduduk pada Forward Projection.

99
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.1 Proyeksi Penduduk :

Nilai R

Jumlah
Tahun Aritmatik Geometrik Exponential
Penduduk

2008 58321 - - -

2009 63084 8,2% 8,2% 7,9%


2010 63.494 0,6% 0,6% 0,6%
2011 63.600 0,2% 0,2% 0,2%
2012 64.400 1,3% 1,3% 1,3%
2013 64.428 0,0% 0,0% 0,0%
2014 66.779 3,6% 3,6% 3,6%
2015 67.201 0,6% 0,6% 0,6%
2016 67.389 0,3% 0,3% 0,3%
Jumlah 578696 14,8% 14,8% 14,5%
Rerata 64299,56 1,9% 1,9% 1,8%
Rata-rata pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 hingga 2016 adalah :
𝑃16−𝑃08 67.389−60534
Nilai Ka =2016−2008 = = 64.299 jiwa/tahun
8

Proyeksi Hitung Mundur (backward projection)


a. metode aritmatik
Tabel 5.2 Backward Projection dengan Metode Aritmatik :

100
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Contoh perhitungan :
- Proyeksi penduduk tahun 2008 :
- 𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 + (c x ( tn – to ) )
)
= 67839 + ( 1134 x ( -8) )
= 58321

Tabel 5.3 Standar Deviasi Metode Aritmatik :


Standar Deviasi Metode Aritmatik
Tahun Jumlah Tahun Proyeksi Yi – (Yi – Y
Penduduk Ke Aritmatik Y mean mean)^2
(Yi)
2008 58321 1 58321 - 20557156
4534
2009 63084 2 59455 - 11563400
3401
2010 63494 3 60588 - 5139289
2267
2011 63600 4 61722 - 1284822
1134
2012 64400 5 62855 0 0
2013 64428 6 63989 1134 1284822
2014 66779 7 65122 2267 5139289
2015 67201 8 66256 3401 11563400
2016 67389 9 67389 4534 20557156
rerata 62855 0 8565482
jumlah 578696 45 565695 0 77089335
SD 3104,217595

Contoh Perhitungan :

101
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

S = √Σ(𝑋𝑖 −𝑋 ̅)2 / n
= √77089335/8
= 3104,2
b. Metode Geometrik
Tabel 5.4 Backward Projection dengan Metode Geometrik :
Tahun Jumlah Tahun r Po Proyeksi
Penduduk ke n Geometrik

2008 58321 0 1,9% 67201 67201


2009 63084 1 1,9% 67201 68448
2010 63494 2 1,9% 67201 69718
2011 63600 3 1,9% 67201 71012
2012 64400 4 1,9% 67201 72330
2013 64428 5 1,9% 67201 73672
2014 66779 6 1,9% 67201 75039
2015 67201 7 1,9% 67201 76432
2016 67389 8 1,9% 67201 77850

Proyeksi penduduk tahun 2016 :


- 𝑃𝑛 = 𝑃𝑜(1 + 𝑟)𝑛
- Po = 67201 (1+1,9%)8
= 77850
Tabel 5.5 Standar Deviasi Metode Geometrik :
Tahun Jumlah Tahun Proyeksi Yi – (Yi – Y
Penduduk Ke Geometrik Y mean mean)^2
(Yi)
2008 58321 1 67201 - 27148108
5210
2009 63084 2 68448 - 15707891
3963
2010 63494 3 69718 - 7252839
2693

102
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2011 63600 4 71012 - 1958122


1399
2012 64400 5 72330 -82 6649
2013 64428 6 73672 1261 1589374
2014 66779 7 75039 2628 6905627
2015 67201 8 76432 4020 16163446
2016 67389 9 77850 5439 29579925
rerata 72411 0 11812442
jumlah 578696 45 0 106311982
SD 3645,407753

Contoh Perhitungan :
S = √Σ(𝑋𝑖 −𝑋 ̅)2 / n
= √106311982/8
= 3645,4

C. Metode Eksponensial
Tabel 5.6 Backward Projection dengan Metode Eksponensial :
Tahun Jumlah Tahun r Po Proyeksi
Penduduk ke n Exponential

2008 58321 0 1,8% 67389 67389


2009 63084 1 1,8% 67389 68617
2010 63494 2 1,8% 67389 69868
2011 63600 3 1,8% 67389 71142
2012 64400 4 1,8% 67389 72439
2013 64428 5 1,8% 67389 73759
2014 66779 6 1,8% 67389 75104
2015 67201 7 1,8% 67389 76473
2016 67389 8 1,8% 67389 77867

103
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.7 Standar Deviasi Metode Eksponensial :


Standar Deviasi Metode Exponential
Tahun Jumlah Tahun Proyeksi Yi – (Yi – Y
Penduduk Ke Eksponensial Y mean mean)^2
(Yi)
2008 58321 1 67389 - 26302431
5129
2009 63084 2 68617 - 15211158
3900
2010 63494 3 69868 - 7018865
2649
2011 63600 4 71142 - 1892490
1376
2012 64400 5 72439 -79 6213
2013 64428 6 73759 1242 1541742
2014 66779 7 75104 2586 6688607
2015 67201 8 76473 3955 15644474
2016 67389 9 77867 5349 28615460
rerata 72518 0 11435716
jumlah 578696 45 652658 0 102921440
SD 3586,806379

104
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

C. Metode Leastquare
Tabel 5.8 Backward Projection dengan Leastquare :
Jumlah Proyeksi
Tahun
Tahun Penduduk XY X^2 b a Least
Ke (X)
(Y) Square
2008 1 58321 58321 1 933,6833333 59631,14 60564,82
2009 2 63084 126168 4 933,6833333 59631,14 61498,51
2010 3 63494 190482 9 933,6833333 59631,14 62432,19
2011 4 63600 254400 16 933,6833333 59631,14 63365,87
2012 5 64400 322000 25 933,6833333 59631,14 64299,56
2013 6 64428 386568 36 933,6833333 59631,14 65233,24
2014 7 66779 467453 49 933,6833333 59631,14 66166,92
2015 8 67201 537608 64 933,6833333 59631,14 67100,61
2016 9 67389 606501 81 933,6833333 59631,14 68034,29
Jumlah 45 578696 2949501 285 578696

Tabel 5.9 Standar Deviasi Metode Leastquare :

Standar Deviasi Metode Least Square


Proyeksi
Jumlah Tahun Yi – Y (Yi – Y
Tahun Least Square
Penduduk Ke mean mean)^2
(Yi)
2008 58321 1 60564,82222 -3735 13948233
2009 63084 2 61498,50556 -2801 7845881
2010 63494 3 62432,18889 -1867 3487058
2011 63600 4 63365,87222 -934 871765
2012 64400 5 64299,55556 0 0
2013 64428 6 65233,23889 934 871765
2014 66779 7 66166,92222 1867 3487058
2015 67201 8 67100,60556 2801 7845881
2016 67389 9 68034,28889 3735 13948233
rerata 64299,55556 5811764
jumlah 578696 45 578696 52305874
SD 2556,997116

