Professional Documents
Culture Documents
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Makalah ini telah kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah studi
kelayakan bisnis dan kami susun dengan semaksimal mungkin sehinggadapat
dipahami semua orang.Untukitu kami menyampaikanbanyakterimakasih.
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
3.1 kesimpulan......................................................................................................................13
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada saat suatu perusahaan atau suatu negara terlibat dalam transaksi
perdagangan internasional maka kebutuhan akan mata uang asing
adalah akan mengalami suatu peningkatan. Peningkatan kebutuhan
tersebut bergerak seiring naiknya angka transaksi perdagangan impor
dan ekspor dimana impor adalah masuknya sejumlah barang dan jasa
yang berasal dari luar negridengan kondisi secara finance adalah setiap
barang dan jasa yang masuk tersebut harus dihargai dengan uang dan
ekspor adalah penjualan sejumlah barang dan jasa yang dimiliki suatu
negara kepada negara lain. Dan persetujuan penggunaan uang yang
dipakai adalah kebanyakan berasal dari mata uang asing seperti dolar
Amerika serikat. Persetujuan penggunaan suatu jenis mata uang asing
adalah berdasarkan kesepakatan bersama antara kedua belah pihak, dan
dipergunakan nya mata uang dolar sebagai alat ukur dalam
pembayaran adalah berdasarkan pada analisa seperti :
1. Faktor kestabilan dollar dibandingkan dari berbagai mata uang
lainya di seluruh dunia, dan
2. Faktor sering nyadipakai mata uang dolar selama ini sebagai
alat pembayaran setiap transaksi perdagangan internasional
Kedua faktor tersebut telah menempatkan dollar Amerika
serikat sebagai mata uang yang memiliki pengaruh besar
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang diperoleh
ialah;
Pengertian valuta asing
Menghindari risiko valas
Risiko investasi berhutang dalam mata uang asing
Standar moneter
1
Konsep nilai tukar uang
2
BAB II PEMBAHASAN
Menurut Eng, Lees dan Mauer (1995:84), pengertian dari valuta asing
(foreignexchange) adalah: “Setiap aset atau tuntutan finansial dalam mata uang
asing.” Sedangkan menurut FASB No.52, valuta asing dapat didefinisikan
sebagai: “Acurrencyotherthananentity’sfunctionalcurrency” Pada dasarnya kedua
pengertian di atas adalah sama, yang dapat disimpulkan bahwa valuta asing adalah
pertukaran mata uang suatu negara terhadap negara lainnya. Menurut SAK
(1999:10.2), suatu transaksi dalam mata uang asing adalah: “Suatu transaksi yang
didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing.”
Jadi, transaksi dalam mata uang asing merupakan transaksi yang terjadi dalam
mata uang yang berbeda, dan memerlukan penyelesaian juga dalam mata uang
yang berbeda pula.
Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi
atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi
yang timbul ketika suatu perusahaan:
a) membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam
suatu mata uang asing.
3
c) menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum
terlaksana.
Dalam situasi era globalisasi sekarang ini dimana aktivitas keuangan tidak
mengenal batas sehingga memungkinkan berbagai pihak bisa terlibat dalam
kondisi yang menguntungkan dan merugikan maka lembaga keuangan khususnya
perbankan adalah pihak yang paling signifikan menerima pengaruh atau dampak
risiko dari kondisi ini . sebenarnya risiko valas ini juga dialami oleh banyak
perusahaan multinasional karena disebabkan keterlibatan mereka yang begitu
dalam pada mata uang asing tersebut
Ada tiga cara yang lazim ditempuh oleh suatu perbankan guna menghindari
risiko akan ketidakpastian ini yaitu
4
C. Ketiga menerapkan economicexposure(operating/competitiveexposure ),
yaitu melakukan research dan analisis secara mendalam terhadap trend
kurs valas yang terjadi pada masa yang akan datang (futureanalisis)
mengkajinya dalam bentuk hubungan nya dengan kondisi ekspor dan
impor serta sebagainya pada kondisi jangka panjang
Menurut Prof. Ricardo Hausman, mengatakan bahwa bahaya utang dalam empat
kategori yaitu :
d. ….andeveniftheydo not,
thecurrencymismatchestheygeneratedmakemonetarypolicylesseffective (… dan
bahkan jika mereka/utang luar negeri tidak membunuhmu, probem kurs yang
mereka ciptakan akan membuat moneter menjadi tidak efektif).
