Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.

Zorn)
Fosberg) pada Tikus Putih Jantan Hiperkolesterolemia-Diabetes

Ayu Martina1, Dermiati T1, Moh Rizky1


1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Pelita Mas Palu, Jl.Wolter Monginsidi No 106 A Palu, 94125,
Indonesia

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang dikenal sebagai penghasil komoditas


pertanian, termasuk diantaranya tanaman obat. Rakyat Indonesia telah mengenal
berbagai jenis tumbuhan obat dan memanfaatkannya untuk menjaga kesehatan dan
pengobatan penyakit. Pengobatan tersebut diperoleh berdasarkan pengetahuan secara
empiris dan dipraktekkan turun temurun sehingga upaya pemeliharaan kesehatan
melalui pengobatan tradisional memegang peranan sangat penting

Salah satu tanaman yang sudah kita kenal dan sudah terbukti penggunaannya sebagai
obat tradisional adalah daun sukun. Daun sukun merupakan salah satu bahan herbal
alami yang dapat digunakan sebagai obat anti diabetes, dimana Diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

kandungan kimia yang dimilliki Daun sukun sehingga dapat digunakan sebagai obat
yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol dan tanin. Salah satu senyawa yang terdapat
dalam daun sukun sebagai antidiabetes adalah quercetin yang merupakan senyawa
flavonoid. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu maka kami tertarik untuk
melakukan penelitian lanjutan tentang uji efek antidiabetes ekstrak etanol daun sukun
dengan variasi dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/Kg BB dan 400 mg/Kg BB dengan model
tikus hiperkolesterolemia-diabetes.

Tujuan Penelitian

1) untuk mengetahui efek antidiabetes ekstrak etanol daun sukun pada tikus putih
jantan model hiperkolesterolemia-diabetes

2) Untuk mengetahui dosis yang efektif sebagai antidiabetes

Metode Kerja

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan.Penggunaan
tikus putih jantan sebagai hewan uji karena dapat memberikan hasil penelitian yang
lebih stabil karena tidak dipengaruhi oleh siklus estrus dan kehamilan seperti pada tikus
putih betina. Tikus putih jantan juga mempunyai kecepatan metabolisme obat yang
lebih cepat dan kondisi biologis tubuh yang lebih stabil dibanding tikus betina
(Kusumawati, D. 2004).

Bahan uji yaitu daun sukun yang diperoleh dari Kota Palu Sulawesi Tengah.

skema kerja pembuatan ekstrak etanol daun sukun

daun sukun yang telah diserbukkan kemuddian diekstraksi menggunakan metode


maserasi dengan cairan penyari etanol 96%. maserasi yang dipilih dengan
pertimbangan sifat daun yang lunak dan mudah mengembang dalam cairan
pengekstraksi. Dengan metode maserasi diharapkan zat aktif akan larut akibat adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dengan di luar sel
menyebabkan larutan yang terpekat keluar hingga terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di dalam dengan di luar sel. Cairan penyari yang digunakan adalah
etanol 96%. Etanol dipertimbangkan sebagai cairan penyari karena lebih selektif,
kapang sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik,
etanol dapat bercampur dengan air dalam segala perbandingan, memerlukan panas
yang lebih sedikit untuk proses pemekatan, dan zat pengganggu yang larut terbatas.
Ekstrak kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring sehingga larutan
terpisah dari ampas (residu). Maserat/filtrat yang diperoleh dipisahkan dari pelarut
etanol dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 60°C kemudian
dilanjutkan dengan pemekatan diatas penangas air sehingga menghasilkan ekstrak
kental. kemudian dilakukan uji penapisan fitokimia Ekstrak kental daun sukun yaitu Uji
Alkaloid, Flavonoid, saponin, tanil dan polifenol.

You might also like