105
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.10 Perbandingan Standar Deviasi :

D. Proyeksi Forward Projection


Tabel 5.11 Jumlah Pneduduk 10 Tahun ke Depan:

Proyeksi
Tahun Tn-To b a Least
Square
2016 0 933,7 59631,14 112021
2017 1 933,7 59631,14 68034
2018 2 933,7 59631,14 68968
2019 3 933,7 59631,14 69902
2020 4 933,7 59631,14 70835
2021 5 933,7 59631,14 71769
2022 6 933,7 59631,14 72703
2023 7 933,7 59631,14 73636
2024 8 933,7 59631,14 74570
2025 9 933,7 59631,14 75504
2026 10 933,7 59631,14 76437

106
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

5.3 Perencanaan Sistem Air Limbah


A. Debit
Tabel 5.12 Tabel Jumlah Penduduk Desa Trimulyo 2026:

Luas Daerah Proyeksi


Jumlah Penduduk Luas Total
Saluran Pelayanan Penduduk
Proyeksi Km2 Km2 2026
a-b 251 0,1 30,44 76437
c-d 427 0,17 30,44 76437
e-f 251 0,1 30,44 76437
g-h 502 0,2 30,44 76437
i-j 301 0,12 30,44 76437
k-l 326 0,13 30,44 76437

Tabel 5.13 Tabel Jumlah Penduduk Desa Tridadi 2026 :

Luas Daerah Proyeksi


Jumlah Penduduk Luas Total
Saluran Pelayanan Penduduk
Proyeksi Km2 Km2 2026
a-b 276 0,11 30,44 76437
c-d 251 0,10 30,44 76437
e-f 276 0,11 30,44 76437
g-h 452 0,18 30,44 76437
i-j 427 0,17 30,44 76437
k-l 427 0,17 30,44 76437
m-n 326 0,13 30,44 76437
o-p 377 0,15 30,44 76437

Tabel 5.14 Tabel Debit Saluran Skunder Air Limbah Desa Trimulyo :

107
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.15 Debit Saluran Primer Air Limbah Desa Trimulyo :

Q Dom Qbuangan Qbuangan Qbuang


`Saluran Q (L/hari) Q (L/detik)
(mᶾ/detik) (mᶾ/detik) (L/detik) (m3/hari)
Saluran Primer desa 1
5 = 80% x 7=5x
1 2 3 = 2/86400 4 = 3/1000 6 = 5 x 1000
4 86400
b-d 81359 0,942 0,000942 0,000753 0,753 65,09
d-f 111492 1,290 0,001290 0,001032 1,032 89,19
f-h 171758 1,988 0,001988 0,001590 1,590 137,41

Tabel 5.16 Tabel Debit Saluran Skunder Air Limbah Desa Tridadi :

Tabel 5.17 Debit Saluran Primer Air Limbah Desa Tridadi :

Q Dom Qbuangan Qbuangan Qbuang


`Saluran Q (L/hari) Q (L/detik)
(mᶾ/detik) (mᶾ/detik) (L/detik) (m3/hari)
Saluran Primer desa 2
1 2 3 = 2/86400 4 = 3/1000 5 = 80% x 4 6 = 5 x 1000 7 = 5 x 86400
a-b 63279 0,732 0,000732 0,000586 0,586 50,62

d-f 63279 0,732 0,000732 0,000586 0,586 50,62


f-h 117519 1,360 0,001360 0,001088 1,088 94,02
h-l 168745 1,953 0,001953 0,001562 1,562 135,00

n-p 84372 0,977 0,000977 0,000781 0,781 67,50

108
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.18 Debit Puncak Saluran Sekunder Air Limbah Desa Trimulyo :

Tabel 5.19 Debit Puncak Saluran Primer Air Limbah Desa Trimulyo :

Tabel 5.20 Debit Puncak Saluran Sekunder Air Limbah Desa Tridadi :

Tabel 5.21 Debit Puncak Saluran Primer Air Limbah Desa Tridadi :

109
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

B. Slope
Tabel 5.22 Slope Saluran Sekunder Desa Trimulyo :
Saluran Sekunder
SALURAN Panjang Elevasi Sd Sd (%)
pipa (m) Tanah
Awal Akhir
a-b 253 292 286 0,0237 2,3715
c-d 763 293 284 0,0118 1,1796
e-f 629 284 278 0,0095 0,9539
g-h 526 273 270 0,0057 0,5703
i-j 796 282 262 0,0251 2,5126
k-l 796 263 261 0,0025 0,2513

Tabel 5.23 Slope Saluran Primer Desa Trimulyo :


SALURAN Panjang Elevasi Tanah Sd Sd (%)
pipa Awal Akhir
(m)
b-d 792 201 195 0,0076 0,7576
d-f 25 281 280 0,0400 4,0000
f-h 476 280 269 0,0231 2,3109

Tabel 5.24 Slope Saluran Sekunder Desa Tridadi :


SALURAN Panjang Elevasi Sd Sd (%)
pipa Tanah
(m)
Awal Akhir
a-b 329 235 230 0,0152 1,5198
c-d 531 234 224 0,0188 1,8832
e-f 1330 239 220 0,0143 1,4286
g-h 717 273 270 0,0042 0,4184
i-j 2380 219 201 0,0076 0,7563
k-l 639 211 200 0,0172 1,7214
m-n 451 207 200 0,0155 1,5521
o-p 312 210 207 0,0096 0,9615

110
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.25 Slope Saluran Primer Desa Tridadi :


SALURAN Panjang Elevasi Tanah Sd Sd (%)
pipa
(m) Awal Akhir
b-d 501 229 226 0,0060 0,5988
d-f 176 224 219 0,0284 2,8409
f-h 593 220 214 0,0101 1,0118
h-l 844 213 209 0,0047 0,4739
p-n 414 207 201 0,0145 1,4493

Contoh perhitungan slope primer Desa Tridadi :


Sd = (elevasi awal – elevasi akhir)/panjang pipa
= (229-226)/501
= 0,006
Sd% = 0,006 x 100
= 0,6

111
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

C. Dimensi Pipa
Tabel 5.26 Dimensi Pipa Sekunder Desar Trimulyo :

Tabel 5.27 Dimensi Pipa Primer Desar Trimulyo :

112
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.28 Dimensi Pipa Sekunder Desar Tridadi :

Tabel 5.29 Dimensi Pipa Primer Desar Tridadi :

113
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 5.3 Draft Dimensi yang Digunakan