5
dimiliki). Namun jika ternyata utang tersebut telah melewati
batas shareholder’sequity dan tidak mampu dibayar lagi maka itulah yang disebut
kasus perbankan sebagai kredit macet.
Berutang dalam mata uang asing selama ini mungkin dianggap bunganya jauh
lebih rendah dibandingkan dengan mencari pinjaman dana dari lembaga pemberi
pinjaman dalam negeri seperti perbankan. Tetapi harus dimengerti bahwa mata
uang asing (foreigncurrency) sering mengalami pergerakan ketidakstabilan karena
banyak faktor seperti salah satunya penerapan floatingexchangerate (sistem mata
uang mengambang) yang diterapkan oleh Bank Indonesia dalam kebijakan
moneternya.
Situasi pinjaman dalam mata uang asing menjadi bertambah parah jika seandainya
pinjaman tersebut lebih banyak dipakai untuk bisnis di dalam negeri dan pangsa
pasarnya pun berada di dalam negeri. sehingga pada saat nilai tukar mata uang
asing mengalami fluktuasi yaitu seperti rendahya mata uang domestic rupiah
dibandingkan dengan mata uang asing yaitu dolar Amerika, dan para pengusaha
harus mengembalikan pinjaman itu dengan situasi yang rugi, sehingga jika ini
terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan organsasi tersebut bangkrut.
6
2.4 standard moneter
Standard moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas nilai standard nilai
uang termasuk didalamnya peraturan tentang ciri/ciri sifat-sifat dari uang ,
pengaturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam maupun kertas),ekspor-
impor logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan semangat
deposit (simpan yang setiap saat dapat diambil
Secara umum standard moneter yang digunakan dsaat ini ada 2 kategori yang
dapat disimpulkan yaitu
A. Standar barang
Standar barang ini adalah dengan menjadikan barang sebagai acuan
penilaian dalam setiap transaksi yang dilakukan di pasar. Standar barang
yang lazim dipergunakan disini ada tiga yaitu :
-standar emas
- standar perak
-standar kembar
7
Menurut Nazir (1988:38):
Kurs adalah harga satu satuan mata uang asing dalam uang dalam negeri. Dengan
kata lain kurs adalah harga suatu mata uang jika ditukarkan dengan mata uang
lainnya. Nilai tukar yang sering digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap
dollar. Karena dollar adalah mata uang yang relatif stabil dalam perekonomian.
Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri
terhadap mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung
dari sifat pasar. Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan
permintaan dan penawaran.
Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 1999:192) yaitu :
a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara.
b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs rill
yang dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari
suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.
Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis sistem
nilai tukar yang digunakan oleh suatu negara Nellis (2000:217)
Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang suatu negara semata-
mata ditentukan dari adanya permintaan dan penawaran mata uangnya dalam
bursa pertukaran mata uang internasional. Sistem nilai tukar mengambang
didefenisikan sebagai hasil keseimbangan yang terus menerus berubah sesuai
dengan berubahnya permintaan dan penawaran dipasar valuta asing.
8
Pemerintah dapat mempertahankan suatu kebijakan yang menjaga agar nilai mata
uangnya tetap pada tingkat yang stabil dengan menginterfensi dipasar devisa.
Pada sistem nilai tukar tetap ini mata uang suatu negara ditetapkan secara tetap
dengan mata uang asing tertentu.
Sistem ini berlaku pada situasi dimana nilai tukar ditentukan berdasarkan
permintaan dan penawaran, tetapi Bank Central dari waktu ke waktu ikut campur
tangan guna menstabilkan nilainya.
Secara garis besar, ada dua sistim kurs yang digunakan oleh suatu negara yaitu:
Boediono:1992 (dalam, www.Google.co.id)
Sistem kurs fleksibel ini memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positifnya meliputi: meningkatnya efisiensi alokasi faktor-faktor produksi,
mengurangi beban pemerintah dalam mengatasi ketidakseimbangan neraca
pembayaran internasional, nilai kurs lebih stabil, karena pasar valuta asing adalah
sangat kompetitif serta penawaran dan permintaan sangat elastis terhadap harga.
9
Selain dampak positif, sistem kurs fleksibel juga ada dampak negatifnya yaitu:
timbulnya kegiatan spekulasi, adanya ketidakstabilandidalam lalu lintas
pembayaran internasional sehingga dapat mengurangi volume perdagangan.