114
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

D. Kecepatan Aliran
Tabel 5.30 Kecepatan Aliran Saluran Sekunder Desa Trimulyo :
Salura D Slope n Q full Q Qp/Qf d/D V v full (m/s) v peak
n Pembulat m/m peak ull (grafik peak/V
an (m) ) full
(grafik)
Pipa Sekunder 1
*1 *2 *3 *4 *5 = 0.3115 x *6 *7 = *8 *9 *10 = *11 = *9
*2^(2.667) x *3^(0.5) *6/*5 *5/(0.25*3.14*(*2^2)) x*10
x 1/*4
a b 0,063 0,023 0,015 0,002 0,001 0,399 0,37 1,00 0,644 0,64
7
c d 0,090 0,011 0,015 0,004 0,002 0,439 0,42 1,00 0,577 0,58
8
e f 0,075 0,009 0,015 0,002 0,001 0,395 0,37 1,00 0,459 0,46
5
g h 0,110 0,005 0,015 0,004 0,002 0,428 0,41 1,00 0,458 0,46
7
i j 0,063 0,025 0,015 0,002 0,001 0,456 0,37 1,00 0,663 0,66
1
k l 0,110 0,002 0,015 0,003 0,001 0,438 0,37 1,00 0,304 0,30
5

115
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.31 Kecepatan Aliran Saluran Sekunder Desa Trimulyo :


Salura D Slope n Q full Q Qp/Qf d/D V v full (m/s) v peak
n Pembulat m/m peak ull (grafik peak/V
an (m) ) full
(grafik)
Pipa primer 1
*1 *2 *3 *4 *5 = 0.3115 x *6 *7 = *8 *9 *10 = *11 = *9
*2^(2.667) x *3^(0.5) *6/*5 *5/(0.25*3.14*(*2^2)) x*10
x 1/*4
b d 0,110 0,007 0,015 0,005 0,002 0,389 0,38 1,00 0,528 0,53
6
d f 0,090 0,040 0,015 0,007 0,003 0,383 0,38 1,00 1,062 1,06
0
f h 0,110 0,023 0,015 0,009 0,004 0,435 0,42 1,00 0,923 0,92
1

116
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.32 Kecepatan Aliran Saluran Sekunder Desa Tridadi :


Salura D Slope n Q full Q Qp/Qf d/D V v full (m/s) v peak
n Pembulat m/m peak ull (grafik peak/V
an (m) ) full
(grafik)
Pipa skunder 2
*1 *2 *3 *4 *5 = 0.3115 x *6 *7 = *8 *9 *10 = *11 = *9
*2^(2.667) x *3^(0.5) *6/*5 *5/(0.25*3.14*(*2^2)) x*10
x 1/*4
a b 0,075 0,015 0,015 0,003 0,001 0,341 0,33 1,00 0,579 0,58
2
c d 0,063 0,018 0,015 0,002 0,001 0,447 0,43 1,00 0,574 0,57
8
e f 0,075 0,014 0,015 0,002 0,001 0,351 0,34 1,00 0,562 0,56
3
g h 0,110 0,004 0,015 0,004 0,001 0,364 0,38 1,00 0,393 0,39
2
i j 0,090 0,007 0,015 0,003 0,001 0,439 0,42 1,00 0,462 0,46
6
k l 0,075 0,017 0,015 0,003 0,001 0,473 0,48 1,00 0,617 0,62
2
m n 0,075 0,015 0,015 0,003 0,001 0,392 0,42 1,00 0,586 0,59
5
0 p 0,090 0,009 0,015 0,003 0,001 0,348 0,33 1,00 0,521 0,52
6

117
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.33 Kecepatan Aliran Saluran Primer Desa Tridadi :


Salura D Slope n Q full Q Qp/Qf d/D V v full (m/s) v peak
n Pembulat m/m peak ull (grafik peak/V
an (m) ) full
(grafik)
Pipa primer 2
*1 *2 *3 *4 *5 = 0.3115 x *6 *7 = *8 *9 *10 = *11 = *9
*2^(2.667) x *3^(0.5) *6/*5 *5/(0.25*3.14*(*2^2)) x*10
x 1/*4
b d 0,110 0,006 0,015 0,004 0,002 0,349 0,33 1,00 0,470 0,47
0
d f 0,075 0,028 0,015 0,003 0,002 0,445 0,43 1,00 0,792 0,79
4
f h 0,110 0,010 0,015 0,006 0,003 0,468 0,48 1,00 0,610 0,61
1
h l 0,160 0,004 0,015 0,011 0,004 0,348 0,33 1,00 0,536 0,54
7
n p 0,110 0,014 0,015 0,007 0,002 0,290 0,32 1,00 0,731 0,73
5

118
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

E. Elevasi

Tabel 5.34 Elevasi Saluran Sekunder Desa Trimulyo :

sekunder desa 1
panjang D use muka tanah elevasi dasar pipa kedalaman pipa
No Jalur Pipa slope
(m) (m) awal akhir awal akhir awal akhir
*1 *2 *3 *4 *5 *6 *7 *8=6-1-*5 *9=*8-(*3.*4) *10=*7-*9 *11=*8-*10
1 a-b 292 0,02372 0,063 292 286 291 284 1,063 2
2 c-d 293 0,01180 0,09 293 291 292 288 1,09 3
3 e-f 284 0,00954 0,075 284 282 283 280 1,075 2
4 g-h 273 0,00570 0,11 273 271 272 270 1,11 1
5 i-j 282 0,02513 0,063 282 276 281 274 1,063 2
6 k-l 263 0,00251 0,11 263 261 262 261 1,11 0

Tabel 5.34 Elevasi Saluran Primer Desa Trimulyo :

primer desa 1
panjang D use muka tanah elevasi dasar pipa kedalaman pipa
No Jalur Pipa slope
(m) (m) awal akhir awal akhir awal akhir
*1 *2 *3 *4 *5 *6 *7 *8=*6-1-*5 *9=*8-(*3.*4) *10=*7-*9 *11=*8-*10
1 b-d 792 0,00758 0,11 201 195 200 194 1,11 1
2 d-f 25 0,04000 0,09 281 280 280 279 1,09 1
3 f-h 476 0,02311 0,11 280 269 279 268 1,11 1

119
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.35 Elevasi Saluran Sekunder Desa Tridadi :

skunder desa 2
panjang D use muka tanah elevasi dasar pipa kedalaman pipa
No Jalur Pipa slope
(m) (m) awal akhir awal akhir awal akhir
*1 *2 *3 *4 *5 *6 *7 *8=*6-1-*5 *9=*8-(*3.*4) *10=*7-*9 *11=*8-*10
1 a-b 329 0,01520 0,075 235 230 234 229 1,075 1
2 c-d 531 0,01883 0,063 234 224 233 223 1,063 1
3 e-f 1330 0,01429 0,075 239 220 238 219 1,075 1
4 g-h 717 0,00418 0,11 273 270 272 269 1,11 1
5 i-j 2380 0,00756 0,09 219 201 218 200 1,09 1
6 k-l 639 0,01721 0,075 211 200 210 199 1,075 1
7 m-n 451 0,01552 0,075 207 200 206 199 1,075 1
8 o-p 312 0,00962 0,09 210 207 209 206 1,09 1

Tabel 5.36 Elevasi Saluran Primer Desa Tridadi :

primer desa 2
panjang D use muka tanah elevasi dasar pipa kedalaman pipa
No Jalur Pipa slope
(m) (m) awal akhir awal akhir awal akhir
*1 *2 *3 *4 *5 *6 *7 *8=*6-1-*5 *9=*8-(*3.*4) *10=*7-*9 *11=*8-*10
1 b-d 501 0,00599 0,11 229 226 228 225 1,11 1
2 d-f 176 0,02841 0,075 224 219 223 218 1,075 1
3 f-h 593 0,01012 0,11 220 214 219 213 1,11 1
4 h-l 844 0,00474 0,16 213 209 212 208 1,16 1
5 p-n 414 0,01449 0,11 207 201 206 200 1,11 1

120
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Contoh Perhitungan Elevasi pipa b-d primer Desa Tridadi:


 Elevasi Dasar Pipa Awal
Elevasi Dasar Pipa Awal = elevasi muka tanah awal – 1 – D
= 229 – 1 – 0,11
= 228
Elevasi Dasar Pipa Akhir
Elevasi Dasar Pipa Akhir = elevasi dasar pipa awal –( panjang x slope )

= 228 – ( 501 x 0,005 )


= 225
 Kedalaman Galian Awal
Kedalaman Galian Awal = elevasi muka tanah awal – elevasi dasar pipa awal
= 229 - 228
=1
 Kedalaman Galian Akhir
Kedalaman Galian Akhir = elevasi muka tanah akhir – elevasi dasar pipa akhir
= 226 – 225 =1

Elevasi Dasar Pipa Akhir = elevasi dasar pipa awal – beda elevasi
= 130 – 0,089
= 130
 Kedalaman Galian Awal
Kedalaman Galian Awal = elevasi muka tanah awal – elevasi dasar pipa awal
= 131 – 130
=1
 Kedalaman Galian Akhir
Kedalaman Galian Akhir = elevasi muka tanah akhir – elevasi dasar pipa akhir

121
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 131 – 130 =1
5.4 Profil Hidrolisis
Tabel 5.37 Profil hidrolisis Desa Trimulyo saluran sekunder a- b :

desa 1 skunder
Saluran a-b
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 292 286
Elevasi Dasar Saluran 290,9 284,0
Kedalaman 1,1 2,0
Ld 0 292

saluran
300

280
1 2

Tabel 5.38 Profil hidrolisis Desa Trimulyo saluran sekunder c-d :


Saluran c-d
Keterangan Awal (m) Akhir (m)
Elevasi Muka Tanah 293 286
Elevasi Dasar Saluran 290,9 284,0
Kedalaman 1,1 2,5
Ld 0 293

saluran
300

280

260
1 2

Tabel 5.39 Profil hidrolisis Desa Trimulyo saluran sekunder e-f :


Saluran e-f
Keterangan Awal (m) Akhir (m)
Elevasi Muka Tanah 284 282
Elevasi Dasar Saluran 282,9 280,2

122
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Kedalaman 1,1 1,8


Ld 0 284

saluran
290.0

280.0

270.0
1 2

Tabel 5.40 Profil hidrolisis Desa Trimulyo saluran sekunder g-h :


Saluran g-h
Keterangan Awal (m) Akhir (m)
Elevasi Muka Tanah 273 271
Elevasi Dasar Saluran 271,9 270,3
Kedalaman 1,1 0,7
Ld 0 273

saluran
275.0

270.0

265.0
1 2

Tabel 5.41 Profil hidrolisis Desa Trimulyo saluran sekunder i-j :


Saluran i-j
Keterangan Awal (m) Akhir (m)
Elevasi Muka Tanah 282 276
Elevasi Dasar Saluran 280,9 273,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 282

saluran
300.0

280.0

260.0
1 2

123
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.42 Profil hidrolisis Desa Trimulyo saluran sekunder k-l :


Saluran k-l
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 263 261
Elevasi Dasar Saluran 261,9 261,2
Kedalaman 1,1 -0,2
Ld 0 792

saluran
265

260
1 2

Tabel 5.43 Profil hidrolisis Desa Trimulyo saluran primer b-d :


Saluran b-d
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 201 195
Elevasi Dasar Saluran 199,9 193,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 792

saluran
220.0

200.0

180.0
1 2

Tabel 5.44 Profil hidrolisis Desa Trimulyo saluran primer d-f :


Saluran d-f

124
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 281 280
Elevasi Dasar Saluran 279,9 278,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 25

saluran
285

280

275
1 2

Tabel 5.45 Profil hidrolisis Desa Trimulyo saluran primer f-h :


Saluran f-h
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 280 269
Elevasi Dasar Saluran 278,9 222,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 476

saluran
500.0

0.0
1 2

Tabel 5.46 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran sekunder a-b :

Saluran a-b
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 235 230
Elevasi Dasar Saluran 233,9 222,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 329

125
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

saluran
240

220

200
1 2

Tabel 5.47 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran sekunder c-d :


Saluran c-d
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 234 224
Elevasi Dasar Saluran 232,9 222,9
Kedalaman 1,1 1,1

saluran
240

220

200
1 2

Tabel 5.48 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran sekunder e-f :


Saluran e-f
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 239 218
Elevasi Dasar Saluran 237,9 218,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 1330

saluran
250

200
1 2

5. 49 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran sekunder g-h :

126
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Saluran g-h
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 273 270
Elevasi Dasar Saluran 271,9 268,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 717

saluran
280

270

260
1 2

5. 50 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran sekunder i-j :


Saluran i-j
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 219 201
Elevasi Dasar Saluran 217,9 199,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 2380

saluran
250

200

150
1 2

5. 51 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran sekunder k-l :


Saluran k-l
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 211 200
Elevasi Dasar Saluran 209,9 198,9
Kedalaman 1,1 1,1

127
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Ld 0 639

saluran
220

200

180
1 2

5. 52 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran sekunder m-n :


Saluran m-n
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 207 200
Elevasi Dasar Saluran 205,9 198,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 451

saluran
220

200

180
1 2

5. 53 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran sekunder o-p :


Saluran o-p
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 210 207
Elevasi Dasar Saluran 208,9 205,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 312

saluran
220

210

200
1 2

128
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

5. 54 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran primer b-d :


Saluran b-d
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 229 226
Elevasi Dasar Saluran 227,9 224,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 501

saluran
230

220
1 2

5. 55 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran primer d-f :


Saluran d-f
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 224 219
Elevasi Dasar Saluran 222,9 217,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 176

saluran
230

220

210
1 2

5. 56 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran primer f-h :


Saluran f-h
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 220 214
Elevasi Dasar Saluran 218,9 212,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 593

129
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

saluran
240

220

200
1 2

5. 57 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran primer h-l :


Saluran h-l
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 213 209
Elevasi Dasar Saluran 211,8 207,8
Kedalaman 1,2 1,2
Ld 0 844

saluran
220

210

200
1 2

5. 58 Profil hidrolisis Desa Tridadi saluran primer p-n :


Saluran p-n
Akhir
Keterangan Awal (m)
(m)
Elevasi Muka Tanah 207 201
Elevasi Dasar Saluran 205,9 199,9
Kedalaman 1,1 1,1
Ld 0 414

130
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

saluran
220

200

180
1 2

5.5 Perencanaan Bangunan Pelengkap


Ketentuan Bangunan Pelengkap (Manhole)

1. Lokasi Manhole
a. Pada jalur saluran yang lurus, dengan jarak tertentu tergantung diameter
saluran, tapi perlu disesuaikan juga terhadap panjang peralatan pembersih
yang akan dipakai.

b. Pada setiap perubahan kemiringan saluran, perubahan diameter, dan


perubahan arah aliran, baik vertical maupun horizontal.

c. Pada lokasi sambungan, persilangan atau percabangan (intersection) dengan


pipa atau bangunan lain.