Pada dasarnya, kurs yang stabil dapat timbul secara: aktif dan pasif. Sistem kurs
stabil yang timbul secara aktif ini, pemerintah harus menyediakan dana untuk
tujuan stabilisasi kurs (stabilizationfund). Sedangkan sistem kurs stabil yang
timbul secara pasif, digunakan pada negara yang menggunakan standar emas.
Sama halnya dengan sistem kurs fleksibel, sistem kurs stabil juga memiliki
dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya meliputi: nilai kurs lebih
stabil sehingga dapat menjaga kestabilan lalulintas pembayaran internasional,
sehingga dapat mencegah penurunan volume perdagangan, dapat mencegah
tindakan spekulasi yang dilakukan para pedagang valuta asing. Dampak
negatifnya yaitu: pemerintah harus menyediakan dana yang sangat besar untuk
melakukan stabilisasi kurs, terutama untuk mencegah kenaikan kurs valuta asing.
Pada sistem kurs stabil ini, biasanya pemerintah menghadapi keterbatasan
penyediaan cadangan devisa valuta asing.
Kurs yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sitem kurs mengambang terkendali
dimana dalam hal ini kurs valuta asing ditentukan oleh kekuatan pasar sampai
pada tingkat tertentu dan jika telah melewati batas akan segera distabilkan oleh
intervensi pemerintah. Kurs akan selalu mengalami perubahan, apabila terjadi
kenaikan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik disebut depresiasi
dan apabila terjadi penurunan harga valuta asing dalam satuan mata uang
domestik akan disebut apresiasi.
10
a. Perubahan dalam cita rasa masyarakat
e. Perkembangan ekonomi
Jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar kurs dalam negeri terdepresiasi
terhadap kurs dollar maka unag kuasi akan mengalami peningkatan, apabila faktor
lain tetap. Masyarakat akan cenderung menukarkan rupiah yang mereka miliki
dengan valuta asing ke Bank, dengan demikian akan meningkatkan jumlah uang
kuasi dalam bentuk valuta asing. Tabungan masyarakat meningkat dalam bentuk
valuta asing. (Sukirno, 2003:360)
Keinginan dari penduduk suatu negara untuk memperoleh sesuatu jenis mata uang
asing dapatlah dipandang sebagai permintaaankeatas valuta asing oleh penduduk
negara kita. Keinginan atau permintaan tersebut memberikan gambaran tentang
besarnya jumlah suatu valuta asing tertentu yang ingin diperoleh penduduk suatu
negara. (Sukirno, 2003:358)
Kunci untuk memahami fluktuasi kurs jangka pendek adalah pemahaman bahwa
kurs pada prinsipnya adalah harga aset-aset domestik (dalam mata uang domestik,
termasuk simpanan bank) yang dinilai dalam aset-aset luar negeri (dalam mata
11
uang asing, termasuk simpanan bank). Dengan demikian, analisis fluktuasi kurs
jangka pendek dapat dikaitkan dengan analisis permintaan dan penawaran biasa.
Esensi dari sistem nilai tukar adalah komitmen dari Bank Sentral untuk
membiarkan jumlah uang beredar menyesuaikan berapapun nilai tukar yang
ditetapakan. Selain itu selama Bank Sentral siap membeli mata uang asing pada
nilai tukar yang ditetapkan, jumlah uang beredar menyesuaikan secara otomatis
pada tingkat yang diperlukan. (Mankiw, 2003:314)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu faktor
fundamental meliputi, indikator-indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga,
perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank
Sentral. Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan devisa
pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran
tetap, maka harga valuta asing akan naik dan sebaliknya.
Nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh aliran modal, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Aliran modal ini dipengaruhi oleh tingkat bunga yang
terjadi, kenaikan tingkat bunga akan menyedot uang yang ada pada masyarakat
untuk menabung atau melepas sebagian likuiditasnya ke Bank.
Nilai tukar (kurs) berhubungan positif dengan tingkat suku bunga, dimana
naiknya nilai tukar (rupiah terapresiasi terhadap dollar) akan meningkatkan suku
bunga. Maka masyarakat akan terdorong untuk menambah jumlah tabungan
dengan mengurangi pengeluaran untuk konsumsi, dan melepas Dollar yang
mereka miliki. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan dari peningkatan
bunga tabungan. Peningkatan jumlah tabungan juga akan berpengaruh terhadap
meningkatnya jumlah uang kuasi. (Mankiw, 2003:313)
12
BAB III KESIMPULAN
3.1 kesimpulan
A. Risiko valas merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta
asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan terutama pada saat
dikonversikan dengan mata uang domestik
3.2Daftar pustaka:
13