2. Klasifikasi Manhole

a. Manhole dangkal : kedalaman (0.75 – 0.9) m, dengan cover kedap

b. Manhole normal : kedalaman 1.5 m, dengan cover berat

c. Manhole dalam : kedalaman di atas 1.5 m, dengan cover berat.


Khusus ‘MH dalam’ dapat diklasifikasikan lagi sesuai dengan kedalaman,
ketebalan dinding, keberadaan drop, keberadaan pompa, dan lain-lain sesuai
dengan kebutuhan.

3. Manhole Khusus

a. Junction chamber

b. Drop manhole

c. Flushing manhole

d. Pumping manhole

131
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4. Eksentrisitas

a. Eksentrisitas manhole pada suatu jalur sistem perpipaan tergantung


pada diameter salurannya
b. Untuk pipa dimensi besar (D >1.20 m), manhole diletakan secara
eksentrik agar memudahkan operator turun ke dasar saluran.
c. Untuk pipa dimensi kecil [D (0.2 – 1.2) m], manhole diletakan secara
sentrik, langsung di atas pipa.
5. Dimensi Manhole

a. Dimensi horizontal harus cukup untuk melakukan pemeriksaan dan


pembersihan dengan masuk ke dalam saluran. Dimensi vertical
tergantung pada kedalamannya.
b. Lubang masuk (access shaft), minimal 50 cm x 50 cm atau diameter 60
cm
c. Dimensi minimal di sebelah bawah lubang masuk

- Untung kedalaman sampai 0.8 m : 75 cm x 75 cm

- Untuk kedalaman (0.8 – 2.1) m : 120cm x 90cm atau


diameter 1.2 m
- Untuk kedalaman > 2.1 m : 120 cm x 90 cm atau
diameter 140cm

6. Manhole step atau ladder ring

a. Perlengkapan ini merupakan sebuah tangga besi yang dipasang


menempel di dinding manhole sebelah dalam untuk keperluan
operasional.
b. Dipasang vertical dan zig zag 20 cm dengan jarak vertical masing-
masing (30 – 40) cm.
7. Bottom invert

Dasar manhole pada jalur pipa dilengkapi saluran terbuka dari beton
berbentuk U (cetak di tempat) dengan konstruksi dasar setengah bundar

132
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

menghubungkan invert pipa masuk dan ke luar. Ketinggian saluran U dibuat


sama dengan diameter saluran terbesar dan diberi benching ke kanan/kiri
dengan kemiringan 1:6 hingga mencapai dinding manhole.

Perhitungan Manhole
1. Pada manhole disediakan tangga pada sisi vertical dengan jarak antar anak
tangga 30 cm sampai 40 cm
2. Penutup manhole sebaiknya terbuat dari beton untuk menghindari pencurian
jika terbuat dari logam. Pada tutup manhole ini telah disediakan pengait yang
mempermudah untuk kebutuhan buka tutup.
3. Jarak dan lokasi pemasangan manhole adalah sebagai berikut :
 Setiap jarak 100 m untuk ukuran pipa < 800 mm

 Tiap belokan dan pertemuan

 Jarak 200 mm untuk ukuran pipa lebih besar dari 900 mm.
Tabel. 5. 59 Diameter pipa :
Diameter (mm) Jarak antar MH (m)
(20-50) 50-75
50-75 75-125
100-150 125-150
150-200 150-200
1000 100-150

Tabel 5.60 Jumlah manhole Desa Trimulyo saluran sekunder :


Diameter jumlah manhole
saluran panjang pipa (m) pipa Total
lurus belokan cabang
(mm)
a-b 292 63 3 3 0 6
c-d 293 90 2 9 0 11
e-f 284 75 2 1 0 3
g-h 273 110 2 3 0 5
i-j 282 63 2 6 0 8
k-l 263 110 2 6 0 8

133
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 5.61 Jumlah manhole Desa Trimulyo saluran primer :


Diameter jumlah manhole
saluran panjang pipa (m) pipa Total
lurus belokan cabang
(mm)
b-d 792 110 6 0 0 6
d-f 25 90 1 0 0 1
f-h 476 110 4 0 0 4

Tabel 5.62 Jumlah manhole Desa Tridadi saluran sekunder :


Diameter jumlah manhole
saluran panjang pipa (m) pipa Total
lurus belokan cabang
(mm)
a-b 329 75 3 6 0 9
c-d 531 63 4 2 0 6
e-f 1330 75 11 3 0 14
g-h 717 110 6 2 0 8
i-j 2380 90 19 5 0 24
k-l 639 75 5 2 0 7
m-n 451 75 4 1 0 5
o-p 312 90 2 5 0 7

Tabel 5.63 Jumlah manhole Desa Tridadi saluran primer :


Diameter jumlah manhole
saluran panjang pipa (m) pipa Total
lurus belokan cabang
(mm)
b-d 501 110 4 0 0 4
d-f 176 75 1 0 0 1
f-h 593 110 5 1 0 6
h-l 844 160 7 1 0 8
p-n 414 110 3 0 0 3

134
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB VI
BOQ DAN RAB
6.1 Bill Of Quantity (BOQ)
6.1.1 Bill Of Quantity Saluran Drainase

135
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

6.1.2 Bill Of Quantity Saluran Drainase


A. BOQ PIPA
PANJANG
DIAMETER PANJANG BANYAK
SALURAN PIPA
(mm) SALURAN PIPA
SATUAN
Sekunder Desa 1
a-b 63 253 6 42
c-d 90 763 6 127
e-f 75 239 6 40
g-h 110 629 6 105
i-j 63 526 6 88
k-l 110 796 6 133
total 3206 534

DIAMETER PANJANG PANJANG PIPA


SALURAN BANYAK PIPA
(mm) SALURAN SATUAN
Sekunder Primer 1
b-d 110 792 6 132
d-f 90 25 6 4
f-h 110 476 6 79
total 1293 216

PANJANG
DIAMETER PANJANG BANYAK
SALURAN PIPA
(mm) SALURAN PIPA
SATUAN
Sekunder Desa 2
a-b 75 329 6 55
c-d 63 531 7 76
e-f 75 1330 8 166
g-h 110 717 9 80
i-j 90 2380 10 238
k-l 75 639 11 58
m-n 75 451 12 38
o-p 90 312 13 24
total 6689 734

136
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

DIAMETER PANJANG PANJANG PIPA


SALURAN BANYAK PIPA
(mm) SALURAN SATUAN
Sekunder Primer 2
b-d 110 501 6 84
d-f 75 176 6 29
f-h 110 593 6 99
h-l 160 844 6 141
p-n 110 414 6 69
total 2528 421

137
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

B. BOQ Galian

138
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Jalur Pipa D L Kedalama Lebar Urukan Urukan


n
Dari (mm) (m) Galian (m) Galian (m) Pasir (m³) Tanah (m³)
Pipa Sekeunder d 1
1 2 3 4 5 6 = (((0.15+0.15+(2/1000)) x 7=(((4-
5-(0.25*3.14*(2^2))*3) (0.15+0.15+(2/1000)))*5*3)
)
a-b 63 253 1,3 0,36 32,55 86,05
c-d 90 763 1,3 0,39 111,20 270,79
e-f 75 239 1,3 0,38 32,55 82,90
g-h 110 629 1,3 0,41 99,76 229,52
i-j 63 526 1,3 0,36 67,67 178,91
k-l 110 796 1,3 0,41 126,25 290,46
total 469,98 1138,64

139
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Jalur Pipa D L Kedalaman Lebar Urukan Urukan


Dari (mm) (m) Galian (m) Galian (m) Pasir (m³) Tanah (m³)
Pipa Primer d 1
6 = (((0.15+0.15+(2/1000)) x 5- 7=(((4-
1 2 3 4 5
(0.25*3.14*(2^2))*3) (0.15+0.15+(2/1000)))*5*3))
b-d 110 792 1,3 0,41 125,61 289,00
d-f 90 25 1,3 0,39 3,64 8,87
f-h 110 476 1,3 0,41 75,49 173,69
total 204,75 471,57

Jalur Pipa D L Kedalaman Lebar Urukan Urukan


Dari (mm) (m) Galian (m) Galian (m) Pasir (m³) Tanah (m³)
Pipa Sekeunder d 2

6 = (((0.15+0.15+(2/1000 7=(((4-
1 2 3 4 5
)) x 5-(0.25*3.14*(2^2))*3) (0.15+0.15+(2/1000)))*5*3))

a-b 75 329 1,3 0,38 44,81 114,12


c-d 63 531 1,3 0,36 68,31 180,61
e-f 75 1330 1,3 0,38 181,16 461,34
g-h 110 717 1,3 0,41 113,72 261,63
i-j 90 2380 1,3 0,39 346,86 844,66
k-l 75 639 1,3 0,38 87,04 221,65
m-n 75 451 1,3 0,38 61,43 156,44
o-p 90 312 1,3 0,39 45,47 110,73
total 193,94 488,82

140
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Jalur Pipa D L Kedalaman Lebar Urukan Urukan


Dari (mm) (m) Galian (m) Galian (m) Pasir (m³) Tanah (m³)
Pipa Primer d 2

6 = (((0.15+0.15+(2/1000)) x 5- 7=(((4-
1 2 3 4 5
(0.25*3.14*(2^2))*3) (0.15+0.15+(2/1000)))*5*3))

b-d 110 501 1,3 0,41 79,46 182,81


d-f 75 176 1,3 0,38 23,97 61,05
f-h 110 593 1,3 0,41 94,05 216,39
h-l 160 844 1,3 0,46 161,63 326,12
p-n 110 414 1,3 0,41 65,66 151,07
total 321,34 693,58
Buangan saluran Sekunder D 1

Jalur Pipa Panjang (m) Lebar (m) Bongkaran

a-b 253 0,5 126,5


c-d 763 0,5 381,5
e-f 239 0,5 119,5
g-h 629 0,5 314,5
i-j 526 0,5 263
k-l 796 0,5 398
total 1603

141
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Buangan saluran Primer D 1

Jalur Pipa Panjang (m) Lebar (m) Bongkaran

b-d 792 0,5 396


d-f 25 0,5 12,5
f-h 476 0,5 238
total 646,5

Buangan saluran Sekunder D 2

Jalur Pipa Panjang (m) Lebar (m) Bongkaran

a-b 329 0,5 164,5


c-d 531 0,5 265,5
e-f 1330 0,5 665
g-h 717 0,5 358,5
i-j 2380 0,5 1190
k-l 639 0,5 319,5
m-n 451 0,5 225,5
o-p 312 0,5 156
total 3344,5

142
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Buangan saluran Sekunder D 2


Jalur Pipa Panjang (m) Lebar (m) Bongkaran

b-d 501 0,5 250,5


d-f 176 0,5 88
f-h 593 0,5 296,5
h-l 844 0,5 422
p-n 414 0,5 207
total 1264

143
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

C. BOQ MANHOLE

Pipa Sekunder Desa 1 Volume Beton dan Volume Galian Manhole Lurus Pipa Utama

Jalur Pipa Jumlah h Volume Volume Volume Beton Volume Galian


Dari Manhole (m) Beton (m3) Galian (m3) Total (m3) Total (m3)
1 2 3 4=(0.28*3)+1.648 5=1.96*3 6=2*4 7=2*5
a-b 3 1,20 1,984 2,35 5,79 6,87
c-d 2 1,20 1,984 2,35 4,65 5,51
e-f 2 1,20 1,984 2,35 4,51 5,34
g-h 2 1,20 1,984 2,35 4,33 5,14
i-j 2 1,20 1,984 2,35 4,48 5,31
k-l 2 1,20 1,984 2,35 4,17 4,95
Jumlah 27,93 33,12

Pipa Primer Desa


1
Volume
Jalur Pipa Jumlah h Volume Volume Volume Galian
Beton
Dari Manhole (m) Beton (m3) Galian (m3) Total (m3) Total (m3)
1 2 3 4=(0.28*3)+1.648 5=1.96*3 6=2*4 7=2*5
b-d 6 1,20 1,984 2,35 12,57 14,90
d-f 1 1,20 1,984 2,35 0,99 1,18
f-h 4 1,20 1,984 2,35 7,56 8,96

144
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Jumlah 21,12 25,03

Pipa Sekunder Desa 2 Volume Beton dan Volume Galian Manhole Lurus Pipa Utama

Jalur Pipa Jumlah h Volume Volume Volume Beton Volume Galian


Dari Manhole (m) Beton (m3) Galian (m3) Total (m3) Total (m3)
1 2 3 4=(0.28*3)+1.648 5=1.96*3 6=2*4 7=2*5
a-b 3 1,20 1,984 2,35 5,22 6,19
c-d 4 1,20 1,984 2,35 8,43 9,99
e-f 11 1,20 1,984 2,35 21,11 25,03
g-h 6 1,20 1,984 2,35 11,38 13,49
i-j 19 1,20 1,984 2,35 37,78 44,78
k-l 5 1,20 1,984 2,35 10,14 12,02
m-n 4 1,20 1,984 2,35 7,16 8,49
o-p 2 1,20 1,984 2,35 4,95 5,87
Jumlah 106,17 125,86

145
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Primer desa 2
Volume
Jalur Pipa Jumlah h Volume Volume Volume Galian
Beton
Dari Manhole (m) Beton (m3) Galian (m3) Total (m3) Total (m3)
1 2 3 4=(0.28*3)+1.648 5=1.96*3 6=2*4 7=2*5
b-d 4 1,20 1,984 2,35 7,95 9,43
d-f 1 1,20 1,984 2,35 2,79 3,31
f-h 5 1,20 1,984 2,35 9,41 11,16
h-l 7 1,20 1,984 2,35 13,40 15,88
p-n 3 1,20 1,984 2,35 6,57 7,79
Jumlah 40,12 47,57

Pipa Sekunder desa 1 Volume Beton dan Volume Galian Manhole Belok Pipa Utama

Jalur Pipa Jumlah h Volume Volume Volume Beton Volume Galian


Dari Manhole (m) Beton (m3) Galian (m3) Total (m3) Total (m3)
1 2 3 4=(0.28*3)+1.648 5=1.96*3 6=2*4 7=2*5
a-b 3 1,20 1,984 2,35 5,95 7,06
c-d 9 1,20 1,984 2,35 17,86 21,17
e-f 1 1,20 1,984 2,35 1,98 2,35
g-h 3 1,20 1,984 2,35 5,95 7,06

146
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

i-j 6 1,20 1,984 2,35 11,90 14,11


k-l 6 1,20 1,984 2,35 11,90 14,11
Jumlah 55,55 65,86

Pipa Sekunder desa 2 Volume Beton dan Volume Galian Manhole Belok Pipa Utama

Jalur Pipa Jumlah h Volume Volume Volume Beton Volume Galian


Dari Manhole (m) Beton (m3) Galian (m3) Total (m3) Total (m3)
1 2 3 4=(0.28*3)+1.648 5=1.96*3 6=2*4 7=2*5
a-b 6 1,20 1,984 2,35 11,90 14,11
c-d 2 1,20 1,984 2,35 3,97 4,70
e-f 3 1,20 1,984 2,35 5,95 7,06
g-h 2 1,20 1,984 2,35 3,97 4,70
i-j 5 1,20 1,984 2,35 9,92 11,76
k-l 2 1,20 1,984 2,35 3,97 4,70
m-n 1 1,20 1,984 2,35 1,98 2,35
o-p 5 1,20 1,984 2,35 9,92 11,76
Jumlah 51,58 61,15

Primer Desa 2
Jalur Pipa Jumlah h Volume Volume Volume Beton Volume Galian
Dari Manhole (m) Beton (m3) Galian (m3) Total (m3) Total (m3)
1 2 3 4=(0.28*3)+1.648 5=1.96*3 6=2*4 7=2*5

147
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b-d 0 1,20 1,984 2,35 0,00 0,00


d-f 0 1,20 1,984 2,35 0,00 0,00
f-h 1 1,20 1,984 2,35 1,98 2,35
h-l 1 1,20 1,984 2,35 1,98 2,35
p-n 0 1,20 1,984 2,35 0,00 0,00
Jumlah 3,97 4,70
D. BOQ MANHOLE TOTAL

cc Volume Beton Total Volume Beton Total Volume Galian Total Volume Galian Total Volume Beton Volume Galian Volume Semen
ManHole Primer (m3) Sekunder (m3) Primer (m3) Sekunder (m3) Total (m3) Total (m3) (m3)
1 2 3 4 5 6 = 2+3 7= 4+5 8= (1/6) x 6
Lurus 61,24 134,10 72,60 158,98 195,34 231,58 32,56
Belokan 3,97 107,14 4,70 127,01 111,10 131,71 18,52
Cabang 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00
Total 306,45 363,29 51,07

148
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

A. Pekerjaan Persiapan
1. Pengukuran
Jenis Keterangan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Harga
Pengawas oh 1 Rp 40.920,00 Rp 40.920,00
Ass. Ahli Ukur oh 2 Rp 82.500,00 Rp 165.000,00
Upah
Pekerja oh 8 Rp 39.600,00 Rp 316.800,00
Mandor oh 2 Rp 44.000,00 Rp 88.000,00
Jumlah Rp 610.720,00

2. Pemasangan Bowplank
Jenis Keterangan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Harga
Rp Rp
Kayu Bangkirai m3 0,012 9.050.800,00 108.609,60
Rp Rp
Bahan
Paku kg 0,02 13.200,00 264,00
Rp Rp
Papan m3 0,007 4.400.000,00 30.800,00
Rp
Jumlah l
139.673,60
Rp Rp
Tukang Kayu oh 1
52.250,00 52.250,00
Rp Rp
oh
Upah Kepala Tukang Kayu 1 37.400,00 37.400,00
Rp Rp
oh
Pekerja 1 39.600,00 39.600,00
Rp Rp
oh
Mandor 1 44.000,00 44.000,00
Rp
Jumlah II
173.250,00
Rp
Jumlah I + Jumlah II 312.923,60

3. Pekerjaan Pembersihan Lapangan


Jenis Keterangan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Harga
Pekerja oh 1 Rp 39.600,00 Rp 39.600,00
Upah
Mandor oh 1 Rp 44.000,00 Rp 44.000,00
Jumlah Rp 83.600,00

149
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
4. Pekerjaan PapanFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Nama Proyek
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Jenis Keterangan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Harga
Kayu Bangkirai m3 0,05 Rp 9.050.800,00 Rp 452.540,00
Seng Plat m 2 1,62 Rp 25.630,00 Rp 41.520,60
Bahan Paku kg 0,6 Rp 13.200,00 Rp 7.920,00
Cat Kayu kg 1,5 Rp 32.450,00 Rp 48.675,00
Beton Cor m 3 0,1 Rp 1.033.055,65 Rp 103.305,57
Jumlah I Rp 653.961,17
Tukang Kayu oh 1 Rp 52.250,00 Rp 52.250,00
Tukang Cat oh 1 Rp 28.600,00 Rp 28.600,00
Upah
Pekerja oh 2 Rp 39.600,00 Rp 79.200,00
Mandor oh 1 Rp 44.000,00 Rp 44.000,00
Jumlah II Rp 204.050,00
Jumlah I + Jumlah II Rp 858.011,17
Jumlah Pekerjaan Persiapan Rp 1.865.254,77

150
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

151
Ammar Farras Malik 15513149
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

6.2. Rencana Anggaran Biaya


6.2.1 Rencana Anggaran Biaya Drainase

Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
Persiapan Pekerjaan
1. Pengukuran dan Penggambaran Ls 1 Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00
3. Rambu Lalu lintas Bh 30 Rp 150.000,00 Rp 4.500.000,00
4. Papan Nama Proyek Bh 2 Rp 200.000,00 Rp 400.000,00
5. Administrasi Dokumentasi Ls 1 Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00
Total Rp 9.400.000,00

Pekerjaan Tanah
1. Pekerjaan Galian Tanah
Saluran skunder m3 Rp 23.514,00 Rp 66.800,00 Rp 1.570.735.200

2. Pekerjaan Urugan Tanah


Saluran skunder m3 Rp 3.869,64 Rp 9.600,00 Rp 37.148.514

3. Pekerjaan Pembuangan Tanah


Saluran skunder m3 19645 Rp 8.200,00 Rp 161.089.100

4. Operasional Ls 27 Rp 900.000,00 Rp 24.300.000


5. Pasir urug 4923
Saluran skunder m3 5437 Rp 170.000,00 Rp 924.263.245

152
Ammar Farras Malik
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Total Rp 2.717.536.059,33

Beton U Ditch
Pekerjaan Saluran Satuan Panjang Total
60x60x120
Rp Rp
A-B m 344
938.322,00 322.782.768,00
Rp Rp
C-D m 515
938.322,00 483.235.830,00
Rp Rp
E-F m 280
938.322,00 262.730.160,00
Rp Rp
G-H m 232
938.322,00 217.690.704,00
Rp Rp
I-J m 1515
938.322,00 1.421.557.830,00
Rp Rp
K-L m 598
938.322,00 561.116.556,00
Rp Rp
M-N m 402
938.322,00 377.205.444,00
Rp Rp
O-P m 191
938.322,00 179.219.502,00
Rp Rp
Q-R m 716
938.322,00 671.838.552,00
Rp Rp
S-T m 185
938.322,00 173.589.570,00
Rp Rp
U-V m 689
938.322,00 646.503.858,00

153
Ammar Farras Malik
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Rp Rp
W-X m 407
938.322,00 381.897.054,00
Rp Rp
Y-Z m 791
938.322,00 742.212.702,00
Rp Rp
A1-B1 m 135
938.322,00 126.673.470,00
Rp Rp
C1-D1 m 443
938.322,00 415.676.646,00
Rp Rp
A-B m
506 938.322,00 474.790.932,00
Rp Rp
C-D m
692 938.322,00 649.318.824,00
Rp Rp
E-F m
326 938.322,00 305.892.972,00
Rp Rp
G-H m
759 938.322,00 712.186.398,00
Rp Rp
I-J m
912 938.322,00 855.749.664,00
Rp Rp
K-L m
144 938.322,00 135.118.368,00
Rp Rp
M-N m
654 938.322,00 613.662.588,00
Rp Rp
O-P m
852 938.322,00 799.450.344,00
Rp Rp
Q-R m
852 938.322,00 799.450.344,00
Rp Rp
S-T m
999 938.322,00 937.383.678,00

154
Ammar Farras Malik
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Rp
Total 13.268.004.758,00

Rekapitulasi RAB Drainase


No Uraian Pekerjaan Total Harga (Rp)
I Pekerjaan Persiapan Rp 9.400.000,00
II Pekerjaan Tanah Rp 2.717.536.059,33
III Pekerjaan Saluran Rp 13.268.004.758,00
Jumlah Rp 15.994.940.817,33

Terbilang: Lima Belas Miliar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Empat


Sembilan Ratus Empat Puluh Ribu Delapan Ratus Tujuh Belas Rupiah

155
Ammar Farras Malik
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

6.2.2 Rencana Anggaran Biaya Sewerage

Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
Persiapan Pekerjaan
Rp Rp
Ls 1
1. Pengukuran dan Penggambaran 1.500.000,00 1.500.000,00
2. Pembersihan Lapangan
Rp Rp
m2 4499
Saluran Primer 3.000,00 13.497.000,00
Rp Rp
m2 9217
Saluran Sekunder 3.000,00 27.651.000,00
Rp Rp
Bh 30
3. Rambu Lalu lintas 150.000,00 4.500.000,00
Rp Rp
Bh 1
4. Papan Nama Proyek 200.000,00 200.000,00
Rp Rp
Ls 1
5. Administrasi Dokumentasi 3.000.000,00 3.000.000,00
Rp
Total 50.348.000,00

156
Ammar Farras Malik
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Jumlah


Pekerjaan Bongkaran
Rp Rp
Pembongkaran tanah m³ 6858
15.000,00 102.870.000,00
Juru ukur,operator/mekanik alat Rp Rp
- -
berat 100.000,00 2.000.000,00
Rp Rp
- -
Pembantu operator alat berat 50.000,00 1.000.000,00
Rp
total
105.870.000,00

Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Jumlah


Pekerjaan Tanah
Rp Rp
Galian Tanah m³
7051 66.850,00 471.359.684,25
Rp Rp
Urugan Tanah m³
1190 9.600,00 11.424.132,32
Rp Rp
Membuang Sisa Galian m³
4899 8.200,00 40.170.454,46
Rp Rp
Tenaga Mandor jam 0,04
44.000,00 1.760,00
Rp Rp
Tenaga Pekerja jam
0,4 39.600,00 15.840,00
Rp
total
522.971.871,03

157
Ammar Farras Malik
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Jumlah


Pembelian Pipa dan Pemasangan
Rp Rp
Pembelian pipa 100 mm
868 160.380,00 139.201.508,57
Rp Rp
Pembelian pipa 200 mm
921 529.450,00 487.358.725,00
Rp Rp
8. Pekerja
jam 0,4 39.600,00 2.455.200,00
Rp
total
629.015.433,57

Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Jumlah


Pembelian Cover Manhole
Rp Rp
Manhole Saluran Primer buah 65
1.500.000,00 97.815.168,00
Rp Rp
Manhole Saluran Sekunder buah 241
1.500.000,00 361.857.792,00
Rp
Total
459.672.960,00

158
Ammar Farras Malik
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Rekapitulasi RAB Drainase


No Uraian Pekerjaan Total Harga (Rp)
I Pekerjaan Persiapan Rp 50.348.000,00
II Pekerjaan Tanah Rp 522.971.871,03
III Pekerjaan Bongkaran Rp 105.870.000,00
IV Pembelian Pipa Rp 629.015.433,57
V Pembelian Manhole Rp 459.672.960,00
Jumlah Rp1.767.878.264,60

Terbilang: Satu Miliar Tujuh Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Delapan
Ratus Tujug Pulub Delapan Ribu Dua Ratus Enam Puluh Empat
Rupiah

159
Ammar Farras Malik
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sumber :
Kecamatan Sleman Dalam Angka 2017
Kecamatan Sleman Dalam Angka 2016
Kecamatan Sleman Dalam Angka 2015
Kecamatan Sleman Dalam Angka 2014
Kecamatan Sleman Dalam Angka 2013
Kecamatan Sleman Dalam Angka 2012
Kecamatan Sleman Dalam Angka 2011
Kecamatan Sleman Dalam Angka 2010
Kecamatan Sleman Dalam Angka 2009

160
Ammar Farras Malik

You might